Di sebuah sekolah di suatu desa hiduplah 6 orang anak SMK yang sangat bersahabat. Mereka
selalu Bersama selama 3 tahun senang susah mereka lewati Bersama dengan penuh keceriaan, dan
saling tolong menolong jika ada sahabat mereka yang membutuhkan pertolongan. Namun mereka
harus mengalami perpisahan sekolah yang mengharukan.
Di sawah dibawah pohon duduklah 3 orang anak sedang memandangi indah padi menguning
sambal mengobrol.
Indah :”waktu terus berjalan dengan cepat, tak terasa masa masa SMK kita akan berakhir Yuli.”
Yuli :”iya tak terasa masa-masa SMK kita akan berakhir, padahal aku merasa baru kemarin aku
mengenalmu.”
Indah :”iya Yul…ngomong ngomong setelah lulus SMK kamu mau kemana? Lanjutin kuliah atau
langusng kerja?”
Yuli :”aku akan mengambil jurusan managemen bisnis atau ngggak akuntansi, karena aku ingin
nantinya bisa bekerja disalah satu bank.”
Indah&Yuli:”sadiyah kemarilah!!!”
Sadiyah :”oke aku akan kesana.” (sadiyah berjalan menghampiri mereka). Loh kalian kenapa kok
kelihatan murung?”
Yuli :”gak apa-apa kok, aku hanya sedih karena sebentar lagi kita akan melewatkan masa-masa
SMK kita yang penuh dengan keceriaan.
Sadiyah :”kenapa harus bersedih, toh meskipun nantinya kita tidak satu universitas, kita kan masih
bisa bertemu di waktu libur kan!!”
Indah :”bagaimana kalau itu nanti kita bicarakan Kembali di sekolah dengan Wulan, Eva.”
Yuli :”udah sore nih, kita pulang yuk.” (mereka menuju rumah masing-masing)
Keesokan harinya di pagi hari yang cerah, Eva, Wulan, Yuli berjalan menuju kelas untuk
melaksanakan UN terakhir mereka yaitu mata pelajaran B. Indonesia. Sampailah mereka di kelas,
selang beberapa menit pengawas UN memasuki ruang kelas dan ternyata yang mengawasi UN kali
ini adalah wali kelas mereka.
Yuli :”alhamdulillah akhirnya kita semua telah selesai mengerjakan soal-soal dengan
lancar.”
Indah :”iya alhamdulillah, semoga nilai-nilai kita sesuai dengan yang kita harapkan.”
Eva :”aamiin.”
Wulan :”oh ya, pada acara perpisahan nanti kita mau menampilkan apa?”
Keesokan harinya mereka berlatih membaca puisi untuk acara perpisahan nanti.
Sadiyah :”eva apakah kamu sudah membuat kerangka puisimu untuk perpisahan nanti?”
Mereka terus berlatih tak kenal Lelah untuk menampilkan yang terbaik pada acara
perpisahan.
Eva :”husss, kamu apaan sadiyah. Pikiranmu tuh selalu negative thinking, ingat omongan
tuh sama aja dengan doa.”
Wulan :”emangnya kamu mau diantara kita ada yang tidak lulus.”
Sadiyah :”iya maaf teman-teman, maaf atas perkataanku tadi, aku juga tidak bermaksud apa-
apa.”
Indah :”iya kita maafin, tapi lain kali jangan di ulangi lagi.”
Hari ini adalah pengumuman lulus atau tidak lulusnya murid-murid, dan pembagian hasil UN
di mana setiap murid terlihat cemas karena takut hasil UN mereka jelek.
Indah :”duhh aku nerveous banget, takut aku tidak lulus.”
Wulan :”sama aku juga, tapi kita harus yakin bahwa kita pasti akan lulus semua.”
Yuli :”belum dari tadi aku gelisah, aku ragu untuk melihat hasilnya sendirian.”
Nampak Eva berlali terburu-buru menghampiri kita dengan wajah yang ceria.
Wulan :”alhamdulillah.”
Eva :”kenapa harus ragu, ayo kita lihat, aku yakin kalian pasti lulus.”
Indah :”benarkah?”
Eva :”sadiyah kamu ini, tega-teganya udah buat kita panik. Kamu tuh tidak pedulikan
perasaan kita. Aku udan panik banget, kita takut kamu tidak lulus.”
Keesokan harinya adalah hari dimana acara perpisahan berlangsung, pada suasana pagi yang
cerah.
Guru(fazlika) :”anak-anak bagaimana?kalian akan menampilkan apa? Sudah siapkah kalian untuk
tampil.”
Guru(fazlika) :”mari Eva kita keatas panggung yang lain sudah tidak sabar ingin melihat
penampilan kalian.”
Sampailah Eva di atas panggung yang megah ini, para murid-murid bersautan menyambut
penampilan Eva.
Sahabat-sahabatku tercinta.
Ketika Eva telah selesai membacakan puisi tersebut. Eva langusng berlari ke belakang
panggung menemui teman-temannya, mereka menangis dan saling berpelukan.
Eva :”teman-teman aku mohon jangan pernah lupakan aku, meskipun nantinya tidak
satu universitas.”
Yuli :”iya teman, aku saying kalian aku tidak mau kehilangan kalian.”
Guru(fazlika) :”anak-anak.”
Kami :”ibu, maafkan kami jika kami telah banyak merepotkanmu bu, maafkan kami jika
kami telah banyak membuat ibu marah.”(mereka memeluk sang wali kelas)
Guru(fazlika) :”iya, ibu juga minta maaf jika selama ini ibu suka memarahi kalian. Itu demi
kebaikan kalian.”
Guru(fazlika) :”pesan ibu, raihlah cita-cita kalian, teruslah berusaha, berusaha dan tentunya di
iringi dengan doa agar kalian menjadi anak yang sukses.”
Selesai.