Anda di halaman 1dari 49

APLIKASI TEKNIK PEMODELAN

INTERPRETASI STRUKTURAL
(Interpretive Structural Modeling)

Oleh: Hamzah Bustomi


• System Definition

Element (E1) E2
Goal

E3
Sub
Goal

E4 E5

• System Phylosophy
- Goal Oriented (Cybernetic) → C → S
- Holistic Not Partial → H
- Effectiveness Not Efficiency → E
2
• System Classification Matrix

System Input Process Output

Analysis   ? Narrow aspect

Synthesis   ? Wide aspect

Design  ? 

Control ?  

3
ISM (Interpretive Structural Modeling) adalah salah satu
metodologi berbasis komputer yang membantu kelompok
mengidentifikasi hubungan antar ide dan struktur tetap
kepada isu yang kompleks.
Kegunaan ISM ada lah untuk mengembangkan beberapa type struktur
yaitu:
❖Struktur pengaruh
❖Struktur prioritas
❖Kategori ide
4
• Metodologi dan teknik ISM dibagi
menjadi dua bagian, yaitu klasifikasi sub
elemen dan penyusunan hirarki
• Prinsip dasarnya adalah identifikasi dari
struktur didalam suatu sistem yang
memberikan nilai manfaat yang tinggi
guna meramu sistem secara efektif dan
untuk pengambilan keputusan yang lebih
baik

5
ISM Sangat Bermanfaat Dalam:
❖Strukturisasi Program
❖Identifikasi Sub-Elemen Kunci
❖Perumusan Hirarki hubungan antar Sub- Elemen
❖ Klasifikasi elemen kedalam 4 sektor
➢ Autonomus
➢Dependent
➢Linkages
➢Independent

6
• Saxena (1992) menstrukturisasi program dalam 9
elemen:
1. Sektor masyarakat yang terpengaruh
2. Kebutuhan program
3. Kendala utama
4. Perubahan yang dimungkinkan
5. Tujuan program
6. Tolok ukur untuk menilai setiap tujuan
7. Aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan
8. Ukuran efektivitas untuk menilai capaian setiap aktivitas
9. Lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program

7
Langkah-langkah Penerapan ISM :
a. Identifikasi Elemen dan Sub-elemen melalui
brainstorming, dll
b. Perumusan Hubungan Kontekstual.
c. Perumusan Matrik Interaksi Tunggal Terstruktur
(Structural Self Interaction Matrix/SSIM) melalui
survei pakar
d. Merubah matrik SSIM menjadi Matrik
Reachability (Reachability Matrix/RM) dan
kemudian menjadi matriks biner.
e. Klasifikasi elemen dalam level yang berjenjang.
8
Lanjutan ....

f. Matrik Canonical : Pengelompokkan elemen-


elemen dalam level yang sama.
g. Menyusun matrik Digraph : adalah konsep yang
berasal dari Directional Graph dan, sebuah grafik
dari elemen-elemen yang saling berhubungan
secara langsung pada suatu level hirarki.
h. Interpretive Structural Model: ISM dibangkitkan
dengan memindahkan seluruh jumlah elemen
dengan deskripsi elemen aktual.

9
Program

Uraikan program menjadi perencanan program

Uraikan setiap eleman menjadi sub elemen

Tentukan hubungan kontekstual antara sub elemen pada setiap elemen

Susunlah SSIM untuk setiap elemen

Bentuk Reachability Matrix setiap elemen

Uji matriks dengan aturan transitivity

Gambar : Diagram Teknik ISM (Saxena, 1992)


10
A

tidak
OK? Modifikasi SSIM

ya

Tentukan level melalui Tetapkan Drive dan Drive


pemilihan Power setiap sub elemen

Ubah RM menjadi format Tentukan rank dan


lower Triangular RM hirarki dari sub elemen

Tetapkan Drive Dependence


Matriks setiap elemen
Susun digraph dari
lower tringular
Plot sub elemen pada
Susun ISM dari setiap empat sektor
elemen

Klasifikasi sub elemen pada


empat peubah kategori

11
Gambar : Diagram Teknik ISM (Saxena, 1992) (lanjutan)
Intepretasi Hasil ISM
• Klasifikasi sub-elemen kedalam 4 sektor
• Autonomus-S1: Weak driver-weak dependent
(Sub-elemen sedikit terkait dengan sistem)
•Dependent-S2: Weak driver-strong dependent
(Sub-elemen tidak bebas)
•Linkages-S3: Strong driver-strong dependent
(Sub-Elemen sensitif dan tidak stabil)
•Independent-S4: Strong driver-weak dependent
(Sub-elemen bebas): Paling kuat → Elemen
KUNCI
12
(10)
(11) 12

11

Sektor IV (4) 10

9 Sektor III
(1)
8
(3,5,7,8,9)
7

6
Daya Dorong (Driver
Power) 00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5

4
Sektor I Sektor II
3

2 (2,6)

0 (12)
Gambar : Matriks Driver Power-
Dependence untuk elemen
tujuan Program
Ketergantungan (DEPENDENCE)
13
• Strukturisasi Sub-Elemen ke dalam Struktur
Hirarki
• Level-1: Level teratas, capaian akhir: E12
• Level-2: E2, E6
• Level-3: E3, E5, E7, E8, E9
• Level-4: E1
• Level-5: E4
• Level-6: E10
• Level-7: Level Dasar: Elemen KUNCI (E11);
Membina tenaga kerja industri (SDM)

14
Langkah 1. Pengisian Proyek Baru
Pilihlah menu “Proyek Baru”
Maka akan muncul tampilan seperti gambar dibawah ini

Klik tombol berlambang + …. Untuk mengisi proyek


baru ISM
Maka akan tampil form isian seperti gambar dibawah ini

Isi nama proyek


Simpan

Isikan nama proyek dengan deskripsi yang jelas, sehingga bisa jadi patokan untuk
proses selanjutnya. Kemudian kalau sudah yakin benar, anda klik tombol simpan untuk
menyimpan data

Catatan : Koreksi deskripsi proyek tidak bisa lagi dilakukan apabila anda sudah
mengisi kajian Proyek berdasarkan 9 elemen kajian ISM
Langkah 2. Pengisian Proyek Kajian ISM

Tatacaranya pengoperasiannya adalah. Pilih menu Proyek Kajian ISM pada menu utama.
Maka akan tampil tampilan seperti berikut ini :
Tombol tambah data kajian Tombol edit /
koreksi

Jika anda pernah membuat kajian ISM sebelumnya anda hanya klik tombol edit, atau kalau
anda membuat kajian ISM yang benar-benar baru, anda klik tombol “+” lalu mencari
proyek mana yang akan dipilih.
Maka akan tampil informasi kode proyek, nama proyek,
dan pilihan yang harus anda pilih terhadap 9 elemen yang
anda kehendaki. Kemudian anda mengisi berapa sub
elemen yang akan dikaji berikut deskripsinya. Selain itu
anda diharuskan mengisi DM (decision maker) yang akan
mengisi penilaian konteks antar sub elemem.

Setelah anda yakin data lengkap dan benar, anda sudah bisa menyimpannya. Setelah anda menyimpannya,
proses berikutnya yang penting adalah Validasi Kajian Proyek, untuk menyiapkan data awal proses ISM.
Untuk diisi konteks hubungan nya berupa quisioner setiap penilaian DM.

Catatan : Anda masih bisa mengubah deskripsi / penjelasan setiap sub elemen walaupun proyek
kajian sudah pada tahap proses akhir.
Langkah 3. Pengisian Qusioner

Langkah berikutnya setelah kajian selesai diisi dan divalidasi adalah dengan
mengisi konteks hubungan antar sub elemen per proyek kajian.

Anda pilih / klik menu Quisioner ….


Maka akan tampil data tabel seperti pada gambar berikut :

Tampil data isian kajian proyek lengkap dengan kode proyek, nama
proyek, elemen, jumlah sub elemen, dan jumlah DM. Anda tinggal
sorot/pilih mana yang akan anda isi quisioner nya.
Setelah anda pilih mana yang akan diisi maka dilayar akan tersaji isian quisoner
sebagai berikut :

Pilih DM yang mengisi quisioner ini, lalu isikan matrix (matrix ini dikenal dengan nama matrix
SSIM) di bawahnya dengan notasi V,A,X,O sesuai penilaiaan sang DM. sampai dengan selesai.
Cek betul-betul jangan sampai terlewat atau salah mengisi. Setelah anda yakin benar, anda
bisa menyimpannya.
Langkah penting berikutnya adalah Validasi Qusioner, agar diproses menghasilkan output kajian
ISM yang informatif. Bila mana masih ada kekurangan atau kesalahan input, anda masih bisa
mengoreksi isian matrix SSIM nya. Kemudian divalidasi ulang.

Catatan : Proses Validasi Quisioner adalah proses penting dimana akan menghasilkan seluruh proses
dalam bentuk matrix SSIM Awal, SSIM Final, RM wal, RM Final (Transitifity), Interpretasi Sub
Elemen, Digraph (grafik sebaran sektoral ISM) dan diagram structural ISM. Bisa dilakukan
berulang-ulang setelah revisi quisioner matrix SSIM.
Hasil Kajian ISM

Setelah 3 Langkah di atas dilaksanakan, anda sudah bisa melihat sejauh mana proses
nya menghasilkan suatu informasi yang menganalisis kajian proyek tersebut kedalam
beberapa tipe data, yaitu matrix SSIM awal, RM Matrix, RM Matrix Final setelah
proses transitifity, Matrix SSIM Final, Intepretasi Sub Elemen, Digraph Sektoral,
dan Diagram Struktural ISM.
Langkahnya, anda tinggal pilih menu Hasil Analisis Kajian, maka akan tampil kajian
dari proyek-proyek yang dibuat beserta kajian dan data konteks sub elemen masing-
masing proyek seperti gambar berikut ini :
Langkahnya, anda tinggal pilih menu Hasil Analisis Kajian, maka akan tampil
kajian dari proyek-proyek yang dibuat beserta kajian dan data konteks sub
elemen masing-masing proyek seperti gambar berikut ini:

Sorot dan pilihkah kajian mana yang anda akan lihat hasil prosesnya, dengan
cara mengklik 2x pada tabel yang tersorot atau tombol Lihat Hasil,.
Maka akan tampil di layar data seperti ini :

Dalam gambar di atas terlihat tampilan awal informasi adalah struktur matrix SSIM awal dari
hasil kajian/penilaian para DM dalam menilai konteks antar sub elemen, dalam notasi VAXO.
Isinya sama dengan proses qusioner pada awal masukkan.
Di halaman (tab) kedua yaitu RM Matrix akan tampil informasi matrix RM yang
merupakan notifikasi matrix SSIM awal yang berupa VAXO untuk kemudian
diubah ke dalam matrix binner 0 dan 1 seperti tampak di bawah ini :
Di halaman (tab) ketiga yaitu RM Matrix Final akan tampil informasi matrix RM yang
merupakan hasil revisi matrix SSIM awal melalui proses transitifity sehingga
menghasilkan matrix yang terkoreksi yang merupakan final dari semua proses. seperti
tampak gambar di bawah ini :

Dalam matrix RM Final inilah tersaji data hasil semua proses. Anda akan melihat konteks hubungan
antar sub elemen menghasilkan kajian sub elemen mana yang merupakan Driver Power, mana yang
Dependence. Anda juga akan disuguhkan level/hierarki dan ranking setiap elemen kajian dan sector
berapa dalam grafik sebaran ISM nanti nya.
Di halaman (tab) keempat yaitu SSIM Final akan tampil informasi matrix SSIM yang telah
mengalami koreksi melalui proses transitifity untuk kemudian diubah lagi dari 0 1 menjadi
VAXO. Dalam hal ini konsistensi DM dapat dilihat presentase nya, sehingga bisa dinilai
sejauh mana kebijakan akan berjalan untuk elemen (9) yang dikaji.
Di halaman (tab) kelima yaitu Intepretasi Sub Elemen akan tampil informasi
posisi dan status masing-masing sub elemen.

.. Harus dikaji dengan hati-hati, sebab hubungan antar sub elemen tidak stabil. Sebab
tindakan pada sub elemen bisa memberikan dampak pada sub elemen lain, dan umpan balik
memperbesar dampak…
Di halaman (tab) keenam yaitu Digraph akan tampil informasi grafis berupa grafik xy scatter
untuk menetukan posisi dan status masing-masing sub elemen dalam 4 sektoral. Anda akan
melihat status nya dalam grafik sebaran tersebut, ke sektor mana dia berlabuh. Akan terlihat
status DP(driver power) dan D (dependence) dari setiap sub elemen. Seperti tampak gambar
dibawah ini
Dalam grafik sebaran tersebut dapat dilihat posisi masing-masing sub
elemen ada dimana, dan posisi Driver Power serta Dependence nya.
Kesimpulan ini semua dirangkum ke dalam 4 sektoral (I, II, III, dan 4),
yang penjelasan nya adalah sebagai berikut:

Sektor I : disebut sebagai Weak Driver – Weak Dependent Variable


(ANTONOMUS). Sub elemen yang masuk ke dalam sector ini : Tidak
Berkaitan dengan system , atau mempunyai hubungan sedikit. Nilainya
adalah bila DP nya lebih kecil dari setengah kali dari jumlah sub elemen
kajian dan nilai D lebih kecil dari setengah kali jumlah sub elemen kajian.

Sektor II : disebut sebagai Weak Driver – Strongly Dependent Variable


(DEPENDENT). Sub elemen yang masuk ke dalam sector ini : Tidak Bebas
dengan system , atau mempunyai hubungan sedikit. Nilainya adalah bila
DP nya lebih kecil dari setengah kali dari jumlah sub elemen kajia, serta
nilai D nya lebih besar dari setengah kali jumlah sub elemen.
Sektor III : disebut sebagai Strong Driver– Strongly Dependent Variable
(LINKAGE). Sub elemen yang masuk ke dalam sector ini harus dikaji
secara hati-hati, sebab hubungan antar sub elemen tidak stabil. Setiap
tindakan terhadap satu sub elemen akan memberikan dampak kepada sub
elemen yang lain. Nilainya adalah bila DP nya lebih besar dari setengah
kali dari jumlah sub elemen kajian, dan nilai D nya lebih besar dari
setengah kali jumlah sub elemen.

Sektor IV : disebut sebagai Strong Driver–Weak Dependent Variable


(INDEPENDENT). Sub elemen yang masuk ke dalam sector ini :
merupakan bagian sisa dari system dan disebut dengan peubah bebas.
Nilainya adalah bila DP nya lebih besar dari setengah kali dari jumlah sub
elemen kajia, serta nilai D nya lebih kecil dari setengah kali jumlah sub
elemen kajian.
Di halaman (tab) ketujuh yaitu Diagram ISM akan tampil informasi diagram structural ISM,
yang menerjemahkan bentuk grafik sebaran kedalam bentuk diagram structural dari level dan
hirarkie masing-masing sub elemen, sehingga dapat memperhitungkan Driver Power (DP) dan
Dependence (D) dari setiap sub elemen. Selengkapnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini :
CONTOH LAIN KASUS APLIKASI ISM:

• ISM BCM pada Bank Indonesia

37
LEMBAGA ATAU KELOMPOK YANG TERPENGARUH (TERKENA DAMPAK)
KEBUTUHAN PROGRAM
TANTANGAN UTAMA YANG DIHADAPI
PERUBAHAN YANG
DIMUNGKINKAN/DIINGINKAN
TUJUAN PROGRAM (BCM MODEL)
AKTIVITAS YANG DIBUTUHKAN UNTUK
MENCAPAI PERUBAHAN
LEMBAGA ATAU KELOMPOK YANG TERLIBAT PELAKSANAAN BCM
TOLOK UKUR TUJUAN
UKURAN EFEKTIVITAS UNTUK MENILAI CAPAIAN SETIAP AKTIVITAS
MODEL KELEMBAGAAN BCM BI

Dewan Gubernur
Laporan

Auditor Kebijakan
Laporan Kebijakan
Internal/Eksternal

Laporan
Direktur KP &
Koordinator BCM
Kepala Perwakilan
Monitoring/evaluasi
Laporan

Tim Pelaksana
BCM
Monitoring/evaluasi

Pelaksanaan

Departemen/unit kerja KPW Pegawai Utilities


BNPB/ Pejabat
yang menjalankan fungsi utama BI/BCP support/
BASARNAS Provinsi
BI Personel supplier
PENUTUP

• ISM dapat digunakan untuk pemodelan


kebijakan strategis
• ISM mampu mengidentifikasi posisi elemen
dalam 4 sektor
• ISM mampu merumuskan hirarki elemen
dan identifikasi elemen kunci
• ISM mampu mensinergi pendapat pakar
multidisiplin.
48
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai