Modul Pelatihan: Studi Kelayakan Pembangunan Mikrohidro
Modul Pelatihan: Studi Kelayakan Pembangunan Mikrohidro
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN
PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
2010
IMIDAP
Integrated Microhydro Development and Application Program
IMIDAP-M-012-2010
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN
PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Cetakan : 1 2 3 4 5
IMIDAP
Integrated Microhydro Development and Application Program
DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
www.djlpe.esdm.go.id
www.imidap.org
2010
DAFTAR ISI
v
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
vi
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
vii
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
viii
BAB I
PENDAHULUAN
SILABUS
I. METODOLOGI
1. Tatap Muka : Peserta pelatihan berada dalam satu ruangan untuk
mendapatkan informasi satu arah mengenai PLTMH
dari fasilitator.
2. Multimedia : Peserta pelatihan mendapatkan informasi mengenai
PLTMH melalui pemutaran film, slide, foto slide, foto
digital, dsb.
3. Diskusi : Peserta pelatihan membahas materi yang disampaikan
oleh fasilitator bersama peserta lainnya dengan arahan
dari fasilitator.
4. Praktikum : Peserta pelatihan melakukan praktek lapangan untuk
memperdalam materi yang diperoleh di kelas
didampingi fasilitator.
5. Tugas : Peserta pelatihan diharapkan mampu menyelesaikan
soal-soal yang diberikan fasilitator pada akhir
pelatihan sebagai alat ukur kompetensi terhadap
materi yang telah diberikan.
BAB I. PENDAHULUAN
1
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum
Peserta pelatihan dapat mengetahui serta memahami tahapan-
tahapan dalam melakukan studi kelayakan PLTMH.
Tujuan Khusus
1. Peserta pelatihan dapat mengetahui serta memahami tahap
persiapan dalam studi kelayakan PLTMH.
2. Peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami tahap
penilaian dalam studi kelayakan PLTMH.
Materi Pelatihan
Tahap Persiapan
1. Faktor Utama/Primer
1. Tinggi jatuh (Head)
2. Debit air
3. Jarak beban (konsumen) dari pembangkit
4. Daya terbangkit VS kebutuhan beban
2. Faktor Sekunder
1. Kondisi geografis dan resiko teknis
2. Kondisi sosial ekonomis masyarakat
3. Jenis konsumen/kepadatan
4. Status kepemilikan lahan
5. Pemanfaatan air
6. Dampak terhadap lingkungan sekitar
2
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Tahap Penilaian
1. Desk studi
2. Survey Lapangan
1. Pre-Feasibility Study (Pra Studi Kelayakan)
2. Feasibility Study (Studi Kelayakan)
3. Detail Engineering Design (DED)
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum
Peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami berbagai
aspek dalam melakukan studi kelayakan PLTMH.
Tujuan Khusus
1. Peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami aspek
teknis dalam studi kelayakan PLTMH.
2. Peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami aspek non
teknis dalam studi kelayakan PLTMH.
Materi Pelatihan
Aspek Teknis
1. Survai Topografi
2. Pengukuran Tinggi Jatuhan Air (Head)
3. Studi Hidrologi
4. Studi Geologi
5. Studi Konstruksi Sipil
3
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum
Peserta pelatihan dapat mengetahui serta memahami prinsip-
prinsip dasar penyusunan Rencana Anggaran Biaya
Tujuan Khusus
1. Peserta pelatihan dapat mengetahui standar penyusunan
analisa harga satuan.
2. Peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami berbagai
komponen atau variable biaya.
3. Peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami dasar-
dasar perhitungan volume pekerjaan atau bill of quantity.
4. Peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami alur
perhitungan dan penyusunan Rencana Anggaran Biaya dari
data-data yang terkumpul.
4
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Materi Pelatihan
1. Standar Analisa Harga Satuan konstruksi
2. Penyusunan Harga satuan
3. Perhitungan Volume pekerjaan atau Bill of Quantity
4. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum
Peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami prinsip-
prinsip dasar analisa keuangan untuk kelayakan PLTMH.
Tujuan Khusus
1. Peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami konsep
pembuatan analisa keuangan untuk PLTMH.
2. Peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami analisa
keuangan untuk skema isolated dan grid connected.
3. Peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami variable
biaya dari operasional PLTMH beserta resikonya.
4. Peserta pelatihan dapat mengetahui dan memahami
perhitungan pemasukan dari operasional PLTMH.
5. Peserta pelatihan dapat membuat rencana laporan keuangan
PLTMH.
Materi Pelatihan
1. Komponen Laporan Keuangan dan Struktur Laporan
keuangan untuk PLTMH
5
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
6
BAB II
TAHAP PERSIAPAN PROYEK
7
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
8
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
9
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
10
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
11
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
12
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
TUGAS
13
BAB III
INVESTIGASI DAN ANALISA LAPANGAN
15
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
16
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
17
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
18
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
19
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
20
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
21
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Q =A.v
dengan:
Q = debit air, dalam m³/dtk
A = luas penampang aliran air, dalam m²
v = kecepatan aliran air, dalam m/dtk.
v = c . (d / t)
dengan:
v = kecepatan aliran air, dalam m/dtk
22
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
A = (4 d1 + 2 d2 + 4 d3 + . . . + 4 dn) (w/3)
dengan:
A = luas penampang aliran air, m2
d1, d2,. . . , dn = kedalaman sungai atau saluran air, m
w = lebar interval antar titik pengukuran kedalaman sungai
atau saluran, m.
A = W . drata-rata
dengan:
23
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Gambar 4. Kriteria Disain Weir yang Digunakan dalam Pengukuran Debit Air
24
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Q = 1,4 . h 5/2
dengan:
Q = debit air yang melalui weir, dalam m³/dtk
h = tinggi air yang melimpah pada weir (lihat sketsa di
atas), dalam m.
Q = 1,9 . L. h ³/²
25
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
dengan:
Q = debit air yang melalui weir, dalam m³/dtk
L = panjang tempat pelimpahan air pada weir (lihat sketsa
di atas), dalam m
h = tinggi air yang melimpah pada weir (lihat sketsa di
atas), dalam m
P = g x Q x H x πt
dimana :
P = Perkiraan daya yang dihasilkan (kW)
g = Gravitasi (m/det²) ------ 9.8 m/det²
Q = Debit air (m³/det)
H = Tinggi jatuhan efektif (m)
πt = Efisiensi total pembangkit ---- 65%
26
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
dilakukan dalam penentuan FDC baik melalui metoda area tadah hujan
maupun metoda korelasi adalah pencatatan debit air, Q (flow, m^3/sec)
pada lokasi intake yang direncana. Hasil plot FDC akan menentukan
kesimpulan perencanaan debit air (Q) yang akan diambil sebagai patokan
dalam perhitungan, dimana Q diambil di bawah FDC.
27
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
28
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
3.1.5.1.1 Bendung
1. Dimensi Bendung.
29
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
2. Hidrolis Bendung.
Lebar efektif bendung
Bef = Bt - 2 (nKp + Ka) H1
dimana;
Bef = lebar efektif bendung (m).
Bt = lebar total bendung (m)
n = jumlah pilar
Kp = koefesien kontraksi pilar
30
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
31
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
3. Gaya gempa.
Gaya ini tergantung dengan lokasi pekerjaan, yang biasanya
mengacu dengan peta gempa Indonesia. Faktor gempa minimum
adalah 0.1 g (percepatan gravitasi).
32
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
4. Berat bangunan.
Berat bangunan bergantung kepada bahan yang dipakai untuk
membuat bangunan itu sendiri, misalnya pasangan batu 2.2 t/m³,
beton bertulang 2.4 t/m³, dan seterusnya.
5. Reaksi pondasi.
Reaksi pondasi boleh diandaikan berbentuk trapesium dan
tersebar secara linier. Tekanan vertikal pondasi dirumuskan
sebagai berikut :
P = ∑(W)/A + ∑(W).e.m/I
Di mana;
P = tekanan vertikal pondasi
∑(W)= keseluruhan gaya vertikal, termasuk tekanan ke
atas, tetapi tidak termasuk reaksi pondasi.
A = luas dasar pondasi, m²
4. Tinjauan Stabilitas
Bendung hasil perencanaan harus aman terhadap bahaya gelincir
(sliding), bahaya guling (overtuning) dan erosi bawah tanah
(piping).
33
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
34
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
σ = Rv/L (1 ± 6e/L)
35
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
36
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
37
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
v = m . √(2.g.z)
Q = v . a. b.
dimana;
Q = debit rencana
v = kecepatan air di pintu (m/det).
m = koefesien debit ( = 0.80 pengambilan tenggelam).
g = percepatan gravitasi (= 9.8 m/det2).
a = tinggi bersih bukaan (m).
b = lebar bersih bukaan (m).
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan (m).
38
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
39
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
40
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
h 1
m
b
41
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
5. Aksesibilitas
6. Kondisi geografis dan geologi
7. Biaya.
42
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
43
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
44
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
45
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
46
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
3.1.6.1 Turbin
Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi potensial, tekanan
dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerjanya, turbin air dibagi menjadi dua kelompok:
Pemilihan jenis turbin ini berdasarkan spesifikasi lokasi dan potensi yang
ada.
Tabel 2. Spesifikasi Jenis Turbin
47
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Metode yang sering dipakai untuk memilih jenis turbin air adalah dengan
menentukan kecepatan spesifiknya. Kecepatan spesifik (Ns), merupakan
suatu istilah yang dipakai untuk mengelompokkan turbin-turbin atas dasar
unjuk kerja dan ukuran perimbangannya.
48
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
49
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
50
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
mesin agar selalu berada pada daerah kerja yang diperbolehkan. Semua
peralatan listrik didesain untuk beroperasi pada frekuensi dan tegangan
tertentu. Bila beroperasi pada frekuensi dan tegangan yang berbeda dapat
mengakibatkan peralatan listrik cepat rusak.
51
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
52
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
3.1.6.4 Pembumian
Pembangkit yang diinterkoneksikan dengan jaringan yang sudah ada,
maka pembumiannya mengikuti SPLN 88 : 1990, yaitu : ”Pentanahan
Netral Sistem 20 kV Dengan Lebih Dari Satu Sumber Pembangkit”
53
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Foto 7. Transmisi Daya Mekanik yang menggunakan Pulley, Flat Belt, Kopling dan
Plummer Block Bearing
3.1.6.6 Generator
Generator merupakan komponen yang berfungsi merubah energi
mekanik berupa putaran menjadi energi listrik. Generator yang digunakan
biasanya jenis arus bolak balik (AC) dengan frekuensi 50 hz pada putaran
1500 rpm. Energi listrik yang dihasilkan dapat berupa 1 fasa (2 kabel) atau
3 fasa (4 kabel) dengan tegangan 220/380 Volt. Generator diputar oleh
turbin melalui kopel langsung atau melalui puley dan sabuk (belt). Ada dua
jenis generator yang banyak digunakan untuk PLTMH yaitu generator
sinkron dan motor induksi sebagai generator (generator induksi).
54
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
55
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
3.1.7.3 Penghantar
Kabel penghantar digunakan untuk mentransmisikan daya listrik yang
dibangkitkan di generator kepada konsumen dirumah-rumah dan pusat
beban lainnya. Pada PLTMH transmisi listrik dilakukan pada tegangan
56
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
57
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
58
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Spesifikasi Komponen
1. Tiang
• Jenis : tiang beton,
• kekuatan : beban kerja 200 daN, sudah diperhitungkan mampu
menahan tarikan penghantar JTM fassa tiga yang digabungkan
dengan JTR Semi Underbuild dan juga mampu menahan beban
trafo maksimum 50 kVA.
• Panjang : 9 meter
2. Penghantar
• Penghantar almunium senyawa (AAAC). Ketentuan dan syarat-
syarat penghantar AAAC ini sesuai dengan SPLN 41-8 : 1981.
Penghantar nominal penghantar 70 mm2.
3. Isolator
• Jenis “isolator tonggak saluran “ (line post, ANSI 57-2) atau
59
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
60
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
61
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Gambar 18. Aksesoris yang biasa digunakan untuk Tiang Jaringan PLTMH
62
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
1. Sekering
Sekering dipergunakan untuk melindungi jaringan listrik terhadap
gangguan arus lebih. Sekering terdiri dari penghantar kecil yang dapat
melebur, biasanya terbuat dari perak, timah, seng atau paduan logam
lainnya yang mempunyai titik lebur rendah.
Untuk sistem tegangan rendah, fungsi sekering sebagai pengaman ini
dapat digantikan dengan menggunakan MCB (Mini Circuit Breaker).
63
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
64
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
65
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
1. Ekonomi
2. Demografi
3. Lingkungan
4. Kelembagaan
5. Potensi konsumen
6. Cara pendekatan kepada masyarakat
7. Sumber daya manusia untuk mengelola PLTMH
Dari tahap ini, akan keluar penilaian layak tidaknya dibangun PLTMH
pada lokasi tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan kriteria-kriteria dari setiap
kelompok bidang yang ditelaah tersebut. Beberapa contoh kasus akan
menjadi referensi bagi kriteria-kriteria tersebut mengenai layak tidaknya di
suatu lokasi dibangun PLTMH.
66
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
67
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
68
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
69
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
70
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sumber daya alam yang akan
dimanfaatkan dalam pembangunan PLTMH yang tersedia di desa
tersebut. Sumber-sumber daya tersebut adalah batu, pasir, kayu. Perlu
diperhatikan juga tingkat kesukaran/kemudahan untuk memperoleh
bahan-bahan bangunan tersebut. Dalam pembangunan PLTMH
diperlukan material hasil industri. Bahan-bahan tersebut diantaranya
adalah semen, pipa, kabel, dan perlengkapan listrik. Untuk itu perlu
diketahui tempat memperoleh material tersebut yang paling dekat ke
lokasi dan cara pengangkutannya.
71
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
mereka ini yang dianggap sebagai calon konsumen dan menjadi dasar
dalam perhitungan ekonomis pembangunan PLTMH. Calon konsumen
itu menjadi potensial apabila mempunyai kemampuan untuk membayar
energi yang dikonsumsinya itu (berdaya beli).
Ada beberapa hal yang harus diketahui untuk menentukan calon
konsumen yang benar-benar potensial, yaitu : pendapatan dan
pengeluaran penduduk per rumah tangga setiap bulannya, dan nilai
tabungan per keluarga. Informasi yang perlu digali antara lain :
1. Jumlah atau persentase penduduk yang tinggal menetap di desa:
Sebaiknya dipisahkan antara penduduk yang benar-benar
menetap dan bekerja di desa tersebut dengan penduduk yang
hanya sekedar menetap di desa tersebut tetapi mencari
nafkah/bekerja di desa/tempat lain di luar desa.
2. Jenis pekerjaan, dibuat prosentase terhadap jumlah penduduk
yang usia kerja dan penduduk keseluruhan : Ini untuk mengetahui
tingkat beban yang harus ditanggung oleh kelompok usia
kerja/umur produktif.
3. Jumlah penghasilan penduduk per kepala keluarga dan per kapita
per bulan: Penghasilan yang diperoleh ini sebaiknya dipisahkan
antara penghasilan yang didapat karena pekerjaannya dan yang
bukan karena pekerjaannya (warisan, bunga tabungan,
pemberian).
4. Jenis-jenis pengeluaran dan besarnya per bulan: Dibuat
berdasarkan keluarga, masingmasing anggota keluarga, dan
kelompok umur.
5. Jumlah penduduk yang berminat menjadi konsumen: Dibuat data
72
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
73
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
74
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
75
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
76
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
7. Gender
8. Perubahan-perubahan yang terjadi selama ini (pengaruh apa, lama
perubahan).
77
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
78
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
TUGAS :
79
BAB IV
PERKIRAAN BIAYA
81
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Setiap lokasi biasanya memilki standar harga material dan upah masing-
masing, sumbernya dapat dilihat pada jurnal bahan bangunan, SK.
Gubernur atau data sekunder lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan, data-data sekunder tersebut kemudian
dikombinasi dengan hasil survai lapangan.
Untuk menyusun analisa harga satuan digunakan koefisien standar SNI
2002 atau SNI yang terbaru jika ada. Standar ini menetapkan indeks
bahan bangunan dan indeks tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap
satuan pekerjaan konstruksi yang dapat dijadikan acuan dasar yang
seragam bagi para pelaksana kontruksi. Namun acuan tersebut
merupakan acuan standar konstruksi di tempat yang mudah mobilisasinya
sehingga untuk lokasi-lokasi PLTMH yang biasanya terdapat di daerah
pedalaman variable transport harus dikoreksi sesuai dengan kondisi
masing-masing lokasi.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan
estimasi biaya pembangunan PLTMH:
1. Lokasi sumber material diharapkan pada jarak terdekat dengan
lokasi pekerjaan konstruksi
2. Tenaga kerja yang digunakan menggunakan tenaga kerja lokal di
lokasi proyek dengan upah didasarkan pada harga satuan yang
berlaku di wilayah tersebut. Penggunaan tenaga kerja diluar lokasi,
hanya pada tingkatan pengawas dan tukang untuk pekerjaan
tertentu dengan upah didasarkan pada harga yang wajar.
3. Harga satuan material diperoleh dari harga satuan material dan
bahan yang berlaku di wilayah rencana pembangunan PLTMH
dan disesuaikan dengan faktor lokasi proyek (penyesuaian biaya
transportasi dan pengangkutan)
82
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
Hasil perhitungan analisis harga satuan sesuai jenis pekerjaan dapat dilihat
pada lampiran setiap lokasi rencana pembangunan PLTMH.
83
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
84
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
85
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
4.3.1 Engineering
Komponen engineering pada pembangunan PLTMH dialokasikan untuk
86
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
87
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
4.3.6 Pajak
Komponen pajak dihitung terhadap total pekerjaan meliputi pekerjaan 1,
2, 3, 4 dan 5 di atas. Pajak yang diperhitungkan pada perencanaan ini
adalah PPn sebesar 10%.
88
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
89
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
TUGAS :
90
BAB V
ANALISA EKONOMI DAN FINANSIAL
91
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
92
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
93
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
energi tahunan yaitu jumlah konsumen dikalikan tarif, dan untuk cash out
flow maka dihitung biaya operasional PLTMH seperti gaji operator,
maintenance mesin, dan biaya pelumas.
94
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
2. Ekonomi Makro
• Inflasi
• Suku bunga pinjaman kornersial 12%-18% pa
• Suku bunga deposito 7%
• Tingkat resiko penggunaan equity 5%
95
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
96
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
97
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
98
MODUL PELATIHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN MIKROHIDRO
TUGAS :
99
DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X2 Kav. 7 & 8
Kuningan, Jakarta 12950