Karya Tulis Ilmiah-Yoga Langgeng Yuana
Karya Tulis Ilmiah-Yoga Langgeng Yuana
“WETONAN”
Tujuan dari Tradisi Wetonan dapat dilihat secara spiritual religius dan
tujuan secara solidaritas sosial. Salah satu bentuk manifestasi agama yang paling
menonjol dalam kehidupan masyarakat Jawa adalah dipraktikkannya berbagai
macam upacara slametan (selamatan). Slametan merupakan pusat dari seluruh
sistem keagamaan orang Jawa, Slametan dilakukan untuk semua hajat, sehubungan
dengan kejadian yang ingin diperingati, ditebus, dan dikuduskan misalnya:
kelahiran, perkawinan, pindah rumah, mimpi buruk, panen, ganti nama,
membangun rumah, sakit, khitanan, dan sebagainya. Salah satu adat istiadat,
sebagai ritual keagamaan yang paling populer di dalam masyarakat Islam Jawa
adalah slametan, yaitu upacara ritual komunal yang telah mentradisi sebagainya di
kalangan masyarakat Islam Jawa yang dilaksanakan untuk peristiwa penting dalam
kehidupan seseorang. Praktik-praktik tradisional lainnya sangat beragam dan cukup
banyak jumlahnya, tidak dapat terlepas dari slametan sebagai pusatnya dari semua
bentuk praktik ritual keagamaan masyarakat Jawa, mempunyai pemaknaan dalam
hubungannya dengan keselamatan, yang meliputi kesejahteraan, kelas tarian, dan
kebahagiaan hidup manusia.
Tradisi Weton (hari kelahiran), Yang disebut dengan weton adalah hari
pasaran saat bayi dilahirkan ke dunia. Misalnya Senin Pon, Rabu Wage, Jumat Legi
atau lainnya. Legi, Pahing, Pon, Wage adalah nama-nama pasaran. Tradisi ini
sangat unik karena mirip dengan ulang tahun, namun bedanya Slametan Weton
dilakukan berdasarkan pada kalender Jawa, dimana dalam satu bulan terdapat 35
hari atau orang Jawa bisa menyebutnya selapan. Pelaksanaan wetonan ini memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dari masing-masing daerah walaupun sebenarnya
nilai dan tujuan dari upacara wetonan ini sama yaitu memohon keselamatan.
Peringatan wetonan dalam berbagai daerah ada yang melakukan perayaan ini
dengan bermeditasi, merayakannya sendiri dengan cara mengheningkan diri dan
berdoa kepada Tuhan, ada yang mengundang beberapa teman dekatnya menyantap
makanan bersama, dan kadang ada yang membuat perayaan wetonan yang lebih
besar adalah sebuah acara sosial di mana orang-orang berbagi cerita, saran, dan
saling mendengarkan. Pada saat mereka berdoa, mereka mendoakan kelancaran
hidup, kesehatan, rejeki, dan kebahagiaan untuk orang yang sedang merayakan
wetonannya. Masyarakat Jawa percaya seseorang yang sering dibuatkan slametan
weton secara rutin sesuai waktunya, biasanya hidupnya lebih terkendali, lebih
berhati-hati, dan jarang sekali mengalami sial. Terdapat juga suatu kepercayaan jika
masyarakat jawa tidak memperingati upacara weton maka akan terjadi suatu hal-
hal yang tidak diinginkan seperti suatu hal buruk.Wetonan bagi masyarakat suku
jawa sebagai suatu faktor yang memiliki arti terhadap pengakuan adanya Tuhan
Yang Maha Esa dikarenakan terdapat keyakinan dalam berdoa untuk memohon
suatu kemudahan ataupun keselamatan dan keberkahan. Tradisi Wetonan bukan
cuma soal kepercayaan tetapi jadi perekat kerukunan, karena bukan dari masyarakat
Jawa penganut agama Islam saja bahkan dari non Islam juga melaksanakannya,
boleh dilakukan kapanpun dan dimanapun. Bahkan jadi simbol toleransi budaya
dan umat beragama di Desa Manggala Permai Kabupaten Kapuas.