Anda di halaman 1dari 8

A

ArcGIS GeoBIM, Autodesk Revit, dan ArcGIS ArcMap

Alya Permatasari
alyapermatasari@gmail.com
ArcGIS GeoBIM

ArcGIS GeoBIM merupakan software yang mengintegrasikan project Geographic Information


System (GIS) dan Building Information Modeling (BIM). ArcGIS GeoBIM memungkinkan
penggunanya mengerjakan project BIM berupa geospatial dengan sumber data dari berbagai
system. Dengan software ArcGIS GeoBIM pengguna geolocating intelligent model seperti
AutoCAD dan Revit dapat mengidentifikasi hasil modelnya terhadap kesalahan geolocation,
sehingga didapatkan kualitas data terbaik untuk visualisasi design dan konstruksi.

Autodesk Revit

Autodesk Revit merupakan software berbasis BIM yang digunakan untuk mendesain bangunan
dan infrastruktur. Menurut US National Building Information Model Standard Project Committee,
BIM atau Building Information Modelling merupakan representasi digital karakteristik fisik dan
fungsional sebuah fasilitas. Dalam BIM informasi digitalnya dapat mencangkup gambar teknis,
visualisasi 3D, informasi waktu, biaya, manajemen asset, dan lainnya.

Software Autodesk Revit memungkinkan user untuk merencanakan lifecycle sebuah bangunan,
mulai dari konstruksi, pemeliharaan, dan pembongkaran dengan model virtual 3D yang setiap
komponennnya terintegrasi. Dalam Autodesk Revit setiap perubahan komponen yang dilakukan
user akan secara otomatis berpengaruh terhadap komponen yang terhubung untuk memastikan
modelnya tetap konsisten.

ArcGIS

ArcGIS merupakan program pemetaan berbasis GIS. GIS merupakan system spasial yang
menggambarkan dan menganalisis data dalam bentuk map. User dapat menghubungkan dua
informasi yang tidak terkait malalui variable lokasi sesuai koordinat informasi tersebut dengan
memanipulasi data spatial (Geoprocessing). Analisis data spatial yang dapat dilakukan dengan GIS
antara lain analisis relief bumi, analis jarak geografi, analisis data, modeling topografi, dan lainnya.
Berikut merupakan contoh penggunaan software ArcGIS ArcMap untuk menganalisis data hujan
menjadi peta erosi pada daerah Teluk Lamong, Surabaya

Analisis peta erosi dimulai dengan peta SHP yang mencakup lokasi studi. Peta SHP dapat di
download dari website Indonesia Geospatial Portal, berikut merupakan peta yang telah dipotong
sesuai kebutuhan

Lakukan operasi fill untuk mengisi data kosong pada map, lalu flow direction untuk mendapat arah
aliran pada DAS
Flow accumulation dilakukan untuk mengetahui jalur air dianalisis dari topografi DAS

Letakkan point pada hilir sungai untuk mengetahui luas tampung DAS lalu lakukan operasi
watershed

Pada peta DAS yang telah didapat, akan dilakukan perhitungan erosi tiap DASnya dengan metode
perhitungan erosi USLE dengan rumus

𝐸𝑎 = 𝑅 𝑥 𝐾 𝑥 𝐿𝑠 𝑥 𝐶𝑃

Dimana:
R : Koefisien Erosivitas
K : Koefisien Erodibilitas
LS : Kemiringan dan panjang lereng
CP : Tataguna lahan

Untuk menginput data hujan, dilakukan analisis polygon thiessen sesuai dengan titik stasiun hujan
yang dimiliki, pada lokasi studi hanya terdapat dua stasiun hujan yang berpengaruh

Nilai curah hujan diinput sebagai nilai erosivitas dengan menggunakan persamaan Bols sebagai
berikut

𝐸𝐼30 = 6,119 𝑥 𝑅𝑏1,21 𝑥 𝑁 −0,47 𝑥 𝑅𝑚0,53

Dimana:
Rb : Curah hujan bulanan rata-rata
N : Jumlah hari hujan bulanan rata-rata

Nilai erosivitas tiap DAS di input ke dalam atribut table


Koefisien Erodibilitas ditentukan sesuai hasil tanah pada DAS yang tercatat pada Harmonized
World Soil Database

Nilai kemiringan dan panjang lereng didapat menggunakan operasi raster calculator dengan rumus

𝐿𝑁𝑁
𝐿𝑆 = ( ) (0,065 + (0,0456 𝑥 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒) + (0,006541 𝑥 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 2 ))
22,1

Dengan:
L : Panjang lereng
Slope : Kemiringan lereng

Peta tata guna lahan

Lakukan operasi model builder dengan input data sesuai dengan rumus erosi yang telah diketahui
lalu run untuk mendapatkan hasilnya
Berikut merupakan peta erosi yang dihasilkan

Anda mungkin juga menyukai