PRAKTIKUM DIFRAKSI
B. Tujuan
Menentukan panjang gelombang cahaya laser hijau
C. Dasar Teori
Difraksi adalah suatu sifat gelombang yang dapat dibelokkan oleh rintangan Apabila
cahaya melalui celah yang begitu besar, baying-bayang tepian dari celah akan tampak
atau terlihat dengan jelas. Meskipun demikian, apabila cahaya melalui celah sempit,
baying-bayang dari tepian celah tampak kabur. Kekaburan ini dapat dipahami bila kita
pikirkan cahaya dapat melentur setelah melewati tepian celah. Lenturan cahaya pada
tepian penghalang ini disebut sebagai gejala difraksi. Difraksi dapat dijelaskan
sehubungan dengan sifat gelombang dari cahaya.
Selain itu Thomas Young juga mengadakan percobaan untuk menguji hipotesa dari
Grimaldi. Young memperkirakan bahwa cahaya yang mengalami difraksi apabila
melalui celah sempit akan membentuk pola interferensi Percobaan Young ini
menunjukkan hubungan antara pola interferensi yang disebabkan oleh difraksi
gelombang. Menurut prinsip Huygens, apabila cahaya dating pada suatu celah maka
semua titik-titik pada celah tersebut menjadi sumber gelombang sekunder, yang
memancarkan gelombang-gelombang baru yang disebut gelombang terdifraksi.
D. Hasil Pengamatan
N = 100 garis/mm d =
= =
= garis/m
=
L =
N = 300 garis/mm d =
= =
= garis/m
=
L =
N = 600 garis/mm d =
= =
= garis/m
=
L =
F. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum difraksi yang telah kami lakukan adalah :
2. Panjang gelombang akan semakin kecil jumlah isi atau celahnya semakin banyak.
Persamaan atau rumus yang digunakan yakni λ = p x l . Sedangkan jarak anatara
dua baris (d) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus d = 1/N.
3. Faktor yang mempengaruhi panjang gelombang cahaya adalah jarak garis terang
(n) dengan garis terang pusat, bilangan orde, jarak garis terang ke layar, dan
konstanta kisi.
G. Lampiran
G.a. Laporan Sementara
G.b. Dokumentasi