Bab II
UTILITAS
Pabrik Utility Kaltim-3 adalah unit pendukung dari pabrik Ammonia Kaltim-3 dan
pabrik Urea Kaltim-3. Pabrik Utility ini di dalam pengoperasiannya menyediakan produk
seperti air, steam, listrik dan udara. Penyediaan produk-produk tersebut dihasilkan dari 6
unit yang ada di Pabrik Utility Kaltim-3 yaitu :
Unit proses di utility adalah :
1. Unit Cooling Water (unit 1200)
2. Unit Desalinasi (unit 1400)
3. Unit Demineralisasi (unit 1500)
4. Unit Power Generation (unit 1600)
5. Unit Steam Generation (unit 1700)
6. Unit Instrumen Air dan Plant Air (unit 1800)
-8-
Bab II Utilitas
Untuk menjaga kualitas air laut tersebut maka perlu dilakukan tahapan perlakuan sebagai
berikut:
a. Perlakuan secara Fisik
Menyaring dan mengambil kotoran-kotoran atau binatang laut dengan
menggunakan saringan
b. Perlakuan secara Kimia
Menginjeksikan air laut dengan Sodium Hyplochlorite (NaOCl) untuk
mematikan/menghambat aktivitas mikroorganisme dan pertumbuhan karang laut.
c. Perlakuan secara Preventive
Melakukan monitor pada buangan air limbah pabrik yang mengalir kembali ke air
laut (pada Out Fall) sehingga tidak mencemari lingkungan air laut.
-9-
Bab II Utilitas
Peralatan utama yang digunakan di unit Sea Water Intake adalah sebagai berikut:
1. Sea Water Intake Basin (12-T-101)
Adalah tempat/kolam penampungan air laut bersih sebelum dipompakan ke
user.
2. Bar Screen (12-X-101 A/B)
Adalah penyaring kotoran-kotoran yang relatif besar.
3. Travershing Trash Rake (12-X-102 A/B)
Adalah alat untuk mengambil/mengangkat kotoran-kotoran yang telah
tertahan di Bar Screen.
4. Rotary Screen (12-X-103 A/B)
Adalah alat penyaring kotoran-kotoran yang relatif kecil,yang masih lolos dari
Bar Screen.
Kapasitas penyaringan : 10 ton/jam.
5. Stop Log (12-X-104 A/B)
Adalah alat untuk menahan aliran air laut di Sea Water Intake Basin saat
dilakukan pembersihan.
6. Trash Basket (12-X-105)
Adalah alat yang berfungsi sebagai tempat membuang kotoran-kotoran air
laut.
7. Sea Water Pump (12-P-101 A/B/C)
Adalah pompa yang mengalirkan/mendistribusikan air laut ke user.
Uraian Proses
Air laut digunakan sebagai media pendingin , untuk proses desalinasi dan proses
electro chlorinasi. Air laut masuk ke Basin (12-T-101) melalui Bar Screen( 12-XA-101 A/B)
dan Rotary Screen (12-XA-103 A/B) untuk 3 unit pompa air laut (12-P-101 A/B/C).
Sebelum air laut masuk ke Bar Screen(12-XA-101 A/B) diinjeksikan larutan Sodium
Hyplochlorite (NaOCl) secara Normal Dosing dengan konsentrasi 1 ppm. Hal ini bertujuan
untuk membunuh atau mengurangi tumbuhan-tumbuhan laut, kerang,serta
mikroorganisme lainnya.
Penyaringan pertama kali dilakukan di Bar Screen(12-XA-101 A/B) untuk
menghindari kotoran yang besar yang ada dipermukaan air laut masuk ke dalam
-10-
Bab II Utilitas
Basin. Pada Bar Screen dilengkapi oleh Travershing Trash Rake(12-XA-102) yang berfungsi
untuk mengangkat kotoran yang tersangkut pada Bar Screen.
Penyaringan selanjutnya pada Rotary Screen(12-XA-103 A/B) yang bertujuan untuk
menyaring kotoran dan material yang berukuran kecil yang terbawa oleh air laut yang
masuk. Kotoran yang tersaring tersebut dibuang ke Trash Basket (12-XA-105). Rotary
screen dapat beroperasi otomatis berdasarkan perbedaan level antara up stream dan
down stream dari Rotary Screen. Apabila perbedaan level sangat kecil , maka
pengoperasiannya berdasarkan timer 6-12 jam sekali .
MODE OPERASI ROTARY SCREEN
Sebagai penggerak 3 buah pompa air laut (12-P-101 A/B/C) digunakan motor listrik
dengan kebutuhan power masing-masing 1500 KW dan tegangan 6,9 KV, sedangkan
kapasitas masing – masing pompa sebesar 10.760 m3/jam.
Air laut yang telah di bersihkan dialirkan ke Basin dan dipompakan oleh pompa
laut 12-P-101 A/B/C dan dikirim ke pemakai melalui pipa distribusi bawah tanah (Bona
Pipe).
Pada operasi normal kebutuhan air laut dicukupi dengan 2 pompa laut,
sedangkan 1 pompa lainya diposisikan stand by auto.
Pompa laut yang stand by akan start secara otomatis oleh oleh sensor pressure
switch low, bila tekanan air laut turun sampai dibawah setting tekanannya ( 12-PSL-101
-11-
Bab II Utilitas
=2,5 kg/cm2 G). Semua pompa yang running akan stop secara otomatis oleh level switch
(12-LSLL-103) bilamana level sea water turun dibawah Setting.
- pH : 8,4
-12-
Bab II Utilitas
NH3
II.1.2 Chlorinasi
Unit Chlorination ini berfungsi untuk menghasilkan larutan Sodium Hyplochlorite
(NaOCl) yang diinjeksikan ke Sea Water Intake agar menghambat pertumbuhan tumbuhan
laut, karang laut dan mikroorganisme lainnya yang dapat menyumbat aliran pipa pada
peralatan proses. Unit ini menghasilkan larutan NaOCl dengan konsentrasi 1.173 ppm
sebanyak 30,5 m3/jam. Penginjeksian larutan NaOCl ini dilakukan dengan 2 cara yaitu,
Normal Dosing dan Shock Dosing. Normal dosing dilakukan secara kontinu dengan
konsentrasi 1 ppm sebanyak 18,4 m 3/jam di Sea Water Intake. Sedangkan Shock Dosing
dilakukan berdasarkan level atau waktu. Berdasarkan level, yaitu apabila larutan NaOCl
dalam Tangki (12-V-101) mencapai level 9,5 m. Sedangkan jika berdasarkan waktu
diinjeksikan setiap 12 jam sekali Selama 30 menit. Shock Dosing diinjeksikan dengan
konsentrasi 10 ppm sebanyak 184 m3/jam.
Peralatan utama yang digunakan pada unit ini adalah:
1. Sea Water Filter/Strainer (12-F-101 A/B)
Adalah alat untuk menyaring kotoran yang masih terdapat pada air laut agar tidak
masuk ke Electrolysis Cell Bank.
Kapasitas : 40 m3/jam
Screen Mesh : 40 mesh
Strainer tersebut dilengkapi dengan penunjuk perbedaan tekanan (differensial
pressure gauge) untuk mengetahui kekotoran pada strainer. Bila nilai differensial
pressure melebihi nilai setting tekanan , maka akan terjadi alarm pada lokal
control panel. Bila hal ini terjadi pindahkan aliran air laut ke strainer yang stand
by, kemudian strainer yang kotor dicuci dengan air.
2. Cell Electrolizer (12-X-111 A/B)
-13-
Bab II Utilitas
Adalah tempat terjadinya proses elektrolisa air laut menjadi larutan sodium
hypochlorite (NaOCl).
Anoda : Titanium dengan coating khusus
Katoda : 304 Stainless Steel
Body : CS dengan Rubber Lining
Kapasitas : 30,5 kg/jam setiap train
Flowrate : 26 m3/jam
Dua cell bank A dan B disusun secara paralel , setiap cell bank mempunyai 10 cell
yang disusun seri, dan setiap cell mempunyai catoda dan anoda yang disusun
paralel . Air laut dilewatkan cell bank A atau B dengan flow 26 m3 /jam dan dialiri
arus DC maksimum 2880 Ampere ,dengan tegangan 50 Volt yang diperoleh dari
transformer / rectifier. Pada kondisi tersebut akan dihasilkan chlorine effective
30,5 kg/jam , dengan konsentrasi 1173 ppm.
Pada sisi inlet cell bank dipasang flow meter yang dilengkapi ” Flow switch ” ,
dimana listrik akan diputus bila mana aliran air laut ke cell bank rendah.
3. Transformer/Rectifier (12-X-112 A/B)
Adalah alat yang merubah arus AC menjadi arus DC yang akan di supply untuk sel
elektrolisis.
AC Input : 500 V, 50 Hz, 3 fase, 200 kVA
DC Input : max.2880 A, min.50 V
Transformer / Rectifier ini disediakan untuk memberi supply listrik DC ke
electrolysis cell bank. Sumber AC 500 V, 3 fase , 50 HZ diturunkan tegangannya
oleh transformer dan diubah menjadi DC oleh rectifier pada tegangan 50 volt
dan arus sebesar maksimum 2880 Ampere.
Sodium hypochlorite yang dibangkitkan electrolysis cell bank dapat di atur
produksinya antara 3 sampai 30 kg/jam dengan mengatur arus antara 200 sampai
2880 Ampere.
4. Tangki Hypochlorite (12-V-101)
Adalah tangki penampung larutan NaOCl dari proses elektrolisis.
Kapasitas : 100 m3
Tempat penampungan produk Chlorine ini merupakan tanki vertical dengan
kapasitas 100 m3. Tangki dipasang pada sisi downstream cell bank . Larutan
-14-
Bab II Utilitas
-15-
Bab II Utilitas
Uraian Proses
Air laut mengandung berbagai komponen terlarut komposisi tergantung pada area
laut dan di pengaruhi oleh muara sungai. Air laut mempunyai PH ± 8 dan kadar garam 3%
juga mempunyai sejumlah besar Ion Magnesium , Sulfur Oxide , Calsium Potasium dan
sebagainya.
Air laut dilewatkan antara anoda dan katoda, yang dialiri arus DC sebagai
Electrolisis, ini merupakan teknik dasar prinsip elektrolisa.
Bila mana air laut di Elektrolisa , akan dibangkitkan chlorine pada permukaan
anoda dan caustic soda serta gas hydrogen dibangkitkan pada permukaan katoda.
Chlorine dan Caustic soda bereaksi menghasilkan sodium hypochlorit diantara katoda
tersebut.
2Faraday
NaCl + H2O NaOCl + H2
: Na
N
Reaksi di Anoda : 2 Cl - Cl2 + 2e
Reaksi di Katoda : 2 Na+ + H2O + 2e 2 NaOH + H2
Reaksi Total : 2 NaOH + Cl2 NaCl + NaOCl + H2O
NaOCl
K A K
a n a
t o t
o d o
d Cl 2 a Cl 2 d
a a
NaOH NaOH
-16-
Bab II Utilitas
AIR LAUT
Sweet cooling water digunakan untuk pendingin proses di pabrik Ammonia, Urea
dan sebagian Utility dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Tekanan : 4,0 kg/cm2G
- Temperatur : 35 oC max
- PH : 8,3- 10,5
- TDS : 1500 – 4.000 ppm
- Total hardness : 200 ppm min
Sweet cooling water memakai system sirkulasi tertutup dengan perlengkapan
sebagai berikut:
1. Pompa sirkulasi cooling water pabrik Ammonia 12-P-201A/B
Kapasitas : 3460 m3 /jam
-17-
Bab II Utilitas
Kebutuhan sweet cooling water pada masing-masing pabrik adalah sebagai berikut :
1. Pabrik Ammonia : 3315,7 m3/jam
2. Pabrik Urea : 1836 m3/jam
3. Pabrik Utility : 29 m3/jam
Dalam kondisi normal operasi pompa cooling water 12-P-201 A dan 12-P-211 A
yang digerakkan oleh steam turbin diprioritaskan beroperasi sedangkan pompa 12-P-201
B, dan 12-P-211 B yang digerakkan oleh motor listrik diposisikan stand by Auto.
Kondensat dalam hot well surface condenser 12-E-202 yang mengkondensasikan
exhaust turbin 12-TS-201 dan 12-TS-211, dipompa dengan pompa kondensat ( 12-PM-203
AB ), ke tangki kondensat 15-T-101 melalui condenser ejector untuk mengkondensasikan
steam yang digunakan untuk ejector kondenser.
Pompa cooling water emergency 12-P-202 A/B dalam kondisi pabrik normal
maupun shutdown diharapkan tetap dapat beroperasi, untuk itu pompa ini ditunjang
dengan power emergency dimana setiap saat power tersedia.
Dalam kondisi normal operasi diperlukan 5 buah Marine Plate Heat Exchanger
aktif, untuk mendinginkan cooling water yang panas yang telah digunakan di pabrik
-18-
Bab II Utilitas
Amoniak ,Urea dan Utility, sedangkan satu Marine Plate Heat Exchanger lainya
dipergunakan untuk cadangan bila ada heat exchanger yang kotor dan perlu dibersihkan.
Sweet cooling water memerlukan bahan kimia pencegah korosi untuk mencegah atau
mengurangi laju korosi pada peralatan yang dilaluinya. Sebagai bahan pencegah korosi
(corrosion inhibitor) digunakan bahan kimia dengan basis Nitrit (NO 2), sedangkan untuk
mencegah terbentuknya Slime atau lendir diijeksikan Biocide secara berkala
Unit ini berfungsi untuk memperoleh air tawar atau biasa disebut dengan raw
kondensat dengan cara menguapkan air laut secara bertahap (Multi Stage Flash
Evaporator). Kaltim 3 memiliki 2 unit desalinasi, dimana masing-masing unit:
Menghasilkan distillate water : 1680 m3 / hari
Sea water yang diperlukan per unit : 785 m3 / jam
Steam LP per unit yanga diperlukan : 14 ton / jam
Steam MP per unit yang diperlukan : 0,385 ton / jam
-19-
Bab II Utilitas
-20-
Bab II Utilitas
-21-
Bab II Utilitas
Uraian Proses
Multi stage flash desalination train terdiri dari Seawater heater, Flash evaporator,
Venting system , chemical ijection system, pompa ,Instrumentasi dan Control.
Evaporator dibagi dalam 20 stage, dan tiap-tiap stage terdiri dari sebuah flash
chamber dan sebuah condenser yang saling berhubungan. Tekanan sea water diperkuat
oleh sea water booster pump ( 14-F-001 A/B ) mengalir dalam tube-tube condensate
evaporator untuk mengondensasikan uap yang terjadi pada setiap stage sea water
dipanaskan oleh panas yang dilepaskan dari uap. Sea water selanjutnya dipanaskan di
sea water heater sampai temperature 112oC dengan menggunakan steam sebagai
pemanas (LP steam).
Penguapan segera terjadi setelah mengalir ke dalam flash chamber tingkat
pertama. Air laut mulai memflash menuju temperatur yang sesuai dengan tekanan yang
dipertahankan pada stage pertama.
Flashing brine mengalir melalui setiap stage melalui peralatan sealing ( brine flash
box ) dan penguapan akan terulang lagi di setiap stage yang mana tekanannya di control
lebih rendah lagi dari stage sebelumnya.
Uap yang dihasilkan dalam tiap-tiap flash chamber mengalir ke atas menuju
kondenser dan mengonden, uap yang dihasilkan adalah bebas dari garam.
-22-
Bab II Utilitas
Tetapi goncangan dalam flash evaporator dapat mengakibatkan percikan air yang
mengandung garam terlempar ke atas. Oleh karena itu dipasang demister di bagian
atas untuk menghalangi terjadinya percikan dan mencegah terbawanya masuk kedalam
condenser.
Kondensasi dari uap yang dihasilkan kemudian di kumpulkan kedalam desalinasi
water tray dan mengalir dari stage ke stage yang saling berhubungan dan akhirnya
terkumpul di stage terakhir dari evaporator tersebut , kemudian distilated water di pompa
oleh distilate pump dan di tampung di raw condensate tank.
Flashing brine yang terkumpul di stage terakhir di pompa oleh pompa blow down
dan dibuang ke sea water outfall.
System venting terdiri dari ejector dan condenser. Fungsinya untuk membantu ,
membuat dan mempertahankan vacuum dalam evaporator sambil mengambil gas-gas
non condensable yang banyak di lepaskan dari air laut dan flashing brine dan
terakumulasi dalam evaporator. Sistem pemvakuman ini menggunakan steam bertekan
38 K (MP steam). Sebagai pendingin condensar di ambil sea water yang menuju ke
evaporator.
-23-
Bab II Utilitas
Anti Foam/Scale
Drum
Ejector
Ejector
Desuperheater Condenser
Anti Foam/Scale
Injection Pump
Sea Water
Booster
Desalinated
Water Pump
-24-
Bab II Utilitas
Logam M+ (kation) akan diikat oleh resin sekaligus melepaskan ion H +. Indikasi ion
yang ada tertangkap oleh resin adalah pH proses kondensat produk kurang dari 5,0. Bila
resin cation exchanger sudah jenuh maka harus diregenerasi. Regenerasi dilakukan bila
indikasi pH tinggi masih terbawa bersama proses kondensat produk.
Proses kondensat dari cation exchanger kemudian dialirkan ke degasifier (15-V-
102) untuk menghilangkan gas – gas yang masih terlarut terutama CO 2. Kondensat
dikontakkan dengan udara yang dihembuskan dari fan degasifier. Plastik pall ring yang
terdapat di dalam degasifier bertujuan untuk memperluas bidang kontak udara dengan
kondensat. Hasil yang keluar dari degasifier di kirim ke tangki raw kondensat (15-T-101)
menggunakan degasifier water pump (15-P-102 A/B) dan bercampur dengan steam
kondensat dan air desalinasi.
2. Mixed Bed Polisher
Raw condensate yang didalam raw condensate tank ( 15-T-101 ) di pompakan
dengan pompa umpan mixed bed ( 15-P-201 ) A/B/C di masukan ke dalam mixed bed
polisher (15-V-201 A/B/C) yang didalamnya terdapat resin kation (amberlite-IR-200C) dan
anion resin (amberlite-IR-900C) untuk menukar ion kation dan anion secara kontinyu dan
reversibel berdasarkan reaksi berikut:
Penukar kation :
Penukar anion :
Kontrol terhadap produk mixed bed polisher adalah dari konduktivitas dan volume
yang dihasilkan. Konduktivitas yang diijinkan maksimum 0,2 µS/cm, atau berdasarkan
pada total galon produk mencapai 21.800m3. Bila 2 parameter tersebut telah tercapai
maka harus dilakukan regenerasi agar penggunaan chemical lebih efisien.
3. Regenerasi
Prinsip regenerasi untuk cation exchanger maupun mixed bed secara garis besar
adalah sebagai berikut:
a. Back wash
Pada tahap ini kotoran-kotoran kecil yang ada pada resin akan terlepas. Selain itu
melalui back wash resin akan terpisah menrut berat jenisnya, yaitu anion diatas (BJ
rendah) dan kation dibawah (BJ tinggi). Pada Mixed Bed Polisher resin anion akan di
bagian atas sedangkan resin kation berada di bagian bawah.
b. Injeksi bahan kimia
-25-
Bab II Utilitas
Pada cation exchanger, resin yang telah jenuh dapat dengan memakai larutan
H2SO4 2%. Sedangkan pada Mixed Bed Polisher, chemical yang digunakan untuk
meregenerasi adalah H2SO4 3% untuk penukar kation dan NaOH 4% untuk penukar anion,
dimasukkan secara bersama untuk melepas ion-ion yang terikat pada resin.
c. Pembilasan bahan kimia
Bahan kimia yang telah diinjeksikan dibilas kembali untuk menghilangkan sisa-sisa
bahan kimia.
d. Pembilasan terakhir
Setelah pembilasan bahan kimia selesai, dilakukan pembilasan terahir dengan
aliran yang lebih besar untuk mengeluarkan sisa-sisa regenerat.
Air buangan selama regenerasi ke dalam kolom penetralan, dinetralkan pHnya
sama dengan pH air laut (7,5 – 8,5) sebelum dibuang ke sea water out fall.
- pH : 8,8 – 9,2
- Conductivity : 25 λs/cm
- Methanol : 30 ppm
- TDS : 1 ppm
-26-
Bab II Utilitas
2. Demineralized Water
- Pfeed : 12 kg/cm2
- Tfeed : 50 oC
- Kualitas :
pH : 6,2 – 6,5
Konduktivitas : 0,2 µS/cm 25 oC
Natrium dan Kalsium : 0,01 ppm Na+ + K+
Klorida : 0,02 ppm Cl-
Total iron : 0,02 ppm Fe
Total Copper : 0,003 ppm Cu
Silica : 0,02 ppm SiO2
Adapun peralatan utama unit ini adalah:
1. Cation Exchanger (15-V-101A/B)
Bejana atau vessel yang berisi resin kation. Resin ini menangkap kation yang terbawa dari
proses kondensat dari pabrik ammonia.
2. Degasifier (15-V-102)
Bejana atau vessel yang akan dilalui proses kondensat setelah melewati Cation Exchanger.
Di degasifier gas-gas yang terlarut dalam air akan diusir oleh aliran udara yang berhembus
dari arah berlawanan.
3. Mixed Bed Polisher (15-V-201A/B)
Bejana atau vessel yang bersisi resin kation dan anion. Resin ini akan menangkap seluruh
ion yang terdapat dalam RC tank sehingga menjadi air demin.
4. Pompa-pompa
Raw Condensate Pump (15-P-201A/B)
Pompa untuk mengalirkan dari RC Tank ke Mixed Bed Polisher.
Degasifier Water Pump (15-P-101A/B)
Pompa untuk mengalirkan air dari tangki degasifier ke RC Tank.
Demin water Pump (17-P-101A/B)
-27-
Bab II Utilitas
Pompa untuk mengalirkan air dari tangki demin ke deaerator dan proses air
pendingin.
5. Raw Condensate Tank (15-V-201) dan Demin Water Tank (15-V-201)
Tangki untuk menampung raw condensate dan demin water sebelum
dimanfaatkan selanjutnya.
6. Blower udara (15-KM-101 A/B)
Alat yang digunakan untuk mengusir gas terlarut dalam proses kondensat dan
digunakan juga untuk mengaduk resin yang ada di mixed bed.
7. Neutralization Pond (15-T-202)
Kolam penampungan sementara air bekas regenerasi untuk dinetralkan terlebih
dahulu sebelum dibuang ke outfall.
-28-
Bab II Utilitas
Proses condensate yang didapat dari Ammonia unit di kirim dengan menggunakan
pompa condensate ( 1-P-602 A/B ), kemudian dialirkan ke kation exchanger ( 15-V-101
A/B ) . Proses condensate yang mengandung NH4+ dihilangkan di cation exchanger.
Kemudian condensate tersebut dialirkan ke Degasifier ( 15-V-102 ) melalui bagian
atas, untuk menghilangkan gas-gas yang terbawah / terlarut dalam decationisasi dengan
cara menggunakan hembusan udara yang didapat dari fan degasifier ( 15-K-101 ) dari
bagian bawah degasifier tersebut.
Condensate yang didapatkan lalu dikirim ke raw condensate tank ( 15-T-101 )
oleh salah satu pompa degasifier water ( 15-P-101 A/B ).
Level air didalam degasifier di control oleh level indikasi control ( 15-LIC-101 ).
Steam condensate di peroleh dari :
1. Area Ammonia
Steam condensate yang di tampung dalam steam condensate drum ( 2-V-
901 ) kemudian dikirim ke raw condensate tank ( 15-T-101 ) dengan
menggunakan pompa condensate( 1-P-601 AB )
2. Area Urea
Steam condensate dari tangki ( 2-T-901 ) dikirim ke raw condensate tank
( 15-T-101 ) dengan menggunakan pompa condensate ( 2-P-901 A/B ).
Condensate dalam condenser ( 2-E-101 ) dikirim ke ( 15-T-101 ) dengan pompa
condensat (2-P-103 A/B ).
Condensate dari surface condenser ( 12-E-202 ) dikirim ke ( 15-T-101 ) dengan
pompa condensate ( 12-P-203 A/B )
3. Area Utility
Condensate dari sea water heater ( 14-E-001 A/B ) dikirim dengan pompa
condensate ( 14-P-004 A/B ) ke 15-T-101
Desalinated water yang didapat dari unit 1400 di kirim dengan pompa
desalinated water ( 14-P-002 A/B )
Tie-In antara K-III dengan K-II berkapasitas 175 m3/ jam
-29-
Bab II Utilitas
DEMINERALISASI
Sumber tenaga listrik untuk Kaltim 3 diperoleh dari gas Turbine Generator yang
merupakan pembangkit utama dan Emergency diesel Generator sebagai pembangkit
Emergency.
Karakteristik pembangkit tenaga listrik utama :
Output : 32,030 KW
Putaran : 3000 rpm
Frekuensi : 50 HZ
Tegangan : 11 KV
Exitasi : Brushless AC Exciter
Sedangkan karekteristik pembangkit tenaga listrik Emergency adalah sebagai
berikut :
Output : 1.000 KVA
Putaran : 1.500 rpm
Frekuensi : 50 HZ
Tegangan : 525 Volt
Excitasi : Brushless Exciter
-30-
Bab II Utilitas
diperlukan untuk mensupply kebutuhan listrik yang terpenting pada saat pembangkit
tenaga listrik utama shut down.
Gas Turbine Generator memungkinkan untuk dilakukan black start tanpa
peralatan penunjang selain gas alam. Gas Exhause dari gas turbine Generator digunakan
sebagai pembangkit steam 80 kg/cm 2G pada waste heat Boiler dengan ditambah
supplementary firing.
Bila waste heat boiler tidak beroperasi maka gas exhause tersebut dibuang ke
atmosfir melalui by pass stack.
Ruang
Gear Box Bakar Turbin Gear Box
Gas Bakar
-31-
Bab II Utilitas
2. Subtation no. 2
Subtation no. 2 ditempatkan dekat area sea water intake Kaltim-2 dan mensupply
tenaga listrik ke urea handling facilities. Pada substation no. 2 terdapat peralatan –
peralatan sebagai berikut:
- MCC-400 Volt - 52-MC-221
- Transformer - 52-TX-221 – 11-0,4 / 0,23 KV
3. Subtatiton no. 3
Subtation no. 3 ditempakan pada area NH3 storage dan mensupply tenaga listrik
untuk NH3 storage , air separation unit dan urea loading facility. Pada substation no.3
terdapat peralatan sebagai berikut:
-32-
Bab II Utilitas
Transformer
- 52-TX-311-11-6,9 KV - 52-TX-322-6,9-0,4 / 0,23 KV
- 52-TX-321-6,9-0,525 KV - 52 TX-323-6,9-0,4 / 0,23 KV
Neutral grounding resistor - 52-GD-311
4. Substation no. 4
Substation no.4 ditempatkan dekat fire water tank dan mensupply tenaga listrik
pada “Housing Comunity ” office building dan fasilitas-fasilitas yang lain. Pada substation
no.4 terdapat peralatan sebagai berikut :
Switch gear 6,9 KV - 52-SG-411
Transformer - 52-TX-411
Netral grounding resistor - 52-GD-411
-33-
Bab II Utilitas
Waste heat boiler dipasang untuk memanfaatkan panasnya gas buang dari GTG.
Gas buang dari GTG masuk ke boiler melalui burner yang terletak di furnace, kemudian
udara sisa yang terbawa oleh gas buang dari GTG dipakai sebagai udara pembakaran
supplementary firing burner.
Flue gas ini kemudian memanasi superheater, evaporator dan economizer
sebelum di buang ke atmosfir. BFW dari deaerator dilewatkan ke BFW pre heater 17-E-
201 dan temperaturnya diturunkan ke ± 63 oC sebelum dipompa ke Economiser ,
sebaliknya demin water dipanasi di BFW preheater , sampai temperature 90 oC sebelum
masuk deaerator .
Hal ini dimaksudkan untuk effisiensi pemakaian LP steam 4K pada deaerator
dan sekaligus menaikan effisiensi boiler keseluruhan.
Di deaerator air demin di stripping dengan steam 4kg/cm 2G untuk menghilangkan
gas-gas yang terkandung di dalam air demin dapat bereaksi dengan Fe sehingga dapat
menyebabkan korosi. Gas-gas tersebut biasanya berupa O 2 dan CO2. Selain itu di storage
drum diinjeksikan juga Hydrazin (N 2H4) untuk mengikat O2 yang masih tersisa menurut
reaksi :
N2H4 +O2 N2 + 2H2O
Sehingga diharapkan kandungan O2 pada BFW tidak lebih dari 0,07 ppm.
Selanjutnya BFW dinaikkan tekanannnya dengan menggunakan BFW pump (17-
201-A/B/C) hingga tekanan 95 kg/cm 2G menuju waste heat boiler. Larutan NH3
diinjeksikan di suction header BFW pump dengan tujuan untuk mempertahankan PH
sekitar 8,5-9,7. BFW selain dikirim ke economizer juga dikirim ke steam let down
desuperheater (17-X-001), sebagai media pendingin steam superheater.
BFW di Economiser di panasi sampai sekitar 225 -274 oC, masuk ke steam drum di
evaporator air ini dipanasi sehingga menghasilkan steam jenuh dengan temperatur ±
300 oC dan memasukkan kembali ke steam drum. Untuk mencegah terjadinya scale di
steam drum maka dinjeksikan TSP(Na 3PO4) dan DSP(Na2HPO4) dengan konsentrasi 1-6
ppm. Untuk menjaga kualitas air boliler maka dilakukan continous blow down sebesar 2%
dan intermitten blow down sebesar 5% dari rate steam yang dihasilkan. Semua padatan
yang mengapung dibuang dengan cara continous blow down sebesar 1% dari total produk
steam, sedangkan kandungan silica dalam boiler water dikendalikan dengan cara
-34-
Bab II Utilitas
membuang lewat intermittent blow down sebesar 10% dari produk steam, minimal satu
kali sehari selama 5-30 detik.
Keluar dari steam drum, steam ini dipanaskan lagi di superheater primer (SH1)
temperaturnya naik menjadi ± 430 oC . Sebelum masuk ke superheater sekunder
temperatur steam ini di kontrol oleh TV 201 dengan jalan menginjeksikan air BFW agar
dapat menghasilkan steam dengan temperatur pada outlet superheater sekunder(SH2)
± 490 oC tekanan 81 kg/cm2G.
Akhirnya steam ini disupply ke pemakai, dengan di control oleh automatic
combustion control yang mendapat signal dari PIC-001, untuk mempertahankan tekanan
pada 81 kg/cm2G . Pada beban GTG max ( 30 MW ), beban WHB max 140 T/jam dan pada
minimum firing 35 T/jam.
Pada beban GTG > 7 MW, WHB menghasilkan steam max. 140 T/jam. Pada beban
GTG < 7 MW. WHB menghasilkan steam < 140 T/jam dan pada kondisi min. Firing ± 17
T/jam
-35-
Bab II Utilitas
-36-
Bab II Utilitas
-37-
Bab II Utilitas
Apabila tekanan steam MP naik melebihi setting PIC-002 maka 17-PV-002 akan
menutup, dan apabila tekanan naik terus sampai setting PIC- 905 , maka governor valve
1-TS-405 akan menambah pembukaannya, sehingga tekanan konstan.
Bila mana tekanan steam MP mencapai setting 17-PIC-007, maka kelebihan
steam tersebut di letdown melalui 17-XV-007 dan bila mana tekanan MP melebihi
setting 17-PIC-004 maka 17-PV-004 akan membuka untuk membuang kelebihan steam
MP tersebut.
Bila 1-TS-402 trip, maka 17-XV-007 akan segera membuka sebesar yang
ditentukan oleh setting 17-HIC-007 , kemudian 17-PIC-007 akan mengontrol tekanan
steam MP.
6. Steam 20 kg / cm2
Pada kondisi normal steam 20 kg ini di kontrol oleh 2-PIC-901 dengan letdown
valve 2-PV-901.
Apabila tekanan steam 20 K naik mencapai setting 2-PIC-930A, maka 2-PV-930 A
akan membuka membuang kelebihan steam 20 K ke atmosfir.
Apabila tekanan steam 20 K turun maka 2-PV-901 akan membuka uantuk
membuat tekanan steam 20 K tetap konstan. 2-PV-930 di pasang untuk meletdown
steam 20 kg ke steam LP, digunakan pada saat start up Urea unit ( CO 2 compressor
sudah jalan akan tetapi bagian Urea Syntesis belum start ). Pada saat operasi normal
valve ini ditutup secara manual.
7. Steam LP 4 kg / cm2
Pada kondisi normal tekanan steam ini di control oleh valve extraksi 1-TS-402
melalui PIC-902 dan 17-PV-003 melalui 17-PIC-003 ( pada operasi normal 17-PV-003
tertutup). Pada tekanan steam LP turun 17-PV-003 akan membuka mencukupi
kebutuhan steam LP sehingga tekanan konstan.
Apabila tekanan LP naik mencapai setting 1-PIC-902 maka valve extraksi 1-TS-
402 akan membuka sehingga ekstraksi ke steam LP. Berkurang. Apabila tekanan naik
terus mencapai setting 17-PIC-005 maka 17-PV-005 membukan membuang kelebihan
steam LP ke atmosfir.
Pada saat start up signal untuk steam LP di posisikan ke 17-PT-003 dan pada
saat normal Operasi signal untuk steam LP di posisikan 1-PT-902.
-38-
Bab II Utilitas
-39-
Bab II Utilitas
-40-
Bab II Utilitas
Di Urea Unit.
1. Sealing steam untuk 2-TS-402
2. Ejector untuk gland condenser
3. Back up steam 3,2 kg/cm2G dengan letdown 2-PV-914
6. Steam 3,2 Kg /Cm2
Steam ini di hasilkan dan di pakai hanya di Urea unitnya saja. Dihasilkan dari
2-V-904 A/B dengan tekanan 3,5 kg / cm2 pemakai steam ini anatara lain.:
2-E-302 : Heater recirculation
2-E-401 : 1. St stage evaporator
2-E-612 : F.B.C. Air heater
2-E-612 : Sealing air preheater
2-J-702 : Ejector 1 st stage evaporator
2-J-703 : Booster
2-J-704 : 1 st ejector 2 nd stage evaporator
2-J-705 : 2 nd ejector 2 nd stage evaporator
2-J-807 : Desorption coloumn II
Steam jaket untuk line melt
Steam tracing
Analizer
Dan selebihnya adalah di supply ke 2-TS-102 , sebagai admission steam setelah
superheater di 2-E-101.
.
-41-
Bab II Utilitas
Steam HP
Combus.
Steam LP BFW
Economizer
Co Tur GTG
mp. bin
By Pass Stack
17-V-101 Steam Drum
17-E-101 I II
LP
NG
17-TS-201C
17-S-201 17-S-001
Condensate
17-E-201
-42-
Bab II Utilitas
II.6 Unit Instrument Air dan Plant Air
Tie in K2
18-V-101
1-K-402
Udara
18-DE-101
18-K-101
-43-
Bab II Utilitas
Compressor udara 18-K-101 sebagian besar terdiri dari diesel engine, lube oil
system, fuel tank, cooling water system, water separator, after cooler dan inter cooler
dan filter udara.
Udara melalui udara filter ditekan oleh compressor yang digerakkan oleh diesel
engine 18-DE-101, lalu didinginkan oleh inter cooler dan after cooler. Udara setelah
didinginkan selanjutnya melalui water separator dan dikirim ke air receiver ( penampung
udara )
Air panas yang berasal dari inter cooler, blow off cooler, LP compressor, HP
compressor dan lube oil cooler didinginkan oleh cooling water cooler (fan) yang
digerakkan oleh fan motor dan cooling water tersebut di sirkulasikan oleh pompa yang
digerakkan oleh motor.
Pendingin di after cooler juga digerakkan oleh fan motor sedangkan air yang
mendinginkan diesel engine juga di dinginkan oleh fan cooler yang digerakkan oleh shaft
diesel engine itu sendiri.
-44-
Bab II Utilitas
Kebutuhan plant air, Instrument air dan Nitrogen gas. Yang diperlukan untuk
mengoperasikan main plant diperkirakan sesuai design sebagai berikut.
a. Plant air
Instrument air dryer : 2.100 NM3/ jam
Urea seeding system : 200 NM3 / jam
Utility station : 100 NM3 / jam ( design )
b. Instrument air
Ammonia Unit : 450 NM3 / jam
Urea Unit : 300 NM3 / jam
Utility Facility : 350 NM3 / jam
Control room : 400 NM3 / jam
c. Nitrogen gas
Untuk back up Instrument air : 1.200 NM3 / jam
Utility station : 100 NM3 / jam
Keperluan lain di Ammonia plant :-
-45-
Bab II Utilitas
Sesudah meninggalkan after filter , udara kering sebagai instrument air di supply
ke kepemakaian melalui instrument air header.
Instrument air juga dilengkapi Tie-In dengan Kaltim-2. Apabila pressure header
6,3 kg/cm2 G dan 18-PSL-203 bekerja maka supply udara di header plant air akan stop
( control valve 18-PV-20 menutup ).
Hal ini dikehendaki agar flow instrument air dapat terpenuhi . Kejadian ini
dilakukan secara otomatis. Apabila header instrument air mencapai pressure 5,75
kg/cm2 ( 18-PALL-204 )., maka Nitrogen sebagai back up akan mensupply secara
automatic ke instrument air header. Selanjutnya 18-PSLL-204 akan memberikan signal
pada control valve 18-XV-201 dan 18-XV-203 untuk membuka , penurunan tekanan
sudah kembali ke normal atau instrument air normal kembali maka untuk
mengembalikan ke normal reset 18-HS-201 . Control valve N 2 back up akan keposisi
normal dan instrument air aktif kembali.
-46-
Bab II Utilitas
-47-
Bab II Utilitas
-48-