KTI - KLP 2
KTI - KLP 2
Pendahuluan
BAB II
Pembahasan
BAB III
Metode Penelitian
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Data BPS (2019), mata pencaharian masyarakat di provinsi Kalimantan
Barat masih bergantung pada kegiatan bercocok tanam atau sektor agriculture
melalui pemanfaatan hutan/perkebunan. Kratom merupakan salah satu hasil
perkebunan di Kalimantan Barat yang menggeser peminatan terhadap hasil
kebun lain, seperti karet, sebagai efek imitasi keberhasilan ekonomi petani
kratom terdahulu.
Kondisi tersebut didukung juga oleh melemahnya harga karet
dunia sehingga banyak petani merugi dan beralih ke kratom (Rahmat dan
Hanadi, 2007). Keunggulan komoditas Kratom bagi petani perkebunan, antara
lain:
Budidaya: mudah/cepat tumbuh
Pengelolaan mudah dan murah: mayoritas masih dilakukan secara
manual/tradisional
Permintaan pasar terhadap bahan mentah tinggi: baik pasar lokal ataupun
internasional untuk meningkatkan harga jual
Dukungan dari kelompok usaha tani setempat: kemudahan pemasaran
Perdagangan Kratom sudah ada sejak tahun 2000, namun baru marak
sekitar 5 tahun terakhir. Kini dikenal sebagai primadona untuk di ekspor. Harga
jual terbaik daun segar dari petani adalah Rp 8.000/kg pada Agustus 2019
(saat pengumpulan data BALITBANGKES) harga petani berkisar Rp. 4.000-
5.000/kg. Sedangkan, harga remahan kratom sekitar Rp. 26.000-Rp.29.000/kg.
Data terakhir Misterexportir.com (2020) menunjukkan harga penjualan serbuk
kratom Rp.98.000/kg. Permintaan pasar lokal/dalam negeri lebih diminati
dalam bentuk remahan dan serbuk Kratom untuk pasar internasional dikirim
dalam bentuk serbuk (powder) dengan tujuan ke Amerika Serikat, Kanada,
Arab Saudi, India, Uni Eropa, Balkan, India, Hongkong, Taiwan dan Singapura.
Serbuk kratom ekspor dibandrol dengan harga 22- 25 USD/kg. Tata niaga
Kratom hingga saat ini masih jadi bahan perundingan.
Salah seorang petani kratom Bambang Sucipto (39), yang sudah tiga
tahun fokus menjadi petani kratom menyebut permintaan untuk tanaman
tersebut cukup tinggi. Dalam sebulan, ia bisa melakukan empat kali pengiriman
daun remahan ke Pontianak setiap bulan dengan jumlah 2 ton sekali antar.
"Mungkin bisa 300-400 ton sebulan kita kali saja nilai di Amerika itu berapa.
Kita berharap ini bisa tuntas dan tidak menjadi keraguan di masyarakat kita.
Dan kalau ini tuntas daerah ini juga akan dapat bagian (pendapatan) daripada
itu. Sekarang kan daerah gak dapat, masyarakat bekerja penuh kebingungan,"
kata Nasir yang juga salah satu petani kratom. Ia menyebut harga kratom
tergolong fluktuatif. Untuk saat ini, ia bisa menjual ke pengepul besar di
Pontianak Rp 35 ribu per kilogram. Berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan
Indonesia tahun 2017 terhadap ekspor impor kratom menggunakan HS Code
Kratom Powder 1211 Plant and Part. Pontinak Post (2019) menyebutkan
bahwa ekspor Kratom jika dikirim melalui Pos Indonesia harus melalui asosiasi
yang sudah bekerjasama.
Potensi ekonomi kratom secara tidak langsung berdampak pada
potensisosial, khususnya masyarakat Kalimantan. Barat seperti:
Menciptakan lapangan pekerjaan: Petani/Pekerja kratom/pekerja jasa
(pengakutan/pengiriman kratom): meningkatkan pendapatan keluarga.
Menurunkan angka putus sekolah: penghasilan yang cukup untuk memberi
bekal pendidikan hingga jenjang yang tinggi
Mengurangi aktivitas kurang baik (konsumsi alkohol/miras) karena
kesibukan pekerjaan yang tinggi (petani kratom), sehingga angka
kriminalitas menurun
Sejak lima tahun belakangan, kratom tengah menjadi polemik di antara
peneliti dan pembuat kebijakan. Sementara itu para peneliti masih terus
melakukan riset untuk memastikan efek samping penggunaan kratom, para
pemangku kebijakan takut kratom disalahgunakan. Badan Narkotika Nasional
(BNN) mempertimbangkan untuk memasukkan kratom sebagai obat-obatan
Golongan I. BNN meminta Kementerian Kesehatan mengklasifikasikan kratom
sebagai psikotropika, di golongan yang sama seperti heroin dan kokain.
Karena kinerjanya dinilai sama seperti morfin sehingga membuat kratom
menjadi obat herbal yang populer.
Amerika Serikat lewat Drug Enforcement Administration pun pernah
menilai kratom sebagai salah satu obat-obatan yang cukup berbahaya.
Bahkan, pada 2016, lembaga tersebut mengusulkan kratom menjadi obat-
obatan di golongan yang sama dengan heroin, LSD, dan MDMA. Namun
hingga saat ini, kratom masih dilegalkan di Amerika Serikat. Hanya 6 negara
bagian yang memberi status ilegal seperti di Alabama dan Wisconsin. Di
Eropa kratom ilegal di Irlandia, Swedia, Latvia, Lithuania, Polandia, dan Inggris,
legal di Jerman, Prancis, dan Spanyol.
4.2 Pembahasan
Kratom di Indonesia dapat ditemukan di beberapa wilayah, seperti
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Pulau Kalimantan terutama
Kalimantan Barat telah lama dikenal sebagaisentra kratom. Salah satu daerah
yang terkenal dengan komoditas kratom di Kalimantan Barat (Putussibau,
Kapuas Hulu). Bertandang ke Kota Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat,
jangan heran bila di pekarangan rumah warga terdapat satu jenis tanaman yang
sama. Tanaman dengan bentuk daun menyirip itu merupakan kratom, tanaman
asli Kapuas Hulu.
Mayoritas masyarakat Putussibau menanam pohon kratom di rumah atau
kebun mereka dan menjual daunnya. Daun kratom biasanya dijual dalam bentuk
basah, kering, remahan (digiling), maupun sudah dalam bentuk tepung. Hingga
saat ini, masih ada cengkarut mengenai aspek legalitasnya. BNN berasumsi
bahwa saat ini adalah masa transisi sampai tahun 2022, ketika Kratom akan
dinyatakan sebagai Narkotika Gol. 1. dalam Permentan Nomor
104/KPTS/HK.104/M/2/2020 tentang Komoditas Binaan Direktorat Jenderal
Hortikultura, kratom yang punya nama latin Mitragyna speciosa ditetapkan
sebagai komoditas tanaman obat binaan.
Terkait legalitas kratom, Bupati Kapuas Hulu Muhammad Nasir meminta
pihak-pihak terkait melakukan kajian mendalam melalui uji laboratorium untuk
melihat seberapa besar dampak negatif kratom. Sejauh ini, kata dia, di wilayah
Kapuas Hulu tidak ditemukan bukti dampak buruk dari konsumsi kratom. Nasir
menegaskan kratom menjadi salah satu komoditas penggerak ekonomi
masyarakat Kapuas Hulu. Tanaman tersebut juga sesuai dengan kondisi
geografis Kapuas Hulu di pinggir Sungai Kapuas yang sering mengalami banjir.
Ia menyebut tanaman kratom tetap bisa tumbuh dan dipanen meskipun sudah
terendam banjir selama 6 bulan. Ia berharap aspek hukum kratom bisa segera
diperjelas agar masyarkat Kapuas Hulu tidak kebingungan dalam
membudidayakan tanaman kratom. Peredaran kratom (Mitragyna speciosa) atau
dikenal juga nama daun purik, diwacanakan dilarang pemerintah melalui Badan
Narkotika Nasional (BNN). Kondisi ini tentunya berdampak kepada para petani
di daerah. Dalam masa transisi pelarangan daun kratom karena di wacanakan
akan masuk kedalam jenis narkotika golongan I harga kratom jenis remahan
turun drastis. Dari semula Rp 35.000 per kg menjadi Rp 25.000 per kg.
Harganya merosot sampai lebih dari Rp 10.000 per kg. dari harga tersebut
pendapatan yang diperoleh petani kratom berkisar antara Rp 1.500.000 sampai
dengan Rp 8.000.000 perbulannya. Dengan pendapatan tersebut sebagian
besar petani kratom mampu memenuhi kebutuhan hidup dan membiayai
pendidikan anak serta tidak adanya pengeluran untuk membeli beras. Hal ini
diperkuat terhadap observasi kepada masyarakat petani kratom yang
memperhatikan bahwa petani kratom dari hari kehari mempunyai rumah yang
makin bagus, karena pembangunan rumah yang terus dibangun, makanan yang
lebih beragam, adanya perubahan dari jenis kendaraan yang digunakan mulai
dari sepeda motor bahkan mobil, serta alat komunikasi yang canggih berupa
telepon seluler (Simamora, 2020).
Perubahan mata pencaharian masyarakat petani asal Putussibau Utara
menjadi petani dan pedagang kratom, berdampak besar terhadap meningkatnya
nilai taraf hidup, kebudayaan, dan pola interaksi masyarakat. Peralihan sumber
mata pencaharian ini menyebabkan timbulnya perubahan interaksi sosial
maupun hubungan kerja antara satu dengan yang lain. Interaksi sosial yang
terjadi antar pedagang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam kegiatan
ekonomi.
Dalam masa transisi pelarangan tanaman kratom akan dilakukan
pembinaan kepada petani Kratom untuk alih tanaman dari Kratom ke tanaman
produksi lainnya. Badan POM sebenarnya juga telah melarang penggunaan
kratom sebagai obat tradisional dan suplemen makanan. Hal ini diwujudkan
melalui keputusan kepala badan POM Nomor HK 00.05.23.3644 tahun 2004
tentang ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen makanan dan peraturan
kepala badan POM tahun 2005 Nomor HK 00.05.41.1384 tentang kriteria dan
tatalaksana pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka
serta surat edaran badan POM nomor HK. 04.4.42.421.09.16.1740 tahun 2016
tentang pelarangan penggunaan mitragyna speciosa (kratom) dalam obat
tradisional dan suplemen makanan.
Pelarangan penggunaan kratom sebagai obat herbal oleh badan POM
disinyalir disebabkan karena efek stimulan kratom pada dosis rendah dan efek
sedative-narkotika kratom pada dosis tinggi. Dalam beberapa hal yang
disampaikan di atas, kratom mempunyai berbagai macam efek pada manusia.
Oleh sebab itu, sebaiknya penggunaan kratom sebagai obat herbal, dibatasi
dalam penggunaannya oleh masyarakat untuk menghindari efek samping yang
tidak diharapkan.
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
a. Kratom bernilai ekonomi tinggi karena permintaan ekspor sebagai obat herbal
yang meningkat dalam beberapa tahun ini. Amerika adalah salah satu negara
yang mengimpor sebagian besar kebutuhan akan kratom dari Indonesia.
Tingginya permintaan luar negeri terhadap kratom sebagai obat herbal
tersebut, mengangkat potensi kratom sebagai salah satu komoditas ekspor
dan menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil kratom terbesar dan
terbaik di dunia.
b. Petani yang bergerak di perkebunan rakyat khususnya di Kapuas Hulu banyak
merasakan keuntungan dari budidaya kratom setelah harga karet dunia
merosot. Ketertarikan petani memilih menanam kratom didasarkan atas
beberapa alasan yaitu kratom mudah dirawat, cepat panen, harga jual tinggi
dan dapat dipanen setiap hari tanpa tergantung cuaca. Dengan adanya
kesibukan dari warga masyarakat pada kurun waktu sepanjang hari dari pagi
sampai sore (berbeda dengan petani karet yang biasanya bekerja hanya pagi
hari), maka waktu luang yang ada semakin sempit dan menjadikan
penghasilan mereka bertambah karena kratom memiliki nilai jual yang cukup
bagus.
c. Peredaran kratom (Mitragyna speciosa) atau dikenal juga nama daun purik,
diwacanakan dilarang pemerintah melalui Badan Narkotika Nasional (BNN).
Badan Narkotika Nasional (BNN) telah memasukkan mitraginin ke dalam
New Psychoactive Substance dan telah merekomendasikan untuk dimasukkan
ke dalam narkotika golongan I. Rekomendasi ini masih belum ditetapkan lebih
lanjut dalam revisi Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika. Dalam masa transisi pelarangan tanaman kratom akan dilakukan
pembinaan kepada petani Kratom untuk alih tanaman dari Kratom ke tanaman
produksi lainnya. Badan POM sebenarnya juga telah melarang penggunaan
kratom sebagai obat tradisional dan suplemen makanan. Pelarangan
penggunaan kratom sebagai obat herbal oleh badan POM disebabkan karena
efek stimulan kratom pada dosis rendah dan efek sedative-narkotika kratom
pada dosis tinggi.
d. Dampak budidaya kratom dari segi ekonomi secara tidak langsung berdampak
juga pada kehidupan sosial. Kratom mempunyai potensi ekonomi tinggi dan
yang juga memberikan dampak potensi sosial yang positif. Diantaranya
menciptakan lapangan pekerjaan, menurunkan angka putus sekolah dan
mengurangi kriminalitas dan aktivitas kurang sosial baik seperti konsumsi
minuman beralkohol.
5.2 Saran