Anda di halaman 1dari 20

Identifikasi Risiko Berdasarkan Aktivitas dan Sumber Risiko pada Tahap Pelaksanaan

No.
No. Aktivitas
Risiko

A. Proses Pelelangan 1

Perubahan kebijakan
penanggungjawab proyek
B. 6
dan adanya masukan dari
pihak terkait

10

Persiapan pekerjaan dan


C. 11
pengukuran lapangan

12

13
14
15

Relokasi pedagang selama


D. masa pelaksanaan 16
pekerjaan
Penggunaan alat-alat berat
E. selama pelaksanaan 17
pekerjaan

18

19

20
Pelaksanaan penggalian
F. 21
untuk lantai basement
22
23
24
25
26

27

Pembangunan pondasi
G. bored-pile sebagai 28
pengaman bangunan

29

Penyediaan material yang


H. akan digunakan selama 30
pelaksanaan pekerjaan

31

32
33
34

Pengaturan lalu lintas


I. kendaraan dan bahan 35
keluar masuk lokasi proyek

36

37

Pelaksanaan pekerjaan
J. struktur utama bangunan 38
dan pekerjaan arsitektural
39
40

41

42
43
44

45

46

47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

Penyesuaian volume
K. 58
pekerjaan di lapangan

59

L. Pembayaran pekerjaan 60

61

Pelaksanaan pekerjaan
M. 62
mekanikal dan elektrikal

63

Pengaturan arus kendaraan


N. yang keluar masuk Pasar 64
Badung
Pengaturan tata parkir
O. 65
kendaraan
Kerusakan yang Terjadi
P. 66
Saat Pelaksanaan Proyek

67
Risiko Berdasarkan Aktivitas dan Sumber Risiko pada Tahap Pelaksanaan

Identifikasi
Kategori Risiko
Risiko

Kontraktor yang memenangkan pelelangan tidak dapat


mempertanggungjawabkan harganya yang sangat murah / di
Keuangan
bawah harga pasar dan mengalami kerugian pada saat pelaksanaan
Proyek

Tidak layaknya seluruh peserta lelang karena syarat-syarat dari


Unit Layanan Pengadaan yang sulit dipenuhi oleh kontraktor Perencanaan
sehingga mengakibatkan gagal lelang
Syarat-syarat lelang yang sulit dan hanya dapat dipenuhi oleh
perusahaan-perusahaan tertentu, sehingga timbul persaingan tidak Perencanaan
sehat
Adanya kesepakatan bawah tangan antara peserta lelang dan
oknum Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk memenangkan Kriminal
perusahaan tertentu
Waktu pelelangan yang sedikit karena proyek harus segera
berjalan yang mengakibatkan pemeriksaan terhadap dokumen Perencanaan
lelang tidak teliti dan rawan terjadi kesalahan pemeriksaan

Terjadinya perubahan penanggung jawab pembangunan dari


Politis
Dinas PUPR ke Disperindag

Berita-berita dimedia massa yang bersifat kontra produktif


Politis
terhadap pelaksanaan Pembangunan Pasar Badung
Kurangnya koordinasi antar instansi dalam pengambilan
Politis
keputusan yang mempengaruhi pengerjaan proyek.
Adanya perubahan prioritas pengerjaan proyek dalam tahun
Politis
anggaran yang mempengaruhi tahapan pengerjaan proyek.
Adanya konflik kepentingan antara instansi yang terkait dengan
Politis
Pembangunan Pasar Badung
Pengukuran lapangan (uitzet) untuk menentukkan posisi, titik,
Proyek
garis dan ketinggian tidak sesuai dengan spesifikasi.
Terjadi kesalahan pada saat pengukuran dengan pesawat ukur
Proyek
(teodolit).
Adanya perbedaan interpretasi dokumen kontrak antara owner
Proyek
dengan kontraktor.
Ketidaksesuaian gambar dan spesifikasi teknis. Teknis
Perbedaan hasil pengukuran kualitas dan kuantitas pekerjaan
Teknis
dengan kondisi aktual di lapangan.

Adanya penolakan dari para pedagang yang akan direlokasi


Politis
dengan adanya pembangunan Pasar Badung
Terjadinya kontaminasi tanah, polusi dan kebisingan yang
Lingkungan
mengganggu selama pelaksanaan Pembangunan Pasar Badung

Sulitnya akses masuk bagi alat berat yang akan digunakan selama
Lingkungan
pelaksanaan proyek.
Peralatan yang digunakan terutama alat berat dan kendaraan
pengakut tanah sisa galian tidak mencukupi sehingga Teknis
menghambat pekerjaan
Terjadinya kecelakaan akibat penggunaan alat berat. Keselamatan
Adanya kerusakan bangunan sekitar akibat pengerjaan proyek. Lingkungan
Adanya longsoran tanah pada saat penggalian lantai basement. Alami
Kurangnya pagar pengaman proyek yang dapat menyebabkan
Keselamatan
kecelakaan terutama bahaya terjatuh saat penggalian basement.
Muka air tanah yang tinggi pada galian basement. Alami
Adanya mata air pada galian basement. Alami
Adanya rembesan air Tukad Badung selama pengerjaan proyek,
Alami
khususnya pada saat pengerjaan lantai basement.
Adanya ceceran tanah bekas galian pada saat pengangkutan keluar
Lingkungan
lokasi proyek.

Adanya kerusakan bangunan sekitar (ruko-ruko milik pribadi)


Lingkungan
akibat proses konstruksi

Bored Pile tidak jadi dipasang diganti dengan dinding penahan


Teknis
tanah untuk mempercepat waktu pelaksanaan Proyek

Terjadinya eskalasi atau kenaikan harga bahan bangunan selama


Ekonomi
masa pelaksanaan proyek akibat erupsi Gunung Agung

Terlambatnya pasokan material karena kelangkaan yang terjadi


Proyek
akibat erupsi Gunung Agung
Kontraktor tidak mengajukan contoh material untuk disetujui
Proyek
terlebih dahulu oleh konsultan pengawas.
Pengadaan material yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis. Proyek
Hilangnya material dan peralatan kerja selama berlangsungnya
Kriminal
proyek.

Terganggunya kelancaran pekerjaan akibat tingginya tingkat


Lingkungan
kepadatan lalu lintas di sekitar lokasi pembangunan.

Adanya keluhan dari warga karena terganggunya aktivitas mereka


Lingkungan
akibat kemacetan yang terjadi.
Opini masyarakat yang apatis terhadap pembangunan Pasar
Politis
Badung.

Adanya kerusakan pada bangunan selama pengerjaan proyek


Alami
akibat bencana alam (force majeur/kahar).
Terhambatnya pekerjaan akibat cuaca (hujan). Alami
Pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor tidak sesuai dengan
Proyek
gambar dan spesifikasi teknis.
Kurangnya kualitas pekerjaan karena lemahnya pengawasan di
Proyek
lapangan.
Kurangnya kualitas pekerjaan karena tidak mengikuti dan
Proyek
melaksanakan masukan dan instruksi dari pengawas lapangan.
Tenaga kerja yang diperlukan kurang mencukupi Proyek
Personil kontraktor terutama tenaga ahli yang ditugaskan tidak
Proyek
sesuai dengan kualifikasinya.
Personil kontraktor terutama tenaga ahli yang ditugaskan jarang
Proyek
hadir di Proyek
Koordinasi antara kontraktor dan Tim Teknis tidak berjalan
Proyek
dengan baik.
Terjadinya keterlambatan Pelaksanaan proyek akibat masih
Proyek
adanya sisa pondasi Bangunan lama Pasar Badung
Produktivitas pekerja yang rendah. Manusiawi
Keterlambatan kedatangan tenaga kerja akibat libur hari raya. Manusiawi
Kelelahan akibat banyaknya pekerjaan yang dilakukan secara
Manusiawi
lembur.
Pemogokan oleh tenaga kerja. Manusiawi
Adanya pekerja yang sakit atau mengalami kecelakaan. Manusiawi
Kurangnya pengamanan di lokasi proyek. Keselamatan
Terjadinya perusakan fasilitas proyek. Kriminal
Adanya pungutan liar yang dilakukan preman. Kriminal
Pekerja tidak menggunakan alat keselamatan pada saat bekerja. Keselamatan
Kurangnya fasilitas sanitasi pada areal penampungan tenaga kerja. keselamatan

Pekerjaan tambah yang lebih besar dari 10%. Proyek

Adanya perbedaan perhitungan volume pekerjaan yang telah


Proyek
dikerjaan antara kontraktor dan konsultan pengawas.
Uang Pembayaran lama keluar akibat proses birokrasi yang cukup
Keuangan
panjang
Keterlambatan pembayaran oleh kontraktor utama kepada pihak
Keuangan
sub kontraktor.

Kekurangan pasokan daya listrik yang tersedia di lapangan Proyek

Kurang terawatnya instalasi listrik dan hidran eksisting sehingga


Proyek
menyulitkan dalam penyambungan.

Kurangnya pengaturan arus keluar masuk kendaraan yang


Lingkungan
menimbulkan kesemrawutan.

Parkir yang semrawut karena berkurangnya daya tampung parkir


Lingkungan
akibat Pelaksanaan Proyek
Kurangnya tanggung jawab dari kontraktor mengenai kerusakan-
Proyek
kerusakan yang terjadi selama masa Pelaksanaan Proyek
Tidak berfungsi/rusaknya peralatan-peralatan pengaman
teknis
Pelaksanaan Proyek, seperti hidran, pompa banjir dan lain-lain.
LAMPIRAN
Identifikasi Risiko Berdasarkan Aktivitas dan Sumber Risiko pada Tahap Pelaksanaan

PEKERJAAN PRA KONSTRUKSI

No. Identifikasi Kategori


No. Aktivitas/Pekerjaan
Risiko Risiko Risiko
A Perubahan kebijakan penanggungjawab proyek 1 Terjadinya perubahan penanggung jawab pembangunan Proyek Politis
dan adanya masukan dari pihak terkait Pembangunan Pasar Badung
B Dampak Sosial, Ekonomi dan Budaya pada 2 Berita-berita dimedia massa yang bersifat kontra produktif Politis
Masyarakat Sekitar terhadap pelaksanaan Pembangunan Pasar Badung
C Relokasi pedagang selama masa pelaksanaan 3 Kurangnya koordinasi antar instansi dalam pengambilan Politis
pekerjaan keputusan yang berkaitan dengan proyek.
D Proses Pelelangan 4 Adanya perubahan prioritas pengerjaan proyek dalam tahun Politis
anggaran yang mempengaruhi tahapan pengerjaan proyek.
E Pelaksanaan K3 Selama Berlangsungnya Proyek 5 Adanya konflik kepentingan antara instansi yang terkait dengan Politis
Pembangunan Pasar Badung
F Penggunaan alat-alat berat selama pelaksanaan 6 Masyarakat kehilangan mata pencaharian Ekonomi
G pekerjaan
Penyediaan material yang akan digunakan 7 Perkembangan ekonomi terhambat Ekonomi
selama pelaksanaan pekerjaan
H Pengaturan lalu lintas kendaraan dan bahan yang 8 Tercemarnya lingkungan sekitar akibar limbah proyek Lingkungan
keluar masuk lokasi proyek
9 Lingkungan yang kotor akibat ketidakdisiplinan tenaga kerja Lingkungan
dalam membuang sampah
10 Terjadi kecelakaan di sekitar proyek akibat kelalaian kontraktor Keselamatan
11 Runtuhnya ruko milik pribadi di samping proyek Keselamatan
12 Alat berat menabrak bangunan di sekitar proyek Keselamatan
13 Penurunan muka tanah pada bangunan di sekitar proyek Keselamatan
14 Adanya penolakan dari para pedagang yang akan direlokasi Politis
15 Opini masyarakat yang apatis terhadap pembangunan Pasar Politis
Badung.
16 Gesekan antara pedagang di lokasi relokasi akibat berebut tempat Lingkungan
strategis agar memperoleh pembeli lebih banyak
17 Kontraktor yang memenangkan pelelangan tidak dapat Keuangan
mempertanggungjawabkan harga materialnya yang sangat murah /
di bawah harga pasar
18 Dokumen lelang kontraktor tidak memenuhi syarat/lengkap Perencanaan
19 Tidak layaknya seluruh peserta lelang karena syarat-syarat dari Perencanaan
Unit Layanan Pengadaan yang sulit dipenuhi oleh kontraktor
sehingga mengakibatkan gagal lelang
20 Syarat-syarat lelang yang sulit dan hanya dapat dipenuhi oleh Perencanaan
perusahaan-perusahaan tertentu, sehingga timbul persaingan tidak
sehat
21 Waktu pelelangan yang terbatas karena proyek harus segera Perencanaan
berjalan yang mengakibatkan pemeriksaan terhadap dokumen
lelang tidak teliti dan rawan terjadi kesalahan pemeriksaan
22 Panitia pelelangan yang kurang berpengalaman Manusiawi
23 Adanya kesepakatan bawah tangan antara peserta lelang dan Kriminal
oknum Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk memenangkan
perusahaan tertentu
24 Kurangnya Alat Pengaman Diri (APD) Keselamatan
25 Kurangnya pemahaman tenaga kerja terhadap penerapan K3 Keselamatan
26 SOP yang tidak jelas tentang Keselamatan Kerja Keselamatan
27 Terjadinya polusi udara dan kebisingan yang mengganggu akibat Lingkungan
penggunaan alat berat
28 Sulitnya akses masuk bagi alat berat yang akan digunakan selama Lingkungan
pelaksanaan proyek.
29 Sulitnya pengadaan alat berat Teknis
30 Terjadinya kecelakaan kerja akibat penggunaan alat berat. Keselamatan
31 Terjadinya eskalasi atau kenaikan harga bahan bangunan selama Ekonomi
masa pelaksanaan proyek akibat bencana alam
32 Terjadinya eskalasi atau kenaikan harga bahan bangunan selama Ekonomi
masa pelaksanaan proyek akibat krisis ekonomi
33 Terlambatnya pasokan material karena kelangkaan yang terjadi Proyek
akibat bencana alam
34 Kontraktor tidak mengajukan contoh material untuk disetujui Proyek
terlebih dahulu oleh konsultan pengawas
35 Pengadaan material yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis Proyek
36 Hilangnya material dan peralatan kerja selama berlangsungnya Kriminal
proyek
37 Terganggunya kelancaran pekerjaan akibat tingginya tingkat Lingkungan
kepadatan lalu lintas di sekitar lokasi pembangunan.
38 Kurangnya pengaturan arus keluar masuk kendaraan yang Lingkungan
menimbulkan kesemrawutan.
39 Parkir yang semrawut karena berkurangnya daya tampung parkir Lingkungan
akibat Pelaksanaan Proyek
40 Adanya keluhan dari warga karena terganggunya aktivitas mereka Lingkungan
akibat kemacetan yang terjadi.

PEKERJAAN ARSITEKTURAL DAN STRUKTUR KONVENSIONAL

I.1 PEKERJAAN BANGUNAN UTAMA 1 Pengukuran lapangan (uitzet) untuk menentukkan posisi, titik, Proyek
garis dan ketinggian tidak sesuai dengan spesifikasi.
A Pekerjaan Persiapan 2 Terjadi kesalahan pada saat pengukuran dengan pesawat ukur Proyek
(teodolit).
B Pekerjaan Basement II 3 Adanya perbedaan interpretasi dokumen kontrak antara owner Proyek
dengan kontraktor.
C Pekerjaan Basement I 4 Kekurangan pasokan daya listrik yang tersedia di lapangan Proyek
D Pekerjaan Lantai Dasar 5 Pekerja tertimpa dinding beton basement eksisting pada saat Proyek
pembongkaran
E Pekerjaan Lantai Satu 6 Kurangnya pagar pengaman proyek yang dapat menyebabkan Keselamatan
kecelakaan terutama bahaya terjatuh saat penggalian basement
F Pekerjaan Lantai Dua 7 Terjadi kerusakan pompa pada saat pengeringan air (dewatering) Keselamatan

G Pekerjaan Lantai Tiga 8 Adanya kerusakan bangunan sekitar (ruko-ruko milik pribadi) Lingkungan
akibat proses konstruksi
9 Tower Crane terlambat datang akibat terkendala mobilisasi ke Proyek
lokasi proyek
I. 2 PEKERJAAN KORI I (ENTRANCE 10 Adanya kerusakan bangunan sekitar akibat penggalian basement Lingkungan
UTAMA)
A Pekerjaan Beton dan Struktur 11 Adanya ceceran tanah bekas galian pada saat pengangkutan keluar Lingkungan
lokasi proyek
B Pekerjaan Pasangan Dinding 12 Adanya longsoran tanah pada saat penggalian lantai basement Alami
C Pekerjaan Finishing 13 Adanya rembesan air selama pengerjaan lantai basement Alami
14 Adanya kerusakan pada bangunan selama pengerjaan proyek Alami
akibat bencana alam (force majeur/kahar).
I. 3 PEKERJAAN KORI II 15 Terhambatnya pekerjaan akibat cuaca (hujan). Alami
A Pekerjaan Beton dan Struktur 16 Kurangnya kualitas pekerjaan karena tidak mengikuti dan Proyek
melaksanakan masukan dan instruksi dari pengawas lapangan.
B Pekerjaan Pasangan Dinding: 17 Personil kontraktor terutama tenaga ahli yang ditugaskan tidak Proyek
sesuai dengan kualifikasinya.
C Pekerjaan Finishing: 18 Koordinasi antara kontraktor dan Tim Teknis tidak berjalan Proyek
dengan baik
19 Terjadinya keterlambatan Pelaksanaan proyek akibat masih Proyek
adanya sisa pondasi Bangunan lama Pasar Badung
I. 4 PEKERJAAN DROP OFF 20 Kelelahan akibat banyaknya pekerjaan yang dilakukan secara Manusiawi
lembur
A Pekerjaan Beton dan Struktur 21 Pemogokan oleh tenaga kerja. Manusiawi
B Pekerjaan Pasangan Dinding 22 Terjadinya perusakan fasilitas proyek. Kriminal
C Pekerjaan Finishing 23 Adanya pungutan liar yang dilakukan preman. Kriminal
D Pekerjaan Plafond 24 Pekerja tidak menggunakan Alat Pengaman Diri (APD) pada saat Keselamatan
bekerja.
25 Kurangnya fasilitas sanitasi pada areal penampungan tenaga kerja. keselamatan

I. 5 PEKERJAAN DPT DAN PENATAAN SITE S 26 Pekerja terluka akibat terkena material/peralatan yang terjatuh dari Keselamatan
lantai atas
A Pekerjaan Tanah dan Pondasi 27 Pekerja terluka akibat terjatuh dari lantai atas akibat kurangnya Keselamatan
alat pengaman diri (jaring pengaman dan lain-lain)
B Pekerjaan Beton 28 Turun hujan yang mengakibatkan pekerjaan Beton tertunda Alami
C Pekerjaan Finishing 29 Kelangkaan pasir yang menyebabkan harga melambung tinggi Ekonomi
D Pekerjaan Penanaman 30 Mobilisasi yang sulit sehingga beton datang terlambat Teknis
31 Kualitas beton kurang akibat pekerja kurang terampil/material Teknis
tidak sesuai
32 Dinding miring akibat pekerja tidak terampil Manusiawi
33 Pemadatan tanah untuk basement kurang sehingga permukaan Teknis
lantai turun di beberapa tempat/tidak rata
34 Material kayu mengembang/menyusut akibat kayu basah/belum Teknis
kering sempurna
35 Material aluminium cepet rusak/terlepas dari tempatnya akibat Teknis
kualitas di bawah standar yang ditentukan
36 Pintu dan jendela yang sudah terpasang rusak akibat terkena Teknis
material/peralatan pekerjaan finishing
37 Beberapa pekerjaan yang sudah terpasang rusak/roboh akibat Alami
gempa bumi
38 Terjadi kebocoran dinding akibat pekerja pekerjaan waterproofing Manusiawi
tidak terampil
39 Perubahan desain drop off yang tidak disertai dengan perhitungan Teknis
ulang struktur dapat mengakibatkan struktur basement yang
menyangga drop off runtuh
40 Perubahan desain drop off yang tidak disertai dengan perhitungan Teknis
ulang struktur dapat mengakibatkan struktur basement yang
menyangga drop off runtuh

PEKERJAAN STRUKTUR PRESTRESS

II. 1 Pekerjaan Turap dan Capping Beam 1 Kedatangan beton prestress yang terlambat akibat kejadian tidak Lingkungan
terduga
A Pekerjaan Pre Borred Pondasi Turap Pancang 2 Kerusakan beton prestress akibat proses pengiriman Lingkungan
sampai dengan kedalaman -12m
B Pengadaan Material Tiang Pancang Kotak 40cm 3 Kerusakan beton prestress akibat proses pemasangan Teknis

C Pekerjaan Pemancangan Tiang Pancang dan 4 Kesalahan perhitungan pada beton prestress yang mengakibatkan Teknis
Mob-dmob Peralatan bangunan runtuh
D Pekerjaan Capping Beam Uk. 40cm x 80cm 5 Tiang Pancang rusak akibat kecelakaan pada proses Teknis
pendistribusian dari pabrik ke lokasi proyek
II. 2 PEKERJAAN PERSIAPAN 6 Dimensi/ukuran tiang pancang tidak sesuai dengan dokumen Teknis
perencanaan yang mengakibatkan kesulitan pada saat pemasangan
tiang pancang
A Sewa Crane Tadano 50 Ton Selama 3 Bulan 7 Terjadi longsor dan muncul air tanah pada galian Pondasi Turap Teknis
Pancang
II. 3 PEKERJAAN BALOK PRESTRESS BLOK 8 Pekerja tertimpa tiang pancang Keselamatan
A Lantai Basement I 9 Tiang pancang rusak akibat proses pemancangan yang salah Teknis
B Lantai Dasar 10 Keterlambatan mobilisasi peralatan pemancangan (crane) Proyek
C Lantai Satu 11 Tiang pancang tidak sesuai mutu yang direncanakan Teknis
D Lantai Dua 12 Pekerja terluka akibat terkena material/peralatan yang terjatuh dari Keselamatan
lantai atas
E Pekerjaan Lain-lain 13 Pekerja terluka akibat terjatuh dari lantai atas akibat kurangnya Keselamatan
alat pengaman diri (jaring pengaman dan lain-lain)
II. 4 PEKERJAAN LANTAI PRESTRESS HCS
BLOK
A Lantai Basement I
B Lantai DASAR
C Lantai SATU
D Lantai DUA

PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, DAN PLUMBING

III. 1 PEKERJAAN ELEKTRIKAL 1 Kurang terawatnya instalasi listrik dan hidran eksisting sehingga Proyek
menyulitkan dalam penyambungan.
A SAMBUNGAN DAYA LISTRIK PLN (Sistem 2 Kabel induk PLN Sulit diakses Teknis
TM 20 kV):
B PEKERJAAN PANEL TEGANGAN 3 Terdapat libur panjang hari raya dan pegawai PLN libur sehingga Manusiawi
MENENGAH: pemasangan tertunda
C PEKERJAAN TRANSFORMATOR: 4 Kabel belum tersambung dengan benar sehingga listrik tidak Teknis
tersalur ke panel yg lebih kecil
D PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH 5 Tegangan yang dikeluarkan transformator tidak sesuai dengan Teknis
spesifikasi rencana (terlalu rendah/terlalu tinggi)
E PEKERJAAN KABEL TEGANGAN 6 Kesalahan perhitungan tegangan yang diperlukan sehingga Teknis
MENENGAH: menyebabkan mati listrik
F PEKERJAAN KABEL TEGANGAN RENDAH 7 Tegangan listrik tidak tersambung ke Panel Tegangan Rendah Teknis
akibat kesalahan pemasangan kabel
G PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN 8 Kabel terbakar akibat pemasangan yang tidak sesuai dengan Teknis
DAN STOP KONTAK: spesifikasi perencanaan, sehingga kabel tidak kuat dengan
tegangan yang ada
H PEKERJAAN RAK KABEL: 9 Material pecah/rusak akibat terkena material/peralatan pekerjaan Proyek
finishing lainnya
I PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAL 10 Spesifikasi material MEP tidak sesuai dengan dokumen Teknis
PETIR perencanaan
III. 2 PEKERJAAN TELEPON 11 Penangkal petir tidak terhubung ke tanah yang mengakibatkan Teknis
kebakaran pada saat terkena petir
A PEKERJAAN PERALATAN UTAMA 12 Terdapat kesalahan pemasangan pada panel utama/MDF (main Teknis
distribution frame) sehingga tidak tersambung ke Terminal
Hubung
B PEKERJAAN KABEL DISTRIBUSI 13 Kesalahan pemasangan kabel distribusi yang mengakibatkan tidak Teknis
sinkronnya pesawat telepon dengan ruang kerja
C PEKERJAAN INSTALASI TELEPON: 14 Pesawat telepon tidak sesuai dengan spesifikasi pada dokumen Teknis
perencanaan
III. 3 PEKERJAAN KABEL TRAY ELEKTRONI 15 Kabel yang terpasang pada Kabel Tray Elektronik melebihi Teknis
kapasitas yang seharusnya, sehingga kabel tidak terlindungi
maksimal
Lantai Basement II 16 Fire alarm tidak terkoneksi di beberapa tempat, sehingga tidak Teknis
bekerja secara maksimal
Lantai Basement I 17 Pada pemasangan CCTV terdapat kesalahan pemasangan pada Teknis
panel utama/MDF (main distribution frame) sehingga kamera
tidak merekam seperti seharusnya
Lantai Dasar 18 Spesifikasi kamera tidak sesuai dengan dokumen perencanaan, Teknis
sehingga menyebabkan kualitas gambar buruk (buram, hitam
putih, tidak dapat dizoom, dan lain-lain)
Lantai I 19 Terjadi kebocoran pipa air bersih pada tembok yang menyebabkan Teknis
tembok harus dibongkar untuk memperbaikinya. Hal ini
menyebabkan terhambatnya waktu penyelesaian pekerjaan

Lantai II 20 Terdapat beberapa titik pipa air bersih yang belum tersambung Teknis
sehingga air tidak mengalir
Lantai III 21 Terdapat kebocoran pada sistem air kotor yang menyebabkan bau Teknis
tak sedap
III. 4 PEKERJAAN FIRE ALARM 22 Lingkungan tercemar akibat kebocoran pipa Lingkungan
A Pekerjaan Peralatan Utama 23 Air genangan akibat kebocoran pipa menimbulkan penyakit Lingkungan
terhadap lingkungan sekitar
B Pekerjaan Instalasi Fire Alarm: 24 Pada pekerjaan ruang pompa, pekerjaan struktur tidak sesuai Teknis
dengan spesifikasi sehingga menyebabkan bangunan
miring/runtuh
III. 5 PEKERJAAN CCTV 25 Kesalahan pengukuran dimensi ruang pompa sehingga Teknis
menyebabkan pompa tidak muat
A Pekerjaan Peralatan Utama 26 Instalasi tidak sesuai dengan spesifikasi pompa sehingga Teknis
memerlukan waktu dalam penyesuaian instalasi dengan pompa
yang menyebabkan penyelesaian pekerjaan terhambat
B Pekerjaan Instalasi: 27 Kurangnya kemiringan plat beton yang dilalui air hujan kurang Teknis
sehingga menyebabkan air hujan tergenang pada plat beton.
Apabila terdapat retakan pada plat beton akan menyebabkan
kebocoran akibat air hujan yang tergenang
III. 6 PEKERJAAN PLUMBING 28 Tekanan Hydrant dan Sprinkler lebih rendah dari dokumen Teknis
perencanaan sehingga tidak bekerja secara maksimal pada saat
terjadi kebakaran
A SISTEM AIR BERSIH: 29 Terjadi kebocoran pada pipa pada instalasi pipa Hydrant dan Teknis
Sprinkler
B PERALATAN UTAMA LANTAI ATAP 30 Peralatan tata udara tidak sesuai spesifikasi pada dokumen Teknis
perencanaan sehingga menyebabkan boros listrik dan tidak ramah
lingkungan
C SISTEM AIR KOTOR & AIR BEKAS 31 Kabel tidak terpasang dengan baik mengakibatkan peralatan tata Teknis
udara tidak bekerja secara maksimal dan ruangan pengap
D RUANG POMPA 32 Spesifikasi kabel pada tata suara tidak sesuai sehingga suara yang Teknis
keluar tidak maksimal
E PEKERJAAN INSTALASI PIPA DALAM 33 Pemasangan lift dan eskalator tidak sesuai dengan gambar Teknis
GEDUNG sehingga diperlukan beberapa penyesuaian yang menghambat
penyelesaian pekerjaan
F PEKERJAAN INSTALASI PIPA HYDRANT 34 Lift dan eskalator tidak sesuai dengan spesifikasi sehingga Teknis
DAN SPRINKLER menyebabkan umur alat tidak sesuai dengan dokumen
perencanaan
G PEKERJAAN TATA UDARA (AC, EXHAUST 35 Genset tidak sesuai spesifikasi, sehingga pada saat digunakan Teknis
FAN DAN FRESH AIR) terdapat beberapa alat listrik yang tidak dapat dicover oleh gense

H PEKERJAAN TATA SUARA 36 Kesalahan pemasangan instalasi yang menyebabkan tegangan Teknis
listrik tidak tersambung
I LIFT DAN ESKALATOR 37 Genset tidak sesuai spesifikasi yang menyebabkan umur genset Teknis
lebih pendek dari pada yang direncanakan
J PEKERJAAN GENZET 38 Genset tidak sesuai spesifikasi yang menyebabkan umur genset Teknis
lebih pendek dari pada yang direncanakan

RISIKO LAINNYA

A Kerusakan yang Terjadi Saat Pelaksanaan 1 Kurangnya tanggung jawab dari kontraktor mengenai kerusakan- Proyek
Proyek kerusakan yang terjadi selama masa Pelaksanaan Proyek
B Penyesuaian volume pekerjaan di lapangan 2 Tidak berfungsi/rusaknya peralatan-peralatan pengaman teknis
Pelaksanaan Proyek, seperti hidran, pompa banjir dan lain-lain.
C Pembayaran pekerjaan 3 Pekerjaan tambah yang lebih besar dari 10%. Proyek
4 Adanya perbedaan perhitungan volume pekerjaan yang telah Proyek
dikerjaan antara kontraktor dan konsultan pengawas.
5 Uang Pembayaran lama keluar akibat proses birokrasi yang cukup Keuangan
panjang
6 Keterlambatan pembayaran oleh kontraktor utama kepada pihak Keuangan
sub kontraktor.
REKAPITULASI
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PEKERJAAN : PERENCANAAN PASAR BADUNG KOTA DENPASAR


LOKASI : JL. SULAWESI NO. 1 DENPASAR BALI
TAHUN : 2016

JUMLAH
No. URAIAN PEKERJAAN
HARGA (Rp.)

I PEKERJAAN STRUKTUR PRESTRESS


I.1 PEKERJAAN TURAP DAN CAPPING BEAM Rp. 8,337,427,924.85
I.2 PEKERJAAN BALOK PRESTRESS BLOK Rp. 22,407,111,443.27
I.3 PEKERJAAN LANTAI PRESTRESS HCS BLOK Rp. 19,026,805,312.49

II PEKERJAAN ARSITEKTURAL DAN STRUKTUR KONVENSIONAL


II.1 PEKERJAAN BANGUNAN UTAMA
- PEKERJAAN PERSIAPAN Rp. 2,834,877,727.50
- PEKERJAAN BASEMENT II Rp. 12,314,383,624.99
- PEKERJAAN BASEMENT I Rp. 5,691,671,989.42
- PEKERJAAN LANTAI DASAR Rp. 10,022,277,363.72
- PEKERJAAN LANTAI SATU Rp. 8,109,308,518.48
- PEKERJAAN LANTAI DUA Rp. 7,759,550,727.59
- PEKERJAAN LANTAI TIGA Rp. 7,637,821,185.31
- PEKERJAAN ATAP Rp. 9,241,807,799.92

II.2 PEKERJAAN KORI I ( ENTRANCE UTAMA) Rp. 386,010,133.45


II.3 PEKERJAAN KORI II Rp. 343,708,403.58
II.4 PEKERJAAN DROP OFF Rp. 502,578,713.94
II.5 PEKERJAAN DPT DAN PENATAAN SITE SISI BARAT Rp. 2,670,285,460.07

III PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING Rp. 28,754,728,397.62

REAL COST Rp. 146,040,354,726.22


PPN 10% Rp. 14,604,035,472.62
JUMLAH Rp. 160,644,390,198.85
DIBULATKAN Rp. 160,644,390,000.00
TOTAL
TERBILANG : Seratus Enam Puluh Milyar Enam Ratus Empat Puluh Empat Juta Tiga Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah

Denpasar, Desember 2016


Konsultan Perencana
PT. GAHARU SEMPANA
KSO PT. DAYA CIPTA DIANRANCANA

Wayan Gde Yasa, ST


Direktur

Mengetahui :
Menyetujui: Pengguna Anggaran
PPK Pada Kegiatan Pembuatan DED Pasar Kepala Dinas Tata Ruang Dan Perumahan
Badung Kota Denpasar Kota Denpasar
Tahun Anggaran 2016

I Ketut Dirga ST, M.Si


Ir. Made Kusuma Diputra, MT.
Pembina Pembina Utama Muda
NIP. 19670820 199103 1 007
NIP. 19581230 198610 1 002
I Ketut Dirga ST, M.Si
Ir. Made Kusuma Diputra, MT.
Pembina Pembina Utama Muda
NIP. 19670820 199103 1 007
NIP. 19581230 198610 1 002

Anda mungkin juga menyukai