Anda di halaman 1dari 12

DISKRESI KEPOLISIAN DALAM MENGATASI TINDAKAN

ANARKI DI MASYARAKAT
THE DISCRETION OF THE POLICE TO ALLEVIATE THE ACT OF
ANARCHY IN THE SOCIETY

Joko Rudiantoro
POLDA-NTB
Email: djokorudy@gmail.com
Naskah diterima : 21/08/2014; revisi : 29/10/2014; disetujui : 30/10/2014

Abstract
Indonesian Police is a state apparatus that plays a role to maintain public security and order,
to enforce the law and to provide protection, assistance, and service to the community in terms
of maintaining internal security in accordance with the Article 5 of Act No. 2 of 2002 on the
police. Police discretion is an authority given to the police, to take decisions in certain situations
that require separate consideration and a matter of moral and located within the boundaries
between law and morals. Benchmark for police officers to use discretionary authority in dealing
with anarchy in society, is based on statute approach through conceptual approach which is
based on (Case Approach) in the field, such as the emergency condition, for the sake of public
interest, in terms of self-defending or defending others, and in terms of defending slef-respect or
own property.

Keywords : Police, Discretion


Abstrak
Kepolisian Negara RI merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri
sesuai dengan Pasal 5 UU No. 2 Tahun 2002 Tentang kepolisian. Diskresi kepolisian adalah
suatu wewenang yang diberikan kepada polisi, untuk mengambil keputusan dalam situasi
tertentu yang membutuhkan pertimbangan tersendiri dan menyangkut masalah moral serta
terletak dalam garis batas antara hukum dan moral. Tolak ukur bagi pejabat kepolisian
untuk menggunakan wewenang diskresi dalam menangani tindakan anarki di masyarakat,
didasarkan statute approach melalui konseptual approach) didasarkan pada (Case Approach)
di lapangan. Adanya keadaan yang memaksa, demi kepentingan umum, mempertahankan
diri sendiri atau orang lain, mempertahankan kehormatan atau harta benda sendiri.

Kata kunci : Diskresi, Kepolisian


PENDAHULUAN (2) menjelaskan bahwa: “usaha pertahan-
an dan keamanan negara dilaksanakan me-
Dalam ketentuan Pasal 1 ayat (3) UUD
lalui sistem pertahanan dan keamanan
1945 ditekankan bahwa Indonesia adalah
rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indo-
negara hukum, jadi segala sesuatu harus
nesia dan Kepolisian Negara Indonesia Re-
sesuai dengan hukum dan mempunyai
publik Indonesia, sebagai kekuatan utama,
aturan yang jelas, begitu juga dengan ma-
dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung”.
salah pertahanan dan keamanan dalam
masyarakat. Dalam hal pertahanan dan ke- Untuk mewujudkan adanya ketertiban
amanan, UUD 1945 dalam Pasal 30 ayat dan keamanan dalam masyarakat, maka

IUS 489 Kajian Hukum dan Keadilan


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 489~500

petugas Kepolisian dituntut memiliki pen- dengan memperhatikan peraturan perun-


getahuan dan keterampilan teknis kepoli- dang-undangan, serta Kode Etik Profesi
sian yang tinggi dan perilaku terpuji se- Kepolisian Negara Republik Indonesia.”
hingga bisa menjadi panutan di tengah ma-
Rumusan kewenangan Kepolisian Nega-
syarakat. Patut menjadi perhatian pula
ra Republik Indonesia dalam Pasal 18 ayat
bahwa seorang petugas Polri yang bertugas
(1) UndangUndang Nomor 2 Tahun 2002
di tengah-tengah masyarakat dianggap
ini merupakan kewenangan yang bersum-
telah mampu dalam segala hal yang ber-
ber dari asas kewajiban umum kepolisian
hubungan dengan tugasnya, masyarakat
(plichtmatigheids beginsel), yaitu suatu asas
menganggap Polri serba tahu terhadap
yang memberikan kewenangan kepada pe-
tugas yang diembannya tanpa melihat
­
jabat kepolisian untuk bertindak atau
petugas itu berpangkat tamtama, bintara
tidak bertindak menurut penilaiannya
­
atau perwira, dalam pakaian seragam apap-
sendiri, dalam rangka kewajiban umumnya
un begitu juga dengan konsekuensinya
menjaga, memelihara ketertiban dan men-
apabila tindakan Polri itu merugikan ma-
jamin keamanan umum.
syarakat maka sudah sewajarnya apabila
tuduhan pertama akan ditujukan kepada Dalam Kitab Undang-Undang Hukum
petugas Polri itu sendiri, oleh karena itu Pidana (KUHP) Pasal 48 menyatakan
setiap anggota Polri harus selalu me- bahwa: Barang siapa melakukan tindakan
nyadari akan tugas-tugas dalam masyara- secara terpaksa tidak dapat dipidana. Pasal
kat.1 49 menyatakan bahwa: barang siapa yang
melakukan pembelaan secara terpaksa
Dalam hal menjalankan tugas kepoli-
untuk diri sendiri maupun orang lain,
sian sebagai pengayom atau menjaga keter-
kehormatan kesusilaan atau harta benda
tiban dalam masyarakat, maka tidak jarang
sendiri maupun orang lain karena ada
petugas kepolisian dihadapkan pada suatu
serangan atau ancaman serangan yang
kondisi tertentu yang mengharuskan me­
sangat dekat pada waktu itu yang melawan
reka untuk melakukan tindakan diluar
hukum tidak dipidana
pro­sedur atau tindakan terpaksa demi ter-
capainya keamanan dan ketertiban dalam Selanjutnya dalam Protap/01/x/2010
masyarakat, tindakan tersebut sering kita tentang Penanggulangan Anarki bahwa
sebut sebagai “Diskresi Kepolisian”. Polri dapat melakukan diskresi dalam hal:
Dalam lingkup profesi kepolisian di in- a. Untuk membela diri atau keluarga
stitusi Kepolisian Republik Indonesia (Pol- terhadap ancaman atau luka parah yang
ri), konsep Diskresi Kepolisian dibakukan segera terjadi
dalam Pasal 18 Undang-undang Nomor 2
b.
Untuk mencegah pelaku kejahatan
Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
melarikan diri
Indonesia, yang berbunyi: “(1) Untuk ke-
pentingan umum, pejabat Kepolisian c. Untuk mencegah dilakukanya tindakan
­Negara Republik Indonesia dalam melak- kejahatan yang sangat serius
sanakan tugas dan wewenangnya dapat d. Apabila cara yang kurang ekstrem tidak
bertindak menurut penilaiannya sendiri. cukup untuk mencapai tujuan-tujuan
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat di- Berdasarkan protap tersebut, maka
lakukan dalam keadaan yang sangat perlu petugas kepolisian diperbolehkan melaku-
kan diskresi untuk mengatasi tindakan an-
1
Warsito hadi, hukum polisi di Indonesia, prestasi arki yang dikhawatirkan akan menimbul-
pustaka, jakarta: 2005)hlm.101

490 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Joko Rudiantoro | Diskresi Kepolisian Dalam Mengatasi Tindakan Anarki Di Masyarakat................
kan tindak pidana atau kerugian yang leb- hingga tercipta kehidupan berbangsa dan
ih besar sehingga untuk mencegah itu bernegara yang aman dan sentausa
semua polisi diperbolehkan untuk melaku-
Beranjak pada uraian di atas, maka
kan tindakan tertentu seperti menggunak-
peneliti tertarik untuk melakukan peneli-
an cara kekerasan dan sebagainya. Diskresi
tian terkait dengan “Diskresi kepolisian
tersebut dilakukan dalam segala bentuk
dalam mengatasi tindakan anarki di ma-
gangguan nyata seperti: perkelahian mas-
syarakat.” Untuk membatasi ruang lingkup
sal; pembakaran; pengrusakan; penganca-
dalam penelitian ini, maka peneliti ingin
man; penganiayaan; pemerkosaan; peng-
membahas mengenai b dan apakah yang
hilangan nyawa seseorang; penyanderaan;
menjadi tolok ukur bagi pejabat kepolisian
penculikan; pengroyokan; sabotase; penja-
untuk menggunakan wewenang diskresi
rahan; perampasan; pencurian; melawan/
dalam menangani tindakan anarki di ma-
menghina petugas dengan menggunakan
syarakat?
atau tanpa menggunakan alat dan/senjata.
Penelitian ini merupakan penelitian hu-
Dalam Standar Operasional Prosedur
kum ormatif. Penelitian hukum normatif
selanjutnya disingkat (SOP) tentang Pelay-
adalah suatu penelitian yang mengkaji nor-
anan Quick Respon Brimob terhadap gang-
ma atau aturan perundang-undangan, kon-
guan keamanan dalam negeri berkadar
sep hukum terkait dengan diskresi kepoli-
tinggi khususnya unjuk rasa anarkis dan
sian dalam mengatasi tindakan anarki di
kerusuhan massa, disebutkan bahwa: Bri-
masyarakat. Metode pendekatan yang di-
mob Polri adalah pelaksana tugas pokok di
gunakan adalah Pendekatan Perundang-
bawah Kapolri yang bertugas melak-
Undangan (Statute Approach); Pendekatan
sanakan dan menggerakkan kekuatan Bri-
Perundang-Undangan (Statute Approach);
mob Polri guna menanggulangi gangguan
Pendekatan Konsep (Conceptual Ap-
kamtibmas berkadar tinggi, utamanya
proach); Pendekatan Kasus (Casse Ap-
kerusuhan massa, kejahatan terorganisir
proach). Sumber Dan Jenis Bahan Hukum
bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi
adalah Bahan Hukum Primer; Bahan Hu-
dan radio aktif bersama unsur pelaksana
kum Sekunder, dan Bahan Hukum Tersier.
operasional kepolisian lainnya guna
Teknik Pengumpulan Dan Pengolahan Ba-
mewujudkan tertib hukum serta ketentra-
han Hukum yaitu teknik studi dokumen.
man masyarakat di seluruh wilayah yuridis
Teknik Analisa Bahan hukum yaitu teknik
NKRI dan tugas-tugas lain yang dibe­ban­
analisis deksriptif kualitatif.
kan.

Selain itu diskresi kepolisian juga berten- PEMBAHASAN


tangan dengan UU No. 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia terutama ­Pasal A.
Dasar Hukum Kewenangan Polri
9 Ayat 1 yang mengatur: Setiap orang ber- Dalam Melakukan Diskresi Kepolisian
hak untuk hidup, mempertahankan hidup Untuk Menangani Tindakan Anarki Di
dan meningkatkan tarap kehidupanya Masyarakat

Berdasarkan Pasal di atas, maka diskresi 1. Gambaran Umum Tugas dan Wewe­
kepolisian yang sering berujung pada ke- nang Polri
matian masyarakat adalah bertentangan Pada dasarnya tugas dan wewenang Pol-
dengan hak asasi manusia, setiap manusia ri sebagaimana ditetapkan secara yuridis
berhak untuk hidup dan negara berkewa- dalam Undang- Undang Kepolisian Nomor
jiban untuk melindungi hak tersebut se- 2 Tahun 2002 itu bukan sesuatu yang ba-

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 491


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 489~500

ru, melainkan sudah pernah diatur dalam pentingan warga masyarakat untuk se-
produk hukum sebelumnya yang sudah ti- mentara sebelum ditangani oleh instan-
dak berlaku lagi, terutama Undang-Un- si dan/atau pihak yang berwenang;
dang Nomor 28 Tahun 1997. Tugas POL- memberikan pelayanan kepada ma-
RI yang ditetapkan dalam Undang-Undang syarakat sesuai dengan kepentingannya
Kepolisian Nomor 2 Tahun 2002 adalah dalam lingkup tugas kepolisian.
sebagai berikut: 2. Dasar Hukum Kewenangan Kepolisian
1.
Tugas POLRI sebagai penjaga ke­ Dalam Melakukan Diskresi
amanan dan ketertiban masyarakat a. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002
antara lain : Melaksanakan pengaturan Tentang Kepolisian Negara Republik In-
pen­­jagaan, pengawalan, dan patroli ter­­­ donesia
hadap kegiatan masyarakat dan pe­­­ me­ Dalam Pasal 18 UU No. 2 Tahun
rintah sesuai kebutuhan; me­nye­leng­ara­­ 2002 Tentang Kepolisian menyebutkan
kan segala kegiatan dalam menjamin bahwa:
keamanan, ketertiban dan ke­ lan­caran
(1)Untuk kepentingan umum pejabat
lalu lintas di jalan; membina masy­
Kepolisian Negara Republik Indone-
arakat untuk meningkatkan partisipasi
sia dalam melaksanakan tugas dan
masyarakat, kesadaran hukum mas­
wewenangnya dapat bertindak menu-
yarakat, serta ketaatan warga m ­ asya­
rut penilaiannya sendiri.
rakat terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan. (2)Pelaksanaan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat
2. Tugas POLRI sebagai penegak hukum dilakukan dalam keadaan yang san-
antara lain : Turut serta dalam pembi- gat perlu dengan memperhatikan per-
naan hukum nasional; memelihara ket- aturan perundang-undangan, serta
ertiban dan menjamin keamanan um­ Kode Etik Profesi Kepolisian Negara
um; melakukan koordinasi, pengawasan Republik Indonesia.
dan pembinaan teknis terhadap kepoli-
Dalam penjelasan Pasal 18 ayat (1)
sian khusus, penyidik pegawai negeri
Undang-undang No. 2 Tahun 2002
sipil dan bentuk-bentuk keamanan swa-
tentang Kepolisian Negara Republik
karsa; melakukan penyelidikan dan pe-
Indonesia menyebutkan bahwa yang
nyidikan terhadap semua tindak pidana
dimaksud dengan “bertindak menurut
sesuai dengan hukum acara pidana dan
penilaiannya sendiri” adalah suatu
peraturan perundang-undangan lain-
tindakan yang dapat dilakukan oleh
nya; menyelenggarakan identifikasi ke-
anggota Kepolisian Negara Republik
polisian, kedokteran kepolisian, labora-
Indonesia yang dalam bertindak har-
torium forensik dan psikologi kepolisian
us mempertimbangkan manfaat serta
untuk kepentingan untuk kepentingan
resiko dari tindakannya dan betul-
tugas kepolisian.
betul untuk kepentingan umum.
3. Tugas POLRI sebagai pengayom dan
b. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
pelayan masyarakat antara lain : Me-
(KUHP)
lindungi keselamatan jiwa raga, harta
benda, masyarakat dan lingkungan hid- Kasus-kasus pidana yang potensial
up dari gangguan ketertiban dan/atau diselesaikan melalui upaya penyelesaian
bencana termasuk memberikan bantuan di luar pengadilan, termasuk di dalam-
dan pertolongan dengan menjunjung nya dengan cara menerapkan diskresi,
tinggi hak asasi manusia; melayani ke- di antaranya:

492 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Joko Rudiantoro | Diskresi Kepolisian Dalam Mengatasi Tindakan Anarki Di Masyarakat................
1. Kasus Penipuan dan penggelapan 1.
Penyelidik karena kewajibannya
yang mana pelaku telah mengemba- mempunyai wewenang :
likan kerugian yang diderita korban; a. Menerima laporan atau pengad-
2.
Pelanggaran sebagaimana diatur uan dari seseorang tentang adanya
dalam buku ketiga KUHP; tidak pidana.
3. Tindak pidana ringan yang diancam b. Mencari keterangan dan barang bukti.
dengan pidana penjara atau kurun-
gan paling lama 3 (tiga) bulan atau c. Menyuruh berhenti seorang yang
denda sebanyak-banyaknya Rp 7.500 dicurigai dan menanyakan serta
(tujuh ribu lima ratus rupiah); memeriksa tanda pengenal diri.
4. Kejahatan ringan (lichte musjdriven) d. Mengadakan tindakan lain menu­
sebagaimana diatur dalam KUHP se- rurt hukum yang bertanggung jawab.
bagai berikut; 2.
Atas perintah penyidik dapat me­
5.
Pasal 302 tentang penganiayaan lakukan tindakan berupa :
ringan terhadap hewan; a. Penagkapan, larangan meninggalkan
6. Pasal 352 tentang penganiayaan ringan tempat, penggeledahan dan penyitaan.
terhadap manusia; b. Pemeriksaan dan penyitaan surat.
7. Pasal 364 tentang pencurian ringan; c. Mengambil sidik jari dan memotret
8.
Pasal 373 tentang penggelapan seseorang.
ringan; d. Membawa dan menghadapkan se­
9. Pasal 379 tentang penipuan; orang pada penyidik.
10.Pasal 482 tentang penadahan ringan; e. Penyelidik membuat dan menyampai-
11.Pasal 315 tentang penghinaan ringan. kan laporan hasil pelaksanaan tinda-
kan sebagaimana tersebut pada ayat
Dalam Kitab Undang-Undang
(1) huruf a dan huruf b kepada peny-
Hukum Pidana (KUHP) Pasal 48 me-
idik.
nyatakan bahwa: Barang siapa melaku-
kan tindakan secara terpaksa tidak Dengan penjelasan dalam Pasal 5
dapat dipidana. Pasal 49 menyatakan dari ayat (1) huruf a angka 1 sampai
bahwa: barang siapa yang melakukan dengan 3, huruf b dan ayat (2) hanya
pembelaan secara terpaksa untuk diri disebut dengan cukup jelas, sedangkan
sendiri maupun orang lain, kehormatan ayat (1) huruf a angka 4 menjelaskan
kesusilaan atau harta benda sendiri yang dimaksud dengan “tindakan lain”
maupun orang lain karena ada serangan adalah tindakan dari penyelidik untuk
atau ancaman serangan yang sangat ke­pentingan penyelidikan dengan syarat:
dekat pada waktu itu yang melawan hu- 1. Tidak bertentangan dengan suatu
kum tidak dipidana. aturan hukum.
c. Kitab Undang-Undang Hukum Acara 2. Selaras dengan kewajiban hukum yang
Pidana (KUHAP) mengharuskan dilakukannya tindakan
jabatan.
Wewenang Polri menurut Undang- 3. Tindakan itu harus patut dan masuk
Undang Nomor 8 Tahun 1982 Tentang akal dan termaksud dalam lingkun-
Hukum Acara Pidana, selaku penyelidik gan jabatannya.
sebagaimana tercantum dalam Pasal 5
4. Atas pertimbangan yang layak ber-
yaitu :
dasarkan keadaan memaksa.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 493


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 489~500

5. Menhormati hak asasi manusia. tersangka yang sedang berupaya atau se-
Selaku penyidik terdapat dalam dang melakukan tindakan yang berten-
Pasal 7 ayat (1) karena kewajibannya tangan dengan hukum;
mempunyai wewenang : b. Mencegah pelaku kejahatan atau ter-
sangka melarikan diri atau melaku-
a. Menerima-laporan atau pengad-
kan tindakan yang membahayakan
uan dari seorang tentang adanya
anggota Polri atau masyarakat;
tindak pidana;
c. melindungi diri atau masyarakat dari
b.
Melakukan tindakan pertama ancaman perbuatan atau perbuatan
pada saat di tempat kejadian; pelaku kejahatan atau tersangka yang
c. Menyuruh berhenti seorang ter- dapat menimbulkan luka parah atau
sangka dan memeriksa tanda pen- mematikan; atau
genal diri tersangka; d. melindungi kehormatan kesusilaan
d. Melakukan penangkapan, penah- atau harta benda diri sendiri atau
anan, penggeledahan dan penyita- masyarakat dari serangan yang mela-
an; wan hak dan/atau mengancam jiwa
manusia.
f. Melakukan pemeriksaan dan pe-
nyitaan surat; Mengambil sidik 3. Prosedur Tetap (Protap) No.1 Tahun
jari dan memotret seorang; 2010 Tentang Penanggulangan Anarki

g. Memanggil orang untuk didengar Dalam Protap No.1 Tahun 2010 Ten­
dan diperiksa sebagai tersangka tang penanggulangan anarki bahwa Polri
atau saksi; dapat melakukan diskresi dalam hal:

h. Mendatangkan orang ahli yang di­ a. Untuk membela diri atau keluarga terh-
per­
lukan dalam hubungannya adap ancaman atau luka parah yang
dengan pemeriksaan perkara; segera terjadi.
Mengadakan penghentian penyidi- b. Untuk mencegah pelaku kejahatan me-
kan; larikan diri.
i. Mengadakan tindakan hlain menu- c. Untuk mencegah dilakukanya tindakan
rut hukum yang bertanggung jawab. kejahatan yang sangat serius.
2. Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 01 d. Apabila cara yang kurang ekstrem tidak
Tahun 2009 Tentang Penggunaan Ke­ cukup untuk mencapai tujuan-tujuan.
kuatan Dalam Tindakan Kepolisian Berdasarkan Protap di atas, maka pe­
Tujuan Peraturan ini adalah untuk me­ tugas kepolisian diperbolehkan melakukan
m­­beri pedoman bagi anggota Polri dalam Berdasarkan Protap di atas, maka petugas
pelaksanaan tindakan kepolisian yang me- kepolisian diperbolehkan melakukan dis-
merlukan penggunaan kekuatan, sehingga kresi untuk mengatasi tindakan anarki
terhindar dari penggunaan kekuatan yang yang dikhawatirkan akan menimbulkan
berlebihan atau tidak dapat dipertanggung- tindak pidana atau kerugian yang lebih be-
jawabkan. Dalam Pasal 2 ditentukan bah- sar sehingga untuk mencegah itu semua
wa Tujuan penggunaan kekuatan dalam polisi diperbolehkan untuk melakukan tin-
tindakan kepolisian adalah: dakan tertentu seperti menggunakan cara
kekerasan dan sebagainya. Diskresi terse-
a. Mencegah, menghambat, atau menghen- but dilakukan dalam segala bentuk gang-
tikan tindakan pelaku kejahatan atau guan nyata seperti: Perkelahian missal;

494 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Joko Rudiantoro | Diskresi Kepolisian Dalam Mengatasi Tindakan Anarki Di Masyarakat................
Pembakaran; Pengrusakan; Pengancaman; langi gangguan kamtibmas berkadar tinggi,
Penganiayaan; Pemerkosaan; Penghilangan utamanya kerusuhan massa, kejahatan ter-
nyawa seseorang; Penyanderaan; Pencu- organisir bersenjata api, bom, bahan kim-
likan; Pengroyokan; Sabotase; Penjarahan; ia, biologi dan radio aktif bersama unsur
Perampasan; Pencurian; Melawan, meng- pelaksana operasional kepolisian lainnya
hina petugas dengan menggunakan atau guna mewujudkan tertib hukum serta ke-
tampa menggunakan alat dan/senjata. tentraman masyarakat di seluruh wilayah
yuridis NKRI dan tugas-tugas lain yang di-
Standar Operasional Prosedur (SOP)
bebankan.Dalam SOP tersebut juga ter-
Tentang Pelayanan Quick Respon Brimob
dapat suatu Komando dari pimpinan yang
terhadap gangguan keamanan dalam neg-
berbunyi: 1). Saya s­elaku petugas Kepoli-
eri berkadar tinggi khususnya unjuk rasa
sian Negara Republik Indonesia atas nama
anarkis dan kerusuhan massa, disebutkan
undang-undang saya perintahkan agar Un-
bahwa : Brimob Polri adalah pelaksana
tuk memberikan pemahaman lebih terkait
­tugas pokok di bawah Kapolri yang bertu-
dasar kewenangan POLRI dalam melaku-
gas melaksanakan dan menggerakkan
kan diskresi kepolisian, peneliti merumus-
kekuatan Brimob Polri guna menanggu­
kan dalam bentuk tabel berikut:

Dasar Kewenangan Diskresi


No. Intisari
Kepolisian

Yang ditekankan dalam Undang-undang ke-


polisian adalah sesuai dengan Pasal 18 bahwa
UU NO. 2 Tahun 2002 Tentang kepolisian boleh melakukan tindakan sesuai
1 Kepolisian
dengan penilainya sendiri”Demi Kepentingan
Umum”

Yang ditekankan dalam KUHP yaitu sesuai den-


gan ketentuan dalam Pasal 48 dan 49 bahwa
KITAB UNDANG-UNDANG kepolisian boleh melakukan diskresi dengan
2 HUKUM PIDANA (KUHP)
alasan terpaksa dan untuk pembelaan diri atau
orang lain.

Yang ditekankan dalam KUHAP yaitu sesuai


dengan ketentuan dalam Pasal 109 ayat 2 bahwa
penyidik boleh melakukan penghentian penyi-
KITAB UNDANG-UNDANG dikan dengan alas an tidak cukup bukti, bukan
3 HUKUM ACARA PIDANA (KU-
HAP) tindak pidana dan penyidikan dihentikan demi
hukum. Dan dalam pasal 5 membolehkan pe-
nyidik untuk melakukan tindakan lain sesuai
dengan aturan yang berlaku.

Dalam perkap ini kepolisian diperbolehkan


PERATURAN KAPOLRI NO. 1 melakukan tndakan diskresi dengan alasan
Tahun 2009 (PERKAP) Tentang mencegah terjadinya kejahatan, mencegah
4 Penggunaan Kekuatan Dalam pelaku kejahatan melarikan diri, melindungi
Tindakan Kepolisian diri dan kehormatan dari tindak pidana serta
melindungi kehormatan kesusilaan.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 495


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 489~500

Dalam protap ini, kepolisian diperbolehkan un-


tuk melakukan tindakan diskresi Untuk mem-
PROSEDUR TETAP No. 1 Ta- bela diri atau keluarga terhadap ancaman atau
hun 2010 (PROTAP) Tentang luka parah yang segera terjadi, Untuk mencegah
5 Penanggulangan Tindakan An- pelaku kejahatan melarikan diri., Untuk men­
arki cegah dilakukanya tindakan kejahatan yang san-
gat serius., Apabila cara yang kurang ekstrem
tidak cukup untuk mencapai tujuan-tujuan.
Dalam SOP ini kepolisian khususnya Brimob
diperbolehkan untuk melakukan tindakan dis-
6 Standar Operasional Prosedur kresi dalam hal gangguan kamtibmas berkadar
(SOP)
tinggi seperti kerusuhan massa, kejahatan teror-
ganisir, senjata api, bom dan lain-lain.
Sumber: Bahan Hukm Diolah.

Berdasarka penjelasan pada tabel di utama yang merupakan dua faktor faktor
atas, diketahui bahwa dalam UU No. 2 Ta- penyebab terjadinya anarkisme.2 Faktor
hun 2002 Tentang Kepolisian, Kitab Un- Internal yaitu Salah satu faktor yang amat
dang-Undang Hukum Pidana (KUHP), mempengaruhi peubahan karakter masya­
Perkap No. 1 Tahun 2009 dan Protap No.1 rakat yang cenderung anarkis yakni faktor
Tahun 2010, fokus diskresi kepolisian dari dalam masyarakat itu sendiri. Faktor
hampir sama yaitu menegenai perbuatan eksternal adalah faktor luar seperti glo­
atau tindakan. Sedangkan dalam Kitab Un- balisiasi dan sebagainya.
dang-Undang Hukum Acara Pidana (KU-
Berikut adalah contoh tindakan anarki
HAP), fokus diskresi kepolisian adalah
yang terjadi di masyarakat dan sempat
proses atau mekanisme peradilan.
menghebohkan di Indonesia: Bentrok An-
B. Tolok Ukur Kewenangan Polri Dalam tar Desa di Lombok Tengah, 2 Warga Ter-
Melakukan Diskresi Kepolisian Untuk kena Luka Tembak3 Tragedi Pembangunan
Mengatasi Tindakan Anarki Di Proyek Perpipaan Treng Wilis4. Puluhan
Masyarakat Pelaku Anarkis Di Sape Diamankan

1. Tindakan Anarki di Masyarakat 2. Diskresi Kepolisian


Akhir-akhir ini kita sering melihat Diskresi  Kepolisian pada dasarnya
fenomena perilaku masyarakat kita yang merupakan kewenangan Kepolisian yang
anarkis dalam pemecahan masalah yang bersumber pada asas Kewajiban umum Ke-
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. polisian (Plichtmatigheids beginsel) yaitu
Budaya kekerasan tampaknya tidak pernah suatu asas yang memberikan kewenangan
berhenti dari masyarakat kita akhir-akhir kepada pejabat kepolisian untuk bertindak
ini. Penyelesaian masalah dengan menge­ atau tidak bertindak menurut penilaiannya
depankan kekerasan ketimbang musya­ sendiri, dalam rangka kewajiban umumnya
warah sebagai ciri bangsa beradab semakin
marak. Adakah perubahan karakter jati
diri bangsa ini yang terkenal dengan 2
http://setetesilmublog.blogspot.com/2010/ 05/ an-
keramahan dan kesantunannya? Layak arkisme-dalam-masyarakat. diakses tanggal 5 maret 2014
3
www.detiknews.com. Bentrok Antar Desa di Lom-
untuk dipikirkan kemungkinan bergeser­ bok Tengah, 2 Warga Terkena Luka Tembak
nya karakter bangsa ini. Ada dua factor 4
Suara NTB. Tragedi Pembangunan Proyek
Perpipaan Treng Wilis

496 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Joko Rudiantoro | Diskresi Kepolisian Dalam Mengatasi Tindakan Anarki Di Masyarakat................
menjaga, memelihara ketertiban dan men- HP), Kitab Undang-Undang Hukum
jamin keamanan umum.5 Acara Perdata ( KUHAP), Perkap No.1
Tahun 2009 Tentang Penggunaan
Diskresi Kepolisian di Indonesia secara
Kekuatan Dalam Tindakan Kepolisian,
yuridis diatur pada Pasal 18 UU No 2 2002
Protap No.1 Tahun 2010 Tentang Pen-
yaitu “Untuk kepentingan umum, pejabat
anggulangan Anarki.
Kepolisian Negara Republik Indonesia
dalam melaksanakan tugas dan wewenang- b. Tindakan yang selaras dengan kewa-
nya dapat bertindak menurut penilaiannya jiban hukum yang mengharuskan di-
sendiri”, hal tersebut mengandung maksud lakukannya tindakan jabatan
bahwa seorang anggota Polri yang melak- Bahwa tindakan yang akan dila­
sanakan tugasnnya di tengah tengah ma- kukan oleh anggota atau pejabat Polri
syarakat seorang diri, harus mampu men- dilapangan dalam menjunjung tugas
gambil keputusaan berdasarkan penilaian- dan wewenangnya khususnya dalam
nya sendiri apabila terjadi gangguan terha- melakukan diskresi, betul-betul dila­
dap ketertiban dan keamanan umum atau kukan untuk keperluan meniadakan
bila timbul bahaya bagi ketertiban dan ke- suatu gangguan atau untuk mencegah
amanan umum. terjadinya suatu gangguan, ini berarti
bahwa jika tindakan yang diperlukan ti-
3. Tolok Ukur Diskresi Kepolisian
dak diambil, maka sesuatu yang perlu
a. Tindakan Polri Harus Sesuai dengan dicegah akan terjadi.
Peraturan Perundang-undangan.
Polri dalam menjalankan tugas dan c. Tindakan itu harus patut dan masuk
wewenang khususnya dalam melakukan akal dan termasuk dalam linkungan
diskresi tidak boleh bertentangan den- jabatannya
gan peraturan perundang-undangan
Pekerjaan polisi manapun adalah
­namun jika perbuatan dikresi yang di-
memelihara hukum dan ketertiban, leb-
ambil lebih bermanfaat dan me­ ngu­
ih khusus lagi memerangi kejahatan
ntungkan kepentingan umum, maka
dalam masyarakat, demikian juga polisi
peraturan perundang-undangan terse-
di Negara Republik Indonesia, walau-
but dapat dikesampingkan. Yang dimak-
pun tugas dan wewenang serta hal yang
sud dengan perundang-undangan disini
akan dilakukannya telah dirumuskan
adalah semua peraturan yang dibuat
oleh prosedur hukum secara rinci, na-
oleh suatu badan pemerintahan yang di-
mun pada waktu yang sama pihak ke-
beri kekuasaan untuk membuat un-
polisian telah dihadapkan kepada kebu-
dang-undang, misalnya peraturan pe­
tuhan untuk mengambil keputusan dan
merintah, peraturan pemerintah daerah
mengambil tindakan yang bersifat spon-
seperti provinsi, kabupaten dan kota
tan yang bertentangan dengan prosedur
praja, kode etik profesi Polri dan ter-
hukum, maka ketertiban akan tergang-
maksud pula petunjuk lapangan dan pe-
gu, dengan posisi tersebut pihak kepoli-
tunjuk tekhnis untuk Polri. Dapaun
sian akan menimbulkan bermacam-ma-
aturan yang lebih spesifik sebagai pedo-
cam tuntutan yaitu disatu pihak diikat
man oelh kepolisian dalam melak-
oleh prosedur hukum, sedangkan dipi-
sanakan diskresi adalah UU No. 2
hak lain untuk bergerak bebas sehingga
­Tahun 2002 Tentang Kepolisian, Kitab
bisa melakukan tugas memelihara keter-
Undang-Undang Hukum Pidana (KU­
tiban dengan baik.
5
Sadjijono, Memahami Hukum Kepolisian, .Op.Cit.
hlm. 86.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 497


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 489~500

d. Tindakan atas pertimbangan yang maka tidak ada pertanggungjwaban ter-


layak berdasarkan keadaan memaksa hadap anggota kepolisian, baik itu tang-
Ketentuan yang mengatur tentang gungjawab pidana, tanggungjawab kode
keadaan memaksa (overmact) atau ses- etik dan tanggung jawab disiplin, kare-
uatu yang tidak dapat dihindari diatur na tindakanya tersebut sudah sesuai
dalam Pasal 48 dan Pasal 49 KUHP. dengan aturan dan mempunyai dasar
Dalam penegakan hukum di lapangan, hukum, sehingga itu menjadi alasan
pihak polisi tidak dapat dituntut atau ti- pembenar dan meniadakan sifat perbua-
dak dapat dihukum bila pihak polisi tan melawan hukum yang ada dalam
melakukan perbuatan karena keadaan tindakan kepolisian tersebut.
terpaksa oleh sesuatu kekuasaan yang b. Tindakan Yang Tidak Sesuai Pro­
tidak dapat dihindarkan atau terpaksa sedur Atau Melebihi Wewenang
untuk mempertahankan diri atau kare- Diskresi kepolisian tidak dirumus-
na menjalankan peraturan perundang- kan batasan-batasannya, unsur dan kri-
undangan atau untuk menjalankan per- terianya, maka penggunaan diskresi ke-
intah jabatan yang diberikan oleh kuasa polisian ini rentan adanya tindakan
yang berhak akan itu, keadaan terpaksa penyalahgunaan wewenang dan tinda-
ini diartikan, baik paksaan batin, lahir, kan sewenang-wenang. Oleh karena dis-
rohani maupun jasmani. kresi kepolisian digunakan dalam rang-
e. Tindakan harus menghormati Hak ka menjalankan fungsi pemerintahan
Asasi Manusia dan sangat ditentukan oleh perilaku se-
Hak Asasi Manusia (HAM) yang tiap anggota kepolisian selaku aparatur
harus ditegakkan dan dihormati oleh pemerintahan, maka didalam mengam-
polisi itu berakar dari HAM yang men- bil tindakan dan penilaian harus tetap
galir dari visi moral, bukan dari visi hu- berdasar pada undang-undang dan hak
kum yang harus difilter dulu berlakun- asasi manusia, tidak bertentangan den-
ya melalui filosofi, sosiologi dan hukum gan asas-asas umum pemerintahan yang
nasional. HAM yang mengalir dari visi baik dan bertumpu pada good gover-
moral berlaku universal, sangat men- mance, sehingga penggunaan wewenang
dasar dan tidak akan tercabut oleh den- diskresi tidak bisa hanya menggunakan
gan cara apapun, karenanya baik sudah pendekatan kekuasaan, akan tetapi har-
atau belum diratifikasi HAM jenis ini us mempertimbangkan hak asasi manu-
harus ditegakan dan dihormati oleh sia dan fungsi kepolisian yang melekat
polisi diseluruh dunia, utamanya yang pada eksistensi lembaga kepolisian.
terkait dengan tindakan menurut pe- Tindakan penyalahgunaan wewe­
nilaiannya sendiri atau diskresi yang di- nang atau kelalaian dalam pelaksanaan
lakukan oleh pejabat kepolisian di tugas khususnya dalam m­ e­
lakukan di-
­lapangan. kresi, jika merugikan pihak lain atau
4. Tanggung Jawab Dalam Diskresi Ke­ petugas kepolisian itu karena salah satu
polisian kelalaiannya h­arus mempertanggung-
jawabkan dan mendapat hukuman ses-
a.
Tindakan yang sesuai prosedur/
uai d
­ engan sistem hukum atau norma
aturan hukum
yang dilanggar. Pertanggung jawaban
Dalam hal tindakan kepolisian yang itu dapat dilihat dari beberapa segi,
sesuai dengan prosedur atau sesuai den- ­yaitu:
gan ketentuan peraturan perundang, 1. Hukuman Pidana

498 IUS Kajian Hukum dan Keadilan


Joko Rudiantoro | Diskresi Kepolisian Dalam Mengatasi Tindakan Anarki Di Masyarakat................
Setiap anggota polisi yang melaku- dak boleh melanggar kode etik pro-
kan perbuatan pidana diselesaikan fesi Polri. Kode etik profesi Polri ini
melaui Peradilan Umum, sesuai den- merupakan pedoman perilaku dan
gan ketentuan dalam Pasal 29 ayat sekaligus pedoman moral bagi ang-
(1) Undang-undang Nomor 2 Ta- gota polisi, sebagai upaya pemulihan,
hun 2002 tentang Kepolisian Negara yang berfungsi sebagai pembimbing
Republik Indonesi dan Peraturan pengabdian, sekaligus sebagai pen-
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 gawas setiap anggota agar terhindar
tentang Pelaksanaan Teknis Instuti- dari pebuatan tercela dan penyalah-
sional Peradilan Umum bagi anggota gunaan wewenang, jadi sikap dan
Polri. perilaku anggota Polri secara moral
2. Hukuman Disiplin terikat oleh kode etik profesi Polri.

Setiap anggota polisi yang melakukan KESIMPULAN


pelanggaran disiplin disidang melalui
siding disiplin, sebagaimana diatur Dasar hukum yang memberikan Ke-
dalam Peraturan Pemerintah Nomor wenangan pada pihak Kepolisian Dalam
2 Tahun 2003 tentang Peraturan Di- Melakukan Diskresi. diantaranya adalah
siplin Anggota Polri. Di kepolisian Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 ten-
tidak ada batas yang jelas antara ke- tang Kepolisian Negara Republik Indone-
hidupan pribadi dengan kehidupan sia, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
di pekerjaan, apalagi tuntutan ma- (KUHP), Kitab Undang-Undang Hukum
syarakat akan peran kepolisian pada Acara Pidana (KUHAP), Peraturan Kapolri
semua kegiatan masyarakat sangat (Perkap) No. 1 Tahun 2009 Tentang Peng-
besar dan tidak mengenal waktu. gunaan Kekuatan Dalam Tindakan Kepoli-
Seorang anggota polisi yang sedang sian, Prosedur Tetap (Protap) /01/x/2010
tidak bertugas, tetap dianggap se- Tentang Penanggulangan Tindakan Anar-
bagai sosok polisi yang selalu siap ki, Standar Operasional Prosedur Kepoli-
memberikan perlindungan kepada sian (SOP).
masyarakat, jadi disiplin di sini juga
Tolok ukur kewenangan Polri dalam
mengatur tata kehidupan anggota
melakukan diskresi kepolisian untuk men-
polisi selaku pribadi dalam kehidu-
gatasi tindakan anarki di masyarakat
pan masyarakat.
adalah tindakan tersebut harus sesuai den-
3. Kode Etik Profesi gan peraturan perundang-undangan. Se-
Pelanggaran terhadap etika pro- lain tolok ukur dalam ketentuan peraturan
fesi diselenggarakan melalui siding perundang-undangan di atas, tolok ukur
Komisi Kode Etik Polri, hal ini dia- diskresi kepolisian juga berupa: tindakan
tur dalam Pasal 35 ayat (1) Undang- yang selaras dengan kewajiban hukum
Undang Nomor 2 Tahun 2002 dan yang mengharuskan dilakukan tindakan
Keputusan Kapolri No. Po. : Kep/33/ jabatan; tindakan itu harus patut dan ma-
VII/2003 Tentang Tata Cara Si- suk akal termasuk dalam lingkup jabatan;
dang Kode Etik Polri. Pihak kepoli- tindakan atas pertimbangan layak ber-
sian dalam melaksanakan tugas dan dasarkan keadaan memaksa; tindakan har-
wewenangnya yang begitu luas ti-
­ us menghormati hak asasi manusia.
Daftar Pustaka
Achmad Ali, Perubahan Masyarakat, Penegakan Hukum, Lembaga
Penerbit Universitas Hasanuddin , Ujung Pandang, 1988

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 499


Jurnal IUS | Vol II | Nomor 6 | Desember 2014 | hlm 489~500

Bambang Sunggono, “ Metodologi Penelitian Hukum” Cet.2 Radja


Grafindo Persada, Jakarta, 1998,
Burhanuddin lopa, Dalam Seminar “Profesionalisme Polri’ A.M’
Fatwa, Wakil Ketua MPR RI. sebagai Nara sumber Seminar “
Profesionalisme Polri “.., Jakarta22 Nopember 1998
Hadjon, Philipus M, Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik (Normatif)
Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, 1999.
H.R. Abdussalam, Hukum Kepolisian sebagai hukum positif dalam
disiplin hukum dan Undang - Undang Nomor.2 Tahun
2002, Tentang Kepolisian, PTIK, Jakrta , 2011
Harcfa W Bachtiar, Ilmu kpolisian - Suatu Cabang llmu Pengetahuan
Yang baru , Jakarta 1994.
Soerjono Soekanto, ‘ Pengantar Penelitian Hukum”, UI Perss, Jakarta,
1982,
Ibrahim Jonny, Teori Dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Banyu
Media, Malang, 2005
Sadjijono, Fungsi Kepolisian Dalam Melaksanakan Good Governance,
Laksbang, Yogyakarta 2005
Peraturan Perundang-undangan
UUD 1945
UU No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
2. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4168
UU No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ( KUHP )
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP ) Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 8. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 8250
Perkap No.1 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Kekuatan Dalam
Tindakan Kepolisian
Protap/01/X/2010 Tentang Penanggulangan Anarki

500 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Anda mungkin juga menyukai