Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KEGIATAN

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELUARGA PASIEN


TENTANG ROM ( RANGEOF MOTION) DI RUANG ICU
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
DIKI WAHYUDI 2019.C.11a.1041
TUMISE 2019.C.11a.1066
KARTIKA NOVI ASTUTI 2019.C.11a.1046
EDINA 2019.C.11a.1074
DINA FEBRIANTI 2019.C.11a.1042
RALIN ANDARI 2019.C.11a.1057

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal untuk melakukan
kegiatan Pendidikan Kesehatan..
Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk melakukan kegiatan
Pendidikan Kesehatan pada Program studi Sarjana Keperawatan di STIKes Eka
Harap Palangka Raya.
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima
kasih dan penghargaan yang setulusnya kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia,S.Pd.,M.Kes. selaku Ketua STIKes Eka Harap yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti
dan menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan
2. Ibu Meilitha Carolina Ners., M.Kep, selaku ketua Prodi Sarjana Keperawatan
yang telah banyak memberi semangat dan motivasi serta memberi bimbingan.
3. Ibu Ika Paskaria, S.Kep.,Ners selaku penanggung jawab Praktik Pra Klinik IV
4. Bapak Efri Dulie, S.Kep, Ners. selaku pembimbing Akademik dan Ibu Atun
Sa’diyati Widyaningsih, S.Kep.,Ners selaku pembimbing lahan yang telah
membimbing, memberikan saran dan semangat kepada kami dalam
menyelesaikan proposal promosi kesehatan..
Akhir kata, semoga Proposal ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu
keperawatan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkat dan
karunia-Nya kepada kita semua.

Palangka Raya, 10 Januari 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I SATUAN ACARA PENYULUHAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Tujuan.................................................................................................................2

1.2.1 Tujuan Umum........................................................................................2

1.2.2 Tujuan Khusus.......................................................................................2

1.3 Manfaat...............................................................................................................2

1.3.1 Bagi Institusi Kesehatan.......................................................................2

1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan..............................................2

1.3.3 Bagi Masyarakat....................................................................................3

1.4 Metode.................................................................................................................3

1.5 Media...................................................................................................................3

1.6 Pelaksanaan Tugas...........................................................................................3

1.7 Kegiatan Penyuluhan.......................................................................................5

BAB II MATERI PENYULUHAN

2.1 Definisi range of motion...................................................................................6

2.2 Klasifikasi ROM...............................................................................................6

2.3 Tujuan ROM.....................................................................................................6

2.4 Indikasi ROM....................................................................................................6

2.5 Kontra indikasi ROM......................................................................................7

2.6 Prosedur ROM..................................................................................................8

BAB III LAPORAN HASIL KEGIATAN

3.1 Tahap Persiapan.............................................................................................11

3.2 Tahap Pelaksanaan........................................................................................11

ii
3.3 Tahap Evaluasi................................................................................................11

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan......................................................................................................13

4.2 Saran.................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1.1 Latar Belakang
Intensive Care Unit (ICU) adalah tempat atau unit tersendiri di dalam
rumah sakit yang menangani pasien-pasien kritis karena penyakit, trauma atau
komplikasi penyakit lain yang memfokuskan diri dalam bidang life support atau
organ support yang kerap membutuhkan pemantauan intensif. Penelitian yang
dilakukan Suriadi (2015) di ruangan ICU di salah satu rumah sakit di Pontianak
menunjukan bahwa imobilitas merupakan faktor yang signifikan untuk
perkembangan dekubitus dengan hasil menunjukan dalam waktu 24–72 jam
dekubitus sudah dapat terjadi. Tingkat ketergantungan mobilitas pasien
merupakan faktor yang langsung mempengaruhi risiko terjadinya dekubitus.
Penelitian lain menyebutkan pada perempuan lansia dari 79% terdapat 53%
dengan usia 81-89 tahun diberikan posisi miring 30 derajat , setelah dilakukan
intervensi tersebut terjadi kejadian dekubitus pada kelompok eksperiment 3% dan
kelompok kontrol 11%. (yusuf, 2021)
Pengaturan posisi merupakan salah satu bentuk intervensi keperawatan
yang sangat tidak asing dan ditetapkan dalam rangka pencegahan decubitus
khususnya pada pasien-pasien dengan imobilisasi. Intervensi berupa mobilisasi
tiap dua jam sudah disarankan di berbagai rumah sakit guna meningkatkan
pergerakan paisen. Sebuah studi menunjukan bahwa dalam jangka waktu 8 jam
kurang dari 3% pasien yang sakit parah diubah posisinya sesuai dengan standar
perubahan posisi tiap 2 jam dan dilakukan teknik ROM pada pasien untuk
meminimalkan kekakuan otot akibat imobilisasi. (Anggriani, 2018)
Range Of Motion (ROM) adalah sejumlah pergerakan maksimum yang
dapat dilakukan pada sendi/otot atau rentang gerak yang dilakukan klien untuk
melakukan mobilisasi. Segala aktivitas atau kegiatan rutin yang sering dilakukan
oleh individu dalam kehidupan sehari-hari seperti mandi, makan, menulis, gosok
gigi, makan dan lain-lain yang berhubungan dengan otot, hal tersebut merupakan
rentang gerak . (Julita Pratiwi, 2020)
Secara garis besar latihan ROM terbagi menjadi dua jenis yaitu bersifat
aktif dan pasif. Melalui latihan pergerakan sendi semakin lebih bagus dilakukan

4
secara latihan ROM aktif apabila klien menggerakkan seluruh sendi pada latihan
tanpa bantuan orang lain sedangkan klien tidak mampu menggerakkan sendi pada
latihan dan memerlukan bantuan orang lain disebut dengan latihan ROM pasif.
lLatihan ROM ini juga dapat dilakukan pada pasien stroke yang mengalami
imobilisasi dan memerlukan latihan ROM aktif maupun pasif. Klien dengan
fraktur ekstermitas atas dan bawah dan penyakit stroke lebih baik diberikan
latihan ROM terutama secara aktif sehingga mempercepat pemulihan kekuatan
otot klien . (Indrayana Tavip, 2020)
Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk melakukan pendidikan
kesahatan tentang ROM ( Range of motion) Pada pasien dan keluarga di ruang
ICU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh ROM ( Range of motion) terhadap keluarga
pasien di ruang ICU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga pasien di ruang ICU sebelum diberikan
edukasi Range of motion
b. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga pasien di ruang ICU setelah diberikan
Range of motion .
c. Menganalisis perbedaan pengetahuan keluarga pasien diruang ICU sebelum
dan setelah diberikan Range of motion
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Institusi Kesehatan
Diharapkan pendidikan kesehatan ini bisa meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman untuk tenaga kesehatan lainnya tentang pengaruh teknik distraksi
dan teknik relaksasi nafas dalam terhadap nyeri luka pasca operasi.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Diharapkan pendidikan kesehatan ini dapat berkontribusi secara ilmiah ke
lembaga pendidikan sebagai kontribusi untuk pengembangan pengetahuan
keperawatan tentang pengobatan komplementer yaitu teknik distraksi dan teknik
relaksasi nafas dalam pada pasien pasca operasi.
1.3.3 Bagi Masyarakat
Diharapkan pendidikan kesehatan ini dijadikan informasi yang bermanfaat
untuk masyarakat dan khususnya bagi pasien yang dirawat di ruang ICU.
1.4 Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
1.5 Media
Media yang digunakan untuk penyuluhan antara lain:
1. Leaflet
1.6 Pelaksanaan Tugas
Adapun rangkaian kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh
Kelompok 3 Mahasiswa Sarjana Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
1. Topik : Range of motion
2. Media : Leaflet
3. Hari dan Tanggal : Selasa, 10 November 2022
4. Jam : 09.00-10.00 WIB
5. Setingg Tempat : Diruangan tunggu keluarga pasien

Penyaji Moderator

Keluarga Pasien Keluarga Pasien

Dokumentasi

Fasilitator
Fasilitator

Keluarga Pasien Keluarga Pasien

Keluarga Pasien
Keluarga Pasien
Dokumentator

wc
1.1 Tugas Pengorganisasian
Adapun tugas yang dilakukan oleh Kelompok Mahasiswa Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya dari pendidikan kesehatan
meliputi :
1. Protokol/Pembawa Acara : Kartika Novi Astuti
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh/Pengajar : Diki Wahyudi
Materi: ROM
Demonstrasi : Dina Febrianti dan Ralin Andari
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Fasilitator : Edina dan Tumise
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
e. Membagikan snack dan leaflet kepada peserta
4. Dokumentator : Tumise
Uraian tugas :
a. Mengambil gambar saat kegiatan penyuluhan
1.7 Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Waktu
 Penyuluh
mempersiapkan
rencana pembelajaran
 Penyuluh
mempersiapkan
media pembelajaran
Pra kegiatan sesuai dengan tujuan
1. 10 menit
pembelajaran pembelajaran
 Penyuluh
mempersiapkan dan
mengecek lingkungan
yang akan
mempengaruhi proses
pembelajaran
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Menanggapi dan
 Menjelaskan tujuan memberi respon
pembelajaran yang baik
Membuka  Kontrak waktu  Menyimak
2. 5 menit
Pembelajaran penjelasan yang
diberikan
 Mengungkapkan
pengetahuan yang
dimiliki
3. Kegiatan inti  Menjelaskan materi  Mendengarkan 20 menit
pembelajaran dan dan menyimak
demonstrasi materi yang
 Memberikan kepada diberikan
sasaran untuk  Mengajukan
bertanya beberapa
 Menjawab pertanyaan pertanyaan dari
yang diberikan materi yang
diberikan
 Menyimak
jawaban yang
diberikan dan
merasa puas
 Bertanya sebagai  Menjawab dengan
bahan evaluasi benar
Kegiatan menutup  Menyimpulkan materi  Mendengarkan
4. 5 menit
pembelajaran yang telah dan menyimak
disampaikan  Menjawab salam
 Mengucapkan salam
BAB II
MATERI PENYULUHAN
2.1 Definisi range of motion
Rentang gerak (Range of Motion) adalah latihan rentang gerak sendi
untuk meningkatkan aliran darah perifer dan mencegah kekakuan otot/sendi.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki dan mencegah kekakuan otot/sendi,
memelihara/meningkatkan fleksibilitas sendi, memelihara/ meningkatkan
pertumbuhan tulang dan mencegah kontraktur. Latihan gerak sendi dapat
segera dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot dan ketahanan otot
(endurance) sehingga memperlancar aliran darah serta suplai oksigen untuk
jaringan sehingga akan mempercepat proses penyembuhan . (Julita Pratiwi,
2020)
2.2 Klasifikasi ROM
(Indrayana Tavip, 2020) Adapun klasifikasi ROM adalah sebagi berikut:
1. ROM dinamis/ ROM kinetik adalah kemampuan sendi pada anggota
tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan dinamis/ kinetik.
2. ROM statis-aktif/ ROM aktif adalah kemampuan untuk mempertahankan
posisi pada gerakan dengan bantuan dari otot-otot antagonis dan agonis
tanpa adanya dukungan dari eksternal.
3. ROM statis-pasif adalah kemampuan untuk mempertahankan gerakan
dengan bantuan dari luar.
2.3 Tujuan ROM
ROM memiliki banyak tujuan diantaranya yaitu memelihara fleksibilitas
dan kemampuan gerak sendi, mengurangi rasa nyeri, mengembalikan
kemampuan klien menggerakkan otot melancarkan peredaran darah.
(Indrayana Tavip, 2020)
2.4 Indikasi ROM
(Julita Pratiwi, 2020)Adapun indikasi ROM adalah sebagai berikut:
1. Indikasi ROM Aktif
a. Pada saat klien dapat melakukan gerakan/kontraksi otot secara aktif
dan menggerakkan pada ruas sendinya secara baik dengan adanya
bantuan atau tidak.
b. Pada saat klien mengalami kelemahan otot dan tidak mampu
menggerakkan pada persendian secara penuh, digunakan A- AROM
(Active-Assistive ROM) , adalah jenis ROM Aktif yang mana bantuan
ini dapat diberikan melalui gaya dari luar apakah dengan cara manual
maupun mekanik, karena otot penggerak primer membutuhkan
bantuan agar dapat menyelesaikan aktivitas gerak).
c. ROM Aktif bisa digunakan dalam program aktivitas latihan aerobik.
d. ROM Aktif dapat digunakan dalam memelihara mobilisasi ruas diatas
dan dibawah pada daerah yang tidak dapat digerakkan.
2. Indikasi ROM Pasif
a. Pada kondisi dimana terdapatnya inflamasi jaringan akut yang jika
dilakukan pergerakan aktif dapat menghambat proses penyembuhan
klien.
b. Saat klien tidak bisa atau tidak diperbolehkan untuk bergerak secara
aktif pada ruas maupun seluruh tubuh, misalnya pada keadaan koma,
pada kelumpuhan ataupun bed rest total.
2.5 Kontra indikasi ROM
Kontraindikasi dan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat latihan
ROM) yaitu:
1. Latihan ROM tidak bisa diberikan jika gerakan dapat mengganggu pada
proses penyembuhan terutama Klien dengan gangguan pada sistem
kardiovaskuler dan sistem pernapasan, cedera, klien dengan fraktur yang
mengharuskan untuk tidak melakukan Gerakan, klien dengan
Pembengkakan dan peradangan pada sendi, dan cedera pada sekitar sendi
a. Gerakan yang dapat dievaluasi dengan seksama dalam batasan gerak
yang bebas dari rasa nyeri selama fase awal penyembuhan akan
menunjukkan manfaat terhadap proses penyembuhan dan proses
pemulihan.
b. Adanya tanda-tanda mayoritas atau terdapatnya gerakan yang keliru,
misalanya gerakan yang dilakukan tidak berurutan sehingga dapat
meningkatnya rasa nyeri dan radang.
2. ROM tidak dianjurkan dilakukan jika respon klien atau kondisinya
bertolak belakang dengan kesehatannya ataupun membahayakan (life
threatening) seperti pasien dengan gangguan jalan nafas.
a. Pasif ROM dipraktekkan secara hati-hati pada bagian sendi-sendi besar,
sedangkan Aktif ROM pada sendi ankle (Pergelangan kaki) dan kaki
dalam meminimalisasi gangguan aliran darah dari kaki menuju jantung
serta pembentukan gumpalan darah.
b. Pada kondisi setelah infark miokard, operasi arteri koronaria, dan lain-
lain, ROM pada bagian ekstremitas atas masih bisa diberikan dalam
pantauan yang ketat.
2.6 Prosedur ROM
Latihan gerak (ROM) dibagi menjadi :
1. Leher, Spina, Servikal (Sendi Pivotal)
a. Fleksi : dagu diletakkan dekat dada.
b. Ekstensi : kepala berada dalam posisi tegak.
c. Hiperekstensi : bengkokkan kepala sejauh mungkin ke belakang.
d. Fleksi lateral : kepala dimiringkan sejauh mungkin mendekati
masing-masing bahu.
e. Rotasi : putar kepala sejauh mungkin dalam pergerakkan sirkuler.
2. Bahu (sendi bola lesung)
a. Abduksi : naikkan lengan ke arah samping ke atas kepala dengan
telapak tangan menjauhi kepala.
b. Adduksi : rendahkan lengan ke samping dan melewati tubuh sejauh
mungkin.
c. Rotasi internal : dengan siku di fleksikan, rotasikan bahu dengan
menggerakkan lengan hingga ibu jari bergerak menghadap ke
belakang dan ke depan.
d. Rotasi eksternal : dengan siku difleksikan, gerakan lengan hingga
ibu jari bergerak ke atas dan ke samping kepala.
e. Sirkumduksi : gerakan lengan dalam satu lingkaran penuh
(kombinasi dari seluruh gerakan sendi).
3. Siku (sendi engsel)
a. Fleksi : bengkokkan siku sehingga lengan bawah bergerak menuju
sendi bahu dan tangan sejajar bahu.
b. Ekstensi : kencangkan siku dengan menurunkan tangan.
4. Lengan bawah ( sendi pivota)
a. Supinasi : balikkan lengan dan tangan sehingga telapak tangan
menghadap ke atas.
b. Pronasi : balikkan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke
bawah.
5. Telapak tangan (sendi kondiloid)
a. Fleksi : gerakan telapak tangan menghadap bagian bawah lengan
atas.
b. Ekstensi : gerakan jari dan tangan posterior ke garis bawah.
c. Hiperekstensi : bawa permukaan dorsal tangan ke belakang sejauh
mungkin.
d. Abduksi (deviasi radial) : bengkokkan pergelangan tangan ke
samping menuju jari kelima.
e. Adduksi (deviasi ulnaris) : bengkokkan pergelangan tangan ke
tengan menuju ibu jari.
6. Jari tangan (sendi engsel kondiloid)
a. Fleksi : lakukan genggaman.
b. Ekstensi : luruskan jari.
c. Hiperekstensi : bengkokkan jari ke belakang sejauh mungkin.
d. Abduksi : sebarkan jari-jari.
e. Adduksi : bawa jari-jari bertemu.
7. Ibu jari (sendi engsel pelana)
a. Fleksi : gerakan ibu jari melewati permukaan palmar tangan.
b. Ekstensi : gerakan ibu jari menjauhi tangan.
c. Abduksi : ekstensikan ibu jari secara lateral.
d. Adduksi : gerakan ibu jari ke belakang menuju tangan.
e. Oposisi : pertemukan ibu jari pada masing-masing jari ditangan
yang sama.
8. Pinggul (sendi bola lesung)
a. Fleksi : gerakan kaki ke depan dank e atas.
b. Ekstensi : kembalikan kaki ke posisi semula, di samping kaki yang
lain.
c. Hiperekstensi : gerakan kaki ke belakang tubuh.
d. Abduksi : gerakan kaki ke samping menjauhi tubuh.
e. Adduksi : gerakan kaki ke belakang menuju posisi tengah dan
melewat posisi tengah dengan memungkinkan.
f. Rotasi internal : balikkan kaki dan tungkai ke bawah menjauhi
tungkai bawah yang lain.
g. Rotasi eksternal : balikkan kaki dan tungkai ke bawah mendekati
tungkai bawah yang lain.
h. Sirkumduksi : gerakan kaki melingkar.
9. Lutut (sendi engsel)
a. Fleksi : bawa tumit ke belakang menuju bagian belakang paha.
b. Ekstensi : kembalikan tungkai bawah ke lantai.
10. Pergelangan kaki (sendi engsel)
a. Dorsal fleksi : gerakan kaki sehingga ibu jari menghadap ke atas.
b. Plantar fleksi : gerakan kaki sehingga ibu jari menghadap ke
bawah.
11. Kaki (sendi putar)
a. Inversi : balikkan telapak kaki ke tengah.
b. Eversi : balikkan telapak kaki ke samping.
12. Ibu jari kaki (sendi kondiloid)
a. Fleksi : lengkungkan ibu jari ke bawah.
b. Ekstensi : luruskan ibu jari.
c. Abduksi : pisahkan kaki ke samping.
d. Adduksi : kumpulkan ibu jari ke tengah
BAB III
LAPORAN HASIL KEGIATAN
3.1 Tahap Persiapan
Adapun tugas yang dilakukan oleh Mahasiswa dalam tahap persiapan
kegiatan pendidikan kesehatan STIKES Eka Harap Palangka Raya meliputi :
1. Melakukan persiapan bahan yang akan digunakan dalam penyuluhan 1 hari
sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
2. Melakukan kontrak waktu dengan pembimbing sehari sebelumnya untuk
melaksanakan pendidikan kesehatan.
3. Melakukan kontrak waktu dengan Karu ruangan ICU sehari sebelum
melaksanakan pendidikan kesehatan.
4. Melakukan persiapan media yang akan digunakaan dalam penyuluhan satu hari
sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
3.2 Tahap Pelaksanaan
Adapun tugas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam tahap pelaksanan
kegiatan pendidikan kesehatan STIKES Eka Harap Palangka Raya meliputi:
1. Penyuluhan dilakukan pada pukul 09.00 WIB sampai selesai
2. Audiens sejumlah 15 orang.
3. Setting tempat sesuai dengan rencana.
4. Peran mahasiswa sesuai dengan uraian tugas yang ditetapkan sebagai fasilitator
kegiatan penyuluhan.
5. Penggunaan bahasa sudah komunikatif dan dapat dimengerti oleh pasien.
3.3 Tahap Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Setting tempat dan alat sesuai dengan perencanaan.
b. Surat menyurat kegiatan sesuai dengan perencanaan.
c. Peran dan fungsi sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan dalam
perencanaan.
2) Evaluasi Proses
a. Penyuluhan dilakukan pada pukul 09.00 WIB sesuai dengan waktu yang
direncanakan

15
b. Selama penyuluhan pasien mengikuti kegiatan dengan baik dan tidak ada
yang meninggalkan tempat.
c. Pasien berperan aktif selama kegiatan penyuluhan berlangsung.
d. Penyuluh mengevaluasi dengan memberikan beberapa pertanyaan.
 Apa makna yang didapat pasien setelah mendengarkan penyuluhan
tersebut?
 Apa dampak postif dan negatif melakukan Range of motion?
3) Evaluasi Hasil
 Semua pasien yang hadir dapat memahami dari apa yang telah
disampaikan oleh penyuluh.
 Semua pasien dan keluarga memahami gerakan yang sudah disampaikan
penyuluh.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengaturan posisi merupakan salah satu bentuk intervensi keperawatan
yang sangat tidak asing dan ditetapkan dalam rangka pencegahan decubitus
khususnya pada pasien-pasien dengan imobilisasi. Intervensi berupa mobilisasi
tiap dua jam sudah disarankan di berbagai rumah sakit guna meningkatkan
pergerakan paisen. Sebuah studi menunjukan bahwa dalam jangka waktu 8 jam
kurang dari 3% pasien yang sakit parah dirubah posisinya sesuai dengan standar
perubahan posisi tiap 2 jam dan melakukan teknik ROM untuk meminimalkan
kekakuan otot akibat imobilisasi.
sejumlah pergerakan maksimum yang dapat dilakukan pada sendi/otot atau
rentang gerak yang dilakukan klien untuk melakukan mobilisasi Segala aktivitas
atau kegiatan rutin yang sering dilakukan oleh individu dalam kehidupan sehari-
hari seperti mandi, makan, menulis, gosok gigi, makan dan lain-lain yang
berhubungan dengan otot, hal tersebut merupakan rentang gerak
4.2 Saran
4.2.1 Keluarga pasien
Bagi keluarga pasiendi harapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang
manfaat ROM bagi kesehatan sehingga mampu menerapakan kepada pasien agar
pasien mengetahui dampak apabila tidak melakukan ROM dengan benar dan
mengetahui cara melakukan ROM.
4.2.2 Pasien penyuluhan
Para pasien mampu menerapkan dan memahami manfaat ROM bagi
kesehatan paien di ICU.
4.2.3 Tim Penyuluh
Tim penyuluh lebih mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan
penyuluhan, menyiapkan media penyuluhan dengan lebih baik, kreatif, banyak
membaca, penyuluhan di harapkan lebih menguasai materi, percaya diri, membuat
inovasi baru dalam media, penyuluhan, teknik penyuluhan dan lebih
membiasakan diri untuk berbicara di depan umum dan sesuai target penyuluhan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Anggriani, Z. S. (2018). Pengaruh Rom (Range Of Motion) Terhadap Kekuatan
Otot Ekstremitas Pada Pasien Stroke Non Hemoragic. Jurnal Riset Hesti ,
Vol. 3, No. 2, Desember 2018, Vol. 3, No. 2, Desember 2018.

Indrayana Tavip, W. S. (2020). Pengaruh Range Of Motion (Rom) Aktif


Terhadap Fleksibilitas Sendi Lutut Pada Lanjut Usia.

Julita Pratiwi, F. R. (2020). Literature Review: Pengaruh Terapi Range Of Motion


(Rom) Terhadap Kemandirian Lansia Dalam Melakukan Adl Di Panti
Werdha. Borneo Student Research , Vol 2, No 1, 2020.

Yusuf, Y. (2021). Pengaruh Latihan Range Of Motion (Rom) Aktif Dan Pasif
Pada Lansia Yang Mengalami Sindrom Geriatric Immobility Dengan
Masalah Gangguan.

Andriani, H., Indriati, P. & Supriyadi, (2015). Pengaruh Range Of Motion (ROM)
Aktif Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitaas Atas Lansia. Jurnal
Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), 1(8), pp. 470-476.

18

Anda mungkin juga menyukai