Anda di halaman 1dari 17

PENGUKURAN GERAK DAN ROM

DISUSUN OLEH :
ERNA ZULIYANTI ( G2A021232 )

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjakan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat-nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Pengukuran Gerak Dan ROM ,
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan
bantuan sejumlah pihak. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ns. Machmudah., M.Kep.,Sp.Kep.Mat selaku pengampu mapel Keperawatan Dasar 1


S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang
2. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan motivasi kepada saya

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan . Semoga makalah
ini memberikan manfaat bagi pembaca.

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………... 4
A. Latar Belakang………………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...… 4
C. Tujuan…………………………………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………. 5
A. Pengertian ROM………………………………………………………………. 5
B. Jenis- jenis ROM……………………………………………………………… 5
a. Aktive ROM………………………………………………………………... 6
b. Passive ROM……………………………………………………………….. 6
C. Pengukuran ROM……………………………………………………………... 7
a. Range of Motion of the Cervical Spine……………………..……………... 8
b. Range of Motion of the Shoulder………………………………………...… 9
c. Range of Motion of Elbow…………….………………………………….. 10
d. Range of Motion of the Hand and Wrist…………….……………....…….. 11
e. Range of Motion of the Thorakal and Lumbar Spine…....………………... 12
f. Range of Motion of the Hip………………………………...….………….. 13
g. Range of Motion of the Knee………………………………….…………... 14
h Range of Motion of the Foot and Ankle………………….……………..…. 14
D. Tujuan Pengukuran ROM……………………………….…………………… 15
E. Pencatatan ROM………………………………………….………………..…. 15
BAB III PENUTUP…………...…………………….…………………………… 16
A. Kesimpulan…….……………………………….……………………………. 16
B. Saran…………………………………….……………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai
gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik. Gerakan dapat
dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot atau pun gaya ekternal lain dalam ruang
geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada
persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia,
pembuluh darah dan saraf.

Gerakan yang dapat dilakukan sepenuhnya dinamakan range of motion (ROM). Untuk
mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang gerak yang
dimilikinya secara periodik. Faktor-faktor yang dapat menurunkan ROM, yaitu penyakit-
penyakit sistemik, sendi, nerologis ataupun otot; akibat pengaruh cedera atau pembedahan;
inaktivitas atau imobilitas. dari sudut terapi, aktivitas ROM diberikan untuk mempertahankan
mobilitas persendian dan jaringan lunak untuk meminimalkan kehilangan kelenturan jaringan
dan pembentukan kontraktur. Teknik ROM tidak termasuk peregangan yang ditujukan untuk
memperluas ruang gerak sendi.

Secara garis besar latihan ROM terbagi menjadi dua jenis yaitu bersifat aktif dan pasif.
Melalui latihan pergerakan sendi semakin lebih bagus dilakukan secara latihan ROM aktif
apabila klien menggerakkan seluruh sendi pada latihan tanpa bantuan orang lain sedangkan
klien tidak mampu menggerakkan sendi pada latihan dan memerlukan bantuan orang lain
disebut dengan latihan ROM pasif. Untuk latihan ROM ini juga bisa dilakukan pada pasien
stroke yang mengalami imobilisasi dan memerlukan latihan ROM aktif maupun pasif. Klien
dengan fraktur ekstermitas atas dan bawah dan penyakit stroke lebih baik diberikan latihan
ROM terutama secara aktif sehingga mempercepat pemulihan kekuatan otot klien (Potter &
Perry, 2010).

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian ROM ?

2. Apa saja jenis latihan ROM ?

3. Apa tujuan pengukuran ROM ?

C. Tujuan

1. Mengetahui Apa itu ROM

2. Mengetahui Jenis ROM

3. Mengetahui Tujuan pengukuran ROM

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai
gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik. Gerakan dapat
dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot atau pun gaya ekternal lain dalam ruang
geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada
persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia,
pembuluh darah dan saraf.

Range of motion (ROM) diukur dalam rentang gerak aktif (AROM) dan rentang gerak
pasif (PROM). AROM didefinisikan sebagai rentang gerak ketika seseorang menggunakan
kekuatan otot untuk mempengaruhi gerakan pada sendi.

Sementara PROM adalah rentang gerak yang dicapai ketika pemeriksa menerapkan
kekuatan eksternal ke anggota tubuh seseorang. Perbedaan antara AROM dan pengukuran
PROM menunjukkan perlekatan tendon, kelemahan (kekuatan menurun relatif terhadap
jaringan artikular yang ketat), keterlibatan saraf, atau nyeri.

B. Jenis-jenis latihan ROM


1. Active ROM (AROM)
2. Passive ROM (PROM)
3. Active-Assistive ROM (A-AROM)

Pemeriksaan ROM aktif maupun pasif yang melibatkan persendian yang besar
berhubungan dengan kelompok otot tertentu. Penilaian kekuatan otot dapat dilakukan secara
simultan. Penilaian kekuatan otot dapat dilakukan dengan merasakan tahanan yang terjadi
dari gerakan yang diberikan. Tingkat kekuatan otot dapat dinilai pada tabel berikut:

5
a. Active ROM

 Indikasi:

1. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
2. Pada saat pasen memiliki kelemahan otot dan tidak dapat
menggerakkan persendian sepenuhnya, digunakan AAROM
3. AROM dapat digunakan untuk program latihan aerobik
4. AROM digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas di atas dan
dibawah daerah yang tidak dapat bergerak

 Sasaran

5. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran PROM


serupa dengan AROM.
6. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
7. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
8. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
9. Membantu kelancaran sirkulasi
10. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta
difusi persendian
11. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
12. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
13. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien.
14. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak
dari kontrol gerak volunter.

 Sasaran spesifik:

15. Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang


terlibat.
16. Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi.

6
17. Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan
persendian.
18. Meningkatkan sirkulasi .
19. Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik

b. Passive ROM

 Indikasi Pada daerah di mana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila
dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
 Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif pada
ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest
total
 Sasaran:

20. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat


21. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
22. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
23. Membantu kelancaran sirkulasi
24. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta
difusi persendian
25. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
26. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasen
27. Kegunaan lain dari PROM Pada saat memeriksa:
 Menentukan keterbatasan gerak stabilitas sendi
 Menentukan elastisitas otot dan jaringan ikat sendi
 Untuk memberikan contoh gerakan aktif Pada saat
mempersiapkan pasien untuk melakukan latihan dengan teknik
peregangan
28. Keterbatasan Latihan ROM Passive ROM tidak dapat:
 Mencegah atrofi otot
 Meningkatkan kekuatan dan daya tahan
 Membantu sirkulasi
29. Kontraindikasi dan hal-hal yang harus diwaspadai pada latihan ROM:
 Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila Gerakan dapat
mengganggu proses penyembuhan cedera
ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasen atau kondisinya
membahayakan (life threatening)
30. Prinsip-prinsip penerapan teknik ROM Pemeriksaan, penilaian dan
rencana perlakuan
 Pemeriksaan dan penilaian kelemahan pasen, tentukan
prognosis, pencegahan serta rencana intervensi
 Tentukan kemampuan pasen untuk mengikuti program
 Tentukan seberapa banyak gerakan yang dapat diberikan
 Tentukan pola gerak ROM
 Pantau kondisi umum pasien
 Catat serta komunikasikan temuan-temuan serta intervensi
 Lakukan penilaian ulang serta modifikasi intervensi bila
diperlukan

7
 Penerapan Teknik ROM Untuk mengendalikan gerakan
genggamlah ekstremitas di sekitar sendi. Apabila persendian
terdapat nyeri, modifikasi pegangan
 Beri penunjang bagi daerah yang memiliki integritas struktural
yang lemah, misalnya tempat patahan atau segmen yang
mengalami kelumpuhan
 Gerakkan segmen di seluruh ruang gerak yang bebas rasa nyeri
hingga sampai terdapat resistensi/tahanan jaringan
 Lakukan gerakan dengan lembut dan berirama 5 sampai 10
repetisi.
 Pada AROM
1. Peragakan gerakan yang diinginkan kepada penderita
dengan menggunakan PROM, kemudian mintalah
kepada penderita untuk melakukan gerakan tersebut.
Beri bantuan bila dibutuhkan
2. Bantuan dibutuhkan pada gerakan halus atau terdapat
kelemahan.
3. Gerakan dilakukan pada ruang gerak sendi yang tesedia

 Pada PROM
1. Gaya untuk gerakan adalah berasal dari eksternal
(terapist atau mesin)
2. Tidak terdapat resistensi aktif dari penderitaGerakan
dilangsungkan di dalam ROM yang mana terdapat
rentang gerak tanpa adanya nyeri atau gaya yang
dipaksakan
2. Pengukuran ROM

Untuk memperoleh tingkat keakuratan yang baik, pengukuran ROM dapat dilakukan
dengan menggunakan Goniometer.Goniometer terdiri dari dua lengan lurus yang
berpotongan dan membentuk sudut seduai derajatnya.

8
a. Range of Motion of the Cervical Spine

Ekstensi: 550 dan Fleksi: 0-450 Fleksi lateral: 0-400

Rotasi: 0-700

9
b. Range of Motion of the Shoulder

Forward Flexion: 1800 dan Hyperekstension: 0-500 Abduksi:0-1800 dan Adduksi: 0-500

Internal Rotasi:0-900 dan Eksternal Rotasi: 0-900 Shrugged shoulder

10
c. . Range of Motion of the Shoulder

Fleksi: 0-1600 dan Ekstensi: 1800 Supinasi: 0-900 dan Pronasi: 0-900

d. Range of Motion of the Hand and Wrist

Hiperekstensi metacarpophalangeal: 0-300 Gerakan Fleksi (ibu jari menyentuh ujung


jari lainnya dan pangkal jari kelingking) Dan Fleksi metacarpophalangeal: 0-900

Gerakan fleksi (membentuk kepalan) Gerakan abduksi jari-jari (melebarkan dan


Merapatkan sela jari)

11
Fleksi (pergelangan tangan): 0-900 Radial motion: 200 Ulnar motion: 550
Dan Ekstensi (pergelangan tangan): 0-700

e. Range of Motion of the Thorakal and Lumbar Spine

Fleksi: 0-750 Hyperekstensi: 0-300

Lateral bending: 0-350 Internal dan External Rotasi 0-550

12
f. Range of Motion of the Hip

Fleksi: 0-900 Fleksi (lutut di fleksikan): 0-1200

Abduksi: 0-450 dan Adduksi: 0-300 Eksternal Rotasi: 0-450

Internal Rotasi: 0-400

13
g. Range of Motion of the Knee Range of Motion of the Hip

Fleksi: 0-1300 dan Hiperekstensi: 0-150

h. Range of Motion of the Foot and Ankle

Dorsofleksi:0-200 dan Plantarfleksi: 0-450 Eversi: 0-200 dan Inversi: 0-300

Abduksi: 0-100 dan Adduksi: 0-200

14
C. Tujuan Pengukuran ROM
1. Untuk Mengetahui LGS Pada Sendi ( Membandingkan dengan Sendi yang lain).
2. Membantu dalam meningkatkan motivasi pasien.
3. Untuk Evaluasi keberahasilan terapi yang sudah diberikan.
4. Membantu menegakan diagnosis fisioterapi.
D. Pencatatan ROM
Dapat dilakukan dengan Teknik Sagital - Frontal - Transversal - Rotasional ( SFTR ).
Semua gerakan ditulis 3 kelompok angka diawali dengan bidang gerak.Gerakan yang
menjauhi tubuh lebih dulu dituliskan dari yang mendekati posisi awal atau zero dituliskan
depertengahan.
Contoh : Rekording dengan metode SFTR pada Shoulder joint dextra. S , F , T , R

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gerakan yang dapat dilakukan sepenuhnya dinamakan range of motion (ROM). Untuk
mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang gerak yang
dimilikinya secara periodik. Faktor-faktor yang dapat menurunkan ROM, yaitu penyakit-
penyakit sistemik, sendi, nerologis ataupun otot; akibat pengaruh cedera atau pembedahan;
inaktivitas atau imobilitas. Dari sudut terapi, aktivitas ROM diberikan untuk
mempertahankan mobilitas persendian dan jaringan lunak untuk meminimalkan kehilangan
kelenturan jaringan dan pembentukan kontraktur. Teknik ROM tidak termasuk peregangan
yang ditujukan untuk memperluas ruang gerak sendi.

B. Saran
1. Bagi pasien bersedia latihan rentang gerak mandiri sehingga dapat memenuhi
kebutuhan
aktivitas sehari- hari
2. Bagi Perawat di bangsal dapat melaksanakan latihan ROM pada pasien stroke non
Hemorragik dengan adanya kelemahan pada ekstremitasnya sesuai dngan standar
Operasional prosedur dengan melibatkan peran aktif dari perawat, pasien, dan
keluarga.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Noor Helmi, Zairin, 2012; Buju Ajar Gangguan Muskuloskeletal; Jilid 1,


Salemba Medika,jakarta
2. Apley, A.G. and Solomon., L., 2010; Apley’s Sistem of Orthopedaedics and
Fractures, Ninth Edition, Hodder Education, an Hachette UK Companny,
London
3. Trumble, Thomas E., MD; Rayan, Ghazi M., MD; Budoff, Jeffrey E., MD;
Baratz, Mark E., MD; Slutsky, David J., MD. Principles of Hand Surgery and
Therapy. Third Edition.Copyright © 2017 by Elsevier, Inc. All rights reserved.
Di akses pada tanggal 16 mei
2018:https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-
B9780323399753150010?scrollTo=%23hl0000658
4. Ball J.W; Dains J.E; Flynn J.A;Solomon B.S; Stewart R.W;. Seidel’s Guide to
Physical Examination. Eight Edition. Elsevier. Di akses pada tanggal 16 mei
2018:https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-
B9780323481953000220?scrollTo=%23hl0001473
5. Darrof R.B;Jankovic J; Mazziotta J.C;Pomeroy S.L;. Bradley’s Neurology in
Clinical Practice. Seventh Edition. © 2016, Elsevier Inc. All rights reserved. Di
akses pada tanggal 16 mei 2018: https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-
s2.0-B9780323287838000272?scrollTo=%23hl0000332
6. https://learnmuscles.com/blog/2017/08/14/general-orthopedic-assessment-range-
motion-manual-resistance-assessment-neck/ diakses pada tanggal 16 mei 2018

17

Anda mungkin juga menyukai