Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PRAKTIKUM DIFRAKSI

Nama Anggota Kelompok :


1. Achmelia Widya Safitri (01)
2. Anita Tsani Fauzi (06)
3. Firza Brilliant Princessa (14)
4. Moch. Ali Hussain (22)
5. Nadia Citra A.P. (24)
6. Reimas Fatih Zaidan (28)
A. Tanggal
Selasa, 25 Januari 2022

B. Tujuan
 Menentukan panjang gelombang cahaya laser hijau

C. Dasar Teori

Difraksi adalah suatu sifat gelombang yang dapat dibelokkan oleh rintangan Apabila
cahaya melalui celah yang begitu besar, baying-bayang tepian dari celah akan tampak
atau terlihat dengan jelas. Meskipun demikian, apabila cahaya melalui celah sempit,
baying-bayang dari tepian celah tampak kabur. Kekaburan ini dapat dipahami bila kita
pikirkan cahaya dapat melentur setelah melewati tepian celah. Lenturan cahaya pada
tepian penghalang ini disebut sebagai gejala difraksi. Difraksi dapat dijelaskan
sehubungan dengan sifat gelombang dari cahaya.

Francesco Grimaldi menunjukkan bahwa bagian tepi dari baying-bayang suatu


penghalang akan terlihat kabur apabila dilihat dengan seksama. Gejala ini dapat
dilihat dijelaskan dengan menganggap cahaya melentur ataupun membengkok di
sekitar tepian penghalang, seperti gelombang melentur di sekitar tepian penghalang.
Gejala difraksi ini agak sulit atau sukar diamati, hal ini disebabkan karena panjang
gelombang cahaya sangat kecil. Panjang gelombang cahaya yang sangat kecil ini
menyebabkan gejala difraksi cahaya dapat diamati apabila gelombang cahaya melalui
celah yang sangat sempit pula.

Selain itu Thomas Young juga mengadakan percobaan untuk menguji hipotesa dari
Grimaldi. Young memperkirakan bahwa cahaya yang mengalami difraksi apabila
melalui celah sempit akan membentuk pola interferensi Percobaan Young ini
menunjukkan hubungan antara pola interferensi yang disebabkan oleh difraksi
gelombang. Menurut prinsip Huygens, apabila cahaya dating pada suatu celah maka
semua titik-titik pada celah tersebut menjadi sumber gelombang sekunder, yang
memancarkan gelombang-gelombang baru yang disebut gelombang terdifraksi.
D. Hasil Pengamatan

1. Kisi 100 garis/mm

Percobaan ke L (cm) N (garis/mm) n P (cm)


1 70 100 1 3,9
2 70 100 1 4
3 70 100 1 3,9

2. Kisi 300 garis/mm

Percobaan ke L (cm) N (garis/mm) n P (cm)


1 70 300 1 12,1
2 70 300 1 12,2
3 70 300 1 12,3

3. Kisi 600 garis/mm

Percobaan ke L (cm) N (garis/mm) n P (cm)


1 70 600 1 24
2 70 600 1 24
3 70 600 1 24
E. Analisis Data

1. Kisi 100 garis/mm

N = 100 garis/mm d =
= =
= garis/m
=

L =

 Untuk percobaan ke-1

 Untuk percobaan ke-3

 Untuk percobaan ke-2


Rata-rata panjang gelombang pada kisi 100 garis/mm
=( )
=( )
=

2. Kisi 300 garis/mm

N = 300 garis/mm d =
= =
= garis/m
=

L =

 Untuk percobaan ke-1

 Untuk percobaan ke-2


 Untuk percobaan ke-3

Rata-rata panjang gelombang pada kisi 300 garis/mm


=( )
=( )
=

3. Kisi 600 garis/mm

N = 600 garis/mm d =
= =
= garis/m
=

L =

 Untuk percobaan ke-1


 Untuk percobaan ke-2

 Untuk percobaan ke-3

Rata-rata panjang gelombang pada kisi 600 garis/mm


=( )
=( )
=

F. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum difraksi yang telah kami lakukan adalah :

1. Kisi difraksi didefinisikan sebagai menyebarnya gelombang suatu media yang


berguna untuk mengalisis dari sumber sinar atau cahaya.

2. Panjang gelombang akan semakin kecil jumlah isi atau celahnya semakin banyak.
Persamaan atau rumus yang digunakan yakni λ = p x l . Sedangkan jarak anatara
dua baris (d) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus d = 1/N.

3. Faktor yang mempengaruhi panjang gelombang cahaya adalah jarak garis terang
(n) dengan garis terang pusat, bilangan orde, jarak garis terang ke layar, dan
konstanta kisi.
G. Lampiran
G.a. Laporan Sementara

G.b. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai