Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

5 MATERIAL SUPER MASA DEPAN

Disusun Oleh :

Hafidhon Muhlisun Furqon

PKB 2017

17030194081

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

SEPTEMBER, 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sain dan teknologi pada abad yang akan datang dipastikan akan terfokus
secara serius pada pengembangan material baru, yakni material cerdas atau
smart/intelegent materials. Material disebut sebagai material cerdas jika mempunyai
satu atau beberapa sifat yang dapat berubah secara terkontrol oleh stimulus atau
rangsangan dari luar. Sifat-sifat penting dari material tersebut antara lain
berhubungan dengan bentuk, dimensi, sifat listrik, sifat megnetik, sifat optis dan
konformasi. Sementara itu penyebab perubahan sifat –sifat atau stimulus tersebut
antara lain : suhu, kelembaban, pH, medan listrik, medan magnet, dan tekanan
mekanis.
Dalam beberapa perspektif, material cerdas merupakan jawaban atas masalah-
masalah kontemporer. Dengan terbatasnya sumberdaya (resources), material cerdas
diharapkan dapat meningkatkan keberlanjutan (sustainability) dari suatu barang
melalui perbaikan efesiensi, kinerja, dan performanya.
Beberapa jenis material cerdas diantaranya : Aerogel, Teknologi Metamaterial,
Carbon Nanotubes, E-Textil dan Teknologi D3O Gel. Kelima jenis material ini akan
dibahas dalam laporan ini.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dari 5 material tersebut?


2. Bagaimana dari 5 material tersebut?
3. Bagaimana cara pembuatan 5 material tersebut l?
4. Apa saja aplikasi dari 5 material tersebut?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah dari 5 material tersebut.


2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari 5 material tersebut.
3. Untuk mengetahui cara pembuatan dari 5 material tersebut.
4. Untuk mengetahui apa saja aplikasi dari 5 material tersebut.
BAB II

ISI

Aerogel
A. Sejarah Aerogel
Aerogel bukanlah barang baru. Aerogel pertama kali diciptakan oleh seorang ahli
kimia asal Amerika Serikat bernama Samuel Stephens Kistler pada tahun 1931.
Namun aerogel versi pertama masih rapuh dan biaya pembuatannya amat mahal
sehingga hanya digunakan untuk keperluan laboratorium. Kemudian saat ini aerogel
diproduksi oleh diproduksi oleh Lawrence Livermore National Laboratory. Pada
akhir tahun 80an, karbon aerogel mulai dikembangkan.
Pada tahun 2002, NASA mendirikan Aspen Aerogel, sebuah perusahaan yang
didirikan NASA untuk membuat aerogel yang lebih kuat namun dan lebih fleksibel.
Saat ini material tersebut sedang digunakan dalam pengembangan lapisan isolasi pada
pakaian luar angkasa yang akan digunakan dalam misi manusia ke Mars pada tahun
2018.

B. Sifat Aerogel

Aerogel adalah zat berdasar-silikon dan merupakan benda padat kepadatan-


terendah dunia. Dia terbentuk dari 99,8% udara dan foam yang kaku dengan
kepadatan 3 miligram per cm³. Versi terbaru dan teringan dari zat ini memiliki berat
hanya 1,9 mg per cm3, dan diproduksi oleh Lawrence Livermore National Laboratory.
Dia dijuluki frozen smoke atau blue smoke. Aerogel tampak kebiruan karena silikon
dioksida menyebarkan panjang gelombang yang pendek dari cahaya sama seperti
udara di langit di siang hari. Berlawanan dengan penampilannya yang kosong
(“diaphanous”), dia sekeras foam plastik bila dipegang.(Dorcheh and Abbasi 2008)

Aerogel memiliki sifat yang menarik:

1. memiliki struktur dendritik yang tinggi


2. konduktivitas thermal yang sangat rendah (kira-kira 0.017 W/mK), yang
memberinya sifat insulatif yang luar biasa.
3. Titik leleh 1.200 °C

Aerogel dapat dibuat dari banyak jenis material; Kerja Kistler termasuk aerogel
yang terbuat dari silika, alumina, chromia, timah, dan karbon.

Aerogel adalah isolator panas yang baik karena mereka hampir menghapuskan
tiga metode perpindahan panas (konveksi, konduksi, dan radiasi). Mereka adalah
isolator konduktif baik karena mereka hampir seluruhnya terdiri dari gas, dan gas
panas konduktor sangat miskin.

Aerogel sendiri adalah hidrofilik, tetapi pengobatan kimia dapat membuat


mereka hidrofobik. Jika mereka menyerap kelembaban mereka biasanya mengalami
perubahan struktural, seperti kontraksi, dan merusak, tetapi degradasi dapat dicegah
dengan membuat mereka hidrofobik. (Dorcheh and Abbasi 2008)

C. Cara Pembuatan Aerogel

Pembentukan aerogel, secara umum, terdiri dari dua langkah, yaitu pembentukan
gel basah, dan pengeringan gel basah. Awalnya, gel basah dibuat oleh larutan air
natrium silikat, atau bahan serupa. Sementara proses ini berlangsung, reaksi
pembentukan garam dalam gel yang harus dihilangkan dengan cara washings
(pencucian berulang-ulang). Pembuatan aerogel dibagi dua yaitu single step dan
twostep aerogel. Kemudian melewati proses aging dan soaking, lalu proses
pengeringan melewati titik kritis (supercritical driying).

Berikut adalah cara pembuatan aerogel:

1. Single-Step vs. Two-Step Aerogels


a. Single-Step Base Catalyzed Silica Aerogel

Proses ini memproduksi aerogel dengan densitas 0.08 g/cm3. Pembuatan gel
berlangsung selama 60-120 menit, tergantung dengan temperatur.
Campur dua larutan:

-Larutan silika terdiri dari 50 mL TEOS, 40 mL etanol.

-Larutan katalis terdiri dari 35 mL etanol, 70 mL water, 0.275 mL 30%


ammonia cair, dan 1.21 mL 0.5 M ammonium fluoride.

-Perlahan lahan ditambahkan katalis ke campuran silica dengan dilakukan


pengadukan.

-Tuangkan campuran ke dalam cetakan sampai terjadi pembentukan gel.

b. Two-Step Acid-Base Catalyzed Silica Aerogel

Proses ini memproduksi aerogel dengan densitas 0.08 g/cm3. Pembentukan


gel yaitu selama 30-90 menit, tergantung temperatur.

Campur dua larutan:

-Larutan silica terdiri 50 mL precondensed silica (Silbond H-5, atau ekivalen),


50 mL etanol

-Larutan katalis terdiri 35 mL etanol, 75 mL water, dan 0.35 mL 30%


ammonia cair.

Perlahan lahan ditambahkan katalis ke campuran silica dengan dilakukan


pengadukan.

Tuangkan campuran ke dalam cetakan sampai terjadi pembentukan gel

2. Aging and Soaking

Proses ini merupakan proses hidrolisi dan kondensasi alkoksida silikon. Yaitu
proses untuk memperkuat jaringan silika. dengan mengendalikan pH dan
kadar air meliputi. Proses aging menggunakan gel katalis basa dengan
perendaman gel dalam alkohol/campuran air dengan proporsi yang sama
dengan sol asli pada pH 8-9 (amonia)dan dibiarkan 48 jam.
Setelah proses aging, semua air yang masih terkandung dalam pori-pori harus
dibuang sebelum pengeringan. Dilakukan dengan merendam gel dalam
alkohol murni. lama waktu yang dibutuhkan untuk proses ini tergantung pada
ketebalan gel.

3. Supercritical Drying

Proses terakhir dan yang paling penting dalam pembuatan aerogel silika, yaitu
pengeringan superkritis. Ini adalah di mana cairan di dalam gel dihapus, hanya
menyisakan jaringan silika. Prosesnya adalah sebagai berikut:

a. Alcogels ditempatkan dalam autoclave (yang telah diisi dengan etanol).


Bertekanan 750-850 psi dengan CO2 dan didinginkan hingga 5-10 °C.
b. Cairan CO2 kemudian di flush ke dalam vessel sampai etanol hilang dari
vessel dan gel. Saat gel bebas dari etanol vessel dipanaskan pada
temperatur dibawah temperatur kritis CO2 (31°C). Penambahan suhu
meningkatkan tekanan dengan mengeluarkan CO2 tekanan dapat dijaga
dibawah tekanan kritis CO2 (1050 psiproses berlangsung selama 12 jam
sampai 6 hari). Pada titik ini aerogel telah terbentuk.
D. Aplikasi Aerogel

Ada berbagai tugas yang aerogel digunakan:

1. Aerogel silika Transparan akan sangat cocok sebagai bahan isolasi termal
untuk jendela, secara signifikan membatasi kerugian termal bangunan.
2. Luas permukaan yang tinggi dengan mengarah ke banyak aplikasi, seperti
absorber kimia untuk membersihkan tumpahan (lihat adsorpsi).
3. Aerogel partikel juga digunakan sebagai agen di beberapa penebalan cat
dan kosmetik.
4. Aerogel kinerja dapat ditingkatkan untuk aplikasi tertentu dengan
penambahan dopan, memperkuat struktur, dan senyawa hybridizing.
5. NASA menggunakan untuk partikel debu aerogel perangkap ruang kapal
angkasa Stardust. NASA juga digunakan aerogel untuk isolasi termal
Rover Mars dan ruang pakaian.
6. Angkatan Laut AS mengevaluasi pakaian dalam aerogel sebagai
perlindungan thermal pasif untuk penyelam.
7. Aerogel juga digunakan dalam fisika partikel seperti radiator dalam
detektor efek Cherenkov.
8. Dunlop baru-baru ini dimasukkan ke dalam cetakan aerogel seri baru dari
raket tenis, dan telah sebelumnya digunakan di raket squash.
9. Chalcogels menjanjikan dalam menyerap logam berat merkuri polutan,
timah, dan kadmium dari air.
10. Aerogel digunakan untuk memperkenalkan superfluida gangguan menjadi
helium-3.
11. Arms ahli berspekulasi kontrol digunakan untuk mengubah radiasi
menjadi tekanan dalam multistage senjata nuklir.
Teknologi Metamaterial
A. Sejarah Teknologi Metamaterial
Manusia sejak dahulu mempunyai imajinasi tinggi untuk bisa membuat benda
atau dirinya menjadi tak kasat mata atau tembus pandang. Beberapa film yang
menampilkan manusia tembus pandang misalnya Invisible Man, Fantastic 4 atau
Harry Potter dengan jubahnya. Dari seniman melalui ilusi optik, yang terkenal
misalnya Liu Bolin asal China. Ada juga dengan kamuflase optik seperti yang
dilakukan oleh ilmuwan Jepang.
Berbagai cara yang telah dilakukan tersebut masih belum bisa memuaskan
imajinasi tentang tembus pandang yang diinginkan. Namun dengan kemajuan
berpikir manusia, sepertinya hal itu sebentar lagi bisa menjadi kenyataan. Ilmuwan
telah mencari cara untuk dapat membuat sebuah benda menjadi tak kasat mata, dan
kuncinya adalah keberhasilan menciptakan metamaterial.

B. Pengertian Metamaterial
Metamaterial adalah material buatan, rekayasa teknologi, yang tidak ada di alam
atau sifat-sifatnya menyimpang dari lazimnya di alam. Metamaterial dibuat dengan
struktur yang artifisial, geometri, dengan merangkai material dari kristal fotonik
menjadi jaringan dengan ukuran mikroskopis atau teknologi nano (sepermilyar).
Sebuah benda dapat dilihat oleh mata syaratnya ada cahaya yang mengenai benda
tersebut dan pantulan cahayanya mengenai retina mata. Bila cahaya tersebut dapat
dibuat tidak memantul atau dibelokkan ke arah lain, maka benda tersebut menjadi tak
tampak oleh mata.
Cahaya, bunyi, gelombang radio, gelombang air merupakan jenis-jenis
gelombang. Cahaya merupakan salah satu gelombang elektromagnetik. Secara teori,
gelombang dapat dimanipulasi, dapat dibelokkan.
Selama ini diyakini bahwa cahaya tidak dapat dikontrol menggunakan materi
ilmiah. Sejak metamaterial berhasil diciptakan oleh David Smith dari Universitas
Duke, yang bereksperimen merubah geometri materi akhir tahun 90an, maka cara
untuk interaksi dengan cahaya pun ditemukan juga.
Setelah temuan Smith, berbagai riset untuk membuat obyek tak kasat mata pun
telah dilakukan. Gelombang cahaya dapat dibelokkan oleh metamaterial yang
mempunyai struktur yang tersusun jauh lebih kecil daripada panjang gelombang
cahaya (jarak antara satu gelombang dengan gelombang lainnya). Sehingga
gelombang cahaya yang mengenai metamaterial akan terus mengalir dan tidak
dipantulkan. Cahaya itu akan selalu dibelokkan dan tidak dipantulkan sehingga mata
tidak dapat melihat obyek yang memakai bahan metamaterial ini.
C. Aplikasi Metamaterial
Di masa depan metamaterial akan dipergunakan untuk hal yang lebih luas.
Berbagai penggunaan tersebut antara lain :
1. Tentara Siluman
Departemen Pertahanan Amerika Serikat dikabarkan telah memberi
pendanaan besar untuk riset metamaterial ini. Daya tarik metamaterial di bidang
militer terutama dalam membuat pelindung obyek hingga obyek tembus
pandang.
2. Membelokkan Gelombang Tsunami
Kalangan periset Prancis mencoba membelokkan gelombang seismik
mengelilingi lubang-lubang yang dirancang khusus dalam tanah, merefleksikan
gelombang balik kembali. Kemungkinan penggunaan geometri materi untuk
membelokkan gelombang tsunami menjadi hal yang bukan mustahil dilakukan.
3. USG Resolusi Tinggi
Metamaterial dapat menyerap dan memancarkan cahaya dengan tingkat
efisiensi yang sangat tinggi sehingga gambar yang ditampilkan menjadi lebih
jelas.
4. Teknologi Informasi dan Komunikasi Lebih Cepat
Metamaterial dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja jaringan
komunikasi serat optik untuk komputasi yang lebih cepat.
5. Pengisian Ulang Baterei Nirkabel
Samsung telah bergerak cepat dengan mengajukan beberapa paten terkait
metamaterial dan pengisian ulang baterei nirkabel (tanpa kabel). Bila saat ini kita
biasa menggunakan jaringan nirkabel internet(wireless), maka jangan heran bila
hal tersebut juga berlaku dalam pengisian baterei.
Teknologi Carbon Nanotubes
A. Sejarah Teknologi Carbon Nanotubes
Pada tahun 1985, Richard E Smalley, Robert F Curl, Jr (keduanya dari Rice
University, Houston, Amerika Serikat), dan Sir Harold W Kroto (dari University of
Sussex, Brighton, Inggris) menemukan struktur karbon murni yang tersusun atas 60
atom karbon (C60) [5]. Penemuan ini cukup menarik mengingat selama ini hanya ada
dua bentuk unsur karbon murni yang dikenal: grafit dan intan. Struktur C60 tersebut
di beri nama buckminsterfullerene atau disebut juga bucky ball. Nama ini dipilih
karena strukturnya menyerupai bangunan berkubah seperti bola yang dirancang oleh
seorang arsitek Amerika Serikat, R Buckminster Fuller untuk World Exhibition 1967
di Montreal, Kanada [5]. Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature pada
tanggal 14 November 1985 ini mengantarkan mereka memperoleh hadiah Nobel
Kimia pada tahun 1996.
Dalam perkembangan berikutnya, molekul C60 ini lebih dikenal dengan nama
fullerene dan digunakan pula untuk untuk menamai molekul-molekul serupa yang
ditemukan sesudahnya, seperti C70, C74, dan C82[6]. Penemuan fullerene ini
kemudian memicu ditemukannya material baru bernama carbon nanotube (CNT).
Struktur CNT pertama kali ditemukan oleh Sumio Iijima dari NEC Laboratories di
Jepang.
B. Karakteristik dan Langkah pembentukan CNT
Sifat elektrik, molekul, dan struktur karbon nanotube ditentukan struktur
satu dimensinya. Beberapa sifat penting karbon nanotube adalah
1. Reaktifitas kimia
Reaktifitas kimia CNT akan meningkat sebanding dengan kenaikan arah
kurvatur permukaan karbon nanotube. Oleh karena itu, reaktifitas kimia pada
bagian dinding karbon nanotube akan sangat berbeda dengan bagian
ujungnya. Diameter karbon nanotube yang lebih kecil akan meningkatkan
reaktivitas.
2. Sifat listrik dan Konduktivitas elektrik
Karbon nanotube dengan diameter yang lebih kecil dapat menjadi semi
konduktor atau menjadi metalik tergantung pada vektor khiral. Perbedaan
konduktifitas ini disebabkan oleh struktur molekul.

CNT dapat diperoleh dari 3 teknik yaitu :


1. Pancaran elektroda
Dilakukan dengan melewatkan uap di antara dua elektroda karbon yang
umumnya menghasilkan CNT impuritas yang tinggi (Takikawa, dkk., 2006).
2. Teknik pencahayaan laser (laser ablation)
Dengan teknik pencahayaan laser dapat menghasilkan karbon nanotube
yang bersih namun mahal (Guo, dkk., 1995).
3. Chemical Vapour Deposition (CVD)
Metode ini merupakan metode yang paling mudah dilakukan, namun
impuritas yang dihasilkan cukup rendah. Impuritas dapat diminimalkan
dengan proses purifikasi karbon nanotube. Metode dilakukan dengan
mengalirkan sumber karbon dalam fase gas melalui suatu sumber energi
seperti sebuah plasma atau koil pemanas untuk mentransfer energi ke molekul
karbon. Secara umum gas yang digunakan adalah metana, CO, dan asetilena.
Selain itu fullerene dapat juga digunakan sebagai sumber karbon
(Maruyama,dkk., 2003).
Sumber energi digunakan untuk meng -crack molekul karbon menjadi
atom karbon reaktif. Karbon mendifusi ke substrat yang telah panas dan
tertempel dengan sebuah katalis. Katalis biasanya adalah logam transisi baris
pertama seperti Ni, Fe, atau Co. Karbon nanotube akan terbentuk jika
parameter- paremeter proses tetap terjaga. Namun demikian bahan-bahan
tersebut bersifat toksik sehingga sangat berbahaya jika terjadi kebocoran gas
dari substrat tersebut (Deck, 2005).
C. Aplikasi CNT
Berikut aplikasi dari CNT :
1. CNT dengan doping nitrogen untuk sel bahan bakar yang murah
CNT yang didoping dengan nitrogen memiliki potensi untuk menggantikan
katalis platina yang mahal yang biasa digunakan untuk mereduksi oksigen didalam
sel bahan bakar, menurut para peneliti di Ohio (Science 2009, 323, 760).
Penemuan ini dapat menurunkan harga dari sel bahan bakar, yang merupakan
teknologi menjanjikan namun memiliki masalah dalam pengaplikasiannya
terutama dalam skala besar seperti pada kendaraan bermotor karena harga katalis
yang mahal disamping segi ketahanannya.
2. Sebagai baterai kertas
Baterai kertas adalah baterai hasil rekayasa yang menggunakan kertas-
lembaran tipis selulosa (merupakan unsur utama dari kertas biasa) yang disisipi
dengan blok CNT. [96] Nanotube bertindak sebagai elektroda sehingga
memungkinkan perangkat penyimpanan menghantarkan listrik. Baterai dapat
berfungsi sebagai baterai lithium-ion dan supercapacitor karena mampu
memberikan output daya yang lebih stabil dibandingkan dengan baterai
konvensional, serta semburan energi yang lebih tinggi, selain itu baterai
konvensional secara umum berisi sejumlah komponen, berbeda halnya dengan
baterai kertas CNT yang mampu mengintegrasikan seluruh komponen baterai
dalam struktur tunggal hal ini membuatnya lebih hemat energi.
3. Memori Nonvolatile Berbasis CNT dengan Lapisan Oksida–Nitrida–
Oksida sebagai Charge Trap
CNT-field-effect transistor (CNTFET) dapat digunakan untuk membuat
memori nonvolatile dengan kerapatan sangat tinggi. CNT digunakan sebagai
channel berukuran nano, sedangkan lapisan SiO2–Si3N4–SiO2 (ONO) digunakan
sebagai node penyimpan muatan (charge node). Struktur perangkat memori ini
ditampilkan pada Gambar 12. Muatan disimpan pada lapisan ONO. Muatan yang
disimpan akan meningkatkan treshold voltage sebesar 60 mV (a quantized
increment of 60 mV). Hal ini menunjukkan bahwa ONO memiliki trap dengan
keadaan energy terkuasikuantisasi (quasiquantized energy state). Keadaan ini
berhubungan dengan medan listrik kuat terlokalisasi (localized high electric field)
pada CNT channel [5].
E-Textil
A. E-Textil
E-tekstil, juga dikenal sebagai tekstil elektronik atau tekstil cerdas, adalah kain
yang memungkinkan komponen digital (termasuk komputer kecil), dan elektronik
untuk ditanamkan di dalamnya. Jika dikombinasikan dengan komponen elektronik
dapat merasakan perubahan di lingkungannya dan merespon dengan memberikan
cahaya, suara atau gelombang radio. Sebuah tekstil elektronik mengacu pada substrat
tekstil yang menggabungkan kemampuan untuk penginderaan (biometrik atau
eksternal), komunikasi (biasanya nirkabel), transmisi daya, dan teknologi
interkoneksi untuk memungkinkan sensor atau hal-hal seperti perangkat pengolahan
informasi untuk disatukan bersama dalam kain. Mereka biasanya mengandung
benang konduktif yang baik berputar atau memutar dan memasukkan beberapa
jumlah bahan konduktif (seperti untaian perak atau stainless steel) untuk
memungkinkan konduktivitas listrik.
B. Sifat-sifat e-tekstil:
 Fleksibel
 Tidak ada kabel untuk meretas lingkungan
 Area permukaan besar untuk penginderaan
 Tidak terlihat oleh orang lain
 Manufaktur murah
 Permeabilitas
 Kekuatan
 Ketahanan Termal
 Hambatan listrik
C. Aplikasi E-Tekstil
Saat ini Tekstil Elektronik dapat dibagi menjadi dua berdasarkan aplikasinya
yaitu :
1. Sebagai estetika dan peningkatan kinerja.
Contoh estetika termasuk kain yang menyala dan kain yang bisa berubah
warna. Beberapa dari kain ini mengumpulkan energi dari lingkungan dengan
memanfaatkan getaran, suara atau panas, bereaksi terhadap input inidimaksudkan
untuk digunakan dalam olahraga atletik, olahraga ekstrim dan militer.
2. Sebagai pelindung
untuk melindungi dari bahaya lingkungan yang ekstrim, seperti radiasi dan
efek perjalanan ruang angkasa.
D. Cara Pembuatan
Tekstil Elektronik secara umum dibuat dengan menyisipkan perangkat
elektronik dalam gulungan benang.Sehingga dalam satu benang terdapat beberapa
prangkat eleltronik berukuran kecil yang nantinya dapat digunakan menjadi kain rajut
dan lain-lain.Seperti produk umum yaitu kain LED dimana komponen elektronik
LED berukuran kecil disisipkan dalam benang dan digunakan untuk membuat seperti
jaket, baju dan lain-lain. Benang dapat dibuat dengan melapisinya dengan logam
seperti tembaga atau perak. Atau dapat dibuat konduktif dengan menggabungkan
serat kapas atau nilon dengan serat logam ketika berputar.
Kain dan tekstil konduktif dilapisi atau dianyam dengan unsur-unsur logam
seperti perak, nikel, timah, tembaga, dan aluminium ini adalah: elektro-nilon, nikel
electr-onylon, clear-mesh, soft-mesh, electro-lycra dan kain-baja . Semua tekstil ini
menunjukkan sifat listrik yang luar biasa, dengan resistansi permukaan rendah, yang
dapat digunakan untuk membuat sirkuit listrik fleksibel dan lunak dalam garmen atau
produk lainnya, tekanan dan sistem sensor posisi. Mereka ringan, fleksibel, tahan
lama, lembut dan bisa dicuci (beberapa) dan dapat dijahit seperti tekstil tradisional,
yang membuat mereka menjadi pengganti besar untuk kabel dalam pakaian
komputasi.

Bahan lainnya adalah:


 Bentuk paduan memori (SMA atau kawat otot)
 Bahan piezoelektrik
 Materi Chromic
 Photo-chromic (tinta dan pewarna)
 Tinta Thermo-chromic
 Nano-material dan microfiber
Teknologi D3O Gel
A. Pembuatan D3O
Untuk menciptakan produk yang paling sesuai, para ilmuwan memanipulasi
campuran polimer D3O untuk mendapatkan properti tertentu yang melengkapi
penggunaan yang dimaksudkan. Setiap contoh pengembangan materi dianalisis dan
dievaluasi secara cermat, dan diuji dalam lingkungan yang terkontrol. Jika, misalnya,
bahan sedang dikembangkan untuk penggunaan suhu ekstrim, seperti gurun atau
memakai arktik, unit pengkondisi khusus akan memanaskan atau mendinginkannya
sebelum pengujian untuk efisiensi.
Mayoritas pengujian D3O adalah untuk ketahanan benturan. Sebuah rig dampak
menjatuhkan beban ke material dan mengukur deselerasi dan gaya. Bobot ini dapat
mengambil banyak bentuk yang menyerupai dampak nyata, seperti kaki pelari yang
memukul jalan atau kepala yang bergerak di dalam helm kecelakaan. Bahan juga
direntangkan dan dikompresi menggunakan tensometer untuk memastikan daya tahan
di bawah tekanan.
Barang-barang yang dimaksudkan untuk dipakai, seperti sarung tangan, sepatu,
dan lapisan dasar pakaian pelindung, dimasukkan melalui uji pencucian dan
pengeringan mesin khusus untuk mengkonfirmasi bahwa mereka menunjukkan
kinerja yang sedang berlangsung setelah setiap penggunaan.
Bahan D3O digunakan untuk membuat item perlindungan dampak yang
disesuaikan dan standar dengan kemampuan penyerapan kejutan yang inovatif dan
canggih. Proses desain dimulai dalam lingkungan 2D, pindah ke platform CAD 3D,
dan kemudian prototipe cepat. Fasilitas terakhir memungkinkan anggota tim
pengembangan produk untuk menguji kerapatan, ketebalan, dan bentuk yang berbeda
untuk mencapai kenyamanan ideal, perlindungan dampak, dan properti fleksibilitas
yang dibutuhkan untuk aplikasi akhir. Hanya setelah semua percobaan ini dipenuhi
adalah materi yang dikirim untuk produksi massal.
B. Prinsip Kimia Kuantum dalam Pembuatan D3O

Fluida Newton versus non-Newtonian


Sebelum membahas cairan non-Newtonian, mari kita periksa apa yang
dimaksud dengan cairan “Newtonian”. Selain banyak penemuan lainnya, Isaac
Newton melakukan beberapa pekerjaan inovatif dengan cairan. Ia menemukan bahwa
viskositas sebagian besar cairan hanya dipengaruhi oleh suhu. Viskositas adalah
kuantitas yang menggambarkan resistensi cairan terhadap aliran. Cairan dengan
viskositas tinggi menolak gerakan sementara cairan dengan viskositas rendah
mengalir dengan mudah. Substansi yang lebih kental, seperti sirup dan madu,
membutuhkan waktu lebih lama untuk dituangkan daripada zat yang kurang kental,
seperti air. (Berhati-hatilah untuk tidak mengacaukan viskositas dengan kerapatan.
Sementara krim mungkin lebih tebal daripada susu, sebenarnya tidak terlalu padat,
karena krim akan mengapung di atas susu.)
Newton mengamati bahwa jika suatu zat dipanaskan, ia akan menjadi kurang
kental, dan jika didinginkan lebih kental. Ketika mencoba menyalakan mobil Anda di
pagi sub-nol, Anda mungkin memperhatikan bahwa mesin memiliki waktu yang sulit
membalikkan, karena oli di dalam mobil tebal dan lamban. Setelah mesin memanas,
oli menjadi kurang kental dan mengalir lebih mudah.
Cairan yang paling umum, seperti air dan minyak, adalah Newtonian.
Viskositas mereka tetap konstan tidak peduli seberapa cepat mereka dipaksa mengalir
melalui pipa atau saluran. Jadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi viskositas
mereka adalah suhu. Namun viskositas beberapa cairan dipengaruhi oleh faktor-
faktor selain suhu. Cairan ini disebut cairan non-Newtonian. Viskositas cairan non-
Newtonian akan berubah karena agitasi atau tekanan — secara teknis dikenal sebagai
tegangan geser. Stres geser tidak akan mempengaruhi viskositas cairan Newtonian.
Cairan non-Newtonian adalah polimer. Polimer terdiri dari rantai panjang unit
berulang yang dikenal sebagai monomer yang dirangkai bersama untuk menghasilkan
makromolekul raksasa. Polimer sintetik yang paling umum adalah plastik, karet, dan
kain, seperti poliester dan Spandex. TM Polimer alami termasuk DNA, protein, dan
pati
Viskositas menurun
Pertimbangkan saus tomat. Anda mungkin perlu menyentuh bagian bawah
botol atau mengocoknya hingga mengeluarkannya. Dengan demikian, Anda
menerapkan tegangan geser ke saus tomat, menyebabkannya menjadi kurang kental.
Cairan yang menjadi kurang kental saat dikocok atau diaduk dikenal sebagai cairan
pengiris geser. Cairan pengencer geser lainnya adalah krim cukur, pasta gigi, dan cat.
Jika Anda menggosokkan krim cukur di antara kedua tangan, itu akan menjadi tipis
dan berair, karena viskositasnya menurun. Lain kali Anda menyikat gigi, jika Anda
menggunakan sikat gigi elektrik, Anda akan melihat bahwa ketika bulu sikat berputar,
mengaduk pasta gigi, Anda akan mulai melihat perubahan dan aliran pasta gigi,
menjadi kurang kental.
Cairan pengencer geser lainnya, dipopulerkan dalam film, adalah pasir apung.
Jika terjebak di pasir apung, semakin Anda berjuang, semakin cepat Anda tenggelam.
Alih-alih membantu Anda untuk melarikan diri, semua kekalahan Anda tentang
membuat pasir apung kurang kental, menyebabkan Anda tenggelam lebih cepat.
Tetapi jangan khawatir — pasir hisap jarang cukup dalam bagi Anda untuk
tenggelam di atas kepala Anda. Dan karena kepadatannya sekitar dua kali lipat dari
seseorang, jika Anda rileks, Anda akan melayang ke atas.
Meningkatkan viskositas
Jenis-jenis cairan lainnya bereaksi dengan cara yang berlawanan dengan
tegangan geser. Jika tegangan geser diterapkan, mereka menjadi lebih kental. Cairan
ini disebut penebalan geser. Campuran pati jagung dan air adalah contoh yang sangat
baik dari cairan yang mengental. Ketika ditekan tampaknya memadat. Anda bisa
berlari melintasi permukaan kolam renang yang dipenuhi campuran pati jagung dan
air. Saat membuat saus, yang menggunakan pati jagung, akan menjadi lebih kental
ketika Anda mengaduknya.
Cairan penebalan geser dapat ditemukan di tubuh Anda. Cairan sinovial yang
melapisi sendi di lutut dan siku Anda adalah penebalan geser. Biasanya, cairan ini
tidak terlalu kental, sehingga memungkinkan pergerakan sendi secara bebas. Tetapi
jika Anda menabrak lutut atau siku di sudut tajam dari sebuah meja, cairan sinovial
datang untuk menyelamatkan, langsung menjadi lebih kental dan meremas sendi
Anda dari pukulan yang menyakitkan.
D3O adalah jenis lain dari cairan pengental geser. Ini terdiri dari zat polimer
yang tersuspensi dalam pelumas cair berminyak. Campuran ini diklasifikasikan
sebagai koloid, suatu campuran di mana zat terdispersi secara permanen tersuspensi
dalam medium pendispersi. Koloid umum lainnya termasuk kabut, krim kocok, dan
susu. Ketika suatu tekanan diterapkan secara perlahan ke suatu fluida penebalan
geser, rantai polimer memiliki waktu untuk bergerak keluar dari jalan dan mengatur
ulang diri mereka sendiri, sehingga viskositas tidak terpengaruh. Tetapi jika tekanan
cepat diterapkan, rantai polimer tidak memiliki waktu untuk mengatur ulang dan
mereka menjadi terjerat, dengan asumsi konsistensi seperti padat karena viskositas
sangat meningkat.
Bayangkan banyak mobil mencoba keluar dengan cepat melalui satu pintu
keluar di tempat parkir. Jika semua orang sedang terburu-buru, mobil-mobil akan
menjadi terjerat dalam kemacetan lalu lintas. Tetapi jika lalu lintas keluar secara
perlahan, akan ada waktu bagi setiap mobil untuk berangkat dengan teratur. Cairan
pengiris geser berperilaku dengan cara yang berlawanan persis seperti cairan
pengental geser. Sedangkan tekanan yang tiba-tiba akan menyebabkan cairan yang
mengental dan mengeras secara instan, gaya yang lebih lama diperlukan untuk
mengencerkan cairan pengiris geser.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Tanpa kita ketahui, banyak sekali material-material super yang ada di bumu.
Material-material ini diciptakan dari perpaduan beberapa material-material di bumi.
Material-material itu berupa aerogel, metamaterial, e-textile, carbon nanotube, D3O
Gel. Aerogel adalah material sintetis ultra ringan berpori yang didapatkan dari gel
yang cairannya telah digantikan dengan udara. Hasilnya, suatu material padat dengan
masa jenis yang sangat rendah. Material ini bisa dibuat dengan cara Supercritical
drying.
B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang pembuatan hidrogen metalik
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Dorcheh, A. Soleimani, and M.H. Abbasi. 2008. “Silica Aerogel; Synthesis,


Properties and Characterization.” Elsevier, Journal of Materials Processing
Technology, 199 (1–3): 10–26.
Hengchang Bi, Zongyou Yin, Xiehong Cao, Xiao Xie, Chaoliang Tan, Xiao Huang,
Bo Chen, et al. 2013. “Carbon Fiber Aerogel Made from Raw Cotton: A
Novel, Efficient and Recyclable Sorbent for Oils and Organic Solvents.”
Wiley, Advanced Materials, 25 (41).
Hrubesh, Lawrence W. 1998. “Aerogel Applications.” Elsevier, Journal of non-
crystalline solids, 225 (April): 335–42.
Schmidt, M, and F Schwertfeger. 1998. “Applications for Silica Aerogel Products.”
Elsevier, Journal of non-crystalline solids, 225 (April): 364–68.
H.W. Kroto. et al. 1985, C60-Buckiminsterfullerene, Nature, 318 (6042), 162-163.
S. Iijima. 1991, Helical microtubules of graphitic carbon, Nature, 354 (6348), 56-58.
Anonim. 2004, Nanoscience and nanotechnologies: Opportunities and uncertainties,
Kusumadewi Anggraeni, Perangkat Memori Berbasis Carbon Nanotube: 2010

Anda mungkin juga menyukai