Anda di halaman 1dari 32

BIODATA MAHASISWA

NAMA : Muhammad Andre Agasi


NIM : J120200007
PRODI : S1 Fisioterapi
ALAMAT : Kec. Ambulu Kab. Jember Prov. Jawa Timur
NO TELP : 088235935543

UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH SURAKARTA

2021
1
DAFTAR ISI

Hal cover.................................................................................................................
Halaman Identitas..................................................................................................
Visi Misi Tujuan.....................................................................................................
Kata Pengantar……………………………………………………………….…..
Daftar isi..................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
A. Ayat Al-Qur’an yang relevan..................................................................
B. Deskripsi Mata Ajar.................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................
BAB IIPelaksanaan Praktek Klinik
A. Target Kompetensi Kasus .....................................................................
B. Pencapaian kompetensi..........................................................................
C. Tempat Pelaksanaan .............................................................................
D. Waktu Pelaksanaan .................................................................................
E. Peserta ...................................................................................................
F. Dosen pembimbing dan Tugas Dosen Pembimbing ............................
G. Mekanisme Bimbingan .........................................................................
H. Tata Tertib ............................................................................................
I. Alur prosedur prlaksanaan.......................................................................
J. Tugas Mahasiswa ....................................................................................
K. Rujukan ...............................................................................................
BAB III Evaluasi
A. Nila Proses.............................................................................................
B. Nilai Tugas............................................................................................
BAB IV Penutup
A.Penutup

Lampiran

2
PANDUAN PRAKTIKUM
BIOMEKANIKA DAN KINESIOLOGI
II

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. AYAT AL QUR’AN YANG RELEVAN

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa
yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong
lagi membanggakan diri." ( Al-Hadid 22-23)

B. DESKRIPSI MATA AJAR

Konsep Dasar Tentang ilmu mekanika gerak tubuh pada manusia, proses dalam
melakukan gerakan, di lihat dari sudut pandang ilmu osteokinematika,
arthrokinematika, miologi, dan prinsip dasar biomekanik pada sistematika gerak
tubuh pada vertebra. Meliputi gerakan sendi, derajat gerak sendi, arah gerakan
dari permukaan sendi, gerak akhir gerakan sendi, struktur bangunan sendi, dan
sistem lever.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktik laboratorium ini mahasiswa mampu :

4
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu
mengimplementasikan teori, konsep ilmu kinesiologi dan bimekanika pada
sistematika gerak tubuh dengan beberapa ilmu, artrologi, kinesiologi,
osteologi, miologi, derajat gerak sendi, gerak permukaan sendi, sistem lever
dan akhir gerakan sendi pada vertebra.

2. Khusus
Setelah menyelesaikan praktik laboratorium ini mahasiswa mampu :
1. Mempratekkan ilmu gerak (kinesiologi) pada semua gerak di vertebra.
Mempratekkan hukum dasar biomekanika pada anggota gerak tubuh (
osteokinematika dan arhtrokinematika )
2. Mempratekkan sitematika gerak tubuh ( bidang dan sistem lever )
3. Mempratekkan pengkajian struktur dan jaringan intra artikuler sendi dan
mengenal jenis sendi.
4. Mempratekkan dan memahami nama-nama otot dan syaraf pada sistem
gerak tubuh pada vertebra ( jenis otot type 1 dan 2, kerja otot /isotonik
dan isometrik ) dan contohnya dlm gerakan sendi
5. Mempratekkan bentuk dan struktur sendi pada cervical ( otot, syaraf,
gerakan sendi )
6. Mempratekkan bentuk dan struktur sendi pada thoracal ( otot, syaraf,
gerakan sendi )
7. Mempratekkan bentuk dan struktur sendi pada lumbal ( otot, syaraf,
gerakan sendi )
8. Mempratekkan bentuk dan struktur sendi pada sacrum ( otot, syaraf,
gerakan sendi )
9. Mempratekkan bentuk dan struktur sendi pada coxxigeal ( otot, syaraf,
gerakan sendi )
10. Mempraktekan dan memahami serta menganalisa postur patologis.

5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. TARGET KOMPETENSI
Pelaksanaan praktikum biomeknika dan kinesiologi 2 mampu
menghasilkan mahasiswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh
karenanya, untuk membantu pencapaian tujuan belajar maka disusunlah daftar
kompetensi praktikum biomekanika dan kinesiologi 1 untuk tingkat
pencapaian kompetensi knowledge (pengetahuan) dan kompetensi memahami
dan mengenal bagian tubuh manusia.
B. MATERI YANG HARUS DIKUASAI
Sitem tubuh Topik
Dasar biomekanika dan hukum dasar biomekanika pada anggota
kinesiologi gerak tubuh
gerakan sendi
derajat gerak sendi
Sistematika gerak tubuh
Arah gerakan dari permukaan sendi & gerak
akhir gerakan sendi
struktur bangunan sendi
sistem lever

Topografi otot dan syaraf Otot dan syaraf pada sistem gerak tubuh pada
extremitas atas dan bawah.
bentuk dan struktur sendi pada Sistem otot dan syaraf
cervical Sistem sendi
Sistem gerakan sendi
bentuk dan struktur sendi pada
Sistem otot dan syaraf, Sistem sendi,Sistem
thoracal gerakan sendi
bentuk dan struktur sendi pada
Sistem otot dan syaraf, Sistem sendi,Sistem
lumbal gerakan sendi
bentuk dan struktur sendi pada Sistem otot dan syaraf, Sistem sendi,Sistem
sacrum gerakan sendi
Bentuk dan struktur sendi pada Sistem otot dan syaraf, Sistem sendi,Sistem
coxxigeal gerakan sendi
Analisa postur patologis Analisa postur patologis pada beberapa kasus

C. BUKTI PENCAPAIAN KOMPETENSI


Terlampir di log book

D. WAKTU PELAKSANAAN

6
Pelaksanaan praktikum kinesiologi dan biomekanika akan
dilaksanakan pada pembelajaran semester ganjil. Jadwal pelaksanaan
praktikum untuk masing-masing kelompok akan dijadwalkan tersendisi oleh
koordinator sesuai dengan kebutuhan masing - masing.

E. TEMPAT PELAKSANAAN
Pelaksanaan praktikum anatomi yang akan dilaksanakan di universitas
Muhammadiyyah Surakarta.

F. PESERTA
Pelaksanaan praktikum biomekanika 2 akan diikuti mahasiswa yang
memenuhi syarat yang akan dibagi menjadi kelompok untuk tiap kelasnya.
Untuk daftar nama-nama peserta dapat dilihat pada pembagian saat
pembekalan menjelang pelaksanaan pembelajaran oleh koordinator.

G. DOSEN PEMBIMBING DAN TUGAS DOSEN PEMBIMBING


Tugas pembimbing adalah
1 Mengisi daftar hadir
2 Memberikan persetujuan pelaksanaan paraktikum sesuai topik yang telah
ditentukan
3 Mengkoordinasikan kekurangan bahan atau alat apabila kurang lengkap
dengan persediaan yang ada di laboratorium.
4 Membimbing praktikum sesuai topik dengan mengikuti sop yang sudah
ditentukan
5 Memberikan nilai proses dan evaluasi akhir serta merekapnya kemudian
diserahkan pada koordinator mata ajar
6 Membuat soal sesuai ketentuan

Nama pembimbing :Terlampir

H. MEKANISME BIMBINGAN
Fase Tugas Pembimbing Tugas Peserta Didik
Bimbingan
Fase ❖ Memfasilitasi waktu ❖ Koordinasi dengan dosen pembimbing
Persiapan pelaksanaan, memberikan ❖ Mengebon alat dengan persetujuan dosen
persetujuan pelaksanaan pembimbing minimal sehari sebelum
praktikum sesuai topik dilakukan praktikum
❖ Menyiapkan tempat dan alat yang
dibutuhkan dalam praktukum sesuai topik
❖ Mempelajari topik ketrampilan yang akan
dipraktikkan
❖ Mengambar organ yang akan dilabkan
❖ Membuat resume pendahuluan
biomekanika topik yang akan dilabkan

7
Fase ❖ Mengobservasi ❖ Menjawab pertanyaan
Pelaksanan mahasiswa(bisa berupa
test lisan maupun tertulis)
❖ Menjelaskan proses ❖ Memperhatikan
fisiologis dan
menunjukkan bagian
bagian biomekanika dan
kinesiologi. ❖ Aktif dalam diskusi
❖ Mendidkusikan tentang
topik yang dijadwalkan ❖ Melakukan praktik sesuai topik
❖ Memberi kesempatan
kepada mahasiswa untuk
berpartisipasi ❖ Membuat resume
❖ Menyimpulkan
Fase ❖ Melakukan post ❖ Mencatat dan mendengarkan
Evaluasi conference.
❖ Memberikan feed back
pada peserta didik.

I. TATA TERTIB
1 Peserta didik datang tepat waktunya untuk setiap kegiatan.
2 Jumlah kehadiran praktek harus 100%, apabila kehadiran kurang dari 100%
tidak diperkenankan mengikuti evaluasi akhir praktek laboratorium
3 Setiap mahasiswa wajib menganti atau menyusul / mengikuti praktik pada
kelompok lain yang belum melaksanakan
4 Berpakain praktek lengkap dan rapi sesuai ketentuan yang berlaku.
5 Peserta didik wajib mempunyai dan selalu membawa log boog setiap kali
praktek
6 Peserta didik wajib mengambar anatomi organ sesuai topik sebelum
melaksanakan laboratorium
7 Peserta didik wajib menuliskan segala kegiatan dalam buku tugas dan
meminta nilai sesuai topik yang sudah dicapai dengan bukti pelaksanaan
dengan adanya tanda tangan dosen pembimbing
8 Mengisi presensi yang harus ditandatangani pembimbing, Presensi
ditinggal pada laboratorium/minihospital.
9 Peserta didik harus mematuhi tata tertip yang telah ditentukan , apabila
melanggar akan dikenai sanksi Tidak diperkenankan mengikuti praktikum
10 Hal-hal yang belum diatur akan ditentukan kemudian.

8
J. ALUR PROSEDUR PELAKSANAAN

Jadwal Mahasiswa konfirmasi Fix Mahasiswa melakukan


Praktikum ke Dosen Pengampu pengebonan alat ke
maks. H-1 pelaksanaan labboratorium maks. H-1
Cancel
praktikum pelaksanaan praktikum

Digantikan dengan Pelaksanaan


jadwal praktikum lain praktikum

Mahasiswa menerima jadwal praktikum yang akan diberikan oleh


koordinator praktikum. Maksimal atau paling lambat 1 hari sebelum
pelaksaan praktikum mahasiswa melakukan konfirmasi kepada dosen
pengampu praktikum. Apabila dosen yang bersangkutan dapat mengisi
praktikum sesuai jadwal (fix) mahasiswa wajib melakukan pengebonan alat
sesuai dengan perasat yang akan dipraktikumkan ke mini hospital
(laboratorium) dengan bukti kertas pengebonan alat yang telah di
tandatangani oleh dosen pengampu dan mahasiswa. Namun apabila dosen
yang bersangkutan tidak dapat mengisi praktikum sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan, mahasiswa berhak menggantikan dengan dosen
pengampu lain yang dapat memberikan materi dan mahasiswa tetap wajib
melakukan pengebonan alat ke mini hospital (laboratorium).

K. TUGAS MAHASISWA
1. Mengisi daftar hadir.
2. Mengumpulkan bukti telah melaksanakan paktek laboratorium sesuai target
kompetensi kekoordinator mata ajar pada akhir praktek.
3. Mengikuti pembekalan praktek laboratorim, pembekalan evaluasi akhir
4. Melaksanakan praktek laboratorium sesuai dengan yang harus dicapai.

K. RUJUKAN
a. Alat belajar buku petunjuk praktek , buku laporan , model pasien.
b. Bahan sumber ajar: Gabriel. J. 1996. Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta
c. Fajar . 2002. Terapi Manipulasi Ekstremitas. Kerjasama sasana husada
pro fisio poltekes . jakarta
d. Kapadji. 1974. The Physiology Of The Joint. Churchil living stone. London.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Surakarta, 2021

Koordinator Praktikum

(Wijianto, SSt.FT., M.Or)


10
LOG BOOK PRAKTIK
BIOMEKANIKA & KINESIOLOGI
II

11
KOMPETENSI DOSEN TANDATANGAN NILAI

MATERI 1

VERTEBRAE CERVICAL
Columna vertebralis dibentuk oleh serangkaian tulang vertebra yang teridiri dari 7 buah vertebrae
cervicales, 12 buah vertebrae thoracicae, 5 buah vertebrae lumbal, os sacrum dan coccyx. Os sacrum
merupakan penyatuan dari 5 buah vertebrae sacrales, dan coccyxterdiri dari 4 buah vertebrae coccyeae.
Cervical terdiri dari 7 tulang yaitu dua t8ulang istimewa yang disebut Atlas(C1) dan Axis(C2) serta 5
lainnya adalah C3-C7. Hal itu disebabkan oleh bentuk tulangnya yang berbeda karena C1 dan C2 memiliki
bentuk yang berbeda dan C3-C7 memilik bentuk yang hampir mirip. Pada vertebrae cervical sendiri
terdapat 3 jenis sendi yaitu :
• Atlanto-occipital joint (Occiput – Atlas)
Sendi ini berperan dalam gerakan fleksi-ekstensi dan lateral fleksi cervical. Arthrokinematik pada
gerakan flekasi condylus yang convex akan slide ke arah belakang terhadap facet articularis yang
konkaf sebesar 10o. Pada gerakan ekstensi condylus yang convex akan slide ke arah depan terhadap
facet articularis yang konkaf sebesar 17o. Pada gerakan lateral fleksi cervical akan terjadi roll dari
sisi pada jumlah yang kecil pada condulis occipital yang convex terhadap facet articularis (atlas)
yang konkaf sebesar 5o.

• Atlanto-axial joint (Atlas – Axial)


Gerakan utama pada sendi ini adalah gerakan rotasi cervical ditambah dengan gerakan fleksi dan
ekstensi. Pada gerakan fleksi akan terjadi gerakan pivot kedepan dan sedikit berputar pada atlas
terhadap axis (C2) sebesar 15o. Pada gerakan ekstensi gerakan pivot kebelakang dan sedikit berputar
pada atlas terhadap axis (C2). 22 gerakan rotasi pada sendi ini sebesar 45o, atlas berbentuk cincin
akan berputar disekitar procesus odonthoid bagian procesus articularis inferior atlas yang sedikit
konkaf akan slide dengan arah sirkuler (melingkar) terhadap procesus articularis auperior axis.

• Veterbra joint (Axial – C7).


Gerakan yang terjadi adalah fleksi – ekstensi, rotasi dan lateral fleksi cervical. Pada gerakan fleksi
permukaan procesus articularis inferior yang berbentuk konkaf akan slide ke arah atas dan depan
terhadap procesus articularis superior veterbra inferior sebesar 40o, pada gerakan ekstensi permukaan
procesus articularis superior yang berbentuk konvex akan slide ke arah bawah dan belakang terhadap
procesus articularis inferior yang berbrntuk konkaf sebesar 70o. Pada gerakan procesus artucularis
inferior ke posterior dan inferior ipsi-lateral dan akan terjadi rotasi ke anterior pada sisi contra-lateral
terhadap poscesus articularis superior sebesar 45o. Pada gerakan lateral fleksi, procesus articularis
inferior pada sisi ipsi-lateral sliding ke inferior dan sedikit ke posterior dan pada sisi contra-lateral
akan sliding kearah superior dan sedikir ke anterior sebesar 35o. Inlinasi pada bentuk facet joint akan
menghasilkan gerakan coupling yang searah dimana selama gerakan rotasi akan disertai dengan
lateral fleksi yang juga searah.

12
MATERI 2
VERTEBRAE CERVICAL

− Alar Ligament Stress Test. Untuk mengetahui serta menilai integritas ligament alar serta stabilitas
ligament, dengan melakukan beberapa gerakan berupa lateral fleksi dextra dan sinistra unutuk mncegah
terjadinya tegangan pada ligament
.
− VBI (Vertebrobasiller Insufficiency) merupakan penekanan pada dinding pembuluh darah vertebrae
basiller yang dapat menyebabkan bekuan darah atau penyempitan arteri yang memasok ke otak dan darah,
serta karena adanya gerakan anatar C1 dan C2 berupa rotasi yang dikombinasi dengan lateral bending.
Dens axis diam dan yang bergerak hanya pada bagian arcus terletak di anterior, apabila terjadi rotasi ke
kiri arcus akan mengikuti pergerakkan nya ke kiri jika rotasi ke kanan maka arcus akan mengikuti
pergerakkan ke kanan, apabila terjadi pergerakkan rotasi yang berlebih atau peningkatan pada ROM maka
akan terjadi hyper stretch.

− Transverse Ligament Test Untuk mengetahui stabilitas saat melakukan gerakan rotasi, apabila transverse
ligament positif maka akan terjadi penekanan pembuuh darah, setelah di lakukan transverse ligament test
perlu dilakukan nya VBI Test.Setiap kali Anda menemukan pasien yang mengalami nyeri leher akibat
trauma atau ketidakstabilan serviks,

Force merupakan beban yang terjadi di dalam 3 dimensi dan terdapat 3 sumbu yaitu , sumbu x, sumbu y,
dan sumbu z. terjadinya orientasi gerakan ke beberapa arah meliputi caudal, rostral, rotasi dorsal, dan
ventral. Bending moment yaitu adanya perpindahan yang di hasilkan dari suatu usaha. Perpindahan
tertariknya procesus spinosus disebut dengan bending moment karena jatuh pada sumbu z.

13
14
MATERI 3
CERVICAL SPINE AND MOLECULAR ELEMENT PATHOLOGY
(BESIDE OF BIOMECHANICS)

Bone Quality

Kualitas tulang menggambarkan aspek komposisi dan struktur tulang yang berkontribusi pada kekuatan
tulang secara independen dari kepadatan mineral tulang. Ini termasuk pergantian tulang, mikroarsitektur,
mineralisasi, kerusakan mikro dan komposisi matriks tulang dan mineral. Teknik-teknik baru untuk
menilai komponen-komponen kualitas tulang ini sedang dikembangkan dan seharusnya menghasilkan
wawasan penting tentang faktor-faktor penentu risiko patah tulang pada penyakit yang tidak diobati dan
diobati.

Karena disebabkan oleh adanya penurunan kualitas tulang oaleh factor usia yang tidak bisa dihindari
contohnya seperti osteoporosis, hal ini biasanya dimulai pada usia 30 tahun yaitu dengan gejala awal
penurunan dan stabilitas tulang yang menurun. Di usia 50 tahun kasus osteoporosis yang paling banyak
terjadi dialami oleh Wanita hal ini ditimbulkan karena adanya peningkatan hormone esterogen dan
terjadinya menopause. Menurut penelitian sendiri setiap 3 detik ada kasus osteoporosis dan ada 200 juta
Wanita positif terkena osteoporosis.

Pada tulang akan terjadi vaskularisasi di subperiosteal, dan adanya pembuluh darah atau nerve itu adalah
salah satu saraf simpatis dan parasimpatis yang bekerja untuk hemotopoietik dari pembentukkan tulang
dan terdapat saraf sensorik maka dari itu jika terjadinya fraktur akan terjadi peningkatan ambang nyeri.
Didalam subperiosteal terdapat membrane fibrosa luar yang memiliki sebuah sel fibroblast yang termasuk
extra seluler matrix yang berfungsi sebagai struktur kolagen yang mana juga sebagai massa tulang serta
menjaga elastisitas pada otot dan memberikan struktur pada sendi serta otot.

Berbeda dengan struktur tulang sehat yang struktur spongebone nya masih sangat kuat osteoporosis terjadi
karena adanya penurunan sel fibroblast yang menyebabkan serat serat pada tulang berkurang dengan
begitu tulang akan mudah mengalami fraktur.

Osteoblastogenesis
Proses terjadinya sel sel osteoblas yang terbentuk di sponge bone, pada tahap ini terdiri dari 3 tahap yaitu
proliferasi, maturasi, dan terminasi. Proliferasi adalah proses awal sel akan di bentuk dimana osteoblast di
bentuk oleh MSC, Maturasi proses matang nya sel akan di masak berupa mature osteoblast disini sel siap
dibentuk menjadi tulang, terminasi prose membelah diri menjadi osteocyte berguna untuk pembentukkan
tulang.

Osteoclastogenesis

Sel untuk perombakan dari tulang yang berasal dari sumsum tulang prosesnya tergantuk oleh 2 sitokin M-
CSF dan RANKL dimana RANKL merupakan sitokin utama dalam pembentukkan osteclas jika terjadinya
penuran protein maka terjadinya osteoporosis.

15
Skeletal Growth and Bone Modeling

Pada saat osteoclast dan osteoblast muncul maka akan terjadi remodeling dan modeling dimana
remodeling adalah proses membentuk kembali tulang sedangkan modeling adalah proses merubah struktur
dari tulang terutama pada saat masa pertumbuhan.

Degenerative Cervical Myelopathy

Deformitas berupa kifosis berupa peningkatan tekanan yang terjadi di intermedulla dan gangguan
mikrosirkulasi, yang akan menyebabkan terjadinya demielinasi yaitu rupture nya selubung myelin berupa
degeneratif, kehilang neuron yaitu kehilangan fungsional dari neuron dimana ambang sensitifitas dari
neuron tersebut berkurang, dan terjadinya mielopati berupa gangguan bersifat degeneratif.

16
MATERI 4

17
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOMEKANIKA & KINESIOLOGI
II

18
A. TUJUAN
Agar kita dapat mengetahui dan memahami gerak fisiologis Wrist
hand dan Finger joint. Serta untuk mengetahui penyusun/posisi, ciri-ciri,
dan tentu saja kelainan patologis dari cervical Joint.

B. TEMPAT PRAKTIKUM
Dikarenakan kondisi saat ini yang tidak memadai untuk melakukan
praktikum secara luring yang disebabkan oleh maraknya wabah COVID-
19 yang kian meradang maka dengan sangat terpaksa praktikum kali ini
dilakukan dari rumah penulis.

C. WAKTU PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini dilakukan pada hari Minggu 18 September
2021

D. PROSEDUR KERJA
1. Persiapan Alat & Bahan
1). Masker.
2). Sarung tangan (Handscoon)
2. Langkah Kerja
a. Pemeriksaan gerak Fleksi
1). Probandus dipersiapkan dalam posisi duduk dan
tangan berada disamping
2). Pemeriksa telah siap dengan menggunakan
handscoon atau sarung tangan dan masker.
3). Instruksikan probandus untuk melakukan gerakan
menekuk cervical atau fleksi kearah inferior (gerak
aktif). Jika probandus sulit untuk melakukan gerakan
maka fisioterapis akan membantunya (Pasif).
4). Perhatikan posisi gerak anatomi.

b. Pemeriksaan gerak Ekstensi


1). Probandus dipersiapkan dalam posisi duduk dan
tangan berada disamping

19
2). Pemeriksa telah siap dengan menggunakan
handscoon atau sarung tangan dan masker.
3). Instruksikan probandus untuk melakukan gerakan
mendangak cervical atau ekstensi kearah superior
(gerak aktif). Jika probandus sulit untuk melakukan
gerakan maka fisioterapis akan membantunya
(Pasif).
4). Perhatikan posisi gerak anatomi.
c. Pemeriksaan gerak Lateral Fleksi
1). Probandus dipersiapkan dalam posisi duduk dan
tangan berada disamping
2). Pemeriksa telah siap dengan menggunakan
handscoon atau sarung tangan dan masker.
3). Instruksikan probandus untuk melakukan gerakan
menekuk cervical atau fleksi kearah sinistra dan
dextra (gerak aktif). Jika probandus sulit untuk
melakukan gerakan maka fisioterapis akan
membantunya (Pasif).
4). Perhatikan posisi gerak anatomi.

d. Pemeriksaan gerak Rotasi


1). Probandus dipersiapkan dalam posisi duduk dan
tangan berada disamping
2). Pemeriksa telah siap dengan menggunakan
handscoon atau sarung tangan dan masker.
3). Instruksikan probandus untuk melakukan gerakan
menengok pada cervical atau rotasi kearah sinistra
dan dextra (gerak aktif). Jika probandus sulit untuk
melakukan gerakan maka fisioterapis akan
membantunya (Pasif).
4). Perhatikan posisi gerak anatomi.
20
E. DOKUMENTASI PRAKTIKUM
Gerak Aktif :
a. Gerakan Flexi.

b. Gerakan Ekstensi.

c. Gerakan Lateral Fleksi.

d. Gerakan Rotasi.

21
Gerak Pasif :

e. Gerakan Flexi.

f. Gerakan Ekstensi.

g. Gerakan Lateral Fleksi.

h. Gerakan Rotasi.

22
F. PENJELASAN
1) Gerak Aktif Atlanto-Occipital Joint.
➢ Gerak Aktif Fleksi.
• ROM : 100.
• Arthrokinematik : Menengah ke Posterior.
• Osteokinematik : Mengarah ke Anterior.
• Axis : Frontal.

➢ Gerak Aktif Ekstensi.


• ROM : 50
• Arthrokinematik : Mengarah ke Posterior.
• Osteokinematik : Mengarah ke Anterior.
• Axis : Frontal.

2) Gerak Aktif Atlanto-Axial Joint.


➢ Gerak Aktif Flexi.
• ROM : 150.
• Arthrokinematik : Mengarah ke Posterior.
• Osteokinematik : Mengarah ke Anterior.
• Axis : Frontal.

➢ Gerak Aktif Ekstensi.


• ROM : 450.
• Arthrokinematik : Mengarah ke Anterior.
• Osteokinematik : Mengarah ke Posterior.
• Axis : Frontal.

➢ Gerak Rotasi.
• ROM : 450.
• Arthrokinematik : Mengarah kearah Sirkuler
(Melengkung).

• Osteokinematik : Mengarah kearah Sirkuler
(Melengkung).
• Axis : Vertikal.

3) Gerak Aktif Inverbrata Joint.


23
➢ Gerak Aktif Flexi.
• ROM : 400.
• Arthrokinematik : Mengarah ke Inferior.
• Osteokinematik : Mengarah ke Superior.
• Axis : Frontal.

➢ Gerak Aktif Ekstensi.


• ROM : 700.
• Arthrokinematik : Mengarah ke Inferior dan Posterior.
• Osteokinematik : Mengarah ke Inferior dan Posterior.
• Axis : Frontal.

➢ Gerak Aktif Lateral Flexi.


• ROM : 350
• Arthrokinematik : Berlawanan dengan
Osteokinematik.
• Osteokinematik : Pada Ipsi-lateral mengarah ke
Inferior dan pada Contra-lateral mengarah ke superior.
• Axis : Sagittal

➢ Gerak Rotasi.
• ROM : 450.
• Arthrokinematik : Mengarah ke Posterior.
• Osteokinematik : Mengarah ke Anterior.
• Axis : Vertikal.

❖ OTOT PENYUSUN
1. Anterior
• M. Sternoceidmastoideus.
• M. Longus Cerivicis.
• M. Rectus Superior.
• M. Rectus Inferior.
• Rectus Capitis Lateralis.
• Scalneus Anterior.
• Scalneus Medius.
• Scalneus Posterior.

2. Posterior.
24
• Rectus Capitis Major.
• Rectus Capitis Minor.
• Obliqus Capitis Superior.
• Obliqus Capitis Inferior.
• Cervical Transverso Spinalis.
• Interspinosus.
• M. Semispinalis Capitis.
• M. Semispinalis Cervicis.
• M. Transversus Thoracis.
• M. Longissimus Thoracis.
• M. Splenius Capitis.
• M. Splenius Cervicis.
• M. Levator Scapula.
• M. Trapezius.

25
LAPORAN PRAKTIKUM
VERTEBRAE CERVICAL

A. TUJUAN
Agar kita dapat mengetahui dan memahami gerak fisiologis Wrist
hand dan Finger joint. Serta untuk mengetahui penyusun/posisi, ciri-ciri,
dan tentu saja kelainan patologis dari cervical Joint.

B. TEMPAT PRAKTIKUM
Dikarenakan kondisi saat ini yang tidak memadai untuk melakukan
praktikum secara luring yang disebabkan oleh maraknya wabah COVID-
19 yang kian meradang maka dengan sangat terpaksa praktikum kali ini
dilakukan dari rumah penulis.

C. WAKTU PRAKTIKUM
Kegiatan praktikum ini dilakukan pada hari Minggu 26 September
2021

D. PROSEDUR KERJA
1. Persiapan Alat & Bahan
1). Masker.
2). Sarung tangan (Handscoon)
2. Langkah Kerja
• Alar Ligament Test
a. Lateral Flexi
i. Probandus dipersiapkan dalam posisi supine atau
terlentang
ii. Pemeriksa telah siap dengan menggunakan
handscoon atau sarung tangan dan masker.
iii. Tangan kiri terapis memagang C2 probandus dan
tangan kanan memegang bagian occipital
probandus hal ini dilakukan untuk membantu
probandus melakukan gerakan.

26
iv. Terapis mulai membantu probandus untuk
melakukan gerakan lateral Flexi dengan sisi pasif
atau mengarahkan telinga ke sisi sinistra maupun
dextra.
v. Perhatikan posisi gerak anatomi.
b. Rotasi
i. Probandus dipersiapkan dalam posisi supine atau
terlentang
ii. Pemeriksa telah siap dengan menggunakan
handscoon atau sarung tangan dan masker.
iii. Tangan kiri terapis memagang C2 probandus dan
tangan kanan memegang bagian occipital
probandus hal ini dilakukan untuk membantu
probandus melakukan gerakan.
iv. Terapis mulai membantu probandus untuk
melakukan gerakan pronasi dan supinasi dengan
sisi pasif atau mengarahkan ke sisi sinistra maupun
dextra.
v. Perhatikan posisi gerak anatomi.
• Trasnver Ligament Test.
a. Flexi
i. Probandus dipersiapkan dalam posisi supine atau
terlentang
ii. Pemeriksa telah siap dengan menggunakan
handscoon atau sarung tangan dan masker.
iii. Tangan kiri terapis memagang C2 probandus dan
tangan kanan memegang bagian occipital
probandus hal ini dilakukan untuk membantu
probandus melakukan gerakan.

27
iv. Terapis mulai membantu probandus untuk
melakukan gerakan pronasi dan supinasi dengan
sisi pasif atau mengarahkan ke sisi sinistra maupun
dextra.
b. Ekstensi
i. Probandus dipersiapkan dalam posisi supine atau
terlentang
ii. Pemeriksa telah siap dengan menggunakan
handscoon atau sarung tangan dan masker.
iii. Tangan kiri terapis memagang C2 probandus dan
tangan kanan memegang bagian occipital
probandus hal ini dilakukan untuk membantu
probandus melakukan gerakan.
iv. Terapis mulai membantu probandus untuk
melakukan gerakan pronasi dan supinasi dengan
sisi pasif atau mengarahkan ke sisi sinistra
maupun dextra.
• VBI (Vertebrobasiller Insufficiency) Test
i. Probandus dipersiapkan dalam posisi supine atau
terlentang
ii. Pemeriksa telah siap dengan menggunakan
handscoon atau sarung tangan dan masker.
iii. Probandus melakukan fleksi dan ekstensi pasif
iv. Terapis mulai membantu probandus untuk
melakukan gerakan pronasi dan supinasi dengan
sisi pasif atau mengarahkan ke sisi sinistra
maupun dextra selama 30 detik
v. Ulangi tes dengan gerakkan kepala ke sisi yang
berlawanan tes dianggap posisitif jika terjadi
penuruan lengan dan kehilangan keseimbangan.

28
Dokumentasi :
• Alar Ligament Stress Test
- Lateral Fleksi

- Rotasi

• Transverse Ligament Test


- Fleksi

- Ekstensi

29
• VBI

30
ANALISIS HNP DAN BULGING

A. Pengertian
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Suatu kondisi atau keadaan patologi yang
mengacu pada masalah pada vertebra dimana nucleus pulposus keluar dari
discus invertebralis yang mengakibatkan tulang belakang terdorong dan
menyebabkan robeknya annulus fibrosus serta ligament dan terjadinya
penekanan pada syaraf tulang beakang atau yang biasa disebut dengan saraf
kejepit.

B. Tanda dan Gejala


− Nyeri pada cervical atau pain.
− Kesemutan, lemah serta kaku pada otot di salah satu lengan.
− Sensasi seperti terbakar di cervical, shoulder, dan lengan.

C. Analisis

- Normal

Force dari atas dan bawah sama, maka ini adalah kondisi normal.
- Tekanan dari Anterior dan Posterior

31
Jika force dibagian anterior (gerakan fleksi) maka bagian anterior akan
terkompresi (tertekan) sehingga membentuk concave side (sisi cekung) dan
bagian posterior akan terdekompresi sehingga membentuk convex side (sisi
cembung) karena nukleus pulposusnya mendapat tekanan ke arah posterior
maka anulus fibrosusnya akan robek dan nukleus pulposusnya keluar. Ketika
sudah merobek anulus fibrosus, nukleus pulposus nanti juga akan merobek
ligamen dan menekan medulla spinalis (Penyakit HNP) itu di sebut proses
bulging. Begitu pun kebalikannya untuk tekanan dari posterior.

32

Anda mungkin juga menyukai