Anda di halaman 1dari 2

Pada tahun 2015 Kemendikbud meluncurkan gerakan literasi sekolah.

Saat itu di sekolah saya belum ada


pergerakan yang mengarah pada kegiatan literasi sekolah. Saya berinsiatif untuk memulai kegiatan
literasi di kelas saya.

Saya berkoordinasi dengan walimurid pada awal tahun ajaran 2016 agar membekali siswa satu buku
cerita untuk diletakkan di perpustakaan kelas. Saya berkonsultasi kepada Kepala sekolah dan
mengajukan proposal kepada beberapa penerbit buku untuk mendapat buku-buku yang sesuai untuk
siswa SD.

Saat memulai kegiatan literasi di kelas saya tahun ajaran 2016-2017, saya mengajak siswa membaca
buku sebelum pelajaran. Hingga di akhir semester 1 minimal setiap siswa sudah membaca 34 buku yang
ia pinjam dari teman sekelas dan buku hasil sumbangan penerbit. Setelah saya merasa kegiatan tersebut
berhasil, dengan dukungan Kepala sekolah saya mengajak guru lain melakukan hal yang sama. Kami
membentuk paguyuban wali murid agar mudah berkoordinasi tentang program literasi sekolah. Kami
para guru dan staf SDN Gelam 2 sepakat untuk menyusun program literasi sekolah bersama-sama.
Tahun 2017 kami mulai menerbitkan majalah sekolah yang berisikan tulisan guru dan siswa. Kami
melakukan proses editing dan layouting secara mandiri. Kepala sekolah berinisiatif untuk membuat
taman baca di halaman sekolah dan membuat administrasi perpustakaan sekolah berbasis digital. Kami
para guru memantau penggunaan taman baca dan perpustakaan dengan membuat jadwal kunjungan
secara berkala.

Tantangan yang saya hadapi saat memulai program literasi di sekolah yaitu tidak semua wali kelas mau
melaksanakan kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran. Hal yang paling sulit adalah menjaga
semangat para guru dan siswa untuk tetap melakukan kegiatan literasi di kelas ditengah padatnya
materi pembelajaran dan tugas administrasi guru. Upaya yang saya lakukan yaitu berkoordinasi secara
berkala dengan kepala sekolah dan tim pengembang sekolah agar pelaksanaan program literasi sekolah
berjalan lancar. Saya juga meminta feedback dari wali murid secara tertulis untuk tulisan putra-putrinya
yang dimuat di majalah dinding dan majalah sekolah. Feedback positif dari wali murid tentang kerja
keras para guru dalam membantu siswa-siswi mengembangkan kemampuan menulisnya menjadi
semangat tersendiri bagi kami para guru dan tim pengembang sekolah.

Hingga saat ini kegiatan literasi di SDN Gelam 2 tetap berjalan dengan baik. Walaupun pada masa
pandemi, kami para guru masih terus melaksanakan kegiatan literasi melalui pembelajaran daring. Para
guru juga terus memotivasi siswa membuat tulisan fiksi dan nonfiksi. Namun demikian kami tidak dapat
melanjutkan untuk mencetak majalah sekolah karena terkait dengan pembiayaan. Hasil karya siswa
kami publikasikan melalui majalah dinding. Beberapa karya tulis siswa kami posting di sosial media
sekolah.
Sejak tahun 2016 hingga 2020 saya aktif mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Kemdikbud, P4TK,
Seameo, dan PGRI. Saya pernah menjadi juara lomba inovasi pembelajaran, pemkalah terbaik semnas,
dan menulis di beberapa jurnal. Berbekal pengalaman tersebut saya mengajak rekan guru lain melalui
grup KKG untuk berpartisipasi dalam kegiatan serupa. Saya mendampingi rekan guru di sekolah saya dan
sekolah lain menyusun karya tulis ilmiah sesuai juknis yang diberikan. Saya membantu mengecek
plagiasi tulisan rekan guru. Kesulitan yang saya hadapi yaitu rekan guru terbiasa copy-paste tulisan dari
internet sehingga angka plagiasinya tinggi. Namun perlahan rekan-rekan mulai bisa mengembangkan
tulisan sendiri. Sejak tahun 2017-2020 rekan guru yang saya dampingi banyak yang lolos dalam kegiatan
kemdikbud. Kemampuan menulis rekan-rekan semakin meningkat, ada yang menjadi finalis inobel,
pemakalah simposium nasional, dan beberapa tulisan rekan guru lolos jurnal kemdikbud.

Anda mungkin juga menyukai