Anda di halaman 1dari 7

PENJELASAN STRUKTUR PROPOSAL

III. PENDAHULUAN
Setiap tulisan, khususnya tulisan ilmiah selalu diawali oleh pendahuluan. Pendahuluan
dimaksudkan agar pembaca lebih mudah mengerti dan memahami secara umum isi tulisan yang
ingin dituangkan oleh penulis dalam tulisannya, meskipun tulisan tersebut belum dibaca
seluruhnya oleh pembaca. Karena itu, pendahuluan memuat:
3.1 Latar belakang masalah (situasi problematik).
Latar belakang adalah bagian dari tulisan yang memuat tentang uraian umum yang
dipaparkan oleh penulis untuk mengantarkannya kepada satu masalah diminati untuk dikaji
dalam suatu karya ilmiah. Latar belakang sebuah tulisan akan merupakan sebuah alat bagi
penulis untuk membatasi diri pada satu masalah dari sekian banyak masalah yang mungkin dapat
dikaji. Karena itu, latar belakang belum memuat angka-angka (data) tentang apa yang akan
ditulis, sebab latar belakang baru merupakan pernyataan umum dari penulis tentang alam
pikirannya dan belum merupakan hasil penelitian.

3.2 Perumusan masalah Penelitian dan Persoalan Penelitian


3.2.1 Perumusan masalah
Setelah penulis menguraikan latar belakang (bisa digunakan istilah situasi problematik)
yang sudah memberi gambaran yang jelas tentang masalah yang diminati untuk dikaji, maka
masalah yang digambarkan pada situasi problematik selanjutnya dirumuskan secara ilmiah dalam
satu kalimat pernyataan. Perumusan dalam bentuk kalimat pernyataan karena masalah itulah
yang sekaligus menjadi judul dari sebuah tulisan ilmiah (skripsi). Misalnya, mencermati situasi
probelamtik yang telah dipaparkan di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut
Kegagalan panen padi di Desa A.
3.2.2 Persoalan Penelitian
Banyak penulis yang tidak dapat/ tidak mau membedakan antara masalah penelitian
dengan persoalan penelitian, padahal keduanya berbeda jauh. Persoalan penelitian dari sebuah
masalah penelitian mungkin mengandung beberapa persoalan (katakanlah a,b,c,d...) padahal
yang hendak dikaji mungkin a, atau b,. Dari persoalan itu mungkin penulis ingin mengetahui
proses kegagalannya, atau penyebabnya, misalnya cara penghilangannya, ataukah pemberian
pestisida, dll. Berdasarkan uraian tersebut, maka secara tegas pedoman penulisan ini
membedakan masalah penelitian dengan persoalan penelitian. Perseoalan penelitianlah yang
hendak dijawab untuk selanjutnya menjawab masalah yang telah dirumuskan. Dengan demikian
persoalan penelitian tidak dapat dirumuskan tanpa adanya masalah penelitian. Oleh karena itu,
persoalan penelitian akan merupakan kalimat tanya (apakah, mengapa, dan bagaimana), sehingga
tujuan penelitian yang hendak dicapai dari sebuah tulisan adalah menjawab persoalan penelitian.
Kata tanya yang apat digunakan meruskan persoalan penelitian adalah :
 Apa ? ---------------memberikan gambaran.
 Bagaimana ? ------ menunjuk pada cara atau proses.
 Mengapa ? ------ menunjuk pada analisis.
 Sejauh mana ? ---- sifatnya prediktif atau peramalan.
3.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah menjawab persoalan penelitian yang diajukan. Oleh karena itu
sasaran akhir yang hendak dicapai dari sebuah penelitian (skripsi) adalah terjawabnya apa yang
dipersoalkan dalam penelitian tersebut.

3.4 Manfaat penelitian


Sebuah penelitian bermanfaat bilamana mampu memberikan konstribusi berupa temuan-
temuan baru untuk pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan pada umumnya dan secara
khusus kepada objek yang diteliti, serta bermanfaat bagi pihak lain.

3.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan adalah sebuah susunan/urut-urutan bab demi bab yang akan dikaji
dalam skripsi (lihat di lampiran).

IV. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR


4.1 Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka adalah kumpulan teori yang diacu dari buku-buku karangan para ahli,
artikel-artikel di surat kabar, majalah ilmiah, bahan kuliah, serta pendapat tokoh masyarakat,
untuk dijadikan landasan berpijaknya pelaksanaan penelitian. Teori-teori yang diacu hanyalah
teori yang relevan dengan yang dikaji dalam skripsi. Karena bagian ini merupakan kumpulan
teori, maka pada bagian lain dari sebuah skripsi tidak perlu lagi ada tinjauan pustaka (kutipan)
tentang pendapat seseorang. Didalam tinjauan pustaka memuat konsep-konsep dan defenisi
konsep. Konsep adalah peubah-peubah yang bertautan dengan masalah penelitian yang akan
dikaji. Konsep-konsep tersebut harus diberi batasan atau defenisi agar jelas perannya dalam
pembahasan selanjutnya, apakah konsep tersebut termasuk peubah bebas ataukah peubah gayut.
Pemberian batasan pada konseo juga bingkai bagi si peneliti untuk mengamati dan menganalisis
suatu objek yang diteliti. Misalnya, masalah penelitiannya adalah analisis pengaruh
kompensasi terhadap prestasi kerja karyawan pada perusahaan X di Makale, Kabupaten
Tana Toraja. Konsep-konsep yang terdapat pada masalah tersebut adalah; kompensasi, prestasi
kerja. Kedua konsep ini harus diberi batasan secara teori (berdasarkan tinjauan pustaka) dan
diberi batasan secara operasional, yang dikenal dalam pedoman ini sebagai defenisi operasional.
4.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian
sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang
dilakukan. Penulis mengangkat beberapa penelitian yang relevan sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.

4.3 Kerangka berpikir


Kerangka berpikir merupakan generalisasi penulis terhadap konsep-konsep yang diminati
dalam sebuah tulisan (skripsi). Agar jelas, contoh sebelumnya dilanjutkan. Sehingga kerangka
berpikir pada contoh tersebut adalah sebagai berikut: Kompensasi sebagai imbalan yang
diberikan perusahaan, baik berupa finansial maupun non-finansial terhadap hasil kerja
yang telah diberikan seseorang karyawan kepada perusahaan. Apabila kompetensi yang
diberikan perusahaan kepada karyawan seimbang dengan hasil kerja yang diberikan
karyawan kepada perusahaan, maka pihak karyawan akan selalu termotivasi untuk
meningkatkan hasil kerjanya. Dengan demikian besarnya nilai kompensasi akan mampu
meningkatkan hasil kerja karyawan. Berdasarkan generalisasi tersebut, maka kerangka
berpikir dirumuskan sebagai berikut:
Skema 4.1
Kerangka Berpikir

Kompetensi Prestasi kerja karyawan


Bertitik tolak pada kerangka berpikir tersebut dapatlah ditentukan jenis peubah pada penelitian
yang akan dikaji selanjutnya. Peubah bebas pada penelitian tersebut adalah kompensasi,
sedangkan perubah gayutnya prestasi kerja karyawan.

4.4 Defenisi Operasional


Defenisi operasional diperlukan untuk lebih membatasi diri peneliti hanya membahas
konsep-konsep yang telah dipilih pada sebuah penelitian yang diminati. Konsep-konsep yang
telah diberi batasan secara teori pada bagian “4.1” di atas selanjutnya diberi batasan operasional.
Misalnya contoh di atas dilanjutkan, maka defenisis operasionalnya adalah :
1. Kompensasi adalah besarnya jumlah uang yang diberikan oleh perusahaan X
kepada karyanya dalam bentuk gaji tetap yang dibayarkan setiap bulan.
2. Prestasi kerja karyawan adalah besarnya partisipasi kerja karyawan yang
disumbangkan kepada perusahaan X yang dapat diukur dari tingkat kesuksesan
karyawan menyelesaikan tugas-tugasnya.

4.5 Hipotesis kerja


Bertitik tolak dari pendekatan teoritis atau kerangka, maka peneliti dapat memberi
jawaban tentang masalah yang diteliti yang diformulasikan dalam bentuk hipotesis. Jadi hipotesis
adalah merupakan jawaban sementara yang masih perlu dilakukan pengujian tentang
kebenarannya. Perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, misalnya
penelitian eksploratif.

V. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ilmiah metode penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami
objek yang sedang diteliti. Pada cara kerja melekat teknik yaitu alat yang diguanakan dalam
suatu cara kerja tertentu. Oleh karena itu, metode bukan hanya cara kerjanya saja melainkan
termasuk juga didalamnya alat yang digunakan. Metode peneltiian dipilih dengan
mempertimbangkan keserasian dengan objek yang diteliti dan bukan sebaiknya. Misalnya, bila
objek yang diteliti adalah petani padi sawah di Desa Anu, maka metode yang dipilih adalah
metode survai.
Metode penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan
dengan objek penelitian dari cabang-cabang ilmu tertentu.

5.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dipilih oleh seorang peneliti tergantung kepada maksud dan tujuan
penelitian. Penelitian dengan tujuan-tujuan tertentu dibedakan ke dalam:
1. Penelitian menjelajah bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai gejala tertentu,
atau untuk memperoleh ide-ide baru mengenai suatu gejala dengan maksud untuk
merusmukan masalahnya secara lebih rinci atau untuk menurunkan hipotesis-hipotesis, karena
belum ada referensi untuk mendeduksi hipotesis.
2. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu,
keadaan, gejala atau hal-hal yang kshus dalam masyrakat. Peneltiian ini berusaha untuk
memberikan gambaran yang cermat dan lengkap tentang objek yang diteliti. Bisanya sudah
banyak referensi yang dapat dipakai sebagai panduan untuk menurunkan hipotesis-hipotesis,
tetapi bisa saja hipotesis-hipotesis belum dapat diturunkan karena gejalanya belum
membentuk suatu pola pikir yang sistematik, oleh karena itu perlu adanya ketegasan tentang
defenisi konsep-konsep yang akan diamati.
3. Penelitian deskriptif dapat pula menggunakan data kwantitatif untuk menguji hipotesis.
Termasuk dalam jenis penelitian ini, diantaranya adalah metode sensus, metode survai,
metode kasus.

5.2 Satuan analisis dan satuan pengamatan


Satuan analisis adalah suatu keberadaan atau populasi yang tentangnya dibuat simpulan
atau keterampilan empirik. Sedangkan satuan pengamatan atau sampel adalah bagian dari
populasi yang diamati. Perlu dijelaskan di sini bahwa bilamana populasi dari suatu objek
penelitian jumlahnya memungkinkan untuk diamati semua, maka pemahaman tentang satuan
analisi tidak berbeda dari pengertian satuan pengamatan. Atau dapat dirumuskan secara
matematis SP ≤ SA, dimana SP adalah satuan pengamatan dan SA adalah adalah satuan analinis.
Oleh karena itu, pada bagian ini peneliti harus menyatakan secara tegas mengenai satuan
analisisnya dan satuan pengamatannya.
5.3 Teknik dan Prosedur pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara atau proses yang sistematis dalam
pengumpulan data, penacatatan dan penyajian fakta untuk tujuan tertentu. Pada bagian ini harus
tegas dan jelas mengenai teknik yang digunakan dalam pengumpulan data. Teknik yang
digunakan harus penad (relevan) dengan masalah penelitian yang akan dikaji. Misalnya dalam
bentuk angket. Teknik ini mempermudah responden memilih kategori jawaban yang dinyatakan
dalam kausioner.
Setiap jenis data dapat dikumpulkan melalui salah satu teknik pengumpulan data.
Perbedaannya hanyalah pada cara menghasilkan data yang dimaksud, terutama dalam
hubungannya dengan pengolahan data dan penyajian data. Secara umum teknik pengumpulan
data dibedakan ke dalam teknik pengamatan langsung dan teknik pengamatan tidak langsung.
Dalam suatu penelitian jarang dijumpai hanya digunakan satu teknik pengumpulan data. Teknik
pengumpulan data yang paling umum adalah melakukan pengamatan langsung terhadap objek
penelitian, artinya pengamat atau peneliti berada di tempat terjadinya fonomena yang diamati.
Sedangkan pengamatan tidak langsung yaitu pengumpulan data yang dilakukan tanpa harus
berada di objek penelitian, misalnya wawancara. Wawancara adalah usaha peneliti untuk
mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula.
Prosedur pengumpulan data dalam sebuah penelitian harus jelas, mulai dari tahap
persiapan, sampai kepada penyusunan data penelitian.

5.4 Jenis data


Secara umum data dapat dikategorikan menjadi data kwalitatif dan data kuwantitatif. Data
kwalitatif adalah nilai dari perubah-peubah yang tidak dinyatakan dalam angka-angka,
sebaliknya data kwantitatif adalah nilai dari peubah-peubah yang tidak dapat dinyatakan dalam
angka-angka. Data kwalitatif dapat dibedakan menjadi data kwalitatif yang dapat
dikwantiiatifkan dan yang tidak dapat dikwantifkan. Misalnya “keadaan perkawinan” merupakan
data yang tidak dapat dikuantitatifkan. Alasannya, tidak dikatakan bahwa status “kawin” selalu
lebih tinggi atau lebih besar dari “tidak kawin” . Selain perbedaan di atas, pembedaaan lain yang
sering digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah jenis data yang
diperoleh langsung oleh pengumpul data dari objek penelitiannya, sedangkan data sekunder
adalah semua data yang diperoleh secra tidak langsung dari objek yang diteliti. Misalnya, data
tingkat pendapatan seseorang diperoleh dari orang yang bersangkutan sendiri merupakan data
primer, tetapi manakala data tersebut diperoleh dari peneliti lain atau dalam bentuk dokumen di
kantor, sudah diolah atau belum diolah, merupakan data sekunder.

5.5. Teknik analisis data yang digunakan


Pada bagian ini peneliti harus memaparkan secara jelas dan tegas mengenai teknik analisis
yang digunakan untuk mengolah data yang telah rampung.

Anda mungkin juga menyukai