Anda di halaman 1dari 41

Bab II Utilitas

Bab II
UTILITAS

Pabrik Utility Kaltim-3 adalah unit pendukung dari pabrik Ammonia Kaltim-3 dan
pabrik Urea Kaltim-3. Pabrik Utility ini di dalam pengoperasiannya menyediakan produk
seperti air, steam, listrik dan udara. Penyediaan produk-produk tersebut dihasilkan dari 6
unit yang ada di Pabrik Utility Kaltim-3 yaitu :
Unit proses di utility adalah :
1. Unit Cooling Water (unit 1200)
2. Unit Desalinasi (unit 1400)
3. Unit Demineralisasi (unit 1500)
4. Unit Power Generation (unit 1600)
5. Unit Steam Generation (unit 1700)
6. Unit Instrumen Air dan Plant Air (unit 1800)

Gambar II.1. Flow Diagram unit Utility Kaltim-3

-8-
Bab II Utilitas

II.1 Unit Cooling Water (Unit 1200)

Unit Cooling Water terdiri dari :


1. Sea Water Intake
2. Chlorination
3. Sweet Cooling Water

II.1.1 Sea Water Intake


Unit SWI berfungsi untuk menyediakan bahan baku air laut yang akan digunakan
untuk system pendingin secara “one through”(sekali pakai) yang setelah dipakai akan
langsung dibuang ke sea water out fall. Disamping digunakan sebagai pendingin air laut
juga akan diumpankan sebagai bahan baku pembuatan air tawar di Unit Desalinasi (unit
1400) dan Pembuatan Sodium Hyplochlorite (NaOCl) di unit Chlorination.
Air laut ini diperoleh dengan cara mempompakan air laut dengan menggunakan
Sea Water Pump (12-P-101 A/B/C) dimana 2 pompa service sedangkan 1 standby. Air laut
sebagai bahan baku kebutuhan pabrik diambil dari air laut sekitar pabrik yang harus
memiliki beberapa persyaratan kualitas, yaitu:
 Bebas dari kotoran yang memungkinkan terjadinya penyumbatan selama mengalir
dalam perpipaan dan peralatan.
 Tidak menimbulkan korosi yang disebabkan oleh zat pencemar ( seperti Ammoniak
dan Urea), mikroorganisme dan binatang laut lainnya.

Untuk menjaga kualitas air laut tersebut maka perlu dilakukan tahapan perlakuan sebagai
berikut:
a. Perlakuan secara Fisik
Menyaring dan mengambil kotoran-kotoran atau binatang laut dengan
menggunakan saringan
b. Perlakuan secara Kimia
Menginjeksikan air laut dengan Sodium Hyplochlorite (NaOCl) untuk
mematikan/menghambat aktivitas mikroorganisme dan pertumbuhan karang laut.
c. Perlakuan secara Preventive
Melakukan monitor pada buangan air limbah pabrik yang mengalir kembali ke air
laut (pada Out Fall) sehingga tidak mencemari lingkungan air laut.

-9-
Bab II Utilitas

Peralatan utama yang digunakan di unit Sea Water Intake adalah sebagai berikut:
1. Sea Water Intake Basin (12-T-101)
Adalah tempat/kolam penampungan air laut bersih sebelum dipompakan ke
user.
2. Bar Screen (12-X-101 A/B)
Adalah penyaring kotoran-kotoran yang relatif besar.
3. Travershing Trash Rake (12-X-102 A/B)
Adalah alat untuk mengambil/mengangkat kotoran-kotoran yang telah
tertahan di Bar Screen.
4. Rotary Screen (12-X-103 A/B)
Adalah alat penyaring kotoran-kotoran yang relatif kecil,yang masih lolos dari
Bar Screen.
Kapasitas penyaringan : 10 ton/jam.
5. Stop Log (12-X-104 A/B)
Adalah alat untuk menahan aliran air laut di Sea Water Intake Basin saat
dilakukan pembersihan.
6. Trash Basket (12-X-105)
Adalah alat yang berfungsi sebagai tempat membuang kotoran-kotoran air
laut.
7. Sea Water Pump (12-P-101 A/B/C)
Adalah pompa yang mengalirkan/mendistribusikan air laut ke user.

Uraian Proses
Air laut digunakan sebagai media pendingin , untuk proses desalinasi dan proses
electro chlorinasi. Air laut masuk ke Basin (12-T-101) melalui Bar Screen( 12-XA-101 A/B)
dan Rotary Screen (12-XA-103 A/B) untuk 3 unit pompa air laut (12-P-101 A/B/C).
Sebelum air laut masuk ke Bar Screen(12-XA-101 A/B) diinjeksikan larutan Sodium
Hyplochlorite (NaOCl) secara Normal Dosing dengan konsentrasi 1 ppm. Hal ini bertujuan
untuk membunuh atau mengurangi tumbuhan-tumbuhan laut, kerang,serta
mikroorganisme lainnya.
Penyaringan pertama kali dilakukan di Bar Screen(12-XA-101 A/B) untuk
menghindari kotoran yang besar yang ada dipermukaan air laut masuk ke dalam

-10-
Bab II Utilitas

Basin. Pada Bar Screen dilengkapi oleh Travershing Trash Rake(12-XA-102) yang berfungsi
untuk mengangkat kotoran yang tersangkut pada Bar Screen.
Penyaringan selanjutnya pada Rotary Screen(12-XA-103 A/B) yang bertujuan untuk
menyaring kotoran dan material yang berukuran kecil yang terbawa oleh air laut yang
masuk. Kotoran yang tersaring tersebut dibuang ke Trash Basket (12-XA-105). Rotary
screen dapat beroperasi otomatis berdasarkan perbedaan level antara up stream dan
down stream dari Rotary Screen. Apabila perbedaan level sangat kecil , maka
pengoperasiannya berdasarkan timer 6-12 jam sekali .
MODE OPERASI ROTARY SCREEN

PERBEDAAN LEVEL OPERASI ROTARY SCREEN AUTO


- 150 mm Tidak beroperasi
- 151 mm Start slow speed
- 151 ~ 300 mm Slow speed
- 301 mm Beralih ke fast speed
- 301 mm ~ 150 mm Fast speed
- 150 mm Beralih ke slow speed
- 150 mm ~ 101 mm Slow speed
- 100 mm Stop

Sebagai penggerak 3 buah pompa air laut (12-P-101 A/B/C) digunakan motor listrik
dengan kebutuhan power masing-masing 1500 KW dan tegangan 6,9 KV, sedangkan
kapasitas masing – masing pompa sebesar 10.760 m3/jam.
Air laut yang telah di bersihkan dialirkan ke Basin dan dipompakan oleh pompa
laut 12-P-101 A/B/C dan dikirim ke pemakai melalui pipa distribusi bawah tanah (Bona
Pipe).
Pada operasi normal kebutuhan air laut dicukupi dengan 2 pompa laut,
sedangkan 1 pompa lainya diposisikan stand by auto.

Pompa laut yang stand by akan start secara otomatis oleh oleh sensor pressure
switch low, bila tekanan air laut turun sampai dibawah setting tekanannya ( 12-PSL-101

-11-
Bab II Utilitas

=2,5 kg/cm2 G). Semua pompa yang running akan stop secara otomatis oleh level switch
(12-LSLL-103) bilamana level sea water turun dibawah Setting.

Gambar II.2. Flow Diagram Sea Water

Spesifikasi air laut yang dihasilkan :

- Total dissolved solid (TDS ) : 35.000 ppm

- Suspended solid : 10 ppm

- Total hardness : 5000 ppm CaCO3

- pH : 8,4

- Calcium : 800 ppm Ca2+

- Cloride : 16000-21000 ppm Cl-

- Sulphate : 2150 ppm SO42-

- Bikarbonat : 130 ppm HCO3-

- Total iron : 0,4 ppm Fe

- Silica : 1,2 ppm SiO2

-12-
Bab II Utilitas

- Amonia : min 1 ppm NH3 - max 5 ppm

NH3

- Sulphide : max 0,02 ppm H2S

- Specification Resistance : 21-24 ohm/cm

II.1.2 Chlorinasi
Unit Chlorination ini berfungsi untuk menghasilkan larutan Sodium Hyplochlorite
(NaOCl) yang diinjeksikan ke Sea Water Intake agar menghambat pertumbuhan tumbuhan
laut, karang laut dan mikroorganisme lainnya yang dapat menyumbat aliran pipa pada
peralatan proses. Unit ini menghasilkan larutan NaOCl dengan konsentrasi 1.173 ppm
sebanyak 30,5 m3/jam. Penginjeksian larutan NaOCl ini dilakukan dengan 2 cara yaitu,
Normal Dosing dan Shock Dosing. Normal dosing dilakukan secara kontinu dengan
konsentrasi 1 ppm sebanyak 18,4 m 3/jam di Sea Water Intake. Sedangkan Shock Dosing
dilakukan berdasarkan level atau waktu. Berdasarkan level, yaitu apabila larutan NaOCl
dalam Tangki (12-V-101) mencapai level 9,5 m. Sedangkan jika berdasarkan waktu
diinjeksikan setiap 12 jam sekali Selama 30 menit. Shock Dosing diinjeksikan dengan
konsentrasi 10 ppm sebanyak 184 m3/jam.
Peralatan utama yang digunakan pada unit ini adalah:
1. Sea Water Filter/Strainer (12-F-101 A/B)
Adalah alat untuk menyaring kotoran yang masih terdapat pada air laut agar tidak
masuk ke Electrolysis Cell Bank.
Kapasitas : 40 m3/jam
Screen Mesh : 40 mesh
Strainer tersebut dilengkapi dengan penunjuk perbedaan tekanan (differensial
pressure gauge) untuk mengetahui kekotoran pada strainer. Bila nilai differensial
pressure melebihi nilai setting tekanan , maka akan terjadi alarm pada lokal
control panel. Bila hal ini terjadi pindahkan aliran air laut ke strainer yang stand
by, kemudian strainer yang kotor dicuci dengan air.
2. Cell Electrolizer (12-X-111 A/B)

-13-
Bab II Utilitas

Adalah tempat terjadinya proses elektrolisa air laut menjadi larutan sodium
hypochlorite (NaOCl).
Anoda : Titanium dengan coating khusus
Katoda : 304 Stainless Steel
Body : CS dengan Rubber Lining
Kapasitas : 30,5 kg/jam setiap train
Flowrate : 26 m3/jam
Dua cell bank A dan B disusun secara paralel , setiap cell bank mempunyai 10 cell
yang disusun seri, dan setiap cell mempunyai catoda dan anoda yang disusun
paralel . Air laut dilewatkan cell bank A atau B dengan flow 26 m3 /jam dan dialiri
arus DC maksimum 2880 Ampere ,dengan tegangan 50 Volt yang diperoleh dari
transformer / rectifier. Pada kondisi tersebut akan dihasilkan chlorine effective
30,5 kg/jam , dengan konsentrasi 1173 ppm.
Pada sisi inlet cell bank dipasang flow meter yang dilengkapi ” Flow switch ” ,
dimana listrik akan diputus bila mana aliran air laut ke cell bank rendah.
3. Transformer/Rectifier (12-X-112 A/B)
Adalah alat yang merubah arus AC menjadi arus DC yang akan di supply untuk sel
elektrolisis.
AC Input : 500 V, 50 Hz, 3 fase, 200 kVA
DC Input : max.2880 A, min.50 V
Transformer / Rectifier ini disediakan untuk memberi supply listrik DC ke
electrolysis cell bank. Sumber AC 500 V, 3 fase , 50 HZ diturunkan tegangannya
oleh transformer dan diubah menjadi DC oleh rectifier pada tegangan 50 volt
dan arus sebesar maksimum 2880 Ampere.
Sodium hypochlorite yang dibangkitkan electrolysis cell bank dapat di atur
produksinya antara 3 sampai 30 kg/jam dengan mengatur arus antara 200 sampai
2880 Ampere.
4. Tangki Hypochlorite (12-V-101)
Adalah tangki penampung larutan NaOCl dari proses elektrolisis.
Kapasitas : 100 m3
Tempat penampungan produk Chlorine ini merupakan tanki vertical dengan
kapasitas 100 m3. Tangki dipasang pada sisi downstream cell bank . Larutan

-14-
Bab II Utilitas

Hypochlorite di dalam tanki ini akan melepaskan gas hydrogen ( H 2 ) sebagai


hasil samping elektrolisa air laut.
Dari tangki ini hypochlorite dipompa untuk normal dosing sebesar 18,4 m3 / jam ,
dan sisanya 7,6 m3/jam ditampung didalam tanki untuk shock dosing. Shock
dosing berlangsung setiap 12 jam sekali selama 30 menit dengan flow 184 m 3 /
jam.
Schock dosing dilakukan secara otomatis yang dikontrol oleh signal dari level
switch yang dipasang pada tangki, apabila level tangki tinggi (High) maka shock
dosing akan start dan bila level tangki rendah (Low) pompa shock dosing akan stop
secara otomatis.
5. Blower Udara (12-K-101 A/B)
Adalah alat yang berfungsi untuk melepaskan gas-gas H2 yang ada di dalam tangki
hypochlorite.
Kapasitas : 7,7 Nm3/menit
Digunakan untuk mengusir /menurunkan konsentrasi gas hidrogen di dalam tangki
agar tidak terjadi akumulasi gas hidrogen dalam tangki yang dapat menimbulkan
ledakan. Pada kondisi normal hanya satu buah blower yang bekerja , tetapi bila
tekanan header udara blower rendah maka blower stand by akan bekerja
secara otomatis.
6. Pompa Hypochlorite Normal Dosing (12-P-102 A/B)
Adalah alat yang berfungsi untuk mempompakan larutan NaOCl normal dosing ke
sea water intake.
Kapasitas : 18,4 m3/jam
7. Pompa Hypochlorite Shock Dosing (12-P-103 A/B)
Adalah alat yang berfungsi untuk mempompakan larutan NaOCl shock dosing.
Kapasitas : 184 m3/jam
8. Tangki Acid (12-V-102)
Adalah tangki tempat menampung larutan acid (HCl) yang digunakan untuk
cleaning cell bank.
Type : Cylindrical vertical
Kapasitas : 1 m3
Material : Polyethylene

-15-
Bab II Utilitas

9. Pompa Acid Cleaning (12-P-104)


Adalah alat yang berfungsi memompakan larutan acid (HCl) untuk cleaning cell
bank.
Type : Horizontal Centrifugal
Kapasitas : 2,4 m3/jam

Uraian Proses

Air laut mengandung berbagai komponen terlarut komposisi tergantung pada area
laut dan di pengaruhi oleh muara sungai. Air laut mempunyai PH ± 8 dan kadar garam 3%
juga mempunyai sejumlah besar Ion Magnesium , Sulfur Oxide , Calsium Potasium dan
sebagainya.
Air laut dilewatkan antara anoda dan katoda, yang dialiri arus DC sebagai
Electrolisis, ini merupakan teknik dasar prinsip elektrolisa.
Bila mana air laut di Elektrolisa , akan dibangkitkan chlorine pada permukaan
anoda dan caustic soda serta gas hydrogen dibangkitkan pada permukaan katoda.
Chlorine dan Caustic soda bereaksi menghasilkan sodium hypochlorit diantara katoda
tersebut.
2Faraday
NaCl + H2O NaOCl + H2

: Na
N
Reaksi di Anoda : 2 Cl - Cl2 + 2e
Reaksi di Katoda : 2 Na+ + H2O + 2e 2 NaOH + H2
Reaksi Total : 2 NaOH + Cl2 NaCl + NaOCl + H2O
NaOCl

K A K
a n a
t o t
o d o
d Cl 2 a Cl 2 d
a a

NaOH NaOH

-16-
Bab II Utilitas

AIR LAUT

Gambar II.3 Unit Chlorinasi

II.1.3 Sweet Cooling Water (SCW)

Sweet cooling water digunakan untuk pendingin proses di pabrik Ammonia, Urea
dan sebagian Utility dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Tekanan : 4,0 kg/cm2G
- Temperatur : 35 oC max
- PH : 8,3- 10,5
- TDS : 1500 – 4.000 ppm
- Total hardness : 200 ppm min
Sweet cooling water memakai system sirkulasi tertutup dengan perlengkapan
sebagai berikut:
1. Pompa sirkulasi cooling water pabrik Ammonia 12-P-201A/B
Kapasitas : 3460 m3 /jam
-17-
Bab II Utilitas

Tekanan suction/discharge : 1,96 / 4,86 kg/cm2 A


2. Pompa sirkulasi cooling water pabrik Urea 12-P-211 A/B
Kapasitas : 1940 m3 /jam
Tekanan suction/discharge : 1,87 / 4,77 kg/cm2 A
3. Pompa sirkulasi cooling water Emergency 12-P-202 A/B
Kapasitas : 83 m3 /jam
Tekanan suction/discharge : 1,94 / 5,27 kg/cm2 A
4. Marine Plate Exchanger Cooling water Ammonia 12-E-201 A/B/C/D
5. Marine Plate Exchanger Cooling water Urea 12-E-211 A/B
6. Expansion drum untuk Cooling water Ammonia 12-V-201
7. Expansion drum untuk Cooling water Ammonia 12-V-211
8. Turbin penggerak pompa Cooling water Ammonia 12-TS-201
9. Turbin penggerak pompa Cooling water Urea 12-TS-211
10. Surface condenser 12-E-202 untuk turbin 12-TS-201/211

Kebutuhan sweet cooling water pada masing-masing pabrik adalah sebagai berikut :
1. Pabrik Ammonia : 3315,7 m3/jam
2. Pabrik Urea : 1836 m3/jam
3. Pabrik Utility : 29 m3/jam
Dalam kondisi normal operasi pompa cooling water 12-P-201 A dan 12-P-211 A
yang digerakkan oleh steam turbin diprioritaskan beroperasi sedangkan pompa 12-P-201
B, dan 12-P-211 B yang digerakkan oleh motor listrik diposisikan stand by Auto.
Kondensat dalam hot well surface condenser 12-E-202 yang mengkondensasikan
exhaust turbin 12-TS-201 dan 12-TS-211, dipompa dengan pompa kondensat ( 12-PM-203
AB ), ke tangki kondensat 15-T-101 melalui condenser ejector untuk mengkondensasikan
steam yang digunakan untuk ejector kondenser.
Pompa cooling water emergency 12-P-202 A/B dalam kondisi pabrik normal
maupun shutdown diharapkan tetap dapat beroperasi, untuk itu pompa ini ditunjang
dengan power emergency dimana setiap saat power tersedia.
Dalam kondisi normal operasi diperlukan 5 buah Marine Plate Heat Exchanger
aktif, untuk mendinginkan cooling water yang panas yang telah digunakan di pabrik

-18-
Bab II Utilitas

Amoniak ,Urea dan Utility, sedangkan satu Marine Plate Heat Exchanger lainya
dipergunakan untuk cadangan bila ada heat exchanger yang kotor dan perlu dibersihkan.
Sweet cooling water memerlukan bahan kimia pencegah korosi untuk mencegah atau
mengurangi laju korosi pada peralatan yang dilaluinya. Sebagai bahan pencegah korosi
(corrosion inhibitor) digunakan bahan kimia dengan basis Nitrit (NO 2), sedangkan untuk
mencegah terbentuknya Slime atau lendir diijeksikan Biocide secara berkala

Gambar II.4 Flow Diagram Proses SCW

II.2 Unit Desalinasi (Unit 1400)

Unit ini berfungsi untuk memperoleh air tawar atau biasa disebut dengan raw
kondensat dengan cara menguapkan air laut secara bertahap (Multi Stage Flash
Evaporator). Kaltim 3 memiliki 2 unit desalinasi, dimana masing-masing unit:
Menghasilkan distillate water : 1680 m3 / hari
Sea water yang diperlukan per unit : 785 m3 / jam
Steam LP per unit yanga diperlukan : 14 ton / jam
Steam MP per unit yang diperlukan : 0,385 ton / jam

-19-
Bab II Utilitas

Peralatan utama yang digunakan pada unit ini adalah:


1. Flash evaporator ( 14-S-001 A/B )
 Type : 20 stage ( Multi stage flash once though system )
 Tube per stage : 583
 Design temperatur : 115 oC

2. Sea Water Heater ( 14-E-001 A/B ).


Adalah alat yang digunakan sebagai pemanas air laut sebelum masuk ke dalam multi stage
flash evaporation.
 Tube : 542
3. Vacuum system
a) Steam jet ejector, adalah alat yang digunakan untuk mengambil udara dan gas
yang ada di flash evaporator menjadi vakum
b) Ejector condenser, adalah alat yang digunakan untuk menarik gas-gas yang tidak
terkondensasi agar dapat mempertahankan kondisi dalam evaporator tetap
vakum.
 Tube : 123
 Design Pressure dan Temperatur : 1.0 kg / /cm2 G dan 100 oC
4. Anti foam dan anti scale system
a) Anti foam / anti scale injection pump ( 14-P-005 A.AR / B.BR.)
Adalah alat yang digunakan untuk mempompakan anti foam dan anti scale.
 Design kapasitas injeksi : 211 cc / min
 Control kapasitas : Manual stroke adjustment
 Motor output : 0,4 KW
 Speed : 1,475 Rpm.
 Voltage /phase / HZ : 500 / 3 / 50
 Type pompa : Diaphragm
b) Anti foam / scale drum ( 14-V-001 A/B )
Adalah alat tangki penampung anti foam/scale
Capasitas tank : 0,5 KW
c) Anti foam / scale mixer ( 14-G-001 / AB )
Motor output : 0,4 KW

-20-
Bab II Utilitas

5. Seawater Booster Pump ( 14-P-001 A/B )


Adalah alat untuk menaikkan tekanan sea water ke sistem.
 Type : Horizontal centrifugal double suction
 Capasitas : 82 m3 / jam
 Total head : 45 m
 Motor : 18,5 KW
 Speed : 1,470 Rpm
 Volt /phase / Hz : 500 / 3 / 50
6. Desalinated water pump ( 14-P-002 A/B )
Adalah alat yang mempompakan produk (air distilat) menuju raw kondensat tank.
 Type : Horizontal centrifugal single suction.
 Capasitas : 82 m3 / jam
 Total head : 45 m
 Motor : 18,5 KW
 Speed : 2,950 Rpm
 Volt / phase / HZ: 500 / 3 / 50
7. Blow down pump ( 14-P-003 A/B )
Adalah alat yang mempompakan air laut yang telah diproses menuju outfall.
 Type : Horizontal centrifugal double suction.
 Capasitas : 640 m3 / jam
 Total head : 25 m
 Motor : 75 KW
 Speed : 980 Rpm
 Volt / phase /HZ : 500 / 3 / 50
8. Condensate pump ( 14-P-004 A/B )
Adalah alat yang mempompakan kondensat dari sea water heater ke raw condensat tank
 Type : Horizontal centrifugal single suction.
 Capasitas : 18 m3 / jam
 Total head : 35 m
 Motor : 3,7 KW
 Speed : 2,900 Rpm
 Volt / phase / HZ : 500 / 3 / 50

-21-
Bab II Utilitas

Peralatan pada saat Acid Cleaning :


1. Acid cleaning pump ( 14-P-006 )
 Type : Horizontal centrifugal single suction.
 Capasitas : 40 m3 / jam
 Total head : 10 m
 Motor : 3,7 KW
 Speed : 1455 Rpm
 Volt/phase / HZ : 500 / 3 / 50
2. Acid drum ( 14-V-002 )
Kapasitas : 4,0 m3
3. Acid mixer ( 14-G-002 )

Uraian Proses
Multi stage flash desalination train terdiri dari Seawater heater, Flash evaporator,
Venting system , chemical ijection system, pompa ,Instrumentasi dan Control.
Evaporator dibagi dalam 20 stage, dan tiap-tiap stage terdiri dari sebuah flash
chamber dan sebuah condenser yang saling berhubungan. Tekanan sea water diperkuat
oleh sea water booster pump ( 14-F-001 A/B ) mengalir dalam tube-tube condensate
evaporator untuk mengondensasikan uap yang terjadi pada setiap stage sea water
dipanaskan oleh panas yang dilepaskan dari uap. Sea water selanjutnya dipanaskan di
sea water heater sampai temperature 112oC dengan menggunakan steam sebagai
pemanas (LP steam).
Penguapan segera terjadi setelah mengalir ke dalam flash chamber tingkat
pertama. Air laut mulai memflash menuju temperatur yang sesuai dengan tekanan yang
dipertahankan pada stage pertama.
Flashing brine mengalir melalui setiap stage melalui peralatan sealing ( brine flash
box ) dan penguapan akan terulang lagi di setiap stage yang mana tekanannya di control
lebih rendah lagi dari stage sebelumnya.
Uap yang dihasilkan dalam tiap-tiap flash chamber mengalir ke atas menuju
kondenser dan mengonden, uap yang dihasilkan adalah bebas dari garam.

-22-
Bab II Utilitas

Tetapi goncangan dalam flash evaporator dapat mengakibatkan percikan air yang
mengandung garam terlempar ke atas. Oleh karena itu dipasang demister di bagian
atas untuk menghalangi terjadinya percikan dan mencegah terbawanya masuk kedalam
condenser.
Kondensasi dari uap yang dihasilkan kemudian di kumpulkan kedalam desalinasi
water tray dan mengalir dari stage ke stage yang saling berhubungan dan akhirnya
terkumpul di stage terakhir dari evaporator tersebut , kemudian distilated water di pompa
oleh distilate pump dan di tampung di raw condensate tank.
Flashing brine yang terkumpul di stage terakhir di pompa oleh pompa blow down
dan dibuang ke sea water outfall.
System venting terdiri dari ejector dan condenser. Fungsinya untuk membantu ,
membuat dan mempertahankan vacuum dalam evaporator sambil mengambil gas-gas
non condensable yang banyak di lepaskan dari air laut dan flashing brine dan
terakumulasi dalam evaporator. Sistem pemvakuman ini menggunakan steam bertekan
38 K (MP steam). Sebagai pendingin condensar di ambil sea water yang menuju ke
evaporator.

Scale dan Foam


Pencegahan terjadinya scale di tube heat transfer adalah sangat penting, karena
bila terjadi fouling oleh pembentukan scale di condenser dan tube sea water header,
maka heat transfer coeficient akan berkurang dan akan mengakibatkan berkurangnya
performance dari unit tersebut.
Untuk pencegahan terbentuknya scale di unit desalinasi ini menggunakan
chemical dosing anti scale. Yang mana chemical yang digunakan adalah Belgard EVN
dengan konsentrasi 4,0 ppm.
Pada umumnya foaming akan terjadi pada proses desalinasi. Bila terjadi foaming
kemungkinan brine akan terbawa ( carry over ) ke dalam desalinasi water , yang mana
akan mengakibatkan kontaminasi pada desalinasi water.
Untuk pencegahan terbentuknya foaming pada desalinasi unit di Kaltim-3,
digunakan chemical Bellite M-8, dengan konsentrasi 0,1 ppm.

-23-
Bab II Utilitas

Anti Foam/Scale
Drum
Ejector
Ejector
Desuperheater Condenser
Anti Foam/Scale
Injection Pump
Sea Water
Booster

Desalinated
Water Pump

Condensate Pump Flash Evaporator Blow Down Pump

Gambar II.4 Flow Diagram Proses Desalinasi

II.3 Unit Demineralisasi ( Unit 1500)


Unit ini berfungsi untuk menghilangkan mineral-mineral yang terkandung di dalam
raw condensate yang nantinya akan diumpankan sebagai air boiler (Boiler Feed Water).
Sumber utama air demin yaitu raw condensate yang terdiri dari proses kondensat yang
telah dip roses di cation exchanger dan degasifier, steam kondensat serta air distilat.
Uraian Proses yang terjadi di unit ini adalah :
1. Cation Exchanger
Proses kondensat yang telah distripping di bagian ammonia dan urea dilewatkan
cation exchanger (15-V-101 A/B) untuk mengikat ion – ion yang masih larut didalamnya,
antara lain Fe2+ dan NH4+. Air umpan dimasukkan melalui bagian atas tangki, mengalir ke
bawah sepanjang unggun resin dan akhirnya keluar tangki. Reaksi yang terjadi :

-24-
Bab II Utilitas

Logam M+ (kation) akan diikat oleh resin sekaligus melepaskan ion H +. Indikasi ion
yang ada tertangkap oleh resin adalah pH proses kondensat produk kurang dari 5,0. Bila
resin cation exchanger sudah jenuh maka harus diregenerasi. Regenerasi dilakukan bila
indikasi pH tinggi masih terbawa bersama proses kondensat produk.
Proses kondensat dari cation exchanger kemudian dialirkan ke degasifier (15-V-
102) untuk menghilangkan gas – gas yang masih terlarut terutama CO 2. Kondensat
dikontakkan dengan udara yang dihembuskan dari fan degasifier. Plastik pall ring yang
terdapat di dalam degasifier bertujuan untuk memperluas bidang kontak udara dengan
kondensat. Hasil yang keluar dari degasifier di kirim ke tangki raw kondensat (15-T-101)
menggunakan degasifier water pump (15-P-102 A/B) dan bercampur dengan steam
kondensat dan air desalinasi.
2. Mixed Bed Polisher
Raw condensate yang didalam raw condensate tank ( 15-T-101 ) di pompakan
dengan pompa umpan mixed bed ( 15-P-201 ) A/B/C di masukan ke dalam mixed bed
polisher (15-V-201 A/B/C) yang didalamnya terdapat resin kation (amberlite-IR-200C) dan
anion resin (amberlite-IR-900C) untuk menukar ion kation dan anion secara kontinyu dan
reversibel berdasarkan reaksi berikut:
Penukar kation :

Penukar anion :
Kontrol terhadap produk mixed bed polisher adalah dari konduktivitas dan volume
yang dihasilkan. Konduktivitas yang diijinkan maksimum 0,2 µS/cm, atau berdasarkan
pada total galon produk mencapai 21.800m3. Bila 2 parameter tersebut telah tercapai
maka harus dilakukan regenerasi agar penggunaan chemical lebih efisien.
3. Regenerasi
Prinsip regenerasi untuk cation exchanger maupun mixed bed secara garis besar
adalah sebagai berikut:
a. Back wash
Pada tahap ini kotoran-kotoran kecil yang ada pada resin akan terlepas. Selain itu
melalui back wash resin akan terpisah menrut berat jenisnya, yaitu anion diatas (BJ
rendah) dan kation dibawah (BJ tinggi). Pada Mixed Bed Polisher resin anion akan di
bagian atas sedangkan resin kation berada di bagian bawah.
b. Injeksi bahan kimia
-25-
Bab II Utilitas

Pada cation exchanger, resin yang telah jenuh dapat dengan memakai larutan
H2SO4 2%. Sedangkan pada Mixed Bed Polisher, chemical yang digunakan untuk
meregenerasi adalah H2SO4 3% untuk penukar kation dan NaOH 4% untuk penukar anion,
dimasukkan secara bersama untuk melepas ion-ion yang terikat pada resin.
c. Pembilasan bahan kimia
Bahan kimia yang telah diinjeksikan dibilas kembali untuk menghilangkan sisa-sisa
bahan kimia.
d. Pembilasan terakhir
Setelah pembilasan bahan kimia selesai, dilakukan pembilasan terahir dengan
aliran yang lebih besar untuk mengeluarkan sisa-sisa regenerat.
Air buangan selama regenerasi ke dalam kolom penetralan, dinetralkan pHnya
sama dengan pH air laut (7,5 – 8,5) sebelum dibuang ke sea water out fall.

Bahan yang digunakan dalam unit ini antara lain


1. Raw Condensate

- pH : 8,8 – 9,2

- Conductivity : 25 λs/cm

- Cl2 : 0,02 ppm

- Total Cu : 0,2 ppm

- Total Fe : nor 0,1 ppm, max 0,35 ppm

- Na dan K : 0,6 ppm Na+ + K+

- Bicarbonat : 12,9 ppm

- Sulphate : 0,1 ppm

- SiO2 : 0,02 ppm

- Methanol : 30 ppm

- TDS : 1 ppm

-26-
Bab II Utilitas

- Alkalinity : 6,5 – 7,5 ppm

2. Demineralized Water

- Pfeed : 12 kg/cm2

- Tfeed : 50 oC

- Kualitas :

pH : 6,2 – 6,5
Konduktivitas : 0,2 µS/cm 25 oC
Natrium dan Kalsium : 0,01 ppm Na+ + K+
Klorida : 0,02 ppm Cl-
Total iron : 0,02 ppm Fe
Total Copper : 0,003 ppm Cu
Silica : 0,02 ppm SiO2
Adapun peralatan utama unit ini adalah:
1. Cation Exchanger (15-V-101A/B)
Bejana atau vessel yang berisi resin kation. Resin ini menangkap kation yang terbawa dari
proses kondensat dari pabrik ammonia.
2. Degasifier (15-V-102)
Bejana atau vessel yang akan dilalui proses kondensat setelah melewati Cation Exchanger.
Di degasifier gas-gas yang terlarut dalam air akan diusir oleh aliran udara yang berhembus
dari arah berlawanan.
3. Mixed Bed Polisher (15-V-201A/B)
Bejana atau vessel yang bersisi resin kation dan anion. Resin ini akan menangkap seluruh
ion yang terdapat dalam RC tank sehingga menjadi air demin.
4. Pompa-pompa
 Raw Condensate Pump (15-P-201A/B)
Pompa untuk mengalirkan dari RC Tank ke Mixed Bed Polisher.
 Degasifier Water Pump (15-P-101A/B)
Pompa untuk mengalirkan air dari tangki degasifier ke RC Tank.
 Demin water Pump (17-P-101A/B)

-27-
Bab II Utilitas

Pompa untuk mengalirkan air dari tangki demin ke deaerator dan proses air
pendingin.
5. Raw Condensate Tank (15-V-201) dan Demin Water Tank (15-V-201)
Tangki untuk menampung raw condensate dan demin water sebelum
dimanfaatkan selanjutnya.
6. Blower udara (15-KM-101 A/B)
Alat yang digunakan untuk mengusir gas terlarut dalam proses kondensat dan
digunakan juga untuk mengaduk resin yang ada di mixed bed.
7. Neutralization Pond (15-T-202)
Kolam penampungan sementara air bekas regenerasi untuk dinetralkan terlebih
dahulu sebelum dibuang ke outfall.

Gambar II.5 Unit Demineralisasi


II.3.1 Raw Condensate
Raw Condensate merupakan campuran dari Proses condensate, Steam
condensate, Desalinasi dan Tie-In raw condensate K-3 dengan K-2.

-28-
Bab II Utilitas

Proses condensate yang didapat dari Ammonia unit di kirim dengan menggunakan
pompa condensate ( 1-P-602 A/B ), kemudian dialirkan ke kation exchanger ( 15-V-101
A/B ) . Proses condensate yang mengandung NH4+ dihilangkan di cation exchanger.
Kemudian condensate tersebut dialirkan ke Degasifier ( 15-V-102 ) melalui bagian
atas, untuk menghilangkan gas-gas yang terbawah / terlarut dalam decationisasi dengan
cara menggunakan hembusan udara yang didapat dari fan degasifier ( 15-K-101 ) dari
bagian bawah degasifier tersebut.
Condensate yang didapatkan lalu dikirim ke raw condensate tank ( 15-T-101 )
oleh salah satu pompa degasifier water ( 15-P-101 A/B ).
Level air didalam degasifier di control oleh level indikasi control ( 15-LIC-101 ).
Steam condensate di peroleh dari :
1. Area Ammonia
 Steam condensate yang di tampung dalam steam condensate drum ( 2-V-
901 ) kemudian dikirim ke raw condensate tank ( 15-T-101 ) dengan
menggunakan pompa condensate( 1-P-601 AB )
2. Area Urea
 Steam condensate dari tangki ( 2-T-901 ) dikirim ke raw condensate tank
( 15-T-101 ) dengan menggunakan pompa condensate ( 2-P-901 A/B ).
 Condensate dalam condenser ( 2-E-101 ) dikirim ke ( 15-T-101 ) dengan pompa
condensat (2-P-103 A/B ).
 Condensate dari surface condenser ( 12-E-202 ) dikirim ke ( 15-T-101 ) dengan
pompa condensate ( 12-P-203 A/B )
3. Area Utility
 Condensate dari sea water heater ( 14-E-001 A/B ) dikirim dengan pompa
condensate ( 14-P-004 A/B ) ke 15-T-101
 Desalinated water yang didapat dari unit 1400 di kirim dengan pompa
desalinated water ( 14-P-002 A/B )
 Tie-In antara K-III dengan K-II berkapasitas 175 m3/ jam

II.3.2 Water balance


Pada condensate , steam condensate , desalinasi water balance, diperlukan untuk
mengoperasikan pabrik sesuai dengan design.

-29-
Bab II Utilitas

PROSES CONDENSATE STEAM CONDENSATE DESALINASI

61,88 T / Jam 118,81 T / Jam


61,24 T / Jam

DEMINERALISASI

190,09 T / Jam 49,69 T / Jam

WASTE HEAT BOILER WASTE HEAT BOILER


AMMONIA UTILITY
 

II.4 Unit Power Generation (Unit 1600)

Sumber tenaga listrik untuk Kaltim 3 diperoleh dari gas Turbine Generator yang
merupakan pembangkit utama dan Emergency diesel Generator sebagai pembangkit
Emergency.
Karakteristik pembangkit tenaga listrik utama :
Output : 32,030 KW
Putaran : 3000 rpm
Frekuensi : 50 HZ
Tegangan : 11 KV
Exitasi : Brushless AC Exciter
Sedangkan karekteristik pembangkit tenaga listrik Emergency adalah sebagai
berikut :
Output : 1.000 KVA
Putaran : 1.500 rpm
Frekuensi : 50 HZ
Tegangan : 525 Volt
Excitasi : Brushless Exciter

Pembangkit tenaga listrik utama di desain untuk mensupply kebutuhan tenaga


listrik pasa saat plant beroperasi normal, sedangkan pembangkit tenaga listrik emergency

-30-
Bab II Utilitas

diperlukan untuk mensupply kebutuhan listrik yang terpenting pada saat pembangkit
tenaga listrik utama shut down.
Gas Turbine Generator memungkinkan untuk dilakukan black start tanpa
peralatan penunjang selain gas alam. Gas Exhause dari gas turbine Generator digunakan
sebagai pembangkit steam 80 kg/cm 2G pada waste heat Boiler dengan ditambah
supplementary firing.
Bila waste heat boiler tidak beroperasi maka gas exhause tersebut dibuang ke
atmosfir melalui by pass stack.

Udara masuk Udara Bakar ke WHB

Diesel Kompresor Generator

Ruang
Gear Box Bakar Turbin Gear Box

Gas Bakar

Gambar II.6 Unit Power Generation

II.4.1 Distribusi tenaga listrik


Panel switch gear 11 KV ( 52-SG-101 ) terpasang pada subtation No. 1 yang akan
mendistribusikan power tenaga listrik ke sub station No.1, No.2, No. 3 dan No. 4 dengan
tegangan 11KV.
1. Subtation No.1 terletak diarea Utility dan terdiri dari :
- Switch gear 11 KV
- 52-SG-101
- Switch gear dan MCC 6,9 KV
- 52-SG-111/52-MC-111 - 52-SG-112/52-MC-112
- MC-525 Volt
- 52-MC-121 - 52-MC-921 ( emergency )

-31-
Bab II Utilitas

- 52-MC-122 - 52-MC-922 ( emergency )


- 52-MC-123 - 52-MC-923 ( emergency )
- MMC-400 Volt
- 52-MC-924 ( emergency ) - Emergency DP 525 Vo
- Transformer
- 52-TX-111-11- 6,9 KV - 52-TX-123-11-0,525 KV
- 52-TX-112-11-6,9 KV - 52-TX-124-0,525-0,4 / 023 KV
- 52-TX-121-11-0,525 KV - 52-TX-125-0,525 -0,4 / 0,23 KV
- 52-TX-122-11-0,525 KV - 52-TX-125-0,525 -0,4 / 0,23 KV
- Neutral grounding
- 52-GD-111
- Resistor
- 52-GD-112
- Battery dan battery charge
- 52-CP-101

2. Subtation no. 2
Subtation no. 2 ditempatkan dekat area sea water intake Kaltim-2 dan mensupply
tenaga listrik ke urea handling facilities. Pada substation no. 2 terdapat peralatan –
peralatan sebagai berikut:
- MCC-400 Volt - 52-MC-221
- Transformer - 52-TX-221 – 11-0,4 / 0,23 KV

3. Subtatiton no. 3
Subtation no. 3 ditempakan pada area NH3 storage dan mensupply tenaga listrik
untuk NH3 storage , air separation unit dan urea loading facility. Pada substation no.3
terdapat peralatan sebagai berikut:

Switch gear dan MCC - 52-SC-311 / 52-MC-311


- MCC-525 Volt - 52-MC-321
- MCC 400 volt - 52-MC-322

-32-
Bab II Utilitas

Transformer
- 52-TX-311-11-6,9 KV - 52-TX-322-6,9-0,4 / 0,23 KV
- 52-TX-321-6,9-0,525 KV - 52 TX-323-6,9-0,4 / 0,23 KV
Neutral grounding resistor - 52-GD-311

4. Substation no. 4
Substation no.4 ditempatkan dekat fire water tank dan mensupply tenaga listrik
pada “Housing Comunity ” office building dan fasilitas-fasilitas yang lain. Pada substation
no.4 terdapat peralatan sebagai berikut :
Switch gear 6,9 KV - 52-SG-411
Transformer - 52-TX-411
Netral grounding resistor - 52-GD-411

II.4.2 Load Shedding


Bila gas turbine generator Kaltim-3 beroperasi paralel dengan power integrasi
33KV maka load shedding harus diaktifkan.
Skema load shedding berdasarkan pada relay yang dipasang pada switch gear
11 KV Kaltim-3 dan switch gear KDM dan berfungsi untuk mengamankan system dari
overload bila salah satu generator trip.
Peralatan peralatan yang terkena load shedding antara lain:
- SS4 posisi C. O. S KDM atau Kaltim-3
- Urea K-3 : 2-PM-102 A/B, 2-PM-301 A/B
- Popka : P2-KM- 601, P2-KM- 602, P2-KM- 606
- Melamine : K3-101, P-3601 A/B/C, K-9402 A/B

II.5 Unit Steam Generation (Unit 1700)

-33-
Bab II Utilitas

Waste heat boiler dipasang untuk memanfaatkan panasnya gas buang dari GTG.
Gas buang dari GTG masuk ke boiler melalui burner yang terletak di furnace, kemudian
udara sisa yang terbawa oleh gas buang dari GTG dipakai sebagai udara pembakaran
supplementary firing burner.
Flue gas ini kemudian memanasi superheater, evaporator dan economizer
sebelum di buang ke atmosfir. BFW dari deaerator dilewatkan ke BFW pre heater 17-E-
201 dan temperaturnya diturunkan ke ± 63 oC sebelum dipompa ke Economiser ,
sebaliknya demin water dipanasi di BFW preheater , sampai temperature 90 oC sebelum
masuk deaerator .
Hal ini dimaksudkan untuk effisiensi pemakaian LP steam 4K pada deaerator
dan sekaligus menaikan effisiensi boiler keseluruhan.
Di deaerator air demin di stripping dengan steam 4kg/cm 2G untuk menghilangkan
gas-gas yang terkandung di dalam air demin dapat bereaksi dengan Fe sehingga dapat
menyebabkan korosi. Gas-gas tersebut biasanya berupa O 2 dan CO2. Selain itu di storage
drum diinjeksikan juga Hydrazin (N 2H4) untuk mengikat O2 yang masih tersisa menurut
reaksi :
N2H4 +O2  N2 + 2H2O
Sehingga diharapkan kandungan O2 pada BFW tidak lebih dari 0,07 ppm.
Selanjutnya BFW dinaikkan tekanannnya dengan menggunakan BFW pump (17-
201-A/B/C) hingga tekanan 95 kg/cm 2G menuju waste heat boiler. Larutan NH3
diinjeksikan di suction header BFW pump dengan tujuan untuk mempertahankan PH
sekitar 8,5-9,7. BFW selain dikirim ke economizer juga dikirim ke steam let down
desuperheater (17-X-001), sebagai media pendingin steam superheater.
BFW di Economiser di panasi sampai sekitar 225 -274 oC, masuk ke steam drum di
evaporator air ini dipanasi sehingga menghasilkan steam jenuh dengan temperatur ±
300 oC dan memasukkan kembali ke steam drum. Untuk mencegah terjadinya scale di
steam drum maka dinjeksikan TSP(Na 3PO4) dan DSP(Na2HPO4) dengan konsentrasi 1-6
ppm. Untuk menjaga kualitas air boliler maka dilakukan continous blow down sebesar 2%
dan intermitten blow down sebesar 5% dari rate steam yang dihasilkan. Semua padatan
yang mengapung dibuang dengan cara continous blow down sebesar 1% dari total produk
steam, sedangkan kandungan silica dalam boiler water dikendalikan dengan cara

-34-
Bab II Utilitas

membuang lewat intermittent blow down sebesar 10% dari produk steam, minimal satu
kali sehari selama 5-30 detik.
Keluar dari steam drum, steam ini dipanaskan lagi di superheater primer (SH1)
temperaturnya naik menjadi ± 430 oC . Sebelum masuk ke superheater sekunder
temperatur steam ini di kontrol oleh TV 201 dengan jalan menginjeksikan air BFW agar
dapat menghasilkan steam dengan temperatur pada outlet superheater sekunder(SH2)
± 490 oC tekanan 81 kg/cm2G.
Akhirnya steam ini disupply ke pemakai, dengan di control oleh automatic
combustion control yang mendapat signal dari PIC-001, untuk mempertahankan tekanan
pada 81 kg/cm2G . Pada beban GTG max ( 30 MW ), beban WHB max 140 T/jam dan pada
minimum firing 35 T/jam.
Pada beban GTG > 7 MW, WHB menghasilkan steam max. 140 T/jam. Pada beban
GTG < 7 MW. WHB menghasilkan steam < 140 T/jam dan pada kondisi min. Firing ± 17
T/jam

II.5.1 Sistem Pengontrolan WHB 17-H-201

I. Level control steam drum.


Tiga point level kontrol dipasang untuk keperluan pengontrolan level di steam
drum yaitu :
1. Level steam drum ( LT-201 )
2. Flow boiler feed water ( FT-201 )
3. Flow steam ( FT-202 )
Sistem pengontrolan level steam drum dapat dengan sistem satu elemen ( LIC-
201 ) dan dengan sistem 3 ( tiga ) elemen ( FIC-201 )
Pada posisi satu elemen ( LIC-201 ), pembukaan atau penutupan dari LIC-201
saja .Pada posisi kontrol tiga elemen ( FIC-201 ) maka pembukaan atau penutupan FV-
201 adalah ditentukan oleh penjumlahan signal output dari FT-202 dan LT-201 di
bandingkan dengan signal output FIC-201.
Pada beban boiler rendah posisikan level kontrol pada LIC-201 pada beban boiler
tinggi posisikan level kontrol pada FIC-201

-35-
Bab II Utilitas

II.5.2 Kontrol temperatur sistem


Terdapat dua sistem pengontrolan steam di WHB 17-H-201
1. Kontrol damper by pass
2. Injeksi air ( water temperatur kontrol ) TV-201
 Pada waktu beban boiler rendah < 65 T/jam pengontrol temperatur steam
dilakukan oleh damper by pass.
 Pada waktu beban boiler tinggi > 75 T/jam pengontrolan temperatur steam
dilakukan oleh injeksi air ( spray water temperature ) TV-201. Untuk itu perlu
merubah setting TIC-211 dan TIC-201 pada beban yang berbeda .
 Bila FSLL-202-B menyala ( beban < 65 T/ jam ) maka setting TIC-201 = 495 oC dan
TIC-211 = 490 oC. Bila FSL-202 A menyala ( beban > 75 T/ jam )maka setting TIC-
201 = 490oC dan TIC-211= 485 oC`

II.5.3. Sistem control tekanan WHB


Untuk mempertahankan tekanan steam pada keadaan constant maka automatic
control combustion akan melakukan pengontrolan tersebut. ACC akan menambah atau
mengurangi pembakaran sesuai dengan signal output dari PIC-001 yang mendapat
signal dari PT-001 yang dipasang pada steam header.Bila tekanan steam turun maka
signal autput dari PIC-001 akan membuka control valve gas PV-206, sebaliknya kalau
tekanan steam naik melebihi PIC- 001, PV-206 akan mengurangi pembukaan hingga
tekanan yang dikehendaki tercapai.
Untuk membatasi agar jangan sampai boiler over load maka controller flow
steam FIC-202 akan melaksanakan tugas tersebut. Apabila steam melebihi beban
maximum maka signal output dari FIC-202 akan mengurangi pembukaan PV-206 sampai
batas beban makximum. Juga dipasang AIC-201 ( O2 content control ), yang membatasi
pembukaan control valve gas PV-206, jika kandungan O 2 pada gas buang ( flue gas )
dicerobong di bawah setting AIC-201.

II. 5.4 Pengontrolan tekanan pada Deaerator .


Untuk mengontrol tekanan di Deaerator sesuai dengan tekanan yang
dikehendaki , dipasang PIC-101 yang mengatur pembukaan kontrol valve steam ke
deaerator PV-101 dengan setting PIC-101 = 0,2 kg / cm2G

-36-
Bab II Utilitas

Temperatur demin water yang masuk ke deaerator di kontrol oleh TIC-101


melalui TV-101. Setting TIC-101 pada harga 90oC.

II.5.5 Steam Sistem


1. Steam 110 kg
Pada operasi normal tekanan steam 110 kg /cm 2 dikontrol oleh 1-PV-904 dan
governor valve 1-TS-403. Apabila produksi steam 110 kg melebihi dari keperluan 1-TS-403
maka kelebihannya di letdown ke steam MP melalui 1-PV-904 di kontrol oleh 1-PIC-904.
Sebaliknya apabila produksi steam 110 K kurang dan tekanan turun maka 1-PV-904
akan menutup, selanjutnya governor valve 1-TS-403 akan mengurangi pembukaan dan
menambah steam yang ke kondenser.
Apabila tekanan steam 110K melebihi setting 1-PIC-901, maka 1-XV-901 akan
membuka, meletdown kelebihan steam 110 K, sehingga tekanan normal kembali, dan
apabila 1-TS-403 trip maka 1-XV-901 akan segera membuka sebesar setting yang di
tentukan di 1-HIC-901. Setelah itu 1-PIC-901, akan mengontrol tekanan steam 110 K,
sehingga tekanan konstan.

2. Steam 80 kg/cm2 (HP)


Pada Operasi normal steam ini di kontrol oleh automatic combustion control
WHB 17-H-201.
Apabila tekanan steam HP melebihi setting 17-PIC-001, maka ACC akan
mengurangi pembakaran, sehingga tekanan steam tetap konstan. Apabila tekanan steam
HP naik lagi mencapai setting 17-PIC-006. Maka 17-XV-006 akan membuka. Membuang
kelebihan steam HP ke steam MP.
Apabila 2-TS-102 trip, 17-XV-006 akan segera membuka membuang kelebihan
steam HP ke steam MP, pembukaan 17-XV-006 di tentukan oleh setting 17-HIC-006.
Setelah itu 17-PIC-006 akan mengontrol kondisi tekanan HP menjadi konstan kembali.

5. Steam MP 38,5 kg / cm2


Pada kondisi normal tekanan steam ini di kontrol oleh governor valve 1-TS-405
dan 17-PIC-002 dengan meletdown steam 80 kg/cm2 ke MP.

-37-
Bab II Utilitas

Apabila tekanan steam MP naik melebihi setting PIC-002 maka 17-PV-002 akan
menutup, dan apabila tekanan naik terus sampai setting PIC- 905 , maka governor valve
1-TS-405 akan menambah pembukaannya, sehingga tekanan konstan.
Bila mana tekanan steam MP mencapai setting 17-PIC-007, maka kelebihan
steam tersebut di letdown melalui 17-XV-007 dan bila mana tekanan MP melebihi
setting 17-PIC-004 maka 17-PV-004 akan membuka untuk membuang kelebihan steam
MP tersebut.
Bila 1-TS-402 trip, maka 17-XV-007 akan segera membuka sebesar yang
ditentukan oleh setting 17-HIC-007 , kemudian 17-PIC-007 akan mengontrol tekanan
steam MP.
6. Steam 20 kg / cm2
Pada kondisi normal steam 20 kg ini di kontrol oleh 2-PIC-901 dengan letdown
valve 2-PV-901.
Apabila tekanan steam 20 K naik mencapai setting 2-PIC-930A, maka 2-PV-930 A
akan membuka membuang kelebihan steam 20 K ke atmosfir.
Apabila tekanan steam 20 K turun maka 2-PV-901 akan membuka uantuk
membuat tekanan steam 20 K tetap konstan. 2-PV-930 di pasang untuk meletdown
steam 20 kg ke steam LP, digunakan pada saat start up Urea unit ( CO 2 compressor
sudah jalan akan tetapi bagian Urea Syntesis belum start ). Pada saat operasi normal
valve ini ditutup secara manual.

7. Steam LP 4 kg / cm2
Pada kondisi normal tekanan steam ini di control oleh valve extraksi 1-TS-402
melalui PIC-902 dan 17-PV-003 melalui 17-PIC-003 ( pada operasi normal 17-PV-003
tertutup). Pada tekanan steam LP turun 17-PV-003 akan membuka mencukupi
kebutuhan steam LP sehingga tekanan konstan.
Apabila tekanan LP naik mencapai setting 1-PIC-902 maka valve extraksi 1-TS-
402 akan membuka sehingga ekstraksi ke steam LP. Berkurang. Apabila tekanan naik
terus mencapai setting 17-PIC-005 maka 17-PV-005 membukan membuang kelebihan
steam LP ke atmosfir.
Pada saat start up signal untuk steam LP di posisikan ke 17-PT-003 dan pada
saat normal Operasi signal untuk steam LP di posisikan 1-PT-902.

-38-
Bab II Utilitas

8. Steam 3,2 kg / cm2


Pada kondisi normal tekanan steam ini dikontrol oleh admition on valve 2-TS-
102. Apabila tekanan naik mecapai setting 2-PIC-914 A maka 2-PV-914A membuka
untuk membuang kelebihan steam 3,2 kg / cm 2 ke atmosfir.

II. 5. 6 Klasifikasi Steam Sistem Dan Penggunaanya


Di pabrik Kaltim-3 terdapat beberapa steam system antara lain :
1. Steam 110 kg / cm2 4. Steam 20 kg / cm2
2. Steam HP 80 kg / cm2 5. Steam LP 4 kg / cm2
3. Steam MP 38,5 kg / cm2 6. Steam 3,2 kg cm2

1. Steam system 110 kg/cm2 G


Steam ini dihasilkan oleh Waste Heat Boiler di unit NH 3, pemakai utama steam
ini adalah turbin syngas compressor 1-TS-403 dan kelebihannya diletdown ke steam MP
melalui 1-PV-904.
2. Steam HP 80 kg / cm2 G.
Steam HP ini dihasilkan oleh waste heat boiler 17-H-201 di Utility, pemakai
steam Hp ini adalah turbine 2-TS-102, turbine untuk CO2 compressor di Urea Unit.
Sebagian steam ini di ledown ke steam MP melalui 17-PV-002 untuk mengontrol
tekanan steam MP.
3. Steam MP 38,5 kg / cm2 G.
Steam ini dihasilkan oleh extrasi turbine 1-TS-403, letdown dari 110 kg/cm 2 ke
steram MP ( 1-PV-904 ) dan letdown dari HP ke MP ( 17-PV-002 ). Pemakai steam MP ini
antara lain:
Di Ammonia :
1. 1-H-101 ( primary reformer ) sebagai steam proses
2. 1-TS-402 turbine untuk comprerssor udara
3. 1-TS-405 turbine untuk compressor refrigerant
4. 1-TS-201 turbine untuk pompa BFW
5. 1-TS-601 turbine untuk pompa kondensate
6. Turbine turbine untuk pompa lube oil dan seal oil 1-K-402, 1-K-403, 405

-39-
Bab II Utilitas

7. Ejector ejector untuk condenser –condenser 1-E-402 dan 1-E-403


Di Utility
1. Ejector ejector di desalinasi
2. Turbine untuk pompa Demin 17-TS-101 A
3. Turbine untuk pompa BFW 17-TS-201 C
Di Urea
1. 2-TS-103 turbine untuk 2-P-103 A ( pompa kondensate )
2. Steam turbine untuk pompa lube oil 2-K-102
3. Ejector untuk condenser 2-E-102
4. Sebagai back up steam 20 kg.
4. Steam HP 20 kg / cm2 G.
Steam ini dihasilkan dari extraksi turbine 1-TS-405 dan 2-TS-102, setara back up
dari letdown MP ke 20 K ( 2-PV-901 ) pemakai steam ini semuanya di Urea antara lain :
 2-V-905 : HP steam saturator
 2-V-909 : MP steam drum
 2-C-803 : Hydroliser
 2-E-101 : Steam superheater
 2-AT-201 : Analyser
5. Steam Lp 4 Kg/Cm2
Steam ini dihasilkan oleh .
a) 1-TS-402, Exhaust 1-TS-601, 1-TS-201 dan dari turbine-turbine back press lainya
b) Dari letdown MP ke LP ( 17-PV-003 )
c) Dari letdown 20 K ke LP ( 2-PV-930 )
Blow down drum di Ammonia dan Utility, serta dari flashpot pemakai steam LP ini
adalah:
Di Utility :
1. 12-TS-201 : Turbine untuk pompa cooling water No.1
2. 12-TS-211 : Turbine untuk pompa cooling water No.2
3. 14-E-001 A/B : Seawater heater di Desalinasi
4. 12-J-201 E1 : Ejector untuk kondenser
5. 17-V-101 : Deaerator
6. Utility station

-40-
Bab II Utilitas

7. 11-E-101 : N.G. Heater


Di Ammonia
1. 1-V-201 : Deaerator
2. 1-J-301 s/d 304 : Ejector untuk flash drum
3. 1-E-107 : Fuel gas preheater
4. Sealing steam untuk 1-T-402, dan 405
5. Ejector untuk kondenser – kondenser
6. Steam tracing untuk peralatan
7. Utility station

Di Urea Unit.
1. Sealing steam untuk 2-TS-402
2. Ejector untuk gland condenser
3. Back up steam 3,2 kg/cm2G dengan letdown 2-PV-914
6. Steam 3,2 Kg /Cm2
Steam ini di hasilkan dan di pakai hanya di Urea unitnya saja. Dihasilkan dari
2-V-904 A/B dengan tekanan 3,5 kg / cm2 pemakai steam ini anatara lain.:
 2-E-302 : Heater recirculation
 2-E-401 : 1. St stage evaporator
 2-E-612 : F.B.C. Air heater
 2-E-612 : Sealing air preheater
 2-J-702 : Ejector 1 st stage evaporator
 2-J-703 : Booster
 2-J-704 : 1 st ejector 2 nd stage evaporator
 2-J-705 : 2 nd ejector 2 nd stage evaporator
 2-J-807 : Desorption coloumn II
 Steam jaket untuk line melt
 Steam tracing
 Analizer
Dan selebihnya adalah di supply ke 2-TS-102 , sebagai admission steam setelah
superheater di 2-E-101.
.

-41-
Bab II Utilitas

Steam HP
Combus.
Steam LP BFW
Economizer
Co Tur GTG
mp. bin

By Pass Stack
17-V-101 Steam Drum

17-E-101 I II

17-P-201 A/B 17-H-201


Superheater

LP
NG
17-TS-201C
17-S-201 17-S-001

Condensate
17-E-201

Gambar II.7 Unit Steam Generation

-42-
Bab II Utilitas

               
II.6 Unit Instrument Air dan Plant Air

Tie in K2
18-V-101

1-K-402

Udara

18-DE-101
18-K-101

Gambar II.8 Unit Plant Air dan Instrument Air

II. 6. 1 Plant Air


Pada keadaan normal operasi, udara proses untuk plant air dari extraksi down
steam separator tingkat tiga compressor udara press 1-K-402 di Ammonia plant dikirim
ke air receiver 18-V-101.
Plant air ditampung di dalam air receiver 18-V-101 dan di supply ke pemakai
( user ). Apabila plant air ada gangguan dari compressor udara proses 1-K-402 atau
supply ke pemakai terlalu besar, yang mengakibatkan PSL-202 bekerja, maka emergency
compressor 18-K-101 akan auto start atau emergency compressor start secara manual
bila diposisikan manual .
Dan bila hal tersebut diatas terjadi, tapi emergency compressor 18-K-101 tidak
stand by, maka plant air dapat di back up oleh emergency compressor Kaltim-2 , dapat
juga dilakukan sebaliknya.

-43-
Bab II Utilitas

Distribusi Plant Air :


16-Z-001 = GTG untuk membersihkan udara filter
1-F-301 = HPC. Solution filter untuk back washing
1-F-302 = Slop solution filter untuk back washing
1-E-621 = Seeding air preheater untuk area seeding system
= Utility station

Compressor udara 18-K-101 sebagian besar terdiri dari diesel engine, lube oil
system, fuel tank, cooling water system, water separator, after cooler dan inter cooler
dan filter udara.
Udara melalui udara filter ditekan oleh compressor yang digerakkan oleh diesel
engine 18-DE-101, lalu didinginkan oleh inter cooler dan after cooler. Udara setelah
didinginkan selanjutnya melalui water separator dan dikirim ke air receiver ( penampung
udara )
Air panas yang berasal dari inter cooler, blow off cooler, LP compressor, HP
compressor dan lube oil cooler didinginkan oleh cooling water cooler (fan) yang
digerakkan oleh fan motor dan cooling water tersebut di sirkulasikan oleh pompa yang
digerakkan oleh motor.
Pendingin di after cooler juga digerakkan oleh fan motor sedangkan air yang
mendinginkan diesel engine juga di dinginkan oleh fan cooler yang digerakkan oleh shaft
diesel engine itu sendiri.

Air receiver 18-V-101


- Type : Cilindrical , Vertical
- Size : 3.500 Ø X 10. 500 H
- Material : Carbon steel
Instrument air dryer 18-D-201 A/B
- Type : Pressure swing , heatleess
- Capasity : 1800 NM3 / jam
- Size : 610 Ø X 1.750 H
- Material : Carbon steel

-44-
Bab II Utilitas

- Tambahan : 2 Pre Filter & 2 After Filter


Emergecy Compressor 18-K-101
Type : Screw
Capasity : 2.800 Nm3/jam
Press : 8,5 kg /cm2 G
Driver : Diesel ebgine 399 KW.

Kebutuhan plant air, Instrument air dan Nitrogen gas. Yang diperlukan untuk
mengoperasikan main plant diperkirakan sesuai design sebagai berikut.

a. Plant air
Instrument air dryer : 2.100 NM3/ jam
Urea seeding system : 200 NM3 / jam
Utility station : 100 NM3 / jam ( design )
b. Instrument air
Ammonia Unit : 450 NM3 / jam
Urea Unit : 300 NM3 / jam
Utility Facility : 350 NM3 / jam
Control room : 400 NM3 / jam
c. Nitrogen gas
Untuk back up Instrument air : 1.200 NM3 / jam
Utility station : 100 NM3 / jam
Keperluan lain di Ammonia plant :-

II.6.2 Instrument Air


Plant air melalui pre filter masuk ke instrument air dryer 18-D-201 A/B, uap air
yang terkandung dalam udara diserap oleh activated alumina didalam dryer, sehingga
uada dari dryer kandungan uap airnya turun samapai dew point : - 40 OC pada tekanan 7,0
Kg/Cm2.
Type dryer adalah pressure swing dan tanpa pemanas terdiri dari dua vessel yang
berisi ACT Allumina, selama normal operasi satu vessel service dan yang lain regenerasi
atau stand by.

-45-
Bab II Utilitas

Sesudah meninggalkan after filter , udara kering sebagai instrument air di supply
ke kepemakaian melalui instrument air header.
Instrument air juga dilengkapi Tie-In dengan Kaltim-2. Apabila pressure header
6,3 kg/cm2 G dan 18-PSL-203 bekerja maka supply udara di header plant air akan stop
( control valve 18-PV-20 menutup ).
Hal ini dikehendaki agar flow instrument air dapat terpenuhi . Kejadian ini
dilakukan secara otomatis. Apabila header instrument air mencapai pressure 5,75
kg/cm2 ( 18-PALL-204 )., maka Nitrogen sebagai back up akan mensupply secara
automatic ke instrument air header. Selanjutnya 18-PSLL-204 akan memberikan signal
pada control valve 18-XV-201 dan 18-XV-203 untuk membuka , penurunan tekanan
sudah kembali ke normal atau instrument air normal kembali maka untuk
mengembalikan ke normal reset 18-HS-201 . Control valve N 2 back up akan keposisi
normal dan instrument air aktif kembali.

II. 6. 3 Nitrogen Gas ( HP Dan LP )


Nitrogen gas di produksi oleh ASP ( Kaltim-1 ) dan ASU ( Kaltim-3 ). Nitrogen gas
Tie-In dengan header Kaltim-1 dan Kaltim-2 ( dari ASU dan dari K-2/K-3 ).
HP. Nitrogen gas hanya untuk Ammonia unit antara lain :
1. 1-R-501 Ammonia Conveter
2. 1-H-101 Primary Reformer
3. 1-C-301 Absorber
HP. Nitrogen di letdown melalui 18-PV-001 A/B. Menjadi LP Nitrogen gas di
distribusikan ke:
1. 1-K-405 (Oil reservoir)
2. 1-K-403 ( Oil reservoir )
3. 1-K-402 (Oil reservoir )
4. 1-E-108 (No. 1 HP WHB)
5. 1-S-203 (Start up N2 separator)
6. 1-R-301 (Methanator)
7. 1-T-301 (Solution storage)
8. 2-K-101 (Oil reservoir)
9. 15-V-202 (H2SO4 storage)

-46-
Bab II Utilitas

Utility station dan Instrument air header sebagai back up.

-47-
Bab II Utilitas

Daftar Isi Unit Utilitas

II.1. Unit Cooling Water (Unit 1200)..................................................................................9


II.1.1. Chlorinasi.........................................................................................................13
II.1.2. Sweet Cooling Water (SCW)............................................................................17
II.2. Unit Desalinasi (Unit 1400).......................................................................................19
II.3. Unit Demineralisasi ( Unit 1500)...............................................................................25
II.4. Unit Power Generation (Unit 1600)..........................................................................30
II.5. Unit Steam Generation (Unit 1700)..........................................................................33
II.6. Unit Instrument Air dan Plant Air.............................................................................42

-48-

Anda mungkin juga menyukai