Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STATISTIK

“UJI KURSKALL WALLIS”

Oleh :

1. Lutfi Alfiandani (110421100047)


2. Haris Agung Wicaksono (110421100048)
3. M. Sofiandi (110421100050)
4. RA Wahyu Iswantoro (110421100054)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2013
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uji Non Parametrik


Statistik Non Parametrik merupakan bagian statistik yang parameter dari
populasinya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu atau memilki distribusi
yang bebas persyaratan dan variannya tidak perlu homogen. Dalam sejumlah uji
statistik nonparametrik hanya menetapkan asumsi/persyaratan bahwa observasi-
observasinya harus independen dan bahwa varibel yang diteliti pada dasarnya
harus memiliki kontinuitas. (Frisztado, 2010).
Statistic non parametrik memiliki kelebihan dan kekurangan. adapun
keuntungan dari penggunaan prosedur-prosedur dari Statistik Non Parametrik
adalah sebagai berikut:
1. Pernyataan kemungkinan yang diperoleh dari sebagian besar tes statistik
non parametrik adalah kemungkinan yang eksak. Dimana tes non
parametrik menggangap bahwa distribusi yang mendasarinya dalah
kontinyu sama dengan anggapan yang dibuat tes-tes parametrik.
2. Terdapat tes-tes Statistik Non Parametrik untuk mengarap sampel-sampel
yang terdiri dari observasi-observasi dari beberapa populasi yang berlainan,
selain itu statistik non parametrik dapat digunakan pada sampel yang sifat
distribusinya tidak diketahui secara pasti.
3. Tes- tes Statistik Non Parametrik dapat menggarap data yang berupa
rangking dan data yang skor-skornya sepintas memilkik kekuatan rangking.
Selain itu juga dapat menggarap data berupa klasifikasi semata yang diukur
dalam skala nominal.
4. Tes-tes Statistik Non Parametrik lebih muda dipelajari dibandingkan
dengan Parametrik, dan juga memiliki kemungkinan untuk digunakan
secara salah juga kecil karena memerlukan asumsi dalam jumlah minimum.
(Frisztado, 2010)
Sedangkan kekurangan dari pengunaan prosedur-prosedur model
Statistik Non Parametrik adalah :
1. Penggunaan Statistik Non Parametrik akan menjadi penghamburan data jika
data memenuhi syarat model statistik parametrik,
2. Belum ada satu pun dalam metode Statistik Non Parametrik untuk mengukur
interaksi-interaksi dalam model analisis varian,
3. Penggunanaan Statistik Non Parametrik memerlukan banyak tenaga serta
menjemukan.
(Frisztado, 2010)
asumsi-asumsi yang jauh tidak mengikat di bandingkan dengan uji
parametrik. Kapankah metode nonparametrik seharusnya dipakai, yaitu:
1. Apabila ukuran sample demikian kecil sehingga distribusi statistika
pengambilan sample tidak mendekati normal, dan apabila tidak ada asumsi
yag dapat dibuat tentang bentuk distribusi normal yang menjadi sumber
sample.
2. Apabila digunakan data peringkat atau ordinal(data ordinal hanya
memberikan informasi tentang apakah suatu item lebih tinggi, lebih rendah
atau sama dengan ite lainnya, data ini sama sekali tidak menyatakan ukuran
perbedaan
3. Apabila data nominal digunakan. Data nominal adalah data dimana sebutan
seperti laki-laki atau perepuan diberikan kepada item dan tidak ada implikasi
didalam sebutan tersebut bahwa item yang satu lebih tinggi atau lebih rendah
daripada item lainnya.

2.2 Kruskal Wallis


Uji Kruskal-Wallis, sering pula disebut Uji H Kruskal Wallis, adalah
rampatan uji jumlah rang (dwi sampel Wilcoxon) untuk sejumlah sampel k > 2.
Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis Ho bahwa k sampel bebas berasal dari
populasi yang sama. Diperkenalkan di tahun 1952 ole W.H. Kruskal dan W.A.
Wallis, uji ini merupakan padanan cara non parametrik untuk menguji kesamaan
rataan dalam analisis variansi ekafaktor bila ingin mengehindari anggapan bahwa
sampel berasal dari populasi normal. Jika dari populasi yang sama, maka rata-
rata ke-k sampel tersebut tentu relatif sama atau tidak berbeda secara signifikan
(Walpole&Mayer, 1995).
Analisis varians satu-arah berdasarkan peringkat Kruskal Wallis yaitu
teknik non parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis nol yang
menyatakan bahwa beberapa sampel telah ditarik dari populasi populasi
yang sama atau identik. Dan apabila kasus yang diselidiki hanya dua sampel,
maka uji Kruskal Wallis setara dengan uji Mann-Whitney. Uji Kruskal Wallis
memanfaatkan informasi yang lebih banyak ketimbang yang digunakan
pada uji median. Kruskal Wallis juga merupakan uji yang paling tidak berasal
dari pengukuran yang menggunakan skala ordinal.
Asumsi-asumsi:
1. Data untuk analisis terdiri atas k sampel acak berukuran n1, n2,...,nk.
2. Pengamatan-pengamatan bebas baik di dalam maupun di antara sampel-
sampel.
3. Variabel yang diamati kontinyu.
4. Skala yang digunakan setidaknya ordinal.
5. Populasi populasi identik kecuali dalam hal lokasi yang mungkin
berbeda untuk sekurang-kurangnya satu populasi.
Hipotesis-hipotesis:
H0 : Ke-k fungsi distribusi populasi identik (M1, M 2,…. M c )
H1 : Tidak semua dari ke-k populasi memiliki median yang sama
Dalam hal ada beberapa pengamatan yag sama , berikan perngkat rata
ratanya. Lambangkan jumlah peringkat dalam contoh ke-I dengan Ri.
Selanjutnya perhatikan rumus dibawah ini:


Yang dapat dihampiri dengan sangat baik oleh sebaran khuadrat-kuadrat
dengan K-1 derajat bebeas bila H0 benar dan bila setiap contoh sekrang-
kurangnya terdiri atas 5 pengamatan. Perhatikan bahwa nilai bagi H adalah

Dengan R1 bernilai, r1. R2 bernilai r2 dan demikian seterusnya.


Kenyataan bahwa nilai h besar bila contoh-contoh itu berasal dari populasi yang
tidak identic memungkinkan kita untuk membuat kriteria keputusan bagi
pengujian H0:
Uji kruskal wallis. Untuk menguji hipotesis nol H0 bahwa k contoh itu
berasal dari populasi yang identic. Hitunglah

∑ ditolak pada taraf nyata α ; sedangkan bila h

jatuh diluar wilayah kritis, terima H0.


Bila h jatuh dalam wilayah kritik h > dengan v=k-1 derajat bebas.
Maka H0.
BAB II
CONTOH SOAL

Dalam percobaan untuk menentukan system peluru kendali mana yang lebih
baik, dilakukan pengukuran pada laju pembakarannya. Datanya setelah dikodekan,
diberikan dalam table. Gunkan uji kruskal wallis dan taraf nyata α = 0,05 untuk
menguji hipotesa bahwa laju pembkaran bahan bakar sama untuk ketiga system
tersebut.
Tabel 2.1
Data system peluru kendali
System peluru kendali
1 2 3
24.0 23,2 18,04
16.7 19,8 19,1
22.8 18,1 17,3
19.8 17,6 19,7
18,9 20,2 18,9
17,8 18,8
19,3
Jawab :
1. H0 : µ1 = µ2 = µ3
2. H1 : ketiga populasi minimal terdapat satu perpedaan
3. Α = 0,05
4. Wilayah titik : h > X2 0,05 = 5,991
5. Perhitungan : dalam table kita ubah pengamatan itu menjadi peringkat dan
kemudian menjumlahkan semua peringkat untuk masing-masing system.
System peluru kendali
1 2 3
19 18 7
1 14,5 11
17 6 2,5
14,5 4 13
9,5 16 9,5
R1 = 61 5 8
R2=63,5 12
R3=65,5

Sekarang, dengan mensubtitusikan N1 = 5. N2 = 6, N3 = 8, r1 = 61, r2 = 63,5 dan r3 =


65,5. Maka kita memperoleh nilai statistic uji H yaitu

6. Keputusan : karena h = 1,66 tidak jauh dalam wilayah kritiknya, yaitu h > 5,991.
Berarti kita tidak mempunyai bukti yang cukup untuk menolak hipotis bahwa laju
pembakaran bahan bakar sama untuk ketiga system peluru kendali itu.
BAB III
CONTOH SOAL DARI JURNAL

Uji Kruskal Wallis digunakan untuk mencari tingkat kepuasan konsumen dari
berbagai dimensi yang dilakukan dengan menggunakan rata-rata hitung. Dari 315
responden terdapat 17 kuesioner yang rusak dan sebab itu tidak dapat digunakan.
Dengan demikian didapat 298 kuesioner yang dapat diolah dengan metode Kruskall
Wallis..Adapun data dari kuesioner yang akan dianalisa adalah:
1.Penilaian responden secara umum terhadap kelima dimensi
2.Penilalan responden pria terhadap kelima dimensi
3.Penilaian responden wanita terhadap kelima dimensi
4.Penilaian responden yang telah bekerja terhadap kelima dimensi
5.Penilaian responden yang masih bersekolah
(SD,SLTP,SLTA,Universitas/Diploma) Terhadap kelima dimensi
6.Penilaian responden yang berpendapatan dibawah UMR terhadap kelima
dimensi
7.Penilaian responden yang berpendapatan diatas UMR terhadap kelima dimensi
Hipotesis
Uji Kruskal Walls digunakan untuk menguji ada tidak nya perbedaan yang
nyata dalam tingkat kepuasan atas berbagai dimensi.
Ho:Rata-rata tingkat kepuasan dari kelima dimensi sama
Hi:Rata-rata tingkat kepuasan dari kelima dimensi berbeda
Tabel 3.1 Penilaian Ressponden
Tabel 3.2 Test Statistic

Dari hasil perhitungan output dari uji Kruskal Wallis diatas dapat di
interpretasikan sebagai berikut:
a. Berdasarkan statistic hitung dan statistic tabel.
1. Dari tabel output diatas terlihat bahwa statistic hitung Kruskal Wallis (sama
dengan perhitungan Chi-Square) adalah 224,390 (umum), 89,492 (pria),
139,179 (wanita), 120,977 (bekerja), 86,809 (sekolah), 60,218 (dibawah
UMR),168,721(diatasUMR).
2. Dengan melihat tabel Chi-Square, untuk elf (derajat kebebasan)= 4 dan
tingkat signifikan sebesar 0,05 yang artinya statistic hitung > dari statistik
tabel.
3. Oleh karena statistic hitung > statistic tabel,maka hipotesis nol (Ho) ditolak
b. Berdasarkan probabilitasnya
1. Jika probabilitasnya > 0,05, maka Ho diterima
2. Jika probabilitasnya < 0,05, maka Ho ditolak
3. Karena 0,0000 < 0,05, maka Ho ditolak
Bila dilihat berdasarkan probabilitasnya maka output SPSS diatas
menggunakan hipotesis alternative atau H1 ditolak (Singgih,2006).
Probabilitasnya dapat dilihat pada kolom Asymp Sig ( 0,000 < 0,05). Karena
probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka hipotesa pertama ditolak, atau
dapat diartikan bahwa rata-rata tingkat kepuasan dan kelima dimensi memang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Univ Pancasila. 2010. PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN BUS


WAY TRANS JAKARTA. [Online] avaible at :
http://repository.univpancasila.ac.id/dmdocuments/PERSEPSI%20KONSUME
N%20TERHADAP%20PELAYANAN%20BUSWAY%20TRANS%20JAKA
RTA.pdf.

Anda mungkin juga menyukai