Anda di halaman 1dari 4

REALISME

Link PPT:
https://www.canva.com/design/DAE3utPFwV0/share/preview?token=47lfwK7R_k08qijqHMg
pZw&role=EDITOR&utm_content=DAE3utPFwV0&utm_campaign=designshare&utm_mediu
m=link&utm_source=sharebutton

Pengertian:
Realisme adalah aliran seni yang mengangkat peristiwa keseharian yang dialami
oleh banyak orang (masyarakat luas). Istilah realisme pada aliran ini bukan merujuk
pada tingkat kemiripan atau keakuratan gambar lukisan dengan referensinya. Aliran
yang mengusung ide tersebut disebut Naturalisme. Tema dan wacana-nya yang
realistik, bukan gambarnya. Meskipun gambar yang realistis (naturalis tepatnya)
sejalan dengan ide penggambaran realistis yang ingin dicapai oleh pergerakan ini.

Di Indonesia sendiri, kata realistik terlalu identik dengan gaya menggambar yang
mirip dengan referensi aslinya. Padahal dalam KBBI realisme sendiri diartikan
sebagai aliran kesenian yang berusaha melukiskan atau menceritakan sesuatu
sebagaimana kenyataannya (KBBI, 2016). Ketika kita berusaha meniru referensi
semirip mungkin, kita sedang berusaha untuk menciptakan lukisan yang sealamiah
mungkin (natural) mirip dengan aslinya, menirukan alam. Maka dari itu, istilah yang
lebih sesuai untuk hal tersebut sebetulnya naturalis, bukan realis.

Beberapa ahli berpendapat bahwa realisme adalah gerakan seni modern yang
pertama karena realisme dinilai telah menolak bentuk tradisional seni dan
lembaganya yang dianggap sudah tidak relevan di era Revolusi Industri. Realisme
muncul di era disruptif, ditandai dengan revolusi industri yang melaju pesat dan
menghasilkan perubahan sosial yang luas.

Asal-Usul:
Royal Academy of Painting and Sculpture telah mendominasi sirkulasi produk
kesenian di Perancis selama hampir dua abad. Prancis adalah pusat kebudayaan
seni yang paling unggul di dunia pada masa itu. Berasumsi untuk menjaga
keunggulannya, Akademi Seni Prancis menetapkan standar-standar tertentu untuk
karya seni di seluruh Eropa. Salah satu caranya adalah dengan memberikan
berbagai pelatihan untuk para seniman muda berbakat. Selain itu akademi ini juga
mengkurasi dan memilah karya yang layak dipamerkan di galeri The Paris Salon.

Akademi menetapkan tema yang diambil dari mitologi klasik, Alkitab, literatur, atau
sejarah manusia sebagai tema terbaik. Hanya sebagian kecil pelukis ternama yang
diizinkan melukis dalam genre ini, dan karya mereka adalah karya yang paling
diangkat oleh Akademi. Genre juga dijadikan tolak ukur untuk melakukan penilaian.
Potret Tokoh Penting dan kelas atas dianggap menjadi genre yang paling baik.
Disusul oleh lukisan Pemandangan dan Still Life (Benda mati seperti: Ceret,
makanan, dsb).

Seiring berjalannya waktu, Akademi tersebut dianggap semakin tidak mampu untuk
mengakomodasi keadaan zamannya oleh sebagian seniman. Sebagian seniman
merasa berbagai standar yang ditentukan oleh Akademi tersebut terlalu kaku untuk
zaman modern. Tema yang ditentukan terlalu pilih kasih dan dinilai tidak adil untuk
semua kalangan manusia.

Maka, munculah para pelukis Realisme yang menggantikan gambaran idealistik dari
seni tradisional dengan peristiwa keseharian di kehidupan nyata. Mengangkat
masyarakat biasa untuk mendapatkan bobot yang sama dengan kasta atas.
Keinginan para realis untuk mengangkat kehidupan sehari-hari ke dalam kanvas
adalah manifestasi awal keinginan avant garde untuk menghubungkan seni pada
kehidupan masyarakat umum.

Ciri-ciri:
1. Mengangkat peristiwa keseharian yang dialami oleh orang kebanyakan
2. Menggambarkan masyarakat dan situasi kontemporer yang nyata dan khas
dengan lingkungan keadaan sehari-harinya
3. Karya realis menggambarkan manusia dari semua kelas dalam situasi dan
kondisi aslinya.
4. Realisme tidak setuju terhadap subjek seni yang dibesar-besarkan (dramatis)
ala Romantisisme.
5. Memiliki detail gambar yang menyerupai aslinya (natural) melalui teknik tinggi
yang dikuasai oleh pelukisnya.
6. Tidak menutupi kehidupan rakyat sederhana yang tidak memiliki rumah
mewah atau pakaian mahal seperti kaum bangsawan.
7. Objektif terhadap kaum atas, dalam artian tidak hanya kebaikannya saja yang
diperlihatkan, Misalnya: mengangkat peristiwa tragisnya perang yang hasilkan
oleh permainan politik kelas atas, melalui penggambaran pion-pion kecil
dibawahnya.

Tokoh
Gustave Courbet
Gustave Courbet adalah salah satu pencetus munculnya aliran seni rupa Realisme
di pertengahan abad ke-19. Ia menolak gaya klasik dan dominasi Akademi Seni di
Prancis. Karyanya berfokus pada realitas fisik benda-benda yang diamati walaupun
kenyataan itu dinilai tidak indah dan memiliki muatan yang dianggap terlalu kontras.
Courbet melihat Realisme sebagai sarana untuk memperjuangkan hak-hak kaum
tani dan rakyat biasa di negaranya. Courbet juga telah lama terkenal karena
tanggapannya yang berani terhadap pergolakan politik di Prancis. Para kritikus
menilai karyanya sebagai pengaruh penting dalam memicu para seniman modern
awal lainnya seperti Edouard Manet dan Claude Monet.
Contoh/Karya

La Rencontre (Bonjour Monsieur Courbet)


Secara tradisional, lukisan ini ditafsirkan sebagai keadaan dimana Courbet (kanan)
sedang disambut oleh patronnya Alfred Bruyas (tengah) pelayannya Calas (kiri), dan
anjingnya saat bepergian ke Montpellier. Komposisi lukisan ini didasarkan pada
konsep ‘Wandering Jew’. La Rencontre dipamerkan di Paris pada Pameran
Universelle tahun 1855, di mana dikatakan bahwa para kritikus menertawakannya
dan memanggil karya tersebut dengan panggilan ‘Bonjour, Monsieur Courbet’. Alfred
Bruyas tidak memamerkan La Rencontre sampai ia menyumbangkannya ke Musée
Fabre di Montpellier pada tahun 1868.

A Bar at the Folies Bergere (oleh Édouard Manet pada 1882)


Manet menggambarkan suasana keseharian di Bar tempat ia biasa bercengkrama sambil
menggambar atau melukis dengan beberapa temannya. Ia memilih subjek sehari-hari yang
selama itu tidak pernah diangkat karena dinilai tabu. Pada lukisan ini Manet sengaja
menambahkan sosok Pria di bagian cermin Bar. Karakter tersebut seharusnya tidak tersorot
jika menggunakan perspektif yang akurat. Namun dengan menambahkan sosok tersebut
karyanya menjadi enigmatik dan memberikan pertanyaan Apakah sebetulnya sosok tersebut
sebetulnya tidak ada? dan hanya ada dipikiran model wanitanya saja? Permainan perspektif
yang sengaja sedikit dimainkan dan tidak akurat pada lukisan ini adalah salah satu alasan
mengapa ia disebut-sebut sebagai salah satu Bapak Seni Modern.

Referensi:
https://serupa.id/realisme/

Anda mungkin juga menyukai