Dosen Pengampu:
Sutiah Heni,
Disusun Oleh:
DHIMAS WAHYU SAPUTRA (202303047)
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang " ROM (Range Of Motion)
DAN MOBILISASI".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Range of Motion (ROM) dan mobilisasi pasien adalah dua aspek penting dalam
perawatan pasien di berbagai setting kesehatan, termasuk rumah sakit, pusat rehabilitasi, dan
perawatan jangka panjang. ROM mengacu pada rentang gerak yang dimiliki oleh sendi-sendi
tubuh, sementara mobilisasi pasien mencakup berbagai teknik untuk membantu pasien dalam
bergerak atau melakukan aktivitas fisik sehari-hari.
Pentingnya ROM dan mobilisasi pasien tidak dapat diabaikan, terutama dalam konteks
perawatan pasien yang terbatas mobilitasnya, seperti pasien pasca operasi, pasien dengan
cedera traumatis, pasien geriatri, atau individu dengan kondisi medis kronis. Rentang gerak
yang optimal dan kemampuan untuk bergerak dengan aman memiliki dampak signifikan
terhadap pemulihan pasien, mencegah komplikasi seperti kekakuan sendi, kontraktur otot,
ulkus tekan, dan penurunan kekuatan otot.
Dalam praktik keperawatan, peran perawat dalam manajemen ROM dan mobilisasi
pasien menjadi krusial. Perawat bertanggung jawab untuk melakukan penilaian awal
terhadap ROM pasien, merencanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kebutuhan individu,
serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya latihan ROM dan
mobilisasi. Selain itu, perawat juga bertugas untuk memastikan bahwa mobilisasi pasien
dilakukan dengan aman dan memperhatikan faktor risiko potensial yang mungkin muncul
selama proses perawatan.
Dengan memahami pentingnya ROM dan mobilisasi pasien serta peran perawat dalam
manajemennya, praktisi kesehatan akan dapat memberikan perawatan yang holistik dan
berfokus pada pemulihan optimal pasien. Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami akan
menggali lebih dalam tentang konsep ROM dan mobilisasi pasien, teknik-teknik yang
terlibat, peran perawat dalam pelaksanaannya, serta manfaat yang diharapkan bagi kesehatan
dan kesejahteraan pasien.
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 PENGERTIAN
ROM ( Range Of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital,
transversal, dan frontal. pengertian rom lainnya adalah latihan gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien
menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif ataupun pasif.
Range of motion adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh
sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan range of motion (ROM)
merupakan istilah baku untuk menyatakan batas atau batasan gerakan sendi yang
normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk
menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal (Arif, M, 2008).
6
3. Pemulihan Setelah Cedera: Setelah mengalami cedera atau operasi, penting
untuk memulihkan range of motion yang hilang untuk memungkinkan pemulihan
yang efektif dan kembali ke aktivitas sehari-hari atau olahraga.
7
5. Meningkatkan Postur Tubuh: ROM yang baik membantu dalam
mempertahankan postur tubuh yang baik, mengurangi risiko nyeri punggung dan
gangguan postur lainnya.
b. ROM PASIF, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang
lain (perawat) atau alat mekanik. perawat melakukan gerakan persendian klien
sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). kekuatan otot 50 %.
indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan
rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan
paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). rentang gerak pasif ini berguna
untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot
orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki
pasien.
8
2.1.5 GERAKAN ROM
b.bahu
10
- rotasi luar : dengan siku fleksi, menggerakkan lengan sampai
ibu jari ke atas dan samping kepala.
c. Siku
d. Lengan Bawah
e. pergelangan tangan
11
- fleksi : menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam
lengan bawah
- ekstensi : menggerakkan jari-jari sehingga jari-jari, tangan dan
lengan bawah berada dalam arah yang sama
- hiperekstensi : membawa permukaan tangan dorsal ke belakang
sejauh .mungkin.
- abduksi : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari
- adduksi : menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima
jari
f. Jari-jari Tangan
12
- Fleksi : Membuat Genggaman
- Ekstensi : Meluruskan Jari-jari Tangan
- Hiperekstensi : Menggerakkan Jari-jari Tangan Ke Belakang
Sejauh Mungkin
- Abduksi : Meregangkan Jari-jari Tangan Yang Satu Dengan
Yang Lain
- Adduksi : Merapatkan Kembali Jari-jari Tangan
g. Ibu Jari
13
- Abduksi : Menggerakkan Tungkai Ke Samping Menjauhi
Tubuh
- Adduksi : Menggerakkan Kembali Tungkai Ke Posisi Medial
Dan Melebihi Jika Mungkin
- Rotasi Dalam : Memutar Kaki Dan Tungkai Ke Arah Tungkai
Lain
- Rotasi Luar : Memutar Kaki Dan Tungkai Menjauhi Tungkai
Lain
- Sirkumduksi : Menggerakkan Tungkai Memutar
i. Kaki
j. Jari-jari Kaki
a. ROM Aktif
seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara
aktif.
b. ROM Pasif
seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan
klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.
1. Cedera Otot dan Sendi: ROM dapat digunakan sebagai bagian dari proses
rehabilitasi untuk memperbaiki rentang gerak yang terbatas akibat cedera otot,
tendon, atau ligamen.
15
3. Pencegahan Stiffness: ROM dapat digunakan untuk mencegah kekakuan
(stiffness) sendi yang dapat terjadi setelah periode imobilisasi, misalnya akibat
penggunaan gips.
4. Peningkatan Performa Olahraga: Untuk atlet atau individu yang terlibat dalam
aktivitas fisik intens, ROM dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dan
kinerja olahraga.
Kontraindikasi ROM:
1. Fraktur yang Belum Sembuh: ROM tidak boleh dilakukan pada area yang
mengalami fraktur yang belum sembuh atau belum stabil, karena dapat
menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
4. Kontraktur yang Tak Bisa Diluruskan: Pada kasus kontraktur yang tidak bisa
diluruskan, ROM dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan cedera
tambahan.
16
2.2 MOBILISASI
2.2.1 PENGERTIAN
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah,
dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Kehilangan
kemampuan untuk bergerak mengakibatkan seseorang menjadi ketergantungan dan
membutuhkan tindakan keperawatan.
Tulang adalah jaringan dinamis, salah satu fungsinya menunjang jaringan tubuh
dan membantu pergerakan. Sedang otot berfungsi untuk kontraksi dan membantu
menghasilkan gerakan, mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan panas. Otot
dipersarafi oleh saraf yang terdiri atas serabut motoris dari medulla spinal. Medula otak
seperti korteks cerebri kanan mengatur otot-otot anggota gerak kiri dan sebaliknya.
Bagaimana Anda bisa bergerak, berikut ini mekanisme kontraksi otot: membran
otot mengandung myofibril, kemudian pelepasan asetikolin. Akibatnya, pintu kalsium
diretikulum sarkoplasma membuka dan melepaskan ion kalsium ke sitoplasma sel otot,
lalu berikatan dengan troposin, kemudian membuka binding sites, terjadilah jembatan
silang (Cross bridges), antara filamin aktin dan myosin. Selajutnya dengan katalis enzim
myosin-ATP ase terjadi hidrolikis ATP menjadi ADP + P + energy, sehingga terjadilah
kontraksi.
17
2.2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILISASI
Beberapa faktor lain yang harus saudara ketahui antara lain:
c. Keadaan nutrisi: Seseorang dengan nutrisi kurang, hal ini menyebabkan kelemahan dan
kelelahan otot yang berdampak pada penurunan aktivitas dan pergerakan. Sebaliknya, hal
yang sama terjadi pada kondisi nutrisi lebih (obesitas).
d. Status mental: Seseorang mengalami gangguan mental cenderung tidak antusias dalam
mengikuti aktivitas , bahkan kehilangan energi untuk memenuhi kebutuhan personal
hygiene.
e. Gaya hidup: Seseorang dalam melakukan pola aktivitas sehari-hari dengan baik tidak
akan mengalami hambatan dalam pergerakan, demikian juga sebaliknya.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pentingnya pemahaman akan peran keduanya dalam memelihara kesehatan sendi dan
otot. Range of Motion mengacu pada rentang gerak sendi, sedangkan mobilisasi merupakan
proses meningkatkan gerakan sendi melalui latihan dan teknik tertentu. Keduanya
merupakan bagian penting dari rehabilitasi fisik, pencegahan cedera, dan pemulihan setelah
cedera. Dengan pemahaman yang baik tentang ROM dan teknik mobilisasi yang sesuai,
individu dapat meningkatkan fungsi fisik mereka, mengurangi risiko cedera, dan
meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
3.2 Saran
Semoga para pembaca dapat memahami isi dari makalah ini serta tidak henti mencari
referensi lain untuk menambah wawasan. Kami menyadari jika dalam penyusunan makalah
di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis
akan segera melakukan perbaikan susunan makalah ini dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
19
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik,
Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC, Jakarta.
Price S.A, Lorraine MW. Patophysiology, konsep klinis proses-proses penyakit. EGC, Jakarta.
http://keperawatan0609.blogspot.com/2009/02/rom-range-of-motion.html
Kasiati, Rosmalawati D, 2016, Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Kebutuhan dasar
Manusia, Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan
20