Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS MANDIRI
SUBANG
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., atas limpahan nikmat dan karunia-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Tabel
Kinetika Angular Gerak Manusia.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam olahraga hukum-hukum mekanika tidak diterapkan pada atlet
saja, tetapi juga digunakan untuk memperbaiki efisiensi peralatan olahraga,
misalnya sepatu yang digunakan untuk atletik, ski, dan peralatan
keselamatan seluruhnya dibuat dengan menggunakan pengetahuan gaya-
gaya eksternal (external force) yang ada di muka bumi dan kekuatan otot
yang diciptakan atlet.
1. Momen Inertia
4. Momentum Angular
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dikutip dari Buku Pintar Fisika (2008), momen inersia adalah besaran
yang menunjukkan ukuran kelembaman atau kecenderungan sebuah benda
dalam mempertahankan keadaannya terhadap gerak rotasi. Beberapa faktor
yang memengaruhi terjadinya inersia atau kelembaman yaitu massa, bentuk
benda, letak titik putar, dan jarak dari titik putar.
Besaran inersia suatu benda merupakan hasil dari perkalian antara massa
benda (m) dan kuadrat jarak (r2) ke sumbu putarnya. Dalam hukum
Newton I dijelaskan bahwa benda bergerak akan cenderung bergerak, benda
diam cenderung diam, dan kecenderungan tetap bertahan ini disebut
inersia.Jadi semakin besar inersia dari suatu benda, maka benda tersebut akan
semakin sulit untuk bergerak.
3
a. Massa Benda
Semakin besar massa yang dimiliki sebuah benda, maka semakin besar
tahanan yang menghambat gerak rotasinya. (elain itu pula semakin besar
massa, semakin besar pula keinginan benda untuk tetap berputar. (ebuah
alat pemukul baseball lebih sulit diayunkan dari pada alat pemukul yang
ringan. (etelah pemukul memberikan efek putaran yang memadai agar alat
pemukul bergerak, maka alat pemukul yang berat tetap ingin terus
bergerak. (emakin berat alat pemukul, maka semakin kuat atlet untuk
menggerakan, mengontrol, dan menghentikan alat pemukul.
b. Distribusi Massa
4
membangkitkan power yang cukup besar. Dimana persendian pinggul
sebagai poros utama dan persendian lutut berfungsi sebagai tambahan.
Momen inersia benda juga dapat ditentukan secara eksperimen, yaitu dengan
menggantungkan benda pada tali dan digantungkan pada statif, seperti dalam Gambar 5.4.
Jika benda diberi sedikit simpangan dari posisi setimbangnya dengan cara memutar
benda (dengan angular kecil), maka tali akan terpuntir. Jika benda dilepaskan, maka benda
akan mengalami gerak harmonik anguler (angular), disebabkan oleh momen gaya puntir
dari tali. Perioda T dari gerak harmonik anguler benda ini adalah :
I = I B + IK
5
Jika dua buah benda dengan momen inersia masing-masing
I1 dan I 2
secara berturut-turut digantungkan pada tali yang sama, maka perioda gerak harmonik
angulernya masing-masing diberikan oleh :
T1 (5.11)
I2 Ik
T2 (5.12)
K
Dari kedua persamaan ini, jika I1 , T1 , I 2 dan T2 diketahui, maka I k dan K dapat ditentukan.
Sebaliknya jika I k dan K telah diketahui, cara ini dapat dipakai untuk menentukan momen
inersia benda yang lain dengan mengukur perioda darigerak harmonik angulernya.
Percobaan
1.1 Persiapan percobaan
1.1.1 Ukur panjang dan lebar keping segi empat masing-masing 5 kali pada
tempat yang berbeda dengan menggunakan jangka sorong.
1.1.2 Ukur tebal keping segi empat 5 kali pada tempat yang berbeda dengan
menggunakan mikrometer sekrup.
1.1.3 Ukur diameter silinder 5 kali pada tempat yang berbeda dengan jangka sorong
dan juga ukurlah tebalnya 5 kali pada tempat yang berbeda dengan
mikrometer sekrup.
1.2.1 Gantungkan keping segi empat pada kawat sehingga garis lurus per-
panjangan kawat melalui pusat massa keping dan sejajar panjang
kepingnya (Gambar 4b)
6
2.4. Momen Inertia Tubuh Manusia
Gambaran tersebut juga memperjelas bahwa suatu benda yang
sama dapat mempunyai momen inersia yang sangat berbeda.
Memberikan hanya satu angka berarti Anda juga memberikan sumbu
rotasi .
Sebagai aturan praktis kita dapat menyatakan bahwa jarak massa
dari sumbu rotasi menentukan momen inersia. Massa yang jauh lebih
sulit untuk diputar dibandingkan massa yang dekat dengan sumbunya.
Faktanya, jarak dari sumbu rotasi dihitung secara kuadrat . Gandakan,
dan Anda memerlukan usaha empat kali lipat karena momen inersia
menjadi empat kali lipat..
Menghitung momen inersia benda apa pun (relatif terhadap sumbu
tertentu) mudah dilakukan jika Anda mengikuti resep sederhana ini:
Bagilah tubuh Anda menjadi kubus-kubus kecil (anggaplah tubuh
Anda terbuat dari balok-balok Lego kecil).
Ambil massa sebuah kubus dan kalikan dengan kuadrat jarak sumbu
rotasi tertentu yang melalui pusat massa yang Anda pikirkan.
Ini memberi Anda nomor dengan satuan kg · m 2 . Tuliskan nomor
itu.
Ulangi prosedur ini untuk semua blok lain yang Anda perlukan
untuk membuat badan.
Jumlahkan semua angkanya. Hasilnya memberikan momen inersia
dalam satuan kg · m 2 terhadap sumbu yang dipilih.
Tentu saja, jika Anda mengetahui sedikit pun tentang kalkulus, Anda
pasti tahu bahwa resep di atas meminta Anda mengerjakan integral dan semua
hal di atas direduksi menjadi persamaan yang lebih pendek daripada kata
"momen inersia". Cara kerjanya ditunjukkan di tautan sains. Namun, mengukur
momen inersia pedang jauh lebih mudah daripada menghitungnya
Saat Anda melempar tombak, bola bisbol, atau batu (gerakan translasi),
pada dasarnya Anda "merasakan" massa benda yang melawan gaya yang Anda
berikan. Lebih sulit untuk menggerakkan massa yang lebih besar. Saat Anda
7
memutar gyro atau pedang, momen inersialah yang Anda rasakan berlawanan
dengan torsi yang Anda terapkan. Lebih sulit mendapatkan momen inersia
pemintalan yang lebih besar. Tentu saja momen inersia memuat massa benda.
Namun bagaimana massa tersebut didistribusikan relatif terhadap sumbu rotasi
juga merupakan bagian dari momen inersia, dan hal ini biasanya lebih penting
daripada massa.
8
Bermain dengan kapak
9
Mari kita lihat rotasi titik pivot yang bermakna sekarang. Apapun yang kita
lihat kemudian berputar pada sumbu tetap di suatu tempat; pada titik pivot yang
tidak harus identik dengan pusat massa. Berikut ini contohnya:
10
rotasi tersebut. Untuk rotasi di sekitar sumbu atau titik pivot lain seperti yang
ditunjukkan, kita perlu menggunakan " teorema sumbu paralel " (" Satz von
Steiner " dalam bahasa Jerman), dan itu adalah teorema yang cukup sederhana.
Dinyatakan bahwa momen inersia suatu sumbu ditentukan oleh momen
inersia suatu sumbu yang melalui pusat massa yang sejajar dengan sumbu yang
ditinjau, ditambah massa dikalikan jarak antara sumbu kuadrat.
Mari kita lihat contohnya: Jika sumbu atau titik pivot pedang bermassa 1
kg Anda berjarak 10 cm dari pusat massa, tambahkan 1 kg · (0,1 m) 2 = 0,02
kgm 2 ke momen inersia pusat massa. massa. Anda tidak perlu mendalami hal ini.
Artinya, mengayunkan pedang atau kapak menjadi semakin sulit secara kuadrat
seiring bertambahnya jarak antara titik poros pilihan Anda dan pusat massa. Itu
sudah menjelaskan mengapa mengayunkan pedang dengan berat tertentu jauh
lebih mudah daripada kapak dengan berat yang sama. Dalam kasus pertama, pusat
massa tidak terlalu jauh dari gagangnya jika kita mempunyai titik porosnya;
dalam kasus kedua jaraknya jauh.
Kita semakin dekat untuk mendiskusikan "penanganan" objek memanjang
seperti pedang, kapak, atau tongkat golf, "perasaan" saat mengayunkannya, dan
mengapa perbedaan kecil dalam geometri mungkin sangat berarti. Namun
sebelum kita melakukan hal ini, kita perlu mempelajari lebih dalam tentang
dinamika objek-objek ini. Sebagian hanya untuk bersenang-senang, sebagian lagi
karena masih ada beberapa hal berguna untuk dipelajari.
11
inersia (A ukuran objek penolakan terhadap perubahan dalam tingkat
rotasi) dan dengan kecepatan angular (L=I Ɯ ). Dengan cara ini,
momentum angular kadang-kadang digambarkan sebagai analog
rotasimomentum linier.
12
2.6. Kekekalan Momentum Anguler
Inersia rotasi , juga disebut momen inersia, berkaitan dengan massa suatu
benda dan distribusinya. Dihitung dengan mengalikan massa dengan radius
kuadrat. Jari-jari adalah jarak benda ke titik rotasinya.
Kecepatan angular mengacu pada seberapa cepat suatu benda berputar pada
porosnya atau bergerak sepanjang jalur melengkung.
13
Rumus momentum angular ditulis sebagai L = Iω , dimana L adalah
momentum angular, I adalah inersia rotasi dan ω (huruf Yunani omega ) adalah
kecepatan angular. Untuk menyederhanakannya, kita dapat mengatakan bahwa
momentum angular suatu benda adalah hasil kali massa, kecepatan, dan jarak
dari titik rotasinya. Rumus ini penting untuk memahami konsekuensi
kekekalan momentum angular.
14
lambat, pengendara akan lebih sulit menjaga keseimbangan, sehingga hanya
dibutuhkan sedikit torsi untuk mendorong pengendara tersebut ke tanah.
15
Karakteristik Gaya Sentrifugal
Dari pengertian dan contoh gaya sentrifugal tadi, berikut ini merupakan
karakteristik gaya sentrifugal yang perlu ketahui:
- Sentrifugal adalah gaya fiktif, memiliki efek semu, karena itu disebut gaya
pseudo atau gaya khayal
- Arah gaya sentrifugal bergerak menjauhi pusat lintasan melingkar
- Besaran geraknya harus sama dengan gaya sentripetal, jika tidak dapat
menyebabkan benda atau objek terpental dari lintasan
- Tidak dapat diamati dengan pengamatan kerangka inersial
- Namun dengan pengamatan kerangka non inersial dapat diamati
Contoh Gaya Sentrifugal
Contoh gaya sentrifugal yang mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari
misalnya mainan komedi putar di taman. Dimana gaya berputar yang
dihasilkan cenderung melempar benda ke arah luar. Selain itu orbit planet,
meski tidak kita lihat secara langsung, planet mengelilingi matahari dan
bertahan dengan gerak yang tidak mendekat ke sisi tengah atau ke dalam.
Dalam hal ini, gaya sentrifugal artinya berperan penting dengan
mempertahankan lintasan orbit planet.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www-studysmarter-co-uk.translate.goog/explanations/physics/circular-motion-
and-gravitation/centripetal-and-centrifugal-
force/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=wa
https://bobo.grid.id/read/082358417/gaya-sentripetal-dan-sentrifugal-pengertian-dan-
contohnya-dalam-kehidupan-sehari-hari?page=all
https://www-tf-uni--kiel-
de.translate.goog/matwis/amat/iss/kap_c/backbone/rc_3_5.html?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=
id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
https://lfd.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/278/2022/07/MODUL-05-Momen-
Inersia.pdf
https://www.zenius.net/blog/contoh-rumus-gaya-sentripetal-sentrifugal
18