Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN GASTRITIS
Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Praktek Klinik Keperawatan Dasar I
Dosen pengampu : Ns.ella Nurlaela, S.Kep, M.Kep

Disusun oleh :
Jumiyati
2B
88011900005

DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG BANTEN
2020-2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar Manusia


1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut Abraham Maslow, manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus
dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostatis, baik fisiologis maupun
psikologis. Adapun kebutuhan merupakan suatu hal yang penting, bermanfaat, atau
diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Banyak ahli filsafat,
psikologis, dan fisiologis menguraikan kebutuhan manusia dan membahasnyabdari
berbagai segi. Orang pertama yang menguraikan kebutuhan manusia adalah
Aristoteles. Sekitar tahun 1950, Abraham maslow seorang psikolog dari Amerika
mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia yang lebih dikenal dengan
istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow. Hierarki tersebut meliputi lima
kategori kebutuhan dasar yaitu sebagai berikut.
a. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)
Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik
(kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh
kekurangan (defisit) sesuatu dalam tubuh yang bersangkutan. Kebutuhan ini
dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan
yang sangat ekstrem (misalnya kelaparan) manusia yang bersangkutan kehilangan
kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan
dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu. Sebaliknya, jika
kebutuhan dasar ini relative sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi
yaitu kebutuhan akan rasa aman (safety needs). Kebutuhan fisiologis memiliki
prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow. Umumnya, seseorang yang memiliki
beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu memenuhi kebutuhan
fisiologisnyadibandingkan kebutuhan yang lain. Sebagai contoh, seseorang yang
kekurangan makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan berusaha memenuhi
kebutuhan akan makanan sebelum memenuhi kebutuhan akan cinta. Kebutuhan
fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup.
Manusia memiliki delapan macam kebutuhan, yaitu sebagai berikut
a) Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas;
b) Kebutuhan cairan dan elektrolit;
c) Kebutuhan makanan;
d) Kebutuhan eliminasi urine dan alvi;
e) Kebutuhan istirahat dan tidur;
f) Kebutuhan aktivitas;
g) Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh; dan
h) Kebutuhan seksual.
Kebutuhan seksual tidak diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup seseorang,
tetapi penting untuk mempertahankan kelangsungan umat manusia.
b. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan,
stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas
dari rasa takut dan cemas, dan sebagainya. Oleh karena adanya kebutuhan inilah maka
manusia membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat
system, asuransi, pension, dan sebagainya. Sama halnya dengan basic needs, kalau
safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan
sesorang tentang dunianya dapat terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakuknya
akan cenderung kea rah yang makin negative. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman
yang dimaksud adalah aman dari berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis,
kebutuhan ini meliputi sebagai berikut
a) Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan, dan infeksi;
b) Bebas dari rasa takut dan kecemasan; dan
c) Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru dan asing.
c. Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs)
Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relative dipenuhi, maka timbul kebutuhan
untuk dimiliki dan dicintai (belongingness and love needs). Setiap orang ingin setia
kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya
sendiri, ingin punya “akar” dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian
dalam sebuah keluarga, sebuah kampong, suatu marga, dan lain-lain. Setiap orang
yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang
tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya oengangguran yang tidak berharga.
Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan. Kebutuhan
ini meliputi sebagai berikut
1) Memberi dan menerima kasih sayang;
2) Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain;
3) Kehangatan;
4) Persahabatan; dan
5) Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok, serta lingkungan sosial.
d. Kebutuhan Harga Diri (self-Esteem Needs)
Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relative sudah terpenuhi, maka timbul
kebutuhan akan harga diri (self-Esteem Needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga
diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi,
percaya diri, dan kemandirian. Sementara yang kedua adalah kebutuhan akan
penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggan, dianggap
penting, dan apresiasi dari orang lain. Orang0orang yang terpenuhi kebutuhannya akan
harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak bergantung pada orang
lain, dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang
tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization). Kebutuhan ini meliputi sebagai
berikut
1) Perasaan tidak bergantung pada orang lain;
2) Kompeten; dan
3) Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak
tersusun secara hierarki, melainkan saling mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak
terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa,
tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan
selera, dan sebagainya. Kebutuhan ini meliputi sebagai berikut
1) Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri);
2) Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri;
3) Tidak emosional;
4) Mempunyai dedikasi yang tinggi;
5) Kreatif; dan
6) Mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan sebagainya (Mubarak, dkk, 2015).
Kebutuhan dasar manusia menurut Virginnia Henderson yaitu, manusia
mengalami perkembangan yang dimulai dari proses tumbuh-kembang dalam rentang
kehidupan (life spend). Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, individu memulainya
dengan bergantung pada orang lain dan belajar untuk mandiri melalui sebuah proses
yang disebut pendewasaan. Proses tersebut dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan
sekitar, dan status kesehatan individu. Saat melakukan aktivitas sehari-hari, individu
dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu
a. Terhambat dalam melakukan aktivitas;
b. Belum mampu melakukan aktivitas; dan
c. Tidak dapat melakukan aktivitas.
Virginnia Henderson membagi kebutuhan dasar manusia kedalam 14 komponen
tersebut adalah sebagai berikut
a. Bernafas secara normal;
b. Makan dan minum yang cukup;
c. Eliminasi (buang air besar dan kecil);
d. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan;
e. Tidur dan istirahat;
f. Memilih pakaian yang tepat;
g. Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran yang normal dengan
menyesuaikan pakaian yang digunakan dan memodifikasi lingkungan;
h. Menjaga kebersihan diri dan penempilan;
i. Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari membahayakan orang lain;
j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi;
k. Beribadah sesuai agama dan kepercayaan;
l. Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan hidup;
m. Bermain atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi; dan
n. Belajar menemukan atau memuaskan rasa ingin tau yang mengarah pada
perkembangan yang normal, kesehatan, dan penggunaan fasilitas kesehatan yang
tersedia (Saputra, 2013).
Rasa nyaman adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Menurut Donahue,
1989 dalam Potter & Perry, 2006 meringkaskan melalui easa nyaman dan tindakan
untuk mengupayakan kenyamanan perawat memberikan kekuatan, harapan, hiburan,
dukungan, dorongan dan bantuan. Berbagai teori keperawatan menyatakan
kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan
keperawatan.
Konsep kenyamanan memiliki subjektivitas yang sama dengan nyeri. Kolcaba,
1992 dalam Potter & Perry mendefinisikan kenyamanan dengan cara yang konsisten
pada pengalaman subjektif klien. Kolcaba mendefinisikan kenyamanan sebagai suatu
keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari),
kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang
melebihi masalah atau nyeri).

2. Konsep Dasar Nyeri


Nyeri sangat tidak menyenangkan dan merupakan sensasi yang sangat personal
yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi pikiran seseorang,
mengarahkan semua aktivitas, dan mengubah kehidupan seseorang. Namun nyeri
adalah konsep yang sulit untuk dikomunikasikan oleh seorang klien. Seorang perawat
tidak dapat merasa ataupun melihat nyeri yang dialami klien.Tidak ada dua orang yang
mengalami nyeri yang benar-benar sama. Selain itu, perbedaan persepsi dan reaksi
nyeri individual, serta banyak penyebab nyeri, memunculkan situasi yang kompleks
bagi perawat saat menyusun perencanaan untuk meredakan nyeri dan memberikan
kenyamanan. Penatalaksanaan nyeri yang efektif adalah aspek penting dalam asuhan
keperawatan. Nyeri lebih dari sekadar sebuah gejala; nyeri merupakan masalah yang
memiliki prioritas tinggi. Nyeri menandakan bahaya fisiologis dan psikologis bagi
kesehatan pemulihan. Nyeri berat dianggap sebagai situasi darurat yang patut
mendapat perhatian dan penanganan yang tepat. (Kozier, dkk, 2010).
3. Teori Nyeri
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangangan nyeri, di antaranya:
a. Teori Pemisahan (Specificity Theory)
Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal cord)
melalui kornu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior, kemudian naik ke tractus
lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir di korteks
sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
b. Teori Pola (Pattern Theory)
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis
dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang
merangsang ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi
menimbulkan persepsi dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi
di pengaruhi oleh modalitas respon dari reaksi sel T.
c. Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control Theory)
Menurut teori ini, nyeri tergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil yang
keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat saraf besar
akan meningkatkan aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya
pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran
rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang
korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis
melalui serat eferen dan reaksinya memengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada
serat kecil akan menghambat aktivitas substansia gelatinosa dan membuka pintu
mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan
menghantarkan rangsangan nyeri.
d. Teori Transmisi atau Inhibasi
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf,
sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik.
Kemudian, inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls- impuls pada serabut-
serabut besar yang memblok impuls-impuls pada serabut lamban dan endogen
system supresif.

B. Tanda dan Gejala Gangguan Kebutuhan Dasar

1. Gangguan Rasa Nyaman


a. Definsi gangguan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna
dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan emosional (SDKI PPNI, 2016).
b. Penyebab gangguan rasa nyaman:
1) Gejala penyakit
2) Kurang pengendalian situasional/lingkungan
3) Ketidakadekuatan sumber daya
4) Kurangnya privasi
5) Gangguan stimulus lingkungan
6) Efek samping terapi (misal medikasi, radiasi dan kemoterapi)
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif: Mengeluh tidak nyaman
Objektif: Gelisah
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif:
1) Mengeluh sulit tidur dan mengeluh lelah
2) Tidak mampu rileks
3) Mengeluh kedinginan/kepanasan
4) Merasa gatal
5) Mengeluh mual
Objektif:
1) Menunjukkan gejala distres
2) Tampak merintih/menangis
3) Pola eleminasi berubah
4) Postur tubuh berubah
5) Iritabilitas
e. Kondisi klinis terkait:
1) Penyakit kronis dan Keganasan
2) Distres psikologis, Kehamilan (SDKI PPNI, 2016).

2. MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)


a) Observasi

 Identifikasi status nutrisi


 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

b) Terapeutik

 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu


 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral dapat ditoleransi

c) Edukasi

 Anjurkan posisi duduk, jika mampu


 Ajarkan diet yang diprogramkan

d) Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
A. DEFINISI
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti
inflamasi peradangan. Menurut Hirlan dalam Aru (2009), gastritis adalah proses
inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Secara
hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel. Menurut Lindseth
dalam Price dan Wilson (2009), gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau
perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal.
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran,
Edisi Ketiga Hal 492).Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar
Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749).Gastritis merupakan keadaan peradangan atau
pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local
(Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit
yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam
lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati.Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan
mulas.
Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah suatu
peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor
iritasi, infeksi, dan dan ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan,
makan terlalu banyak dan cepat, makan-makanan yang terlalu berbumbu dan
makanan yang pedas

B. ETIOLOGI
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :
1. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
o Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat
yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
o Minuman beralkohol
o Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
o Infeksi virus oleh Sitomegalovirus.
o Infeksi jamur seperti Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis.
o Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
o Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman
dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi
mukosa lambung.
2. Gastritis Kronis
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting
yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi
(Wehbi, 2008).
o Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi
peradangan kronik.Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.
1. H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan penyebab
utama dari gastritis kronik (Anderson, 2007).b)Helicobacter heilmanii,
Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)c)Infeksi parasit (Wehbi,
2008).d)Infeksi virus (Wehbi, 2008).
2. Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin,
2006)c)Infeksi parasit (Wehbi, 2008).d)Infeksi virus (Wehbi, 2008).
3. Infeksi parasit (Wehbi, 2008).
4. Infeksi virus (Wehbi, 2008)
o Gastritis non-infeksi
1. Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu
kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009).
2. Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan ureum
terlalu banyak beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).

C. EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi gastritis diduga cukup tinggi.Diperkirakan sekitar 50% populasi dunia
terinfeksi Helicobacter pylori.Data mengenai epidemiologi gastritis di Indonesia
masih belum begitu lengkap, namun dilaporkan bahwa tren prevalensinya semakin
menurun.

D. PATOFISIOLOGI
1. Gastritis Akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika
mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
o Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung
akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan
berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari
penyawaan tersebut akan meningkatkanasam lambung . Jika asam lambung
meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan
nutrisi cairan & elektrolit.
o Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang
dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan
terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal
melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika
erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi
mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna
akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief.
Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi
intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta
mukosanyarata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta
formasi ulser.

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Gastritis Akut

Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada hematemesis
melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia
2. Gastritis Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu
hati anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai
kelainan.
F. KLASIFIKASI
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung padasebagian besar merupakan
penyakit yang ringan dan sembuh sempurna.Salah satu bentuk gastritis akut yang
manifestasi klinisnya adalah:
o Gastritis akut erosive
Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa
muscolaris (otot-otot pelapis lambung).
o Gastritis akut hemoragic
Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan dijumpaiperdarahan mukosa
lambung dalan berbagai derajat dan terjadi erosiyang berarti hilangnya
kontunuitas mukosa lambung pada beberapatempat, menyertai inflamasi pada
mukosa lambung tersebut.( Hirlan, 2001)
2. Gastritis Kronis
Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu peradanganpermukaan mukosa
lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronikdiklasifikasikan dengan tiga
perbedaan sebagai berikut :
o Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema , sertaperdarahan dan
erosi mukosa.
o Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisanmukosa pada
perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dankanker lambung, serta anemia
pernisiosa. Hal ini merupakankarakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan
selchief.
o Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul pada mukosa
lambung yang bersifat iregular, tipis, danhemoragik.
G. FARMAKOTERAPI

Nama Generik
Kategori Dosis, Kerja Kontra Efek
dan
Obat frekuensi Obat indikasi samping
NamaDagang

Oral Esomeprazole 2 x 20 mg Hipersensitif, Gatal, sulit


bernafas,
pembengakan
wajah, bibir
dan lidah.
Parenteral Ondansentron 3 x 1 amp Ibu hamil Konstipasi,
(IV) pusing, dan
ruam

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Jong (2010), untuk menegakkan diagnosa gastitis dilakukan dengan berbagai
macam tes diantaranya:
1. Tes darah
Tes darah untuk melihat hasilnya antibodi terhadap serangan Helicobacter pylori.hasil
tes yang positif menunjukkan bahwa seseorangpernah mengalami kontrak dengan
Helicobacter pylori. Tes darah juga dapat digunakan untuk mengecek terjadinya
anemia yang mungkin saja disebabkan oleh perdarahan karena gastritis.
2. Uji napas
Urea Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urase
Helicobacter pyjlori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2).
CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara
ekspirasi.
3. Pemeriksaan feces
Tes ini digunakan untuk mengetahui adanya Helicobacteri pyloridalam sempel tinja
seseorang.Hasil tes yang positif menunjukkan orang tersebut terinfeksi Helicobacteri
pylori.Biasanya dokter menguji adanya darah dalam tinja yang menandakan adanya
perdarahan dalam lambung karena gastritis.
4. Rontgen
Tes ini dimaksudkan untuk melihat adanya kelaianan pada lambung yang dapat dilihat
dengan sinar X. Biasanya akan diminta menelan cairan barium dahulu sebelum
dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas
ketika dirontgen
5. Endoskopi
Tes ini dimaksudkan untuk melihat adanya kelainan pada almbung yang mungkin tidak
dapat dilihat oleh sinar X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang
kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk kedalam esofagus, lambung
dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimatirasakan
(anestesi), sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman
menjalani tes ini.

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi

2. Berikan terapi antasida dan antibiotic


3. Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil
4. Berikan analgesik jenis cair topical

J. KOMPLIKASI
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
o Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis,
terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian.
o Ulkus, jika prosesnya hebat
o Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,
akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi
terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
K. DIET/NUTRISI
Menurut Persagi (1999) dikenal jenis diet untuk penderita penyakit gastritis. Diet ini
disesuaikan dengan berat ringannya penyakit.
1. Diet Lambung I diberikan pada penderita gastritis berat yang disertai pendarahan.
Jenis makanan yang diberikan, meliputi susu dan bubur susu yang diberikan
setiap 3 jam sekali.
2. Diet Lambung II Untuk penderita gastritis akut yang sudah dalam perawatan.
Makanan yang diberikan merupakan makanan saring atau cincang pemberiannya
sama 3 jam sekali.
3. Diet Lambung III Untuk penderita gastritis yang tidak begitu berat atau ringan.
Bentuk makanan harus lunak dan diberikan enam kali sehari.
4. Diet Lambung IV Orst ini diberikan pada penderita gastritis ringan, makanan
dapat berbentuk lunak atau biasa.
Jenis makanan yang boleh diberikan pada penderita gastritis
1. Sumber hidrat arang (nasi atau penggantinya) yaitu meliputi ; beras, dibubur atau
ditim, kentang direbus atau dipures, makaroni, mi bihun direbus, roti, biskuit,
marie, dan tepung-tepungan dibuat bubur atau puding.
2. Sumber protein hewani (daging atau penggantinya) Ikan, hati, daging sapi empuk,
ayam digiling atau dicincang dan direbus, disemur, ditim, atau dipanggang, telur
ayam direbus, didadar, diceplok air, atau dicampurkan dalam makanan, susu.
Sumber protein nabati tahu, tempe, direbus, ditim atau ditumis, kacang hijau
direbus dan dihaluskan.
3. Lemak margarin, minyak (tidak untuk menggoreng) dan santan encer.
4. Sayuran - sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas, misalnya :
bayam, labu siam, wortel, tomat direbus atau ditumis.
5. Buah-buahan pepaya, pisang rebus, sawo, jeruk garut, sari buah (sebaiknya
dimakan bersama nasi).
6. Bumbu-bumbu Gula, garam, vetsin, kunyit, kunci, sereh, salam, lengkuas, sedikit
jahe, dan bawang.

L. Pathway
Kasus 3

KASUS
Seorang laki laki datan ke igd rs dengan keluhan lemas , sudah 10 hari klien mual dan muntah
tidak bisa makan Pasien tampak lemas, turgor kulit jelek, mengeluh tidak nafsu makan, BMI :
18, kadar Hb : 11 gr/dldalam satu bulan terjadi penurunana berat badan ± 5 kg , nyeri pada
lambung terutama di malam hari TTV suhu 36,7C, TTV menunjukkan TD 90/60 mmHg
frekuensi napas 30 x/menit , irama irregular

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a) Biodata
1. Identitas klien
Nama : Tn A.
Umur : 29Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kp Kadu Tanggai Rt 02 Rw 02 Kecamatan Menes
Agama : Islam
Suku : Sunda
No. Registrasi : 924015
Diagnosa Medis : Gastritis
Tanggal Masuk : 17 November 2020 Pukul 09.30 WIB
Tanggal Pengkajian : 17 November 2020
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. T
Umur : 26 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kp Kadu Tanggai Rt 02 Rw 02 Kecamatan Menes
Hubungan denga klien : Istri klien
b) Keluhan Utama
Klien mengeluh mual, muntah, tidak nafsu makan, dan nyeri pada lambung di malam hari
c) Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 17 November 2020 pukul 09:30 pasien datang ke IGD rumah
sakit dengan keluhan mual dan muntah tidak bisa makan, disertai nyeri pada
lambung. Pasien mengatakan perut terasa nyeri seperti di tusuk-tusuk pada saat
beraktivitas, pasien mengeluh tidak bisa makan selama 10 hari, rasa nyerinya
dibagian ulu hati, skala 6,nyeri sering timbul pada malam hari.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien mengatakan sebelumnya klien tidak pernah mengeluh rasa sakit seperti ini.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat penyakit keturunan,
dan penyakit menular.
d) PemeriksaanFisik
1) Tanda-tanda vital
 Data Umum
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M6 V5 = GCS : 14
2) Flaping tremor / asterixia : Normal
3) Tekanan darah : sistole / diastole
TTV/TD : 90/60 mmHg RR : 30x/ menit
Nadi : 100x/ Menit S : 36,7°C
e) Antropometri
BB = 48 Kg
TB = 161 Cm
BMI = 18

f) Pemeriksaan Sistematika / persistem


1) Sistem pernafasan
a. Inspeksi :
 Bentuk hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada peradangan, tidak ada
sputum
 Bentuk dada simetris, jalan napas teratur
 Pergerakan otot normal
b. Palpasi :
 Tidak ada lesi
 Vocal permitus tidak ada
c. Perkusi :
 resonan
d. Auskultasi :
 suara napas ireguler
2) Sistem Cardiovascular
a. Inspeksi :
 Mukosa bibir kering tidak ada pembesaran kelenjar getah bening tidak
ada oedema
 Nadi 100x/menit,iramaregular,akralhangat,capiliaryretill time <2 detik
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada jantung
c. Perkusi :
d. Auskultasi : irama jantung reguler.
3) Sistem Pencernaan
a. Inspeksi :
 Konjungvita anemis, stomatis tidak ada, bentuk abdomen
simetrishemoroid tidak ada
b. Auskultasi :
 Peristaltik ± 16x/menit
c. Palpasi :
 ada nyeri tekan pada abdomen (uluhati)
d. Perkusi : bunyi ketuk timpani
4) Sistem Persyarafan
a. Kesadaran : sedang compos mentis
5) Sistem Penglihatan
a. Inspeksi : bentuk mata simetris, tidak anemis
b. Palpasi : normal
c. Test snallen : normal
6) Sistem Pendengaran
a. Inspeksi :
 telinga terlihat bersih, tidak ada lesi dan simetris
b. Palpasi : tidak ada nyeri
c. Test kemampuan pendengaran : normal terdengar jelas
7) Sistem perkemihan
a. Inspeksi : tidak terpasang kateter urine
b. Palpasi : keadaan kandungan kemih normal
c. Perkusi : tidak ada nyeri
8) Sistem Muskuloskeletal
a. Inspeksi : tidak ada edema pada ekstermitas atas dan bawah
b. Palpasi :
 Uji kekuatanotot :

L ka 5 L ki 5
T ka 5 T ki 5

c. Rom : Rom terganggu karena terpasang infus


9) Sistem Endokrin
a. Inspeksi :
 Bagian tubuh terasa lemah, tidak ada edema, kemampuan dalam
bergerak sedang.
b. Palpasi : kelenjar tyroid simetris dan tidak ada nyeri tekan
10) Sistem Integumen
a. Inspeksi : warna kulit kuning langsat, warna rambut hitam,tidak ada lesi
b. Palpasi : edema tidak ada
 Pola kebiasaan sehari-hari :

No Jenis Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit Masalah Yang


dijumpai
1. Nutrisi Nasi, lauk pauk, Bubur, Sayur, lauk N nutrisi dan cairan
a. Makan sayur 1 ½ Porsi 1/4 Porsi Sehari kurang dari
Frekuensi Sehari kebutuhan

b. Minum  Air Putih 6 -7  Air Putih 2-3


Frekuensi gelas/hari gelas/hari
 Kopi 1
gelas/hari
2. Eliminasi  5𝚡/hari  3-4𝚡/hari Tidak ada
a. BAK  Kuning  Kuning masalah
Frekuensi, Warna,  jernih  jernih
Bau  khas  Khas
b. BAB  2𝚡/hari  1𝚡/hari Tidak ada
Frekuensi, Warna,  Konsistensi  Konsistensi masalah
Bau padat padat
 Kuning  Kuning
 khas  Khas
3. Personal Hygiene Selama di
a. Mandi  2𝚡/hari  Mandi rumah sakit
1x/hari pasien mandi di
bantu
keluarga/perawa
t dan pasien
mandinya hanya
di lap dengan
air hangat
4. Pola Istirahat Tidur Karena merasa
a. Tidur Siang  2-3 jam  Tidak nyeri pada
b. Tidur Malam  7-8 jam menentu lambung atau
 5-6 jam ulu hati
sering
terbangun
karena
merasakan
nyeri pada
ulu hati

A. Data psikologi
1) Status emosi
Klien mampu mengontrol emosi
2) Kecemasan klien
Tingkat kecemasan klien ringan
3) Konsep diri
a. Citra tubuh : Pasien mensyukuri apapun bentuk tubuhnya
b. Identitas diri : klien seorang ayah bekerja
c. Peran : klien berperan sebagai ayah dari seorang anak
d. Ideal diri : klien berharap semoga biasa menjaga kesehatan tubuhnya sampai
tua
e. Harga diri : klien mengatakan banyak yang suka padanya karena mudah
berinteraksi
4) Kopi mekanisme yang digunakan
Klien berinteraksi dengan orang lain dan terkadang berkumpul bersama
B. Data sosial
1. Pola kominukasi
Pasienmengatakansebelumsakitbisamelakukanhal yang bermanfaat
2. Pola interaksi
a. Dengan perawat : interaksi baik
b. Dengan keluarga : interaksi baik
c. Dengan klien lain : interaksi baik
C. Data spiritual

1. Motivasi religi klien


Klien percaya penyakitnya akan sembuh
2. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Klien menanyakan penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Allah
3. Pelaksanaan ibadah sebelum / selama di rawat
Pasien selalu menjalankan kewajibannya sesuai dengan keyakinannya.
D. Data penunjang

1. Data pemeriksaan lab


Tanggal Pemeriksaan : 08 November 2020
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai Normal
HB 11 gr/dl 12 – 16 gram / dl
Leukosit 9800 4500 – 10000 sel/mm
Hematokrit 42 40 – 48 %
Trombosit 302.000 150.000 – 400.000 sel/mm
Eritrosit 4,42 4,6 – 6,2 juta sel / mm
PCV 79,4fL L 80-94/ P 81-99 fL
MCV 26,5pg 27-31 pg
MCHC 33,0/ Dl 30-34G/dL
WBC + 6,1 x 103 /µl 4,0 – 12 x 103 /µl
RBC - 4, 76 x 106 /µl 4,0 – 5,3 x 103 /µl
HGB - 14,7 g/dl 11,5 – 14,5 g/dl
HCT - 43,3 % 33 – 45 %
PLT 178 x 103 /µl 150 – 400 x 103 /µl

2. Program terapi

Terapi yang di berikan Dosis


Infus NaCl 0,9% 21 tpm
Untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang
Obat Ondasetron . 3x8 mg
Untuk mencegah mual dan
muntah
Obat penghambathista 3x 20 mg
min 2 (H2 blocker)
(injeksi intravena)
Untuk mengatasi nyeri
diulu hati
Obat omeprazole 2x40 mg
Untuk menurunkan
kadar asam lambung
Obat antibiotik. 3x250 mg
Amoxciliin

E. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1 Ds : Gastritis Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri ¤
pada daerah lambung atau
ulu hati dengan skala nyeri Peningkatan asam lambung
A7/I5 ¤
- Pasien mengatakan seperti
ditusuk-tusuk Iritasi mukosa lambung
¤
Do : tampak meringis,
Peradangan mukosa lambung
memegang perut, gelisah dan
tampak lemah. ¤
TTV/TD: 90/60 mmHg Nyeri ulu hati
RR : 30x/ menit ¤
Nadi: 100x/ Menit Nyeri kronis
S : 36,7°C

2 DS : Gastritis Defisit nutrisi


- Pasien mengatakan lemas ¤
tidak bisa makan dan merasa
mual muntah Infeksi mukosa lambung
¤
DO :
- pasien tampak lemah dan Asam lambung meningkat
berbaring ditempat tidur ¤
- pasien makan habis 1/4
Anoreksia, mual, muntah
porsi
- BB sebelum sakit : 53 Kg ¤
BB setelah sakit : 48 Kg
Defisit nutrisi
TTV/TD: 90/60 mmHg
RR : 30x/ menit
Nadi: 100x/ Menit
S : 36,7°C

4. DS : Peningkatan asam lambung Intoleransi aktivitas


Pasien mengeluh lemas ¤
Iritasi mukosa lambung

DO : ¤

Pasien terlihat lemah Peradangan mukosa lambung


¤
Wajah pasien terlihat pucat
Hipertermi
TTV/TD: 90/60 mmHg
¤
RR : 30x/ menit
Kelemahan fisik
Nadi: 100x/ Menit
¤
S : 36,7°C
Intoleransi aktivitas

F. Masalah Keperawatan Berdasarkan Prioritas


1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
2. Defisit Nutrisi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

G. RencanaKeperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Keperawatan
1. Nyeri akut Paint control Manajemen Nyeri
Observasi
setelah dilakukan Tindakan
keperawatan selama 3x24 o Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
jam diharapkan nyeri
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
berkurang atau hilang dengan
kriteria hasil: o Identifikasi skala nyeri

 1.klien mengatakan o Identifikasi faktor yang memperberat dan


rasa nyeri berkurang mempengaruhi nyeri
atau hilang
o Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
 2. Tekanan darah hidup
120/80 mmhg o Monitor keberhasilan terapi
 3.skala nyeri 2
 4.wajah pasien tidak komplementer yang sudah diberikan
meringis atau o Monitor efek samping penggunaan
kesakitan
 5.pasien merasakan analgetik
nyaman Terapeutik
o Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(misal: akupresur, terapi pijat,
aromaterapi, kompress
hangat/dingin)
o Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
(misal: suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
o Fasilitasi istirahat dan tidur
o Pertimbangkan nyeri dan sumber nyeri
dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
o Jelaksan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
o Jelaskan strategi meredakan nyeri
o Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
o Anjrkan menggunakan analgetik secara
tepat
o Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian analgenik, jika
perlu

2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Tindakan ManajemenNutrisi


keperawatan selama 3x24
Observasi :
jam diharapkan klien dapat o Identifikasi status nutrisi.
menunjukan tidak adanya
tanda-tanda o Identifikasi alergi dan intoleransi
ketidakseimbangan nutrisi makanan
dengan kriteria hasil:
o Identifikasimakanan yang disukai.
 1.nafsu makan o Identifikasikebutuhankaloridanjenisnutrie
membaik
 2.porsi makan n.
dihabiskan o Monitor asupanmakanan.
 3.Berat badan
normal sesuai Terapeutik :
dengan tinggi badan o Lakukan oral hygiene sebelummakan.
o Fasilitasimenentukanpedoman diet (mis.
piramidamakanan)
o Sajikanmakanansecaramenarikdengansuh
u yang sesuai.
o Berikanmakanantinggiseratuntukmencega
hkonstipasi.
o Berikan makanan tinggi kalori dan protein
o Berikan suplemen jika perlu
Edukasi :
o Anjurkanposisidudukjikamampu.
o Ajarkan diet yang diprogramkan.
Kolaborasi :
o Kolaborasipemberianmedikasisebelumma
kanseperti antiemetic, jikaperlu
o Kolaborasidenganahligiziuntukmenentuka
njumlahkaloridanjenisnutrien
1. yang dibutuhkan.

Intoleransi Manajemen energi


Setelah dilakukan tindakan Observasi
aktivitas keperawatan selama 1x24 o Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
berhubungan jamintoleransi meningkat, mengakibatkan kelelahan
dengan kriteria hasil : o Monitor kelelahan fisik dan jam tidur
dengan o Keluhan lelah o Monitor pola dan jam tidur
membaik Terapeutik
kelemahan
o Perasaan lemah o Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
fisik membaik stimulus
(misal: cahaya, suara, kunjungan )
o Lakukan latihan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
o Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
o Anjurkan tirah baring
o Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
o Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
o Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
o Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan

H. Tindakan Keperawatan

No. DX Implementasi Nama dan


Waktu TTD
Perawat
Nyeri akut 0 18/11/2020 1 .mengukur tanda-tanda vital
 TTV/TD: 90/60 mmHg
Jumiyati
 RR : 30x/ menit
 Nadi: 100x/ Menit
 S : 36,7°C

2. Manajemen Nyeri
o Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
o Mengidentifikasi skala nyeri
o Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
mempengaruhi nyeri

0 o Menjelaskan strategi meredakan nyeri


o Mengkolaborasi pemberian analgenik, jika perlu
Manajemen Nyeri
o Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang Jumiyati
19/11/2020
1 sudah diberikan
o Memonitor efek samping penggunaan analgetik
o Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
(misal: suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
o Memfasilitasi istirahat dan tidur
o Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
o Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
o Mengkolaborasi pemberian analgenik, jika perlu

18/11/2020
Deficit nutrisi
ManajemenNutrisi Jumiyati
o Mengidentifikasi status nutrisi.
o Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
o Mengidentifikasimakanan yang disukai.
o Melakukan oral hygiene sebelummakan.
o Memfasilitasimenentukanpedoman diet (mis.
piramidamakanan)
o Menyajikanmakanansecaramenarikdengansuhu
yang sesuai.
o Menganjurkanposisidudukjikamampu.
o Mengkolaborasidenganahligiziuntuk
menentukanjumlahkaloridanjenisnutrien yang
19/11/202 dibutuhkan
0
Manajemen Nutrisi

 Menganjurkan pasien untuk makan tinggi


kalori dan tinggi protein Jumiyati
Hasil : klien mengatakan akan mengikuti
anjuran
 Memberikan makanan yang terpilih (sudah
dikonsultasika dengan ahli gizi) Hasil :
klien makan bubur
 Monitor asupan makanan
 Memberikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
Hasil : klien mengerti dan pahan
penjelasan perawat
 Nutrition Monitoring
 Memonitor adanya penurunan berat badan
Hasil : BB sebelum sakit : 53 Kg, BB saat
sakit : 48 Kg
 Memonitor turgor kulit Hasil : Turgor kulit
baik
 Memonitor mual dan muntah Hasil : Mual
(+), Muntah (-)

18/11/202 Manajemen Energi


0
Intoleransi o Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
aktivitas mengakibatkan kelelahan
berhubungan o Memonitor kelelahan fisik dan jam tidur
Jumiyati
dengan o Menganjurkan tirah baring

kelemahan o Menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

fisik o Menganjurkan menghubungi perawat jika tanda


dan gejala kelelahan tidak berkurang

I. CatatanPerkembanganKeperawatan
No. Namadan
Tanggal
DX Jam Perkembangan(SOAP) TTD
Perawat
18 Nov 09.00 S: Pasien mengatakan nyeri pada lambung
2020 O : Pasien terlihat meringis
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan, dengan : Jumiyati
1
o Memonitor efek samping penggunaan
analgetik
o Menganjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
19 Nov 09.00 S : Pasien mengatakan sudah tidak nyeri Jumiyati
2020 pada lambung
1 O : Pasien sudah tidak meringis
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
18Nov 09.30 S : Pasien mengatakan mual muntah Jumiyati
2020 O : Nafsu makan pasien berkurang
A : Masalahbelum teratasi
2 P : Intervensi di lanjutkan, dengan :
o Mengidentifikasimakanan yang disukai.
o Memonitorasupanmakanan.
o Memberikan suplemen jika perlu
19Nov 09.30 S : Pasien mengatakan sudah tidak mual dan Jumiyati
2020 muntah
2 O : Nafsu makan pasien membaik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
3 18 Nov 10.00 S : Pasien mengatakan sudah tidak lemas Jumiyati
2020 O : Pasien terlihat lebih sehat
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan

DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI: Jakarta
PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI: Jakarta
PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI: Jakarta
https://www.academia.edu/37222178/LAPORAN_PENDAHULUAN_GASTRITIS

https://www.academia.edu/12214942Asuhan_Keperawatan_Gastritis

Anda mungkin juga menyukai