Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

PADA TN.A DI RUANG KARANG MUMUS

RSUD . I . A . MOEIS SAMARINDA

DISUSUN OLEH :

PUTRI ANGGRAENI

NIM : P07220322049

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

KALIMANTAN TIMUR PRODI D-III KEPERAWATAN PJJ

TAHUN AJARAN 2023


A. KONSEP DASAR KEBUTUHAN

Teori Konsep Kebutuhan Dasar Manusia


Menurut Abraham Maslow, kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan
melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Adapun kebutuhan
merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga
homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Banyak ahli filsafat, psikologi, dan fisiologis
menguraikan kebutuhan manusia dan membahasnya dari berbagai segi. Orang pertama
yang menguraikan kebutuhan manusia adalah aristoteles. Sekitar tahun 1950, Abraham
Maslow seorang psikolog dari Amerika mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar
manusia yang lebih dikenal dengan istilah Hirarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow.
Hirarki tersebut meliputi lima kategori kebutuhan dasar, yakni :
a. Kebutuhan fisiologis (physiologic needs) Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas
tertinggi dalam hirarki Maslow. Umumnya, seseorang yang memiliki beberapa
kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu memenuhi kebutuhan fisiologis nya
dibandingkan kebutuhan yang lain. Sebagai contoh, seseorang yang kekurangan
makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan berusaha memenuhi kebutuhan akan
makanan sebelum memenuhi kebutuhan akan cinta. Kebutuhan fisiologis merupakan
hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan
macam kebutuhan, yaitu :
1) Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas
2) Kebutuhan cairan dan elektrolit
3) Kebutuhan makanan
4) Kebutuhan eliminasi urine dan alvi 6
5) Kebutuhan istirahat dan tidur
6) Kebutuhan aktivitas
7) Kebutuhan kesehatan temperature tubuh
8) Kebutuhan seksual Kebutuhan seksual tidak diperlukan untuk menjaga
kelangsungan hidup seseorang, tetapi penting untuk mempertahankan
kelangsungan umat manusia (Rosmalawati, 2016).
b. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman (safety and security needs) Kebutuhan
keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah aman dari berbagai aspek, baik
fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan ini meliputi :
1) Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakanaan, dan infeksi
2) Bebas dari rasa takut dan kecemasan
3) Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang buruk atau asing
(Rosmalawati, 2016).
c. Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki (love and belonging needs) Kebutuhan
ini meliputi :
1) Memberi dan menerima kasih sayang
2) Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain
3) Kehangatan
4) Persahabatan
5) Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok, serta lingkungan social
(Rosmalawati, 2016).
d. Kebutuhan harga diri (self-esteem needs) Kebutuhan ini meliputi :
1) Perasaan tidak bergantung pada orang lain
2) Kompeten
3) Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain
e. Kebutuhan aktualisasi diri (need for self actualizating) Kebutuhan ini meliputi :
1) Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri)
2) Belajar memahami kebutuhan sendiri
3) Tidak emosional
4) Mempunyai dedikasi yang tinggi
5) Kreatif
6) Mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, dan sebagainya Dengan mengetahui
konsep kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, kita perlu memahami bahwa :
a. Manusia senantiasa berkembang sehingga dapat mencapai potensi diri dengan
maksimal
b. Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik
sampai kebutuhan di bawahnya terpenuhi
c. Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi, pada akhirnya akan
muncul suatu kondisi patologis
d. Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama, dan setiap kebutuhan
tersebut dimodifikasi sesuai budaya masing-masing
e. Setiap orang memenuhi kebutuhan dasarnya menurut prioritas
f. Walaupun kebutuhan pada umunya harus dipenuhi, tetapi beberapa kebutuhan
sifatnya dapat ditunda
g. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan dapat menyebabkan ketidak
seimbangan homeostatis. Kondisi ini lebih lanjut dapat menimbulkan
penyakit.
h. Kebutuhan dapat menyebabkan seseorang berpikir dan bergerak untuk
memenuhinya. Ini disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari factor
internal dan eksternal
i. Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan sehingga dapat berespons
melalui berbagai cara 8
j. Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan, beberapa kebutuhan yang tidak
terpenuhi akan memengaruhi kebutuhan lainnya. Konsep hirarki diatas
menjelaskan bahwa manusia senantiasa berubah, dan kebutuhannya pun terus
berkembang. Jika seseorang merasakan kepuasan, ia akan menikmati
kesejahteraan dan bebas untuk berkembang jika seseorang merasakan
kepuasan, ia akan menikmati kesejahteraan dan bebas untuk berkembang
menuju potensi yang lebih besar. Sebaliknya, jika proses pemenuhan
kebutuhan itu terganggu, akan timbul suatu kondisi patologis (Rosmalawati,
2016).

1. Definisi rasa aman dan nyaman


Rasa aman didefinisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry (2006) sebagai sesuatu
kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan
keteraturan dari keadaan lingkungannya yang mereka tempati. Keamanan adalah
kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis ( P o t t e r &Perry, 2006).
Kenyamanan / rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden
(keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri) ( Kolcaba, 1992 dalam
Potter & Perry ,2006) . Berbagai teori keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai
kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan.
Konsep kenyamanan mempunyai subjektifitas yang sama dengan nyeri. Setiap
individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan
kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan merasakan
nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, spiritual, psikologis,
dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan dan
merasakan nyeri.

2. TUJUAN RASA AMAN DAN NYAMAN


Mengetahui gambaran intervensi keperawatan mandiri pada pasien yang mengalami
nyeri di Rumah Sakit RSUD . I. A. MOEIS SAMARINDA

3. Faktor – Faktor rasa aman dan nyaman


Potter & Perry, 2006 menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi keamanan dan
keselamatan meliputi:
a) Emosi, yaitu kondisi psikis dengan kecemasan, depresi, dan marah akan mudah
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan.
b) Status Mobilisasi dengan keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan
kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko cedera.
c) Gangguan Persepsi Sensori akan mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan
yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan.
d) Keadaan Imunitas yaitu daya tahan tubuh kurang memudahkan terserang
penyakit.
e) Tingkat Kesadaran yang menurun, pasien koma menyebabkan respon terhadap
rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
f) Gangguan Informasi atau Komunikasi dapat menimbulkan informasi tidak
diterima dengan baik.
g) Gangguan Tingkat Pengetahuan dengan kesadaran akan terjadi gangguan
keselamatandankeamanan dapat diprediksisebelumnya.
h) Status nutrisi dengan keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan
mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap
penyakit tertentu.
i) Pertambahan usia yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia
mempengaruhireaksi terhadap nyeri.
j) Jenis Kelamin. Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna
dalam merespon nyeridan tingkat kenyamanannya.
k) Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi.

B. KONSEP PROSES KEPERAWATAN RASA AMAN DAN NYAMAN


1. Pengkajian rasa aman dan nyaman
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan, pengkajian
keperawatan ini bertujuan untuk menggali atau mendapatkan data utama tentang
kesehatan pasien baik itu fisik, psikologis, maupun emosional (Debora, 2013).
Menurut (Ardiansyah, 2012) yang harus dikaji pada klien yang mengalami penyakit
gastritis adalah:
1) Biodata
Pada biodata, bisa diperoleh data tentang identitas pasien meliputi nama
pasien, tempat tanggal lahir, alamat, umur pasien, jenis kelamin pasien,
pekerjaan pasien, pendidikan pasien, status kawin pasien, agama dan asuransi
kesehatan. Selain itu juga dilakukan pengkajian tentang orang terdekat pasien.
2) Keluhan utama Selama pengumpulan riwayat kesehatan, perawat menanyakan
kepada pasien tentang tanda dan gejala yang dialami oleh pasien. Setiap
keluhan harus ditanyakan dengan detail kepada pasien disamping itu
diperlukan juga pengkajian mengenai keluhan yang disarasakan meliputi lama
timbulnya.
3) Riwayat Penyakit Sekarang Pada riwayat penyakit sekarang, perawat
mengkaji apakah gejala terjadi pada waktu yang tertentu saja, seperti sebelum
atau sesudah makan, ataupun setelah mencerna makanan pedas dan pengiritasi
dan setelah mencerna obat tertentu atau setelah mengkonsumsi alhohol.
4) Riwayat penyakit dahulu Untuk mengkaji riwayat penyakit dahulu atau
riwayat penyakit sebelumnya, perawat harus mengkaji apakah gejala yang
berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan atau minum terlalu
banyak, atau makan terlalu cepat. Selain itu perawat juga harus mengkaji
adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung
5) Riwayat kesehatan keluarga Dalam riwayat kesehatan keluarga perawat
mengkaji riwayat keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap gastritis,
kelebihan diet, serta diet sembarangan. Selain itu perawata juga mananyakan
tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga.

Selain pengkajian riwayat harus bisa diseimbangkan sesuai dengan kebutuhan


seorang pasien. Setiap pola merupakan suatu rangkaian perilaku yang membantu
perawat dalam mengumpulkan suatu data (Wijaya & Putri, 2013).

a. Pengkajian pola-pola fungsi Gordon adalah:


1) Pola Persepsi Kesehatan Persepti terhadap adanya arti kesehatan, penatalaksanaan
kesehatan serta pengatahuan tentang praktek kesehatan.
2) Pola nutrisi Mengidentifikasi masukan nutrisi dalam tubuh, balance cairan serta
elektrolit. Pengkajian meliputi: nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan menelan,
mual, muntah, kebutuhan jumlah zat gizi.
3) Pola eliminasi Menjelaskan tentang pola fungsi ekskresi serta kandung kenih dan
kulit. Pengkajian yang dilakukan meliputi: kebiasaan deddekasi, ada tidaknya
masalah defekasi, masalah miksi (oliguria, disuri), frekuensi defekasi dan miksi.
Karakteristik urine dan feses, pola input cairan, masalah bau badan.
4) Pola latihan-aktivitas Menggambarkan tentang pola latihan, aktivitas, fumgsi
pernapasan. Pentingnya latihan atau gerak dalam keadaan sehat maupun sakit,
gerak tubuh dan kesehatan berhubungan dengan satu sama lain. Kemampuan
klien dalam menata dirinya sendiri apabila tingkat kemampuannya: 0: mandiri, 1:
dengan alat bantu,2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung dalam melakukan ADL, kekuatan otot dan ROM, riwayat penyakit
jantung, frekuensi, irama dan kedalaman napas, bunyi napas, riwayat penyakit
paru.
5) Pola kognitif perseptual Menjelaskan tentang persepsi sendori dan kognitif. Pola
ini meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan
kompensasinya terhadap tubuh. Dan pola kognitif memuat kemampuan daya ingat
klien terhadap peristiwa peristiwa yang telah lama atau baru terjadi.
6) Pola istirahat dan tidur Menggambarkan pola tidur serta istirahat pasien.
Pengkajian yang dilakukan pada pola ini meliputi: jam tidur siang dan malam
pasien, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi uruk, penggunaan obat serta
mengaluh letih.
7) Pola konsep diri-persepsi diri Menggambarkan sikap tentan diri sendiri serta
persepsi terhadap kemampuan diri sendiri dan kemampuan konsep diri yang
meliputi: gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri.
8) Pola peran dan hubungan Menggambarkan serta mengatahui hubungan pasien
serta peran pasien terhadap anggota keluarga serta dengan masyarakat yang
berada dalam lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
9) Pola reproduksi atau seksual Menggambarkan tentang kepuasan yang dirasakan
atau masalah yang dirasakan dengan seksualitas. Selain itu dilakukan juga
pengkajian yang meliputi: dampak 20 sakit terhadap seksualitas, riwayat haid,
pemeriksaan payudara sendiri, riwayat penyakit hubungan seks, serta pemeriksaan
genetalia.
10) Pola koping dan Toleransi Stres Menggambarkan tentang pola cara menangani
stress, yang meliputi dengan cara: interaksi dengan orang terdekat menangis, dam
lain sebagainya.
11) Pola keyakinan dan nilai Menggambarkan tentang pola nilai dan keyakinan yang
dianut. Menerangkan sikap serta keyakinan yang dianaut oleh klien dalam
melaksanakan agama atau kepercayaan yang dianut.
b. Pemeriksaan Fisik menurut (Ardiansyah, 2012) adalah:
1) Kesadaran: pada awalnya compos mentis, adalah perasaan tidak berdaya.
2) Respirasi: tidak mengalami gangguan.
3) Kardiovaskuler: hipotensi, takikardia, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian
kapiler lambat (vasokontriksi), warna kulit pucat, sianosis, dan kulit/
membrane mukosa berkeringat (status shock, nyeri akut).
4) Persarafan: sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi/bingung, dan nyeri epigastrium.
5) Pencernaan: anoreksia, mual, muntah yeng disebabkan karena adanya luka
duodenal, nyeri pada ulu hati, tidak toleran terhadap adanya makanan seperti
cokelat dan makanan pedas serta membran mukosa kering.
2. Diagnosa keperawatan

No. Diagnose Luaran keperawatan Intervensi keperawatan


keperawatan
1. Nyeri akut Berdasarkan dengan tingkat nyeri Manajemen nyeri
(D.0077) (L.08066) (I.08238)
 Keluhan nyeri cukup Observasi
meningkat : 2 1.1 Identifikasi skala
 Meringis nyeri
cukup meningkat : 2 1.2 Identifikasi faktor
 Gelisah yang memperberat

cukup meningkat : 2 dan memperingan

 Kesulitan tidur cukup nyeri

meningkat : 2 Terapeutik

 Frekuensi nadi 1.3 Fasilitasi istirahat

Membaik : 5 dan tidur


Edukasi
 Pola napas membaik : 5
1.4 Ajarkan teknik
 Tekanan darah cukup
nonfarmakologis
memburuk : 2
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1.5 Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu

2. Gangguan Berdasarkan dengan pola tidur Dukungan tidur


pola tidur (L.02014) (I.05174)
(D.0055)  Keluhan sulit tidur cukup Observasi
meningkat : 2 2.1 Identifikasi pola
 Keluhan sering terjaga cukup aktivitas dan tidur
meningkat : 2 2.2 identifikasi faktor
 Keluhan tidak puas tidur pengganggu tidur
cukup meningkat : 2 Terapeutik

 Keluhan pola tidur berubah 2.3 lakukan prosedur

cukup meningkat : 2 untuk

 Keluhan istirahat tidak meningkatkan

cukup, cukup meningkat: 2 kenyamanan


Edukasi
2.4 jelaskan
pentingnya tidur
cukup selama sakit
2.5 anjurkan
menghindari
makanan/minuman
yang mengganggu
tidur
3. Keletihan Berdasarkan dengan tingkat Edukasi
(D.0057) keletihan aktivitas/istirahat
(L.05046) (I.12362)
 Kemampuan melakukan Observasi
aktivitas rutin 3.1 Identifikasi
cukup menurun : 2 kesiapan dan
 Lesu cukup meningkat : 2 kemampuan
 Frekuensi napas meningkat : menerima
1 informasi
 Nafsu makan cukup Terapeutik
memburuk : 2 3.2 Sediakan materi
 Pola napas dan media
Membaik : 5 pengaturan
 Pola istirahat cukup aktivitas dan
istirahat
memburuk : 2 Edukasi
3.3 Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat

1. Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan suatu proses keperawatan yang dilakukan setelah perencanaan


keperawatan. Implementasi keperawatan adalah langkah keempat dari proses
keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk membantu pasien yang
bertujuan mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak ataupun respon yang
dapat ditimbulkan oleh adanya masalah keperawatan serta kesehatan. Implementasi
keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat (Debora, 2013).

2. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses keperawatan terakhir yang
berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah dilakukan dengan kriteria hasil
yang sudah ditentukan. Evaluasi keperawatan bertujuan menentukan apakah seluruh
proses keperawatan sudah berjalan dengan baik dan tindakan berhasil dengan baik
(Debora, 2013). Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada pasien gastritis dalam
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah dapat mengontrol terhadap adanya gejala,
menyatakan rasa nyaman, tidak adanya mual.
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/3126/6/6%20.BAB%20II.pdf
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/36880/Bahan%20Ajar
%20%20Konsep%20%20Kebutuhan%20Rasa%20Aman%20dan%20Nyaman
%20%202021.pdf?sequence=1
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2481/5.%20BAB%201.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
https://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/3126/6/6%20.BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2284/3/BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2284/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai