Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ROM (Range Of Motion) dan MOBILISASI

Dosen Pengampu:
Sutiah Heni,

Disusun Oleh:
DHIMAS WAHYU SAPUTRA (202303047)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

TAHUN AKADEMIK 2024


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang " ROM (Range Of Motion)
DAN MOBILISASI".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca

Kediri, 19 Maret 2024

2
DAFTAR ISI

MAKALAH ROM (ROANGE OF MOTION) DAN MOBILISASI..............................................1


KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................5
1.3 TUJUAN...........................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................6
2.1 ROM (RANGE OF MOTION).....................................................................................6
2.2 MOBILISASI..............................................................................................................17
BAB III..........................................................................................................................................19
PENUTUP.....................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Range of Motion (ROM) dan mobilisasi pasien adalah dua aspek penting dalam
perawatan pasien di berbagai setting kesehatan, termasuk rumah sakit, pusat rehabilitasi, dan
perawatan jangka panjang. ROM mengacu pada rentang gerak yang dimiliki oleh sendi-sendi
tubuh, sementara mobilisasi pasien mencakup berbagai teknik untuk membantu pasien dalam
bergerak atau melakukan aktivitas fisik sehari-hari.
Pentingnya ROM dan mobilisasi pasien tidak dapat diabaikan, terutama dalam konteks
perawatan pasien yang terbatas mobilitasnya, seperti pasien pasca operasi, pasien dengan
cedera traumatis, pasien geriatri, atau individu dengan kondisi medis kronis. Rentang gerak
yang optimal dan kemampuan untuk bergerak dengan aman memiliki dampak signifikan
terhadap pemulihan pasien, mencegah komplikasi seperti kekakuan sendi, kontraktur otot,
ulkus tekan, dan penurunan kekuatan otot.
Dalam praktik keperawatan, peran perawat dalam manajemen ROM dan mobilisasi
pasien menjadi krusial. Perawat bertanggung jawab untuk melakukan penilaian awal
terhadap ROM pasien, merencanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kebutuhan individu,
serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya latihan ROM dan
mobilisasi. Selain itu, perawat juga bertugas untuk memastikan bahwa mobilisasi pasien
dilakukan dengan aman dan memperhatikan faktor risiko potensial yang mungkin muncul
selama proses perawatan.
Dengan memahami pentingnya ROM dan mobilisasi pasien serta peran perawat dalam
manajemennya, praktisi kesehatan akan dapat memberikan perawatan yang holistik dan
berfokus pada pemulihan optimal pasien. Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami akan
menggali lebih dalam tentang konsep ROM dan mobilisasi pasien, teknik-teknik yang
terlibat, peran perawat dalam pelaksanaannya, serta manfaat yang diharapkan bagi kesehatan
dan kesejahteraan pasien.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan ROM


2. Apa tujuan dari ROM
3. Apa manfaat dari ROM
4. Apa saja jenis ROM
5. Apa saja gerakan dari ROM
6. Apa saja sendi yang digerakkan dari ROM
7. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari ROM
8. Apa pertian dari mobilisasi
9. Apa manfaat dari mobilisasi
10. Apa koordinasi mekanik tubuh pada mobilisasi
11. Apa saja faktor yang mempengaruhi mobilisasi

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan ROM


2. Untuk mengetahui tujuan dari ROM
3. Untuk mengetahui manfaat dari ROM
4. Untuk mengetahui jenis ROM
5. Untuk mengetahui apa saja gerakan dari ROM
6. Untuk mengetahui apa saja sendi yang digerakkan dari ROM
7. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari ROM
8. Untuk mengetahui pertian dari mobilisasi
9. Untuk mengetahui manfaat dari mobilisasi
10. Untuk mengetahui apa koordinasi mekanik tubuh pada mobilisasi
11. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi mobilisasi

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ROM (RANGE OF MOTION)

2.1.1 PENGERTIAN
ROM ( Range Of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital,
transversal, dan frontal. pengertian rom lainnya adalah latihan gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien
menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif ataupun pasif.

latihan range of motion (rom) adalah latihan yang dilakukan untuk


mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh
sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan range of motion (ROM)
merupakan istilah baku untuk menyatakan batas atau batasan gerakan sendi yang
normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk
menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal (Arif, M, 2008).

2.1.2 TUJUAN ROM


1. Meningkatkan Fleksibilitas: Dengan meningkatkan rentang gerak, seseorang
dapat meningkatkan fleksibilitas otot dan sendi, yang dapat membantu dalam
melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih lancar dan mengurangi risiko cedera.

2. Pencegahan Cedera: Dengan memperbaiki dan mempertahankan range of


motion yang optimal, seseorang dapat mengurangi risiko cedera otot, tendon, dan
ligamen karena tubuh dapat bergerak dengan lebih bebas dan efisien.

6
3. Pemulihan Setelah Cedera: Setelah mengalami cedera atau operasi, penting
untuk memulihkan range of motion yang hilang untuk memungkinkan pemulihan
yang efektif dan kembali ke aktivitas sehari-hari atau olahraga.

4. Meningkatkan Performa Olahraga: Rentang gerak yang baik merupakan


komponen penting dalam berbagai aktivitas olahraga. Dengan meningkatkan
range of motion, atlet dapat meningkatkan performa mereka dalam berbagai aspek
teknis dan fisik.

5. Meningkatkan Kualitas Hidup: Rentang gerak yang baik memungkinkan


seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman dan tanpa
hambatan, sehingga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

2.1.3 MANFAAT ROM


A. menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan
pergerakan
B. mengkaji tulang, sendi,dan otot
C. mencegah terjadinya kekakuan sendi
D. memperlancar sirkulasi darah
E. memperbaiki tonus otot
F. meningkatkan mobilisasi sendi
G. memperbaiki toleransi otot untuk latihan

1. Mencegah Cedera: Dengan meningkatkan fleksibilitas dan rentang gerak,


seseorang dapat mengurangi risiko cedera otot, tendon, dan ligamen.

2. Meningkatkan Kesehatan Sendi: Memelihara dan meningkatkan ROM dapat


membantu menjaga kesehatan sendi, mencegah kekakuan, dan mengurangi risiko
penyakit sendi seperti arthritis.

3. Meningkatkan Kualitas Hidup: Rentang gerak yang optimal memungkinkan


seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman dan efisien,
meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

4. Meningkatkan Performa Olahraga: Atlet dan individu yang terlibat dalam


aktivitas fisik dapat meningkatkan performa mereka dengan memperbaiki
fleksibilitas dan rentang gerak tubuh.

7
5. Meningkatkan Postur Tubuh: ROM yang baik membantu dalam
mempertahankan postur tubuh yang baik, mengurangi risiko nyeri punggung dan
gangguan postur lainnya.

6. Mempercepat Pemulihan Pasca-Cedera atau Operasi: ROM digunakan sebagai


bagian dari program rehabilitasi untuk memulihkan rentang gerak normal setelah
cedera atau operasi, mempercepat proses penyembuhan.

7. Meningkatkan Keseimbangan dan Koordinasi: Dengan memperbaiki


fleksibilitas dan rentang gerak, seseorang juga dapat meningkatkan keseimbangan
dan koordinasi tubuh.

8. Mengurangi Ketegangan dan Stres: Gerakan dan latihan untuk meningkatkan


ROM juga dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan stres secara
keseluruhan.

2.1.4 JENIS ROM


a. ROM AKTIF, yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang
gerak sendi normal (klien aktif). keuatan otot 75 %. hal ini untuk melatih
kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya
secara aktif .

b. ROM PASIF, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang
lain (perawat) atau alat mekanik. perawat melakukan gerakan persendian klien
sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). kekuatan otot 50 %.
indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan
rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). rentang gerak pasif ini berguna
untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot
orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki
pasien.

8
2.1.5 GERAKAN ROM

2.1.5.1 MACAM MACAM GERAKAN ROM


a. fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.

b. ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.

c. hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.

d. abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.

e. adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.

f. rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.

g. eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak


membentuk sudut persendian.

h. inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak


membentuk sudut persendian.

i. pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan


bergerak ke bawah.

j. supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan


bergerak ke atas.

k. oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan


pada tangan yang sama.

2.1.5.2 GERAKAN ROM BERDASARKAN BAGIAN TUBUH


a. leher

- fleksi : menggerakkan dagu menempel ke dada.

- ekstensi : mengembalikan kepala ke posisi tegak.


9
- hiperekstensi : menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin.

- fleksi lateral : memiringkan kepala sejauh mungkin kearah setiap


bahu.

- rotasi : memutar kepala sejauh mungkin ke arah setiap bahu.

b.bahu

- fleksi : menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke


depan ke posisi diatas kepala.

- ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh.

- hiperekstensi : menggerakkan lengan ke belakang tubuh, siku


tetap lurus.

- abduksi : menaikkan lengan ke posisi samping diatas kepala


dengan telapak tangan jauh dari kepala

- adduksi : menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh


sejauh mungkin.

- rotasi dalam : dengan siku fleksi, memutar bahu dengan


menggerakkan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke
belakang

10
- rotasi luar : dengan siku fleksi, menggerakkan lengan sampai
ibu jari ke atas dan samping kepala.

- sirkumduksi : menggerakan lengan dengan gerakan penuh.

c. Siku

- Fleksi : Menekuk Siku Sehingga Lengan Bawah Bergerak Ke


Depan Sendi Bahu Dan Tangan Sejajar Bahu.

- Ekstensi : Meluruskan Siku Dengan Menurunkan Lengan.

d. Lengan Bawah

- Supinasi : Memutar Lengan Bawah Dan Tangan Sehingga


Telapak Tangan Menghadap Ke Atas

- Pronasi : Memutar Lengan Bawah Sehingga Telapak Tangan


Menghadap Ke Bawah

e. pergelangan tangan
11
- fleksi : menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam
lengan bawah
- ekstensi : menggerakkan jari-jari sehingga jari-jari, tangan dan
lengan bawah berada dalam arah yang sama
- hiperekstensi : membawa permukaan tangan dorsal ke belakang
sejauh .mungkin.
- abduksi : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari
- adduksi : menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima
jari

f. Jari-jari Tangan

12
- Fleksi : Membuat Genggaman
- Ekstensi : Meluruskan Jari-jari Tangan
- Hiperekstensi : Menggerakkan Jari-jari Tangan Ke Belakang
Sejauh Mungkin
- Abduksi : Meregangkan Jari-jari Tangan Yang Satu Dengan
Yang Lain
- Adduksi : Merapatkan Kembali Jari-jari Tangan
g. Ibu Jari

Oposisi : Menyentuhkan Ibu Jari Ke Setiap Jari-jari Tangan


Pada Tangan Yang Sama.
h. Pinggul

- Fleksi : Menggerakkan Tungkai Ke Depan Dan Ke Atas


- Ekstensi : Menggerakkan Kembali Ke Samping Tungkai Yang
Lain
- Hiperekstensi : Menggerakkan Tungkai Ke Belakang Tubuh

13
- Abduksi : Menggerakkan Tungkai Ke Samping Menjauhi
Tubuh
- Adduksi : Menggerakkan Kembali Tungkai Ke Posisi Medial
Dan Melebihi Jika Mungkin
- Rotasi Dalam : Memutar Kaki Dan Tungkai Ke Arah Tungkai
Lain
- Rotasi Luar : Memutar Kaki Dan Tungkai Menjauhi Tungkai
Lain
- Sirkumduksi : Menggerakkan Tungkai Memutar

i. Kaki

- inversi : memutar telapak kaki ke samping dalam (medial)


- eversi : memutar telapak kaki ke samping luar (lateral)

j. Jari-jari Kaki

- fleksi : melengkungkan jari-jari kaki ke bawah


- ekstensi : meluruskan jari-jari kaki
- abduksi : merenggangkan jari-jari kaki satu dengan yang lain
- adduksi : merapatkan kembali bersama-sama.
14
2.1.6 SENDI YANG DIGERAKKAN

a. ROM Aktif

seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara
aktif.

b. ROM Pasif

seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan
klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.

- leher (fleksi/ekstensi, fleksi lateral)

- bahu tangan kanan dan kiri ( fkesi/ekstensi, abduksi/adduksi, rotasi bahu)

- siku tangan kanan dan kiri (fleksi/ekstensi, pronasi/supinasi)

- pergelangan tangan (fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi)

- jari-jari tangan (fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi, oposisi)

- pinggul dan lutut (fleksi/ekstensi, abduksi/adduksi, rotasi internal/eksternal)

- pergelangan kaki (fleksi/ekstensi, rotasi)

- jari kaki (fleksi/ekstensi)

2.1.7 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


Indikasi ROM:

1. Cedera Otot dan Sendi: ROM dapat digunakan sebagai bagian dari proses
rehabilitasi untuk memperbaiki rentang gerak yang terbatas akibat cedera otot,
tendon, atau ligamen.

2. Pemulihan Pasca-Operasi: Setelah operasi, ROM sering digunakan untuk


memulihkan rentang gerak normal dan mempercepat proses penyembuhan.

15
3. Pencegahan Stiffness: ROM dapat digunakan untuk mencegah kekakuan
(stiffness) sendi yang dapat terjadi setelah periode imobilisasi, misalnya akibat
penggunaan gips.

4. Peningkatan Performa Olahraga: Untuk atlet atau individu yang terlibat dalam
aktivitas fisik intens, ROM dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dan
kinerja olahraga.

Kontraindikasi ROM:

1. Fraktur yang Belum Sembuh: ROM tidak boleh dilakukan pada area yang
mengalami fraktur yang belum sembuh atau belum stabil, karena dapat
menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

2. Peradangan Akut: Pada kasus peradangan akut, seperti pada arthritis


rheumatoid atau radang sendi lainnya, ROM dapat meningkatkan rasa sakit dan
memperburuk kondisi.

3. Ancaman Cedera Tambahan: Jika ROM dapat meningkatkan risiko cedera


lebih lanjut pada area yang sudah cedera atau lemah, perawatan ROM harus
dilakukan dengan hati-hati atau dihindari.

4. Kontraktur yang Tak Bisa Diluruskan: Pada kasus kontraktur yang tidak bisa
diluruskan, ROM dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan cedera
tambahan.

5. Kehamilan: Pada kasus tertentu, terutama pada trimester ketiga, beberapa


gerakan ROM tertentu dapat dihindari untuk mencegah cedera atau
ketidaknyamanan pada ibu hamil.

16
2.2 MOBILISASI

2.2.1 PENGERTIAN
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah,
dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Kehilangan
kemampuan untuk bergerak mengakibatkan seseorang menjadi ketergantungan dan
membutuhkan tindakan keperawatan.

2.2.2 MANFAAT MOBILISASI


Manfaat dari gerakan tubuh antara lain, tubuh menjadi segar, memperbaiki tonus
otot, mengontrol berat badan, merangsang peredaran darah, mengurangi stres,
meningkatkan relaksasi, memperlambat proses penyakit (penyakit degeneratif), untuk
aktualisasi diri (harga diri dan citra tubuh), sedang untuk anak merangsang pertumbuhan.

2.2.3 KOORDINASI MEKANIK TUBUH


Mekanika tubuh (body mechanic) adalah penggunaan organ secara efisien dan
efektif sesuai dengan fungsinya. Pergerakan merupakan rangkaian aktivitas yang
terintegrasi antara system musculoskeletal dan system persarafan didalam tubuh.
Komponen system musculoskeletal melibatkan tulang, otot, tendon, ligamen, kartilago,
dan sendi.

Tulang adalah jaringan dinamis, salah satu fungsinya menunjang jaringan tubuh
dan membantu pergerakan. Sedang otot berfungsi untuk kontraksi dan membantu
menghasilkan gerakan, mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan panas. Otot
dipersarafi oleh saraf yang terdiri atas serabut motoris dari medulla spinal. Medula otak
seperti korteks cerebri kanan mengatur otot-otot anggota gerak kiri dan sebaliknya.

Bagaimana Anda bisa bergerak, berikut ini mekanisme kontraksi otot: membran
otot mengandung myofibril, kemudian pelepasan asetikolin. Akibatnya, pintu kalsium
diretikulum sarkoplasma membuka dan melepaskan ion kalsium ke sitoplasma sel otot,
lalu berikatan dengan troposin, kemudian membuka binding sites, terjadilah jembatan
silang (Cross bridges), antara filamin aktin dan myosin. Selajutnya dengan katalis enzim
myosin-ATP ase terjadi hidrolikis ATP menjadi ADP + P + energy, sehingga terjadilah
kontraksi.

17
2.2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILISASI
Beberapa faktor lain yang harus saudara ketahui antara lain:

a. Tingkat perkembangan tubuh: Usia seseorang mempengaruhi system muskuloskeletal


dan persarafan, Untuk itu, dalam melakukan tindakan keperawatan untuk membantu
memenuhi kebutuhan aktivitas, perawat harus memperhatikan aspek tumbuh kembang
klien sesuai kebutuhan.

b. Kesehatan fisik: Seseorang dengan penyakit (gangguan muskuloskeletal, gangguan


kardiovaskuler, gangguan sistem respirasi), cacat tubuh dan imobilisasi akan dapat
mengganggu pergerakan tubuh.

c. Keadaan nutrisi: Seseorang dengan nutrisi kurang, hal ini menyebabkan kelemahan dan
kelelahan otot yang berdampak pada penurunan aktivitas dan pergerakan. Sebaliknya, hal
yang sama terjadi pada kondisi nutrisi lebih (obesitas).

d. Status mental: Seseorang mengalami gangguan mental cenderung tidak antusias dalam
mengikuti aktivitas , bahkan kehilangan energi untuk memenuhi kebutuhan personal
hygiene.

e. Gaya hidup: Seseorang dalam melakukan pola aktivitas sehari-hari dengan baik tidak
akan mengalami hambatan dalam pergerakan, demikian juga sebaliknya.

f. Pendidikan dan Pengetahuan: Tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang pentingnya


aktivitas fisik, serta teknik-teknik untuk meningkatkan mobilisasi, juga dapat
mempengaruhi perilaku mobilisasi seseorang

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pentingnya pemahaman akan peran keduanya dalam memelihara kesehatan sendi dan
otot. Range of Motion mengacu pada rentang gerak sendi, sedangkan mobilisasi merupakan
proses meningkatkan gerakan sendi melalui latihan dan teknik tertentu. Keduanya
merupakan bagian penting dari rehabilitasi fisik, pencegahan cedera, dan pemulihan setelah
cedera. Dengan pemahaman yang baik tentang ROM dan teknik mobilisasi yang sesuai,
individu dapat meningkatkan fungsi fisik mereka, mengurangi risiko cedera, dan
meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
3.2 Saran
Semoga para pembaca dapat memahami isi dari makalah ini serta tidak henti mencari
referensi lain untuk menambah wawasan. Kami menyadari jika dalam penyusunan makalah
di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis
akan segera melakukan perbaikan susunan makalah ini dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik,
Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC, Jakarta.
Price S.A, Lorraine MW. Patophysiology, konsep klinis proses-proses penyakit. EGC, Jakarta.
http://keperawatan0609.blogspot.com/2009/02/rom-range-of-motion.html
Kasiati, Rosmalawati D, 2016, Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Kebutuhan dasar
Manusia, Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan

20

Anda mungkin juga menyukai