DISUSUN OLEH
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan “Pengukuran Nyeri dan
Fungsi Kognitif ” ini dalam waktu yang telah ditentukan.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada kepada Rasulullah SAW sebagai
pembaharu zaman sehingga kita dapat membedakan yang benar dan salah.
Dengan selesainya pengerjaan protap ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Andi Rahmaniar, S.
Ft.,Physio.,M.Kes sebagai dosen penguji dan asistensi yang telah membantu penulis dalam
menyukseskan protap ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata
bahasanya maupun materi yang kami sampaikan. Oleh karena itu dengan senang hati kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya tulis
ini.Akhir kata kami berharap semoga “Pengukuran Nyeri dan Fungsi Kognitif ”dapat bermanfaat
untuk orang lain dan dapat menginsiprasi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………………………………………………...……...i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1. Definisi Range of Motion (ROM)..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................................1
1.3. Tujuan Pemeriksaan.......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................2
2.1. Definisi..........................................................................................................................................2
2.2. Tujuan Praktikum:.........................................................................................................................2
2.3. Metode dan Jenis Pengukuran ROM.............................................................................................3
2.3.1. Metode Pengukuran ROM........................................................................................................3
2.3.2. Jenis Pengukuran ROM............................................................................................................3
2.4. Pelaksanaan Pengukuran...............................................................................................................4
2.5. Tabel ROM normal ekstremitas superior dan inferior:.................................................................6
2.4. Cara Penulisan..............................................................................................................................6
2.6. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pengukuran ROM........................................................7
2.7. Tabel Hasil Pengukuran Klien......................................................................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................11
3.2 Saran...........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Range of Motion exercise (ROM) atau biasa juga disebut Latihan Luas Gerak Sendi
(LGS) adalah latihan untuk mengembalikan kemampuan luas gerak sendi seseorang demi
tercapainya fungsional yang lebih baik.(Carolyn, Kisner & colby. 1990).
Goniometer berasal dari sua kata dalam bahasa yunani gonia yang berarti sudut dan
metron yang berarti ukur. Sehingga dapat disimpukan bahwa goniometer berkaitan dengan
pengukuran sudut. Goniometri dapat digunakan untuk menentukan posisi sendi yang tepat
dan jumlah total dari gerakan yang dapat terjadi pada suatu sendi.
Sedangkan korelasi antara ROM dan goniometer sangatlah erat dimana pengukuran
dilakukan terhadap ROM klien/pasien yang menyangkut gerak dan lingkup sendi sedang
goniometer merupakan alat yang digunakan dalam pengukuran ROM tersebut.
Metode pengukuran ROM dapat dilakukan secara pasif, aktif, dan aktif-assistif.
a. Pasif : Sepenuhnya gerakan ditimbulkan oleh usaha dari luar atau fisioterapis,
pengaruh grativitasi dan atau alat tertentu, sehingga dinyatakan sebagai external force
ROM.
2
b. Aktif : Sepenuhnya gerakan sendi dikontrol oleh otot pada sendi yang bersangkutan
sehingga dikenal dengan internal force ROM.
c. Aktif – Assistif : Perubahan lingkup gerak sendi yang terjadi karena selain dikontrol
oleh otot di sekitar sendi juga dibantu dari luar atau fisioterapis.
3
Metode pengukuran lingkup multisendi yakni metode pengukuran beberapa sendi
yang dilakukan sekaligus secara bersamaan dengan menggunakan meteran untuk
mengetagui seberapa besar perubahan lingkup sendi yang terjadi secara bersama-
sama.
2. Persiapan terapis:
3. Persiapan pasien
a. Mengatur posisi pasien yang nyaman, segmen tubuh yang diperiksa mudah dijangkau
pemeriksa.
b. Segmen tubuh yang akan diperiksa bebas dari pakaian, tetapi secara umum pasien masih
berpakaian sesuai dengan kesopanan.
4. Pelaksanaan pemeriksaan
a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan meminta persetujuan pasien secara lisan.
4
b. Menjelaskan prosedur & kegunaan hasil pengukuran Range Of Motion (ROM) / Lingkup
Gerak Sendi (LGS) pasien.
d. Sendi yang diukur diupayakan terbebas dari pakaian yang menghambat gerakan.
g. Meletakkan goniometer :
2) Tangkai statik goniometer sejajar terhadap aksis longitudinal segmen tubuh yang statik.
i. Menggerakkan sendi yang diukur secara pasif, sampai LGS maksimal yang ada.
Memposisikan goniometer pada LGS maksimal sebagai berikut:
2) Tangkai statik goniometer sejajar terhadap aksis longitudinal segmen tubuh yang statik.
5
j. Membaca besaran LGS pada posisi LGS maksimal dan mendokumentasikannya dengan
notasi International Standard Orthopedic Measurement (ISOM).
6
2.5. Tabel ROM normal ekstremitas superior dan inferior:
No Sendi/segmen ROM Normal
S: 45°- 0°- 45°
1 Cervical R: 45°- 0°- 45°
F: 60°- 0°- 60°
S: 60°- 0°- 180°
F: 180°- 0°- 75°
2 Shoulder
T: 30°- 0°- 35°
R: 90°- 0°- 70°
S: 0°- 0°- 150°
3 Elbow
R: 80°- 0°- 80°
S: 70°- 0°- 80°
4 Wrist
F: 20°- 0°- 30°
S: 0°- 0°- 50°
5 Carpometacarpal 1
F: 0°- 0°- 70°
S: 45°- 0°- 90°
6 Metacarpo phalanges
F: 30°- 0°- 0°
S: 20°- 0°- 80°
7 Proximal Interphalanges
S: 0°- 0°-100°
8 Distal Interphalanges S: 0°- 0°- 90°
2. Angka numerik 0 yang pertama menunjukkan angka hiperekstensi, contoh : -15° adalah
hiperextensi elbow joint atau dengan kata lain bidang yang menjauhi tubuh lebih dulu
disebutkan sebelum yang mendekati tubuh
3. Angka numerik 0 yang kedua menunjukkan angka pada posisi netral elbow joint.
4. Angka numerik yang ketiga (misal) 135°) menunjukkan full fleksi elbow joint
F: 0°.0°.135°
7
Makna dari Penulisan
2. Ada atau tidaknya stiffness joint yang dinyatakan dalam derajat tertentu
3. Ada atau tidaknya posisi lingkup gerak sendi yang ada yang di nyatakan dalam derajat
tertentu.
1. Reliabilitas
Hilangkan faktor penghambat (pakaian, variasi posisi, jam yang berbeda)
2. Umur
Pada umur 20-30 tahun terjadi perubahan ROM
ROM stabil 30-60 tahun dalam artian perubahan lingkup gerak sendi relative stabil
Usia 60 tahun akan terjadi perubahan-perubahan berupa penurunan ROM karena
faktor degenerative
3. Jenis Kelamin
ROM wanita cenderung lebih besar disbanding pria
4. Sisi Dominan
Normal gerak sendi tidak ada perbedaan kanan atau kiri
5. Tipe Gerakan
Gerakan yang dilakukan apakah aktif atau pasif atau dibantu
6. Validitas Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan adalah goniometer yang sesuai dengan ciri sendi
7. Tingkat pengetahuan dan penguasaan fisioterapis yang melakukan pengukuran antara lain
menentukan titik ukur yang akurat, dan melakukan interpretasi berdasarkan parameter
alat ukur ROM yang baku pada setiap sendi.
8
2.7. Tabel Hasil Pengukuran Klien (An. Jusriani)
9
dari humerii
F:180°.0°.70°
S: tegak lurus ke lantai
F: Titik tengah aspek lat.
Terlentang acromion
atau duduk M: epycondilus lmedial
dari humerii
10
S: sejajar dengan proc.
acromion
Duduk F: Epycondilus lat.
senyaman humerus
S:0°.0°.150°
mungkin M: proc. Styloideus dari
radii
11
S: sejajar dengan
eycondilus lateral
Duduk
humerii
senyaman F:20°.0°.30°
F: os capitatum
mungkin
M: jari tengah
5 Carpo
metacarpal 1
12
6 Metacarpo
Phalanges
S: sejajar dengan
(MCP)
Duduk metacarpal
senyaman F: bagian dorsum MCP S:45°.0°.90°
mungkin M: Proximal phalnges
(Thumb)
S: sejajar dengan
Duduk metacarpal
senyaman F: bagian dorsum MCP S:40°.0°.80°
mungkin M: Proximal phalnges
13
S: sejajar dengnan prox.
phalange
Duduk
F: bagian dorsum IP
senyaman S:5°.0°85°
M: sejajar dengan jari
mungkin
tengah
Proximal
7 Interphalanges
(IP Proximal)
14
S: pertengahan dorsal
dari jari tengah
Distal Duduk
F: bagian dorsum IP
8 Interphalanges senyaman S:0°.0°.45°
M: sejajar dengan jari
(IP distal) mungkin
bagian dixtal
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang
sangat berpengaruh tehadap pengukuran ROM salah satunya yakni usia dimana makin
bertambahnya usia maka limitasi gerak sendi akan meningkat, jenis kelamin, aktivitas,
reabilitas serta kecekatan dan ketelitian fisioterapi dalam mengangani pasien/kliennya .
Oleh sebab itulah dalam melakukan proses pengukuran kita harus berhati-hati dan teliti,
agar hasil yang diperoleh dapat akurat dan tepat sehingga kita dapat menentukan
interpretasi dari kondisi atau keadaan klien tersebut. Dari hasil pengukuran tersebut dapat
disimpulkan bahwa klien (Jusriani) memiliki interpretasi normal untuk pengukuran
tersebut.
3.2 Saran
Agar dapat memahami pengukuran ROM, selain pemahaman mengenai tata cara
pelaksanaan pemeriksaan dari pakar/ahli secara langsung, perlu adanya pemahaman
terhadap materi-materi dari sumber keilmuan yang ada seperti buku, internet, dan lain-
lain. Disisi lain penulis mengajak agar mahasiswa fisioterapi khususnya juga harus bisa
mempraktekkan pengukuran ROM pada sahabat sehingga dikemudian hari pasien/klien
merasa yakin dan puas dengan kinerja dalam proses pemeriksaan ROM tersebut. Penulis
berharap dengan adanya protap ini, dapat membantu para pembaca dalam hal praktikum
ROM ekstremitas superior.
16
DAFTAR PUSTAKA
Aras, Djohan. 2019. Proses dan Pengukuran Fisioterapi. Physio Sakti: Makassar.
17