Anda di halaman 1dari 24

Pertemuan ke:

Proses Manufaktur II
PROSES BUBUT (1)
(TURNING PROCESS)

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


PROSES BUBUT
Proses Bubut: adalah salah satu proses pemesinan yang
mengunakan pahat bermata potong tunggal untuk membuang
material dari permukaan benda kerja yang berputar

Prinsip kerja:
- Benda kerja berputar untuk
melakukan pemotongan
- Pahat bergerak pada arah
linier untuk melakukan
pemakanan (feed)

Bentuk pemukaan yang dihasilkan: selindris dan rata

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


MESIN BUBUT
Komponen utama:
- Kepala tetap
(headstock): unit
penggerak untuk
memutarkan spindel
yang benda kerja.
- Kepala lepas
(tailstock): tempat
pemasangan senter
untuk mendukung
ujung benda kerja.
- Spindel (spindle): tempat pemasangan benda kerja
- Tempat pahat (tool post): tempat dudukan pahat yang dipasang
di atas carriage

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


- Pembawa (carriage): bergerak sepanjang rel untuk memberikan
pemakan pahat sejajar sumbu spindel
- Rel (way): pengarah atau tempat berjalan carriage
- Poros ulir (lead screw): carriage digerakkan oleh poros ulir yang
berputar pada kecepatan tertentu untuk mendapatkan
kecepatan pemakanan yang diinginkan
- Alas (bed): rel dirancang di atas alas mesin bubut, dapat
memberikan kekakuan pada rangka mesin perkakas.

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


Jenis Mesin Bubut:
- Mesin Bubut Horizontal; sumbu spindel horizontal, ini
cocok untuk membubut benda kerja yang panjangnya
lebih besar dari diameter.
- Mesin Bubut Vertikal;
spindel berputar pada
sumbu vertikal,
digunakan untuk
pekerjaan di mana
diameter relatif besar
terhadap panjang dan
pekerjaan berat
Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal
Ukuran mesin bubut:
- Ditunjuk oleh ayunan dan jarak maksimum antar a
dua senter.
- Ayunan adalah diameter benda kerja maksimum
yang dapat diputar oleh spindel, ditentukan sebagai
dua kali jarak antara sumbu spindel dan rel mesin.
- Jarak maksimum antar senter menunjukkan
panjang maksimum benda kerja yang dapat
dipasang antara headstock dan tailstock.
- Misalnya, 350 mm x 1.2 m, mesin bubut
menunjukkan bahwa ayunan adalah 350 mm dan
jarak maksimum antara senter adalah 1,2 m.
Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal
OPERASI MESIN BUBUT
Berbagai bentuk produk dan pahat proses bubut:

(a) facing,
(b) taper turning,
(c) contour turning,
(d) form turning,

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


(e) chamfering,
(f) cutoff,
(g) threading

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


(h) boring,
(i) drilling,
(j) knurling

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


PERLENGKAPAN MESIN BUBUT

Ada empat metode umum


yang digunakan untuk
memasang beda kerja:

(a) Pemasangan kerja


antara dua senter
dengan menggunakan
dog,
(b) Menggunakan chuck
tiga rahang (three-jaw
chuck)

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


PERLENGKAPAN MESIN BUBUT

(c ) Menggunakan collet,
(d) Menggunakan chuck
empat rahang atau plat
rata (face plate); untuk
benda kerja tidak
selinder
Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal
JENIS PAHAT BUBUT

Jenis pahat bubut berdasarkan arah gerak pemakanan:


a) pahat kiri; b) pahat potong; c) pahat kanan; d) pahat rata;
e) pahat radius; f) pahat alur; g) pahat ulir; h)pahat muka;
i) pahat kasar

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


GEOMETRIS PAHAT BUBUT

Bentuk sudut pahat bubut


dipengaruhi oleh jenis
material yang dibubut
material pahat itu sendiri.

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


Pahat HSS

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


PEMASANGAN PAHAT BUBUT
• Letak ujung sisi pemotong
pahat harus setinggi
sumbu benda kerja
• Jika letak pahat di atas
sumbu, maka garis sumbu
dan sudut tatal akan
membuat sudut lebih besar
dan sudut bebasnya
berkurang. Akibatnya sisi
depan bagian bawah akan
masuk lebih dalam pada
bagian benda kerja sehingga
akan terjadi gesekan .

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


• Jika letak pahat di bawah
sumbu, maka besarnya
sudut antara garis sumbu
dan sudut tatal akan
berkurang, dan sudut
bebasnya menjadi besar,
akibatnya benda kerja
akan terangkat.

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


• Untuk menghindari
getaran pada pahat maka
pahat harus dipasang
sependek mungkin pada
tool post.
• Mengatur tinggi
rendahnya pahat dapat
menggunakan plat logam
yang tipis.

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


PARAMETER PROSES BUBUT

dua gerakan:
- gerak potong
- gerak makan

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


Parameter operasi bubut:
 Kecepatan potong (cutting speed):

V = kecepatan potong; (m/menit)


D = diameter benda kerja; (mm)
Do = diameter awal
Df = diameter akhir
N = putaran spindel; (putaran/menit)

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


 Kecepatan makan (feed rate):

fr = kecepatan makan; (mm/menit)


f = gerak makan (feed); (mm/putaran)

 Waktu pemotongan (cutting time):

atau

Tm = waktu pemotongan; (menit)


L = panjang pemotongan; (mm)
V = kecepatan potong; (m/menit)

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


 Kedalaman Potong (Depth of cut):

d = kedalaman potong; (mm)

 Kecepatan pembuangan material


(Material Removal Rate):

MRR = kecepatan pembuangan material;


(volume/menit)

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


PROSES BUBUT RATA
 Reduksi diameter
(turning)

 Meratakan
permukaan (facing)

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


Contoh:
Baja stainless 304 berdiameter 14 mm ingin direduksi
diameternya menjadi 12,5 mm sepanjang 150 mm dengan
menggunakan mesin bubut. Putaran spindel yang dipilih
450 rpm dan gerak pahat untuk pemakanan 0,02 mm/put.
Tentukan kecepatan potong, waktu pemotongan dan
kecepatan pembuangan geram.

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal


TERIMA KASIH

Dr. Muhammad Yusuf, ST, MT Jurusan Teknik Mesin Unimal

Anda mungkin juga menyukai