Disusun Oleh :
PKB 2017
17030194081
JURUSAN KIMIA
SEPTEMBER, 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sain dan teknologi pada abad yang akan datang dipastikan akan terfokus
secara serius pada pengembangan material baru, yakni material cerdas atau
smart/intelegent materials. Material disebut sebagai material cerdas jika mempunyai
satu atau beberapa sifat yang dapat berubah secara terkontrol oleh stimulus atau
rangsangan dari luar. Sifat-sifat penting dari material tersebut antara lain
berhubungan dengan bentuk, dimensi, sifat listrik, sifat megnetik, sifat optis dan
konformasi. Sementara itu penyebab perubahan sifat –sifat atau stimulus tersebut
antara lain : suhu, kelembaban, pH, medan listrik, medan magnet, dan tekanan
mekanis.
Dalam beberapa perspektif, material cerdas merupakan jawaban atas masalah-
masalah kontemporer. Dengan terbatasnya sumberdaya (resources), material cerdas
diharapkan dapat meningkatkan keberlanjutan (sustainability) dari suatu barang
melalui perbaikan efesiensi, kinerja, dan performanya.
Beberapa jenis material cerdas diantaranya : Aerogel, Teknologi Metamaterial,
Carbon Nanotubes, E-Textil dan Teknologi D3O Gel. Kelima jenis material ini akan
dibahas dalam laporan ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
ISI
Aerogel
A. Sejarah Aerogel
Aerogel bukanlah barang baru. Aerogel pertama kali diciptakan oleh seorang ahli
kimia asal Amerika Serikat bernama Samuel Stephens Kistler pada tahun 1931.
Namun aerogel versi pertama masih rapuh dan biaya pembuatannya amat mahal
sehingga hanya digunakan untuk keperluan laboratorium. Kemudian saat ini aerogel
diproduksi oleh diproduksi oleh Lawrence Livermore National Laboratory. Pada
akhir tahun 80an, karbon aerogel mulai dikembangkan.
Pada tahun 2002, NASA mendirikan Aspen Aerogel, sebuah perusahaan yang
didirikan NASA untuk membuat aerogel yang lebih kuat namun dan lebih fleksibel.
Saat ini material tersebut sedang digunakan dalam pengembangan lapisan isolasi pada
pakaian luar angkasa yang akan digunakan dalam misi manusia ke Mars pada tahun
2018.
B. Sifat Aerogel
Aerogel dapat dibuat dari banyak jenis material; Kerja Kistler termasuk aerogel
yang terbuat dari silika, alumina, chromia, timah, dan karbon.
Aerogel adalah isolator panas yang baik karena mereka hampir menghapuskan
tiga metode perpindahan panas (konveksi, konduksi, dan radiasi). Mereka adalah
isolator konduktif baik karena mereka hampir seluruhnya terdiri dari gas, dan gas
panas konduktor sangat miskin.
Pembentukan aerogel, secara umum, terdiri dari dua langkah, yaitu pembentukan
gel basah, dan pengeringan gel basah. Awalnya, gel basah dibuat oleh larutan air
natrium silikat, atau bahan serupa. Sementara proses ini berlangsung, reaksi
pembentukan garam dalam gel yang harus dihilangkan dengan cara washings
(pencucian berulang-ulang). Pembuatan aerogel dibagi dua yaitu single step dan
twostep aerogel. Kemudian melewati proses aging dan soaking, lalu proses
pengeringan melewati titik kritis (supercritical driying).
Proses ini memproduksi aerogel dengan densitas 0.08 g/cm3. Pembuatan gel
berlangsung selama 60-120 menit, tergantung dengan temperatur.
Campur dua larutan:
Proses ini merupakan proses hidrolisi dan kondensasi alkoksida silikon. Yaitu
proses untuk memperkuat jaringan silika. dengan mengendalikan pH dan
kadar air meliputi. Proses aging menggunakan gel katalis basa dengan
perendaman gel dalam alkohol/campuran air dengan proporsi yang sama
dengan sol asli pada pH 8-9 (amonia)dan dibiarkan 48 jam.
Setelah proses aging, semua air yang masih terkandung dalam pori-pori harus
dibuang sebelum pengeringan. Dilakukan dengan merendam gel dalam
alkohol murni. lama waktu yang dibutuhkan untuk proses ini tergantung pada
ketebalan gel.
3. Supercritical Drying
Proses terakhir dan yang paling penting dalam pembuatan aerogel silika, yaitu
pengeringan superkritis. Ini adalah di mana cairan di dalam gel dihapus, hanya
menyisakan jaringan silika. Prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Aerogel silika Transparan akan sangat cocok sebagai bahan isolasi termal
untuk jendela, secara signifikan membatasi kerugian termal bangunan.
2. Luas permukaan yang tinggi dengan mengarah ke banyak aplikasi, seperti
absorber kimia untuk membersihkan tumpahan (lihat adsorpsi).
3. Aerogel partikel juga digunakan sebagai agen di beberapa penebalan cat
dan kosmetik.
4. Aerogel kinerja dapat ditingkatkan untuk aplikasi tertentu dengan
penambahan dopan, memperkuat struktur, dan senyawa hybridizing.
5. NASA menggunakan untuk partikel debu aerogel perangkap ruang kapal
angkasa Stardust. NASA juga digunakan aerogel untuk isolasi termal
Rover Mars dan ruang pakaian.
6. Angkatan Laut AS mengevaluasi pakaian dalam aerogel sebagai
perlindungan thermal pasif untuk penyelam.
7. Aerogel juga digunakan dalam fisika partikel seperti radiator dalam
detektor efek Cherenkov.
8. Dunlop baru-baru ini dimasukkan ke dalam cetakan aerogel seri baru dari
raket tenis, dan telah sebelumnya digunakan di raket squash.
9. Chalcogels menjanjikan dalam menyerap logam berat merkuri polutan,
timah, dan kadmium dari air.
10. Aerogel digunakan untuk memperkenalkan superfluida gangguan menjadi
helium-3.
11. Arms ahli berspekulasi kontrol digunakan untuk mengubah radiasi
menjadi tekanan dalam multistage senjata nuklir.
Teknologi Metamaterial
A. Sejarah Teknologi Metamaterial
Manusia sejak dahulu mempunyai imajinasi tinggi untuk bisa membuat benda
atau dirinya menjadi tak kasat mata atau tembus pandang. Beberapa film yang
menampilkan manusia tembus pandang misalnya Invisible Man, Fantastic 4 atau
Harry Potter dengan jubahnya. Dari seniman melalui ilusi optik, yang terkenal
misalnya Liu Bolin asal China. Ada juga dengan kamuflase optik seperti yang
dilakukan oleh ilmuwan Jepang.
Berbagai cara yang telah dilakukan tersebut masih belum bisa memuaskan
imajinasi tentang tembus pandang yang diinginkan. Namun dengan kemajuan
berpikir manusia, sepertinya hal itu sebentar lagi bisa menjadi kenyataan. Ilmuwan
telah mencari cara untuk dapat membuat sebuah benda menjadi tak kasat mata, dan
kuncinya adalah keberhasilan menciptakan metamaterial.
B. Pengertian Metamaterial
Metamaterial adalah material buatan, rekayasa teknologi, yang tidak ada di alam
atau sifat-sifatnya menyimpang dari lazimnya di alam. Metamaterial dibuat dengan
struktur yang artifisial, geometri, dengan merangkai material dari kristal fotonik
menjadi jaringan dengan ukuran mikroskopis atau teknologi nano (sepermilyar).
Sebuah benda dapat dilihat oleh mata syaratnya ada cahaya yang mengenai benda
tersebut dan pantulan cahayanya mengenai retina mata. Bila cahaya tersebut dapat
dibuat tidak memantul atau dibelokkan ke arah lain, maka benda tersebut menjadi tak
tampak oleh mata.
Cahaya, bunyi, gelombang radio, gelombang air merupakan jenis-jenis
gelombang. Cahaya merupakan salah satu gelombang elektromagnetik. Secara teori,
gelombang dapat dimanipulasi, dapat dibelokkan.
Selama ini diyakini bahwa cahaya tidak dapat dikontrol menggunakan materi
ilmiah. Sejak metamaterial berhasil diciptakan oleh David Smith dari Universitas
Duke, yang bereksperimen merubah geometri materi akhir tahun 90an, maka cara
untuk interaksi dengan cahaya pun ditemukan juga.
Setelah temuan Smith, berbagai riset untuk membuat obyek tak kasat mata pun
telah dilakukan. Gelombang cahaya dapat dibelokkan oleh metamaterial yang
mempunyai struktur yang tersusun jauh lebih kecil daripada panjang gelombang
cahaya (jarak antara satu gelombang dengan gelombang lainnya). Sehingga
gelombang cahaya yang mengenai metamaterial akan terus mengalir dan tidak
dipantulkan. Cahaya itu akan selalu dibelokkan dan tidak dipantulkan sehingga mata
tidak dapat melihat obyek yang memakai bahan metamaterial ini.
C. Aplikasi Metamaterial
Di masa depan metamaterial akan dipergunakan untuk hal yang lebih luas.
Berbagai penggunaan tersebut antara lain :
1. Tentara Siluman
Departemen Pertahanan Amerika Serikat dikabarkan telah memberi
pendanaan besar untuk riset metamaterial ini. Daya tarik metamaterial di bidang
militer terutama dalam membuat pelindung obyek hingga obyek tembus
pandang.
2. Membelokkan Gelombang Tsunami
Kalangan periset Prancis mencoba membelokkan gelombang seismik
mengelilingi lubang-lubang yang dirancang khusus dalam tanah, merefleksikan
gelombang balik kembali. Kemungkinan penggunaan geometri materi untuk
membelokkan gelombang tsunami menjadi hal yang bukan mustahil dilakukan.
3. USG Resolusi Tinggi
Metamaterial dapat menyerap dan memancarkan cahaya dengan tingkat
efisiensi yang sangat tinggi sehingga gambar yang ditampilkan menjadi lebih
jelas.
4. Teknologi Informasi dan Komunikasi Lebih Cepat
Metamaterial dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja jaringan
komunikasi serat optik untuk komputasi yang lebih cepat.
5. Pengisian Ulang Baterei Nirkabel
Samsung telah bergerak cepat dengan mengajukan beberapa paten terkait
metamaterial dan pengisian ulang baterei nirkabel (tanpa kabel). Bila saat ini kita
biasa menggunakan jaringan nirkabel internet(wireless), maka jangan heran bila
hal tersebut juga berlaku dalam pengisian baterei.
Teknologi Carbon Nanotubes
A. Sejarah Teknologi Carbon Nanotubes
Pada tahun 1985, Richard E Smalley, Robert F Curl, Jr (keduanya dari Rice
University, Houston, Amerika Serikat), dan Sir Harold W Kroto (dari University of
Sussex, Brighton, Inggris) menemukan struktur karbon murni yang tersusun atas 60
atom karbon (C60) [5]. Penemuan ini cukup menarik mengingat selama ini hanya ada
dua bentuk unsur karbon murni yang dikenal: grafit dan intan. Struktur C60 tersebut
di beri nama buckminsterfullerene atau disebut juga bucky ball. Nama ini dipilih
karena strukturnya menyerupai bangunan berkubah seperti bola yang dirancang oleh
seorang arsitek Amerika Serikat, R Buckminster Fuller untuk World Exhibition 1967
di Montreal, Kanada [5]. Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature pada
tanggal 14 November 1985 ini mengantarkan mereka memperoleh hadiah Nobel
Kimia pada tahun 1996.
Dalam perkembangan berikutnya, molekul C60 ini lebih dikenal dengan nama
fullerene dan digunakan pula untuk untuk menamai molekul-molekul serupa yang
ditemukan sesudahnya, seperti C70, C74, dan C82[6]. Penemuan fullerene ini
kemudian memicu ditemukannya material baru bernama carbon nanotube (CNT).
Struktur CNT pertama kali ditemukan oleh Sumio Iijima dari NEC Laboratories di
Jepang.
B. Karakteristik dan Langkah pembentukan CNT
Sifat elektrik, molekul, dan struktur karbon nanotube ditentukan struktur
satu dimensinya. Beberapa sifat penting karbon nanotube adalah
1. Reaktifitas kimia
Reaktifitas kimia CNT akan meningkat sebanding dengan kenaikan arah
kurvatur permukaan karbon nanotube. Oleh karena itu, reaktifitas kimia pada
bagian dinding karbon nanotube akan sangat berbeda dengan bagian
ujungnya. Diameter karbon nanotube yang lebih kecil akan meningkatkan
reaktivitas.
2. Sifat listrik dan Konduktivitas elektrik
Karbon nanotube dengan diameter yang lebih kecil dapat menjadi semi
konduktor atau menjadi metalik tergantung pada vektor khiral. Perbedaan
konduktifitas ini disebabkan oleh struktur molekul.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Tanpa kita ketahui, banyak sekali material-material super yang ada di bumu.
Material-material ini diciptakan dari perpaduan beberapa material-material di bumi.
Material-material itu berupa aerogel, metamaterial, e-textile, carbon nanotube, D3O
Gel. Aerogel adalah material sintetis ultra ringan berpori yang didapatkan dari gel
yang cairannya telah digantikan dengan udara. Hasilnya, suatu material padat dengan
masa jenis yang sangat rendah. Material ini bisa dibuat dengan cara Supercritical
drying.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang pembuatan hidrogen metalik
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA