Anda di halaman 1dari 4

YAYASAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM INDONESIA

LEMBAGA BANTUAN HUKUM PALEMBANG


Jl. HBR Motik Kel. Karya Baru, Kec. Alang-alang Lebar
Kota Palembang, Sumatera Selatan.
E-mail : lbhplg@gmail.com, Telepon : (0711) 5610122

Palembang, 25 Oktober 2020

Nomor : 10/SK/LBH-Plg/X/2020
Lampiran : 1 (Satu) berkas
Perihal : Gugatan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

Kepada Yth,
Ketua Pengadilan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Negeri Palembang
Di
Palembang

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :

PUTRI SEPTIANI, S.H., M.H. adalah advokat pada kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Palembang yang
beralamat di Jl. HBR Motik Kel. Karya Baru, Kec. Alang-alang Lebar Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Sesuai dengan Surat Kuasa Khusus tertanggal 18 Oktober 2020 (terlampir) bertindak untuk atas nama Klien
saya yaitu :
Nama : Herlin Widya
Tempat/tgl. Lahir : Palembang, 23 Oktober 1990
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Karyawan PT. INTERBIS SEJAHTERA
Jabatan : Staff Produksi
Alamat : Jl. Mr. Sudarman Ganda Subrata, Suka Maju, Kec. Sako, Kota Palembang,
Sumatera Selatan

Nama : Defa Nur Annisa


Tempat/ tgl. Lahir : Palembang, 14 April 1991
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Karyawan PT. INTERBIS SEJAHTERA
Jabatan : Staff Produksi
Alamat : Jl. Perindustrian 2, Kebun Bunga, Sukarami, Kota Palembang Sumatera Selatan.

Selanjutnya disebut-----------------------------------------------------------------------------------PARA PENGGUGAT


Dalam hal ini Para Penggugat hendak menggugat pihak PT. INTERBIS SEJAHTERA, yang karena
jabatannya diwakili oleh Ari Fatur Rahman S.E., M.M., Kewarganegaraan Indonesia, Jabatan Human
Resource Department (HRD), yang berkantor di Jl. HBR Motik, Karya Baru, Kec. Alang-alang Lebar, Kota
Palembang, Sumatera Selatan. Telp. (0711) 411723

Selanjutnya disebut----------------------------------------------------------------------------------------------TERGUGAT
Adapun isi gugatan Penggugat adalah sebagai berikut :
1. bahwa Para Penggugat mulai bekerja di PT. INTERBIS SEJAHTERA terhitung sejak tanggal 22 Juli
2010 dan diberhentikan terhitung sejak tanggal 05 Oktober 2020;-----------------------------------------------
2. bahwa selama bekerja pada Perusahaan milik Tergugat, Para Penggugat telah dua kali menerima
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu, yang rinciannya adalah sebagai berikut :
 PKWT dengan No. 2435/INTERBIS SEJAHTERA/ MD.PKWT-1A/ X-07, berlaku dari tanggal
22 Juli 2010 sampai dengan 22 Oktober 2010;
 Amandemen Pertama PKWT dengan No. 1641/ INTERBIS SEJAHTERA/ DIR.AMD1/ I-08,
berlaku dari tanggal 22 Juli 2010 sampai dengan 22 Juli 2011;
 Perpanjangan PKWT dengan No. 5758/INTERBIS SEJAHTERA/ DIR.PKWT-2A/ X-08,
berlaku dari tanggal 22 Januari 2011 sampai dengan 22 Januari 2012;
 Pembaharuan PKWT menjadi PKWTT dengan No. 6401/INTERBIS SEJAHTERA/
DIR.PKWT-3A/ X-09, dari tanggal 02 Februari 2012 menjadi karyawan tetap.

3. bahwa perbuatan Tergugat bertentangan dengan apa yang telah diamanatkan di dalam Pasal 156 ayat
(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yaitu:
1) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon
dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.
2) Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit sebagai
berikut: masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.
3) Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
sebagai berikut: masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas)
tahun, 4 (empat) bulan upah. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) meliputi: penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan
ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa
kerja bagi yang memenuhi syarat;
4. bahwa sebagaimana yang tertuang pada poin 3 di atas, Pasal Pemutusan hubungan kerja diwajibkan
membayar uang pesangon yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3) maka batal demi hukum;----------------------------------------------------------------------------
5. bahwa tindakan Tergugat yang tetap melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Para Penggugat
disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus hanya selama 6 (enam) bulan,
merupakan tindakan yang bertentangan dengan Pasal 164 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yaitu
1) Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena
perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus
selama 2 (dua) tahun.
2) Kerugian perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dibuktikan dengan laporan
keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik.
6. Bahwa Tergugat yang telah melakukan tindakan tidak membayar upah selama 4 bulan berturut-turut
merupakan tindakan yang bertentangan dengan pasal 169 ayat (1) dan ayat (2) yaitu :
1) Pekerja/buruh dapat mengajukan permohonan pemutusan hubungan kerja kepada lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial dalam hal pengusaha melakukan perbuatan
sebagai berikut : tidak membayar upah tepat pada waktu yang telah ditentukan selama 3 (tiga)
bulan berturut-turut atau lebih;
2) Pemutusan hubungan kerja dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pekerja/buruh
berhak mendapat uang pesangon 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan
masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak sesuai
ketentuan Pasal 156 ayat (4).
7. bahwa pemutusan hubungan kerja yang dilakukan Tergugat terhadap Para Penggugat adalah bukan
merupakan kesalahan dari Penggugat. Untuk itu sesuai dengan ketentuan Pasal 156 ayat (1) Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan jo Pasal 27 ayat (1) Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Dan Ganti Kerugian Di Perusahaan, maka Penggugat menuntut kepada Tergugat untuk
membayarkan hak-hak Penggugat akibat dari pemutusan hubungan kerja tersebut berupa :
 Pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2) UU No. 13 tahun 2003;
 Uang Penghargaan Masa Kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) UU No. 13
tahun 2003;
 Uang Penggantian Hak yang seharusnya diterima sebagaimana ketentuan Pasal 156 ayat (4) UU
No. 13 tahun 2003.
Dengan Perincian sebagai berikut :
Masa kerja 10 tahun 3 bulan
 Pesangon :
(9 Bulan x Rp. 3.200.000,-) x 2 = Rp. 57.600.000,-
 Uang Penghargaan Masa Kerja :
4 bulan x Rp. 3.200.000,- = Rp. 12.800.000,-
 Uang penggantian hak berupa
penggantian perumahan serta
pengobatan dan perawatan sebesar :
15% x Rp. 70.400.000,- = Rp. 10.560.000,- +
Jumlah = Rp. 80.960.000,-

8. bahwa dengan adanya kekhawatiran akan timbul permasalahan pada saat pelaksanaan eksekusi,
Penggugat mohon kepada Majelis Hakim untuk menghukum Tergugat membayar uang paksa
(Dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- perhari setiap keterlambatan atau kelalaian Tergugat dalam
melaksanakan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap;-----------------------------------------------------
Berdasarkan dalil-dalil di atas, Penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Palembang Cq Majelis Hakim yang mengadili perkara ini berkenan memanggil Penggugat
dan Tergugat untuk diperiksa dan selanjutnya memberi putusan dengan amar sebagai berikut :

DALAM POKOK PERKARA


1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya.
2. Menyatakan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan Tergugat terhadap Para Penggugat adalah
pemutusan hubungan kerja sepihak yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Menghukum Tergugat untuk membayar uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2)
UU No. 13 Tahun 2003, uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) UU
No. 13 Tahun 2003, uang penggantian hak sesuai dengan ketentuan Pasal 156 ayat (4) UU No. 13 Tahun
2003 dengan perincian sebagai berikut :
Masa kerja 10 tahun3 bulan
Pesangon :
(9 Bulan x Rp. 3.200.000,-) x 2 = Rp. 57.600.000,-
Uang Penghargaan Masa Kerja :
4 bulan x Rp. 3.200.000,- = Rp. 12.800.000,-
Uang penggantian hak berupa
penggantian perumahan serta
pengobatan dan perawatan sebesar :
15% x Rp. 70.400.000,- = Rp. 10.560.000,- +
Jumlah = Rp. 80.960.000,-

4. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (Dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- perhari setiap
keterlambatan atau kelalaian Tergugat dalam melaksanakan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap.
5. Memerintahkan kepada Tergugat untuk memberikan surat pengalaman kerja kepada Penggugat dengan
dasar PHK adalah efisiensi.

Apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berpendapat lain, mohon putusan lain yang seadil-adilnya
menurut hukum, keadilan dan kebenaran dalam peradilan yang baik dan benar (Ex Aequo et Bono).
Demikianlah gugatan ini disampaikan, atas perhatian Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Palembang Cq Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perselisihan ini kami ucapkan terima
kasih.

Hormat Kami
Kuasa Hukum Penggugat,

Putri Septiani, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai