Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE JALAN

SURANADI KECAMATAN NARMADA


KABUPATEN LOMBOK BARAT

Analysis And Design Of Suranadi Road Drainage System, Narmada Sub-District, West
Lombok Regency

Artikel Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh:

Tirta Intan Luvitasyari


F1A 015 129

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2019
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM DRAINASE JALAN SURANADI
KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT

Tirta Intan Luvitasyari , Salehudin , I Dewa Gede Jaya Negara


1 2 2

1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

ABSTRAK

Desa Suranadi Kecamatan Narmada adalah daerah pegunungan yang termasuk daerah wisata yang paling
unggul di Kabupaten Lombok Barat. Wilayah Suranadi memiliki permasalah saluran jalan yang tidak mampu
menampung debit banjir akibat limpasan air hujan tepatnya dari jalan pemengkolan selat hingga plang Lesehan Taufik II
yang memiliki Panjang 3.5 Km. Genanga air tersebut sangat mengganggu sistem transportasi sehingga sering terjadi
kecelakaan. Salah satu cara untuk menanggulangi permasalah genangan tersebut yaitu
diperlukan saluran drainase jalan yang tepat.
Perencanaan ini menggunakan data curah hujan maksimum harian tahunan selama 10 tahun yaitu tahun 2009
sampai tahun 2018. Data yang ada sudah melalui tahap uji konsistensi dengan metode Rescaled Adjusted Partial Sums
(RAPS) dan dinyatakan konsisten. Proses perencanaan menggunakan persamaan – persamaan umum untuk
perencanaan saluran drainase yang meliputi rumus Monolobe, rumus Manning, dan rumus – rumus lainnya. Sedangkan
perhitungan Rencana Anggaran Biaya menggunakan Standar Satuan Harga terbaru 2018. Untuk rencana saluran drainase di
jalan Suranadi menggunakan Beton U-Ditch dengan tiga tipe dimensi 50 x 50 cm, 80 x 80 cm, 100 x 100 dan 2 type bentuk
gorong-gorong box culvert yaitu dimensi 50 x 50 cm dan 80 x 80 cm. Rencana anggaran biaya untuk pembangunan
saluran ini sebesar Rp.14,919,000,000 (Empat belas miliar sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta rupiah).

Kata kunci : Saluran jalan , Drainase, Genangan.

PENDAHULUAN menimbulkan permasalahan tersendiri bagi


Wilayah tempat kita tinggal adalah ruang lingkungan. Dalam kondisi normal seharusnya air hujan
kehidupan kita bersama, khususnya Desa Suranadi, Kecamatan sebagian besar masuk kedalam tanah ,
Narmada yaitu daerah pegunungan atau dataran tinggi sebagian lainnya dialirkan dan ada yang menguap.
yaitu termasuk Daerah Wisata. Wilayah Permasalahan muncul ketika air tersebut tidak masuk
Suranadi merupakan salah satu wilayah yang memiliki kedalam tanah (infiltrasi) dan tidak ada sistem
permasalahan saluran jalan yang tidak mampu pembuangan yang baik, sehingga menjadi limpasan di
menampung debit banjir akibat limpasan air permukaan tanah yang menyebabkan genangan dan banjir.
hujan seperti pada gambar 1.1 terlihat bahwa hujan Untuk mengatasi hal tersebut perlu dibuat suatu sistem
pada tanggal 7 maret 2019 drainase untuk mengatur pembuangan kelebihan air
mengakibatkan jalan suranadi tergenang air hujan dengan yang tidak meresap kedalam tanah yang berasal dari
ketinggian ± 10 cm. Hal tersebut jalan dan lahan sekitar.
berdampak pada para wisatawan dan warga yang melewati Saluran drainase berfungsi untuk
jalan tersebut, banyak para pengendara mengeluh atas jalan menerima dan menyalurkan aliran permukaan yang tidak
yang dilewatinya tergenang air bahkan warga juga terinfiltrasi oleh tanah akibat peristiwa hujan. Drainase pada
mengatakan bahwa banyak kecelakaan terjadi dijalan wilayah suranadi mempunyai peran untuk mengendalikan
suranadi ini. Kecelakaan yang terjadi dijalan suranadi banjir maupun genangan air akibat peristiwa hujan. Hal
diakibatkan oleh rusaknya jalan akibat genangan ini perlu dilakukan penelitian agar kapasitas saluran dan
air yang membuat jalan menjadi rusak dan berlubang. curah hujan dapat seimbang . Sehingga perlu
Banjir atau genangan air akibat peristiwa hujan di perencanaan sistem drainase
Desa Suranadi Kecamatan Narmada tidak bisa dipisahkan pada lokasi tersebut.
oleh unsur lahan, pembangunan fisik yang terjadi dan
meningkatnya kebutuhan akan pemukiman. Pada
saat musim hujan
Rumusan masalah METODOLOGI PENELITIAN
1. Berapakah curah hujan rancangan dan debit
banjir di jalan raya suranadi ?
2. Bagaimanakah perencanaan sistem drainase
jalan raya suranadi ?
3. Berapakah dimensi penampang saluran drainase
di jalan raya suranadi?
4. Berapa besar RAB untuk membangun saluran
drainase di Jalan Suranadi Kecamatan
Narmada?
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan perencanaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui debit banjir di lokasi jalan raya
suranadi.
2. Untuk merencanakan sistem drainase jalan raya
suranadi.
3. Untuk merencanakan dimensi penampang saluran
drainase jalan raya suranadi.
Gambar 1 Lokasi Penelitian
4. Untuk mengetahui besar RAB untuk membangun
saluran drainase di Jalan Suranadi Kecamatan
Studi ini akan dilakukan di jaringan Jalan Selat-
Narmada.
Suranadi yang terletak pada salah satu wilayah di daerah
Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Provinsi
Manfaat Penelitian
Nusa Tenggara Barat.
Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian
ini , diantaranya :
Data Yang Digunakan
1. Agar dapat mencegah terjadinya banjir akibat
Metode analisis data yang digunakan
genangan air hujan di areal kawasan suranadi
dalam penelitian “Analisis dan Perencanaan Sistem
sehingga terciptanya jalan yang nyaman dan sehat
Drainase Jalan Suranadi Kecamatan Narmada
.
Kabupaten Lombok Barat” ini, peneliti menggunakan bantuan
2. Memberikan solusi pada pihak terkait sebagai
perangkat lunak Microsoft Excel 2010, Auto Cad 2018,
alternative perencanaan sistem drainase di lokasi tersebut.
Google Earth. Dalam tahapan ini, data- data yang diperlukan
Batasan Masalah
antara lain:
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk
menghindari adanya penyimpangan maupun
1. Data Sekunder
pelebaran pokok masalah, agar penelitian berjalan dengan
Data sekunder adalah pengumpulan data
sistematis dan lebih terarah sehingga tujuan penelitian akan
yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang di peroleh
tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini
dari instansi terkait, studi pustaka, dan data- data hasil
adalah sebagai berikut:
penelitian sebelumnya. Data sekunder yang di perlukan untuk
1. Lokasi yang ditinjau hanya jalan suranadi
perencanaan ini adalah:
(pembibitan tambulanpot dan buah desa selat
a. Data topografi
sampai plang masuk ke lesehan taufik II desa
b. Data curah hujan
suranadi ) dengan panjang 3.5 Km.
Data curah hujan yang digunakan selama 10 tahun
2. Data curah hujan yang digunakan sebanyak 10
yang di peroleh dari stasiun Sesaot.
tahun, dari 2009 – 2018.
2. Data Primer
3. Tidak menghitung air limbah rumah tangga.
a. Saluran existing
4. Tidak menghitung saluran primer.
b. Lebar jalan
5. Kondisi drainase diperoleh dari survey langsung
c. Lebar bahu jalan
lapangan pada jalan suranadi.
Alat Yang Digunakan Saluran drainase yang berada di Jalan suranadi tidak
Alat-alat yang digunakan pada penelitian, antara lain: 1. Alat direncanakan sesuai debit air yang mengalir. Saluran drainase
tulis
yang berada di Jalan Suranadi hanya di gali tanpa
2. Laptop
3. Kamera merencanakan debit air yang mengalir seperti pada Gambar
4. Meteran 2 sehingga meluapnya air dari saluran ke jalan yang
mengakibatkan genangan air atau banjir.
Langkah Pengerjaan
Langkah-langkah dalam perencanaan ini
adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data
a. Data Sekunder.
b. Data Primer
2. Analisis Hidrologi
a. Uji konsistensi data
Uji konsistensi data dilakukan dengan
metode Resacled Adjusted Partial Sums
(RAPS).
c. Analisa distibusi frekuensi
Analisis distribusi frekuensi untuk
menentukan jenis agihan/distribusi yang
digunakan.
c. Uji kecocokan
Uji kecocokan diperlukan untuk mengetahui
apakah data curah hujan yang ada sudah sesuai dengan
jenis sebaran yang dipilih. Dalam hal ini digunakan
uji kecocokan metode uji Chi- kuadrat
dan uji Smirnov Kolmogorov.
d. Analisa curah hujan rancangan
Menghitung curah hujan rancangan sesuai Gambar 2 Saluran di Jalan Suranadi yang di gali
dengan distribusi yang memenuhi syarat. 2. Saluran drainase yang terputus (buntu)
3. Analisis Intensitas Hujan. Saluran yang ada pada Jalan Suranadi banyak yang
4. Merencanakan jaringan Drainase.
terputus, saluran di jalan Suranadi yang direncanakan berada
5. Menghitung debit rancangan dengan metode
rasional. pada titik-titik tertentu yang dianggap sering terjadi
6. Perencanaan Saluran Drainase. genangan air. Terlihat pada Gambar 3 bahwa saluran buntu
7. Penggambaran Rencana Dimensi Saluran
sehingga air meluap ke jalan dan merusak saluran
Drainase.
8. Merencanakan Anggaran Biaya karena tidak bisa menampung debit air yang melimpah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Jalan Suranadi
Faktor Terjadinya Banjir
Beberapa faktor yang mengakibatkan jalan Suranadi
tergenang air atau banjir setelah dilakukan analisis (survey
lapangan) meliputi:
1. Saluran drainase yang hanya di gali
Analisis Hidrologi
Data Curah Hujan
Data curah hujan merupakan data yang
sangat penting dalam analisis hidrologi, karena data ini
merupakan input (masukan) air di suatu wilayah atau daerah
aliran sungai. Data hujan sangat
dibutuhkan dalam perencanaan debit untuk
menentukan dimensi saluran drainase.
Dalam perencanaan ini digunakan data
curah hujan harian dari 1 (satu) stasiun hujan terdekat dari
lokasi studi yaitu stasiun Sesaot. Data hujan yang diperoleh
adalah data hujan harian selama 10 tahun yaitu dari 2009
sampai tahun 2018. Untuk perencanaan
drainase data curah hujan yang
digunakan adalah data curah hujan harian maksimum. Adapun
Gambar 3 Saluran drainase di Jalan Suranadi yang terputus data curah hujan harian maksimum dari stasiun Sesaot
dapat dilihat pada Tabel 1.
3. Arah aliran airnya tidak ke sungai atau ke laut
Tabel 1 Data Curah Hujan Harian Maksimum
Arah aliran air saluran di jalan Suranadi ini Stasiun Sesaot
tidak direncanakan sesuai Peta Topografi. Saluran No Tahun Tanggal Hujan
Kejadian (mm)
yang berada di Jalan Suranadi
1 2009 10 Januari 283
mengalirrkan air atau pembuangan akhir ke 134
2 2010 24
halaman warga terlihat pada Gambar 4 September
3 2011 15 April 117
sehingga membuat halaman warga menjadi banjir 4 2012 8 Januari 93
dan apabila pemilik halaman 5 2013 4 Desember 102
6 2014 26 80
merencanakan bangunan di halaman tersebut
Desember
sehingga akan muncul masalah-masalah baru pada 7 2015 4 Mei 120
wilayah Suranadi. 8 2016 16 Januari 133
9 2017 12 Juni 173
10 2018 1 Februari 142

Sumber : Balai Wilayah Sungai NTB

Uji Konsistensi Data Hujan


Untuk uji konsistensi data curah hujan
tahunan. Metode yang digunakan untuk uji
konsistensi data adalah metode Rescaled Adjusted
Particial Sums (RAPS). Hasil perhitungan uji
konsistensi data hujan ditunjukkan pada Tabel 2.

Gambar 4 Pembuangan akhir ke halaman warga


Tabel 2 Uji RAPS Stasiun Sesaot
No. Tahun Hujan (Yi-Y) SK* Dy^2 SK* │SK Tabel 3 Analisis distribusi frekuensi
(Yi) * **│ (Xi - (Xi - X)^3 (Xi - X)^4
No. Xi (Xi-X) X)^2
1 2009 283 145.30 145. 2111 . 2.66 2.66
1 283 145.30 21112 3067586.68 445,720,344.
0 300 209 4 4
.09 17
2 2010 134 -3.700 141. 1.63 2.59 2.59
2 134 -3.70 13.69 -50.65 187.42
600 9 6 6
3 2011 117 - 120. 42.8 2.21 2.21 3 117 -20.70 428.4 -8869.74 183,603.68
9
20.700 900 49 6 6
4 93 -44.70 1998. -89314.62 3,992,363.65
4 2012 93 - 76.2 199. 1.39 1.39
09
44.700 00 809 7 7 5 102 -35.70 1274. -45499.29 1,624,324.76
5 2013 102 - 40.5 127. 0.74 0.74 49
35.700 00 449 2 2 6 80 -57.70 3329. -192100.03 11,084,171.9
6 2014 80 - - 332. - 0.31 29 0
57.700 17.2 929 0.31 5 7 120 -17.70 313.2 -5545.23 98,150.62
9
00 5 8 133 -4.70 22.09 -103.82 487.97
7 2015 120 - - 31.3 - 0.64
17.700 34.9 29 0.64 0 9 173 35.30 1246. 43986.98 1,552,740.29
09
00 0
10 142 4.30 18.49 79.51 341.88
8 2016 133 -4.700 - 2.20 - 0.72
39.6 9 0.72 6 29756 464256716.3
.100 2770169.760
00 6 Jumlah 1377 37
9 2017 173 35.300 - 124.. - 0.07
4.30 609 0.07 9 Rata 137.
0 9 -rata 7
10 2018 142 4.300 0.00 1.84 0.00 0.00 Sumber : Hasil analisis
0 9 0 0
Jumlah 1377 2975 𝑖=1
.610
a. Nilai rerata (𝓍) 𝑛𝑛
Rata-rata 137.7 𝑥̅= ∑ 𝑥1

Sum
ber : Hasil analisis
𝑥̅= 1377
𝑥̅= 137.7
10

N = 10 b. Simpangan baku (standard deviation) (S)


𝑛
Dy = 54.549
𝑆 = √𝑖=1 ∑ (𝑥𝑖− 𝓍)²

Sk** min = -0.726 (𝑛−1)


Sk** maks = 2.664 𝑆=√ (10−1)
29756.1

Qy = maks | Sk** | = 2.664 𝑆 = 57.50


Ry = maks Sk** - min Sk** = 3.390
Qy/√n (tabel 95%) = 0.842 < 1.140
KONSISTEN c. Koefisien asimetri
𝑖=1 (skewness) (Cs)
(𝑛 𝑛−1 )(𝑛−2)𝑆³
Ry/√n (tabel 95%) = 1.072 < 1.280 𝐶𝑠 = 𝑛𝑥 ∑ (𝑥𝑖−𝑥 )³

KONSISTEN

Analisis Pemilihan Agihan 𝐶𝑠 = 10 𝑥 2770169.76

( 10−1 )(10−2)57.50³
Dari data curah hujan maksimum rata-rata, 𝐶𝑠 = 2.024
selanjutnya dihitung parameter statistik untuk d. Koefisien variasi (Cv)
memilih sebaran yang cocok. Analisis parameter 𝐶𝑣 = 𝑆
statistic curah hujan disajikan pada tabel dibawah ini 𝐶𝑣 = 57.50 𝑥
137.7
:
𝐶𝑣 = 0.418
e. Koefisien kurtosis
𝑖=1(Ck) Interval kelas I = data terkecil + Ik
𝑛 ( 𝑛−1 )(𝑛−2)(𝑛−3)𝑆⁴
𝐶k = 𝑛²𝑥 ∑ (𝑥𝑖−𝑥 )⁴ = 80 + 40.60
4
= 120.60
𝐶k = 10²𝑥 464256716.337
Interval kelas II = Interval kelas I + Ik
( 10−1 )(10−2)(10−3)57.50⁴
= 120.60 + 40.60
𝐶k = 8.427
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai = 161.20
Interval kelas III = Interval kelas II + Ik
𝐶𝑣 = 0.418, 𝐶𝑠 = 2.024 dan 𝐶k = 8.427 maka jenis sebaran
= 161.20 + 40.60
dipilih berdasarkan syarat-syarat seperti tercantum pada tabel
= 201.80
dibawah ini :
Interval kelas IV = Interval kelas III + Ik
= 201.80 + 40.60
Tabel 4 Persyaratan Parameter Statistik Suatu
= 242.40
Distribusi
Interval kelas V = Interval kelas IV +
No. Distribusi Persyaratan
Ik
1 Gumbel Cs = 1,14
Ck = 5,4 = 242.40 + 40.60
2 Normal Cs = 0 = 283
Ck = 3
e. Derajat kebebasan
3 Log Cs = Cv3 + 3Cv
Dk = k – (P + 1)
Normal Ck = Cv8 + 6Cv6 +
= 5 – (2 + 1) = 2
15Cv4 + 16Cv2 + 3
P = 2 untuk distribusi log pearson tipe
4 Log Selain dari nilai di
III
Pearson III atas
Tabel 5 Analisis Uji Chi-Kuadrat
Sumber : Bambang Triatmodjo, 2010 Interval Kelas Ei Oi Oi-Ei (Oi-Ei)
2

Sumber : Hasil analisis2.00


Hasil analisis pemilihan distribusi hujan pada 80 < x ≤ 120.60 4 2 4

Tabel 4.4 menunjukan bahwa jenis agihan yang dipilih adalah 120.60 < x ≤ 161.20 2.00 4 2 4
Oi = jumlah data curah hujan yang memenuhi
Log Pearson III. 161.20< x ≤ 201.80 2.00 1 -1 1
Untuk α = 5 % Dk = 2 ; didapat X2 (Tabel 2.4) = 5.991
Uji Kecocokan 201.80 < x ≤ 242.40 2
2.00 0 -2 4
Untuk mengetahui data tersebut benar sesuai dengan X (hitung)𝐺𝑖=1
2
=∑ (Oi − Ei)
242.40 < x ≤ 283 2.00 1 -1 1
Ei
jenis sebaran teoritis yang dipilih sebelumnya maka perlu X (hitung) = 14
2

10
Jumlah = 1.4 10 10 0 14
dilakukan pengujian kecocokan sebelum dilakukan pengujian.
Maka, syarat : X2(hitung) < X2(tabel)
Ada 2 pengujian dalam menetukan
1.400 < 5.991 OK
kecocokan data yaitu Uji Chi-
Kesimpulan : Hipotesa Log Pearson III diterima.
Kuadrat dan Uji Smirnov-Kolmogorov.
1. Uji Chi-Kuadrat
2. Uji Smirnov-Kolmogorov
a. Penentuan Jumlah kelas
Selain pengujian kecocokan Chi-Kuadrat
k = 1 + 3,322 log n
maka perlu juga dilakukan pengujian kecocokan
k = 1 + 3,322 log 10
Smirnov-Kolmogorov. Data digambarkan pada kertas
k = 4,332 ≈ 5
probabilias dengan cara Weibull. Langkah
selanjutnya memploting data pada kertas kementakan
b. Penentuan interval kelas
lk =
(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶𝑢𝑟𝑎ℎ 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶𝑢𝑟𝑎ℎ 𝐻𝑢𝑗𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙)
𝑘

lk = 283−80

5
lk = 40.60
c. Sebaran analitis
Ei = 𝑛 = 10 =2
𝑘 5
d. Pembagian interval kelas
dengan peluang teoritis (P) sebagai sumbu X dan curah Tabel 7 Analisis Curah Hujan Rancangan Metode
hujan (log X) sebagai sumbu Y. Kemudian mencari Log Pearson III
peluang data pengamatan (P1) dengan cara menarik garis log Xi - (log Xi -
(log Xi -

horisontal untuk nilai peluang teoritis (P) terhadap garis No Sumber


Xi : Log
Hasil
Xi Analisis Log
Log X)^2 X)^3
Log X
ekstrapolasi. Gambar kertas peluang distribusi Log 1 283 a. Nilai
2.452 rata-rata
0.340 0.115 0.039
2 ̅ ̅𝑙𝑜𝑔𝑋 2.127
134 0.015 0.000 0.000
Pearson tipe III dapat lihat pada lampiran Gambar Setelah 𝑖=1

penggambaran pada kertas distribusi Log Pearson III 3 ̅=∑ 𝑛117 2.068
log 𝑋𝑖 -0.044 = 2.111
0.002 0.000
̅𝑙𝑜𝑔𝑋
̅
(lampiran) didapat maka selanjutnya perlu dilakukan 4 93
b. Standar 1.968
deviasi ̅
𝑛 -0.144 0.021 -0.003
̅= 𝑖=1
21.212
2
pengujian kecocokan metode yang digunakan 5 102 ̅ ) 2.009 𝑛−1 -0.103 0.011 -0.001
10
dengan uji Smirnov Kolmogorov. 6 80
𝑆𝑙𝑜𝑔𝑥 =√
1.903

-0.209
(𝐿𝑜𝑔 𝑋− ̅𝑙𝑜𝑔𝑋

0.044 -0.009

7 120 2.079 -0.033 0.001 0.000


= 0.153
Tabel 6 Analisis Uji Smirnov Kolmogorov 8 133𝑖=1 2.124 ̅
𝑛
0.012 0.000 0.000
𝑆c. =√ 0.211
Koefisien kepencengan
m Xi P(Xi) P'(Xi) ∆P
𝑙𝑜𝑔𝑥
̅ 10−1
(𝑛−1 )(𝑛−2)(Slogx) 3
9 173 2.238 0.126 0.016 0.002
1 80 9.091 10.00 0.909 CS = ∑ (𝐿𝑜𝑔 𝑋− ̅𝑙𝑜𝑔𝑋

10 142 2.152 0.040 0.002 0.000


2 93 18.182 21.00 2.818 CS = 10𝑥(0.028)
(10−1 )(10−2)(0.153)3
1377 21.212 0.000= 1.1 0.211 0.028
3 102 27.273 28.00 0.727 Jumlah
Rata- 137.7
Dari 2.111
nilai koefisien kepencengan Cs = 1.1
4 117 36.364 34.00 2.364
rata
diperoleh besarnya faktor penyimpangan (k) dengan
5 120 45.455 38.00 7.455
interpolasi berdasarkan Tabel 2.6 yaitu :
6 133 54.545 46.00 8.545
a. Kala ulang 2 tahun (P = 50 %)
7 134 63.636 48.00 15.636
Cs = 1.2 ; k = -0.195
8 142 72.727 51.00 21.727 Cs = 1.1 ; k = ?
9 173 81.818 64.00 17.818 Cs = 1 ; k = -0.164
10 283 90.909 93.00 2.091 Interpolasi nilai k
k2 = -0.195 + 1.1−1.2
x [(-0.164)-(-0.195)] = -
Sumber : Hasil Analisis 1−1.2
0.180
D maks = 21.727/100 = 0.22 % (kertas distribusi Log Pearson)
b. Kala ulang 5 tahun (P = 20 %)
Cs = 1.2 ; k = 0.732
Untuk α = 5 %
Cs = 1.1 ; k = ?
n = 10
Do = 0.41 % (Tabel 2.4) Cs = 1 ; k = 0.752
Maka, syarat : D maks < Do Interpolasi nilai k
0,22 % < 0,41 %
Kesimpulan : Hipotesa Log Pearson tipe III diterima. 4.1.5
Curah Hujan Rancangan
Curah hujan rancangan atau curah hujan
rencana merupakan besaran hujan dengan kala ulang tertentu,
misal X2 merupakan besaran hujan dengan kala ulang 2
tahun dengan pengertian bahwa hujan sebesar itu atau lebih
akan terjadi sekali selama kurun waktu 2 (dua)
tahun. Perhitungan curah hujan
rancangan metode Log Pearson tipe III disajikan pada
tabel di bawah :
k2 = 0.732 + 1.1−1.2 x 0.752 – 0.732 = 0.742 c. Log XT = 2.111 + 3.076 x 0.153 = 2.583
1−1.2 XT = 383 mm
Kala ulang 10 tahun (P = 10 %)
Cs = 1.2 ; k = 1.34
Kala Ulang Hujan
Cs = 1.1 ; k = ?
Besar kala ulang hujan untuk perencanaan sistem
Cs = 1 ; k = 1.34
drainase di Jalan suranadi Kecamatan
Interpolasi nilai k
Narmada dilihat dari Tipologi kota serta daerah
k2 = 1.34 + 1.1−1.2 tangkapan air hujan adalah kala ulang 2 tahun dengan besar
1−1.2 x 1.34 – 1.34 = 1.34
hujan rancangan = 121.496 mm dan kala ulang 5 tahun
d. Kala ulang 25 tahun (P = 4 %) untuk saluran utama dengan besar hujan rancangan =
Cs = 1.2 ; k = 2.087 168.168 mm.
Cs = 1.1 ; k = ?
Cs = 1 ; k = 2.043
Interpolasi nilai k
x 2.043 - 2.087 = 2.065 e.
k2 = 2.087 + 1.1−1.2
Kala ulang 50 tahun (P 1−1.2
= 2 %)
Cs = 1.2 ; k = 2.626
Cs = 1.1 ; k = ?
Cs = 1 ; k = 2.542
Interpolasi nilai k
k2 = 2.626 + 1.1−1.2
1−1.2 x 2.542 – 2.626 = 2.584
f. Kala ulang 100 tahun (P = 1 %)
Cs = 1.2 ; k = 3.149
Cs = 1.1 ; k = ?
Cs = 1 ; k = 3.002
Interpolasi nilai k Gambar 5 Perencanaan Saluran Drainase
x 3.002 – 3.149 = 3.076
k2 = 3.149 + 1.1−1.2
1−1.2
Perhitungan curah hujan rancangan metode Log
Pearson III :
Log XT = Log 𝑥 + k (SLog X)
XT = Anti LogXT
Kala ulang 2 tahun
Log XT = 2.111 + (-0.180) x 0.153 = 2.008
XT = 121.496 mm
Kala ulang 5 tahun
Log XT = 2.111 + 0.742 x 0.153 = 2.226
XT = 168.168 mm
Kala ulang 10 tahun
Log XT = 2.111 + 1.34 x 0.153 =2.317
XT = 207.666 mm
Kala ulang 25 tahun
Log XT = 2.111 + 2.065 x 0.153 = 2.428
XT = 268.190 mm
Kala ulang 50 tahun
Log XT = 2.111 + 2.584 x 0.153 = 2.508
XT = 322 mm
Kala ulang 100 tahun
Gambar 6 Daerah Tangkapan (Catchmant Area)
Daerah Tangkapan Air Hujan Tabel 8 Hasil Analisis Catchment Area dan Koefisien
Daerah tangkapan air hujan adalah luas Pengaliran
lahan yang masih mempengaruhi besarnya debit pada saluran Nama Luas Daerah Luas total Koefisien C
Sumber :Hasil Analisis
Layanan
yang ditinjau, sehingga luas daerah tangkapan air hujan dapat
Saluran (Ha) Daerah Rata-
ditentukan dari peta kontur jalan dan peta topografi. Untuk Layanan (Ha) Pengaliranrata
menentukan daerah tangkapan air hujan jalan suranadi dapat (C)
dilihat pada Tabel 4.8. 0.60

1saluran Jalan
Permukiman 0.545
0.436 0.85 0.413
2.195
Koefisien Pengaliran Lahan
1.214 0.15
Harga koefisien pengaliran ditentukan Vegetasi

berdasarkan penggunaan tanah daerah yang ditinjau. Nilai 0.60


koefisien pengaliran berbeda untuk setiap tipe daerah 2saluran Jalan
Permukiman 0.545
0.789 0.85 0.485
2.195
pengaliran, karena itu pada analisis ini nilai koefisien Lahan
0.862 0.15
pengaliran yang diambil untuk beberapa tipe daerah Vegetasi

pengaliran adalah sebagai berikut: saluran Permukiman 0.115 0.60


- Jalas aspal : 0.85 (Tabel 2.8) - 3 Jalan 0.524 0.85
Permukiman : 0.60 Lahan 1.092 0.15
- Lahan Vegetasi : 0.15 2.113 0.321
Vegetasi
- Sawah : 0.25
sawah 0.112 0.25
- Perdagangan : 0.70
Untuk tipe daerah pengaliran yang beragam, perdagangan 0.270 0.70
0.60
koefisien pengaliran dicari dengan persamaan 2.8. saluran Permukiman 0.065
4 Jalan 0.524 0.85 0.338
Berikut ini contoh perhitungan pada Saluran 1. 2.113
Lahan
- Luas daerah yang dilayani : 2.739 1.524 0.15
Vegetasi
Ha
0.85
- Luas Jalan : 1.089
5saluran Lahan
Jalan 0.062
0.086 0.15 0.381
Ha 0.348
Vegetasi
- Luas lahan vegetasi : 1.214
Ha sawah 0.200 0.25
0.60
- Luas permukiman : 0.436 saluran Jalan 0.086
Ha 6 Lahan 0.775
0.348
Vegetasi
Koefisien pengaliran (C) = 𝐴 . 𝐶 +𝐴
1 1 2
.𝐶2+ 𝐴3.𝐶3 perdagangan 0.232 0.85
∑𝐴
0.030 0.70

= 0.413
=(0.545𝑥0.85)+(1.214𝑥0.15)+(0.439𝑥0.60)

Dengan cara yang sama


2.739 koefisien pengaliran
untuk saluran yang lain dapa dilihat pada Tabel 4.8.
Elevasi akhir lahan (e1) = +218.161 (Peta
topografi)
Kemiringan saluran (i) == ∆𝐻
(𝐸0−𝐸1)

𝐿𝑠𝐿𝑠
= (218.161−190.000)
=
1650
= 0.017
Kemiringan lahan (is) = ∆𝐻
𝐿
(𝑒0−𝑒1)
𝐿
=
(218.227−218.161)
= 0.007
10
Koefisien hambatan (nd) = 0.013 (Tabel
2.9)
Koefisien manning (n) = 0.013 (Tabel 2.10)
V(asumsi) = 1 m/dt
Maka t0𝑥3.28
=[ 2 x L x
3
𝑛
√𝑠
]
0.167

=[ 2 x3.28 x
10 x 3 0.013

√0.007
] 0.167

= 1.233 menit
Gambar 7 Waktu Konsentrasi
td = 1650 = 27.5
detik = 0.458 menit 60x1
Waktu Konsentrasi
tc = 1.233 + 0.458
Waktu konsentrasi adalah waktu yang
= 1.691 menit
diperlukan untuk mengalirkan air dari titik yang paling
Perhitungan hasil analisis waktu konsentrasi
jauh pada daerah aliran ke titik kontrol yang ditentukan di
untuk setiap saluran akan ditampilkan
bagian hilir suatu saluran. Waktu konsentrasi dapat
pada Tabel 9 Berikut ;
dihitung dengan membedakan dua komponen, yaitu (1) waktu
Tabel 9 Hasil Analisis Waktu Konsentrasi
yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan lahan sampai
saluran terdekat t0 dan (2) waktu perjalanan dari
pertama masuk saluran sampai titik keluaran td yang dapat
ditulis sebagai berikut :
𝑡 = 𝑡 +𝑡
𝐶 0 𝑑

t0 = [2 𝑥3.28 x L x 𝑛 ] 0.167
menit
3 √𝑠
𝑡 =
𝑑 𝐿𝑠 menit Waktu konsentrasi yang digunakam adalah waktu
60𝑣
Berikut ini adalah contoh perhitungan waktu maksimum yaitu : 1.691 menit = 0.028 jam
konsentrasi pada saluran 1 :
Panjang lintasan aliran di dalam saluran (Ls) = 1650 m Analisis Intensitas Hujan
Panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (L) = 10 Analisis intensitas hujan memakai rumus
m Mononobe karena data curah hujan yang didapat berdasarkan
Elevasi awal saluran (E0) = + 218.161 Elevasi curah hujan harian.
akhir saluran (E1) = + 190.000 Elevasi awal Berikut ini contoh perhitungan intensitas hujan
lahan (e0) = +218.727 (Peta pada Saluran 1 berdasarkan kala ulang 5 tahun.
topografi) Besaran hujan dengan kala ulang 5 tahun (R24) = 168.170 mm
Waktu konsentrasi (tc) = 0.028 jam Maka : Debit Banjir Saluran
I=𝑅 Debit banjir saluran adalah total debit dari
[ ]
24
24 2/3

24
[ 0.028
𝑡𝑐 24 tiap-tiap saluran. Berikut ini contoh perhitungan debit banjir
= 168.170
] 2/3

24 saluran pada Saluran 2.


= 629.536 mm/jam
Diketahui : Q1 = 1.586 m /dt 3

Hasil analisis intensitas hujan untuk setiap saluran Q3 = 1.186 m /dt 3

dapat dilihat pada Tabel 10 Berikut ; Maka :


Tabel 10 Hasil Analisa Intensitas Hujan Qtot = Q1 + Q3
Nama R24 tc I = 1.586 + 1.186
Saluran (mm) (jam) (mm/jam) = 2.772 m /dt 3

1 168.170 0.028 629.534 Hasil analisis debit banjir saluran pada masing-
2 168.170 0.028 629.534 masing saluran dapat dilihat pada Tabel 4.12
3 168.170 0.028 629.534 berikut:
4 168.170 0.028 629.534
5 168.170 0.028 629.534 Tabel 12 Hasil Analisis Debit Banjir Rancangan
6 168.170 0.028 629.534 No Nama Sumber
Q : Hasil Analisis Qsal
Uraian
Karena saluran 1 dan saluran 2 berada di
Saluran Saluran (m /dt)3
(m /dt) 3

Sumber : Hasil Analisa jalan yang sama maka dipakai saluran


Saluranyang debitnya lebih
1
besar. Begitu1dengan saluran
1.585
3 dan saluran
1 5. 1.585
Debit Air Hujan Per Daerah Tangkapan Tabel Saluran
2 2 13 Hasil Analisis
1.862 Debit Banjir Rancangan
2 1.862
(Catchment Area)
Saluran
Debit air hujan dihitung dengan menggunakan 3 3 1.186
1+3 2.772
Metode Rasional. Berikut contoh Saluran
4 4 1.249
perhitungan pada Saluran 1. 2+4 3.111
Saluran
Koefisien pengaliran (C) = 0.413 5 5 0.232
5 0.232
Intensitas hujan (I) = 629.534 Saluran
6
mm/jam 6 0.472 6 0.472
Luas daerah pengaliran (1) = 2.195 Ha Maka :
Q=fxCxIxA
= 0.002778 × 0.413 × 629.534 × 2.195
= 1.585 m /dt 3

Hasil analisis debit air hujan per daerah tangkapan No Nama Q


Uraian
(catchment area) untuk masing-masing saluran dapat Qsal
dilihat pada Tabel 11 berikut: Saluran Saluran (m /dt)
3
(m /dt)
3

Tabel 11 Hasil Analisis Debit Air Hujan 1 Saluran 1


1 0.285 1.862
Nama Saluran
f C 2 2 0.285 Saluran
1+23 1.862
3.111
I A Q Saluran 2
34
34 0.191 +4 3.111
Saluran (mm/jam) (Ha) (m /dt)
3

5 5 0.072 Saluran 5 0.472


1 0.002778 0.413 629.534 2.195 1.585 6 6 0.072 Saluran 6 0.472
2 0.002778 0.485 629.534 2.195 1.862 Sumber : Hasil Analisis
3 0.002778 0.321 629.534 2.113 1.186
4 0.002778 0.338 629.534 2.113 1.249
5 0.002778 0.381 629.534 0.348 0.232
6 0.002778 0.775 629.534 0.348 0.472
Sumber : Hasil Analisis
Analisa Hidraulika
Perencanaan Saluran
Perencanaan adalah proses mendimensi (lebar
dan tinggi) saluran drainase agar memenuhi syarat Q total
(rancangan)≤ Q Saluran (kapasitas saluran ).Untuk lebih jelasnya, berikut

contoh perhitngan untuk


perencanaan Saluran 1

Perencanaan Dimensi Gorong-gorong


Gorong-gorong merupakan kontruksi yang dibuat
akibat adanya persimpangan antara jalan/jalan kereta api
dengan saluran. Bentuk gorong yang direncanakan adalah segi
empat. Berikut contoh perhitungan G1;

Gambar 8 : Bentuk saluran rencana : Segi empat

Debit (Qtotal(rancangan)) : 1.862 m3/det


Kekasaran Manning (n) : 0.013
Kemiringan dasar saluran (i) : 0.017
Lebar saluran (b) : 0.800 m
Didapat Tinggi saluran (h) : 0.600m.
Luas tampang : A = bxh
Keliling basah : P = b + 2h
Jari-jari hidrolis :R=𝐴
𝑃 Gambar 9 : Bentuk gorong - gorong : Segi empat Debit
(Qtotal(rancangan)) : 1.862 m /det 3

Kontrol :
Koefisien kontraksi : 0.900
Q total (rancangan) ≤ Q Saluran (kapasitas saluran ) Q saluran
koefisien gesekan pada dinding: 0.013 Lebar
=VxA
gorong-gorong (b) : 0.8 m
Q saluran = 1 R i A 2/3 1/2
Tinggi air digorong-gorong (h) : 0.8 m
𝑛
1.862 = 1 [ ] i (b x h)
𝐴 2/3 1/2

𝑛 𝑃[
] i [(b x h)
𝑏𝑥ℎ
2/3 1/2
Menghitung debit kapasitas Gorong-gorong
1.862 =
0.800𝑥 ℎ
1 𝑏+2ℎ
1.862 = 𝑛0.013 0.800+2ℎ
1
] 0.017 (0.800x 2/3 1/2 G1:
Q total (rancangan) ≤ Q Saluran (kapasitas saluran )
h) =0.600 Q saluran = V x A
Kemudian ditambahkan dengan tinggi jagaan 0.20 m Q saluran
R =i 1 A
2/3 1/2

sehingga tinggi saluran rencana menjadi 0.600 + 0.200 = 0.800 𝑛

m. Untuk perhitungan kapasitas saluran dipakai h = 0.8 m. 1,862 = [ 1 𝐴 ] i (b x h)


2/3 1/2

𝑛 𝑃 [𝑏 𝑥 ℎ
1.862 = 1 𝑏+2ℎ [ 0.800𝑥]2/3ℎ i1/2 (b x h)
Tabel 14 Dimensi Saluran 1.862𝑛 = 10.800+2ℎ
0.013
] 0.017 (0.800x
2/3 1/2

h)
h = 0.600
untuk menentukan ruang bebas untuk
gorong-gorong maka dipakai tinggi gorong 0.800 m.
Selanjutnya untuk perhitungan saluran kapasitas dipakai
h : 0.800 m.
menentukan tipe gorong-gorong
Galia
H : 0.800 m Urugan Galian Volume Volume
Nama Stasi Tana n
Jarak
1.2D = 0.800 x 0.800 m = 0.640 m Salur onin h Tanah Saluran
(m) Galian Urugan
(m2)
Sehingga didapat H< 1.2D maka dipakai gorong- an g (m2) (m2)
(m )
3
(m )
3

gorong aliran bebas. 3+25


0
Menghitung debit kapasitas gorong-gorong G1 :
0.138 0.000 0.5 x 0.5 15 5.820 0.000
Q = 2 CBH√2 𝑔𝐻 3+30
3 3 0
Q=2
3 0.138 0.000 0.5 x 0.5 50 19.400 0.000
0.900x0.800x0.800√2
3 𝑥9.810𝑥0.800 3+35
0
Q = 0.878 m /det
3

0.138 0.000 0.5 x 0.5 50 19.400 0.000


Kontrol:
3+40
Q banjir < Qkapasitas Gorong – gorong 5 0
Q = 0.600 m /det < 0.878 m /det (ok)
3 3
0.138 0.000 0.5 x 0.5 50 19.400 0.000
Tabel 15 Dimensi Gorong Gorong 3+45
0

0.138 0.000 0.5 x 0.5 50 19.400 0.000


3+50
0

0.138 0.000 0.5 x 0.5 50 19.400 0.000


TOT
AL 0.828 0.000 102.820 0.000

Rencana Anggaran Biaya Sumber : Hasil Analis


Hal terakhir dari proses perencanaan adalah
menghitung rencana anggaran biaya sesuai dengan Menghitung volume pekerjaan saluran untuk Saluran
standar satuan harga terbaru. Dalam perencanaan ini 5
digunakan standar satuan harga 2018 untuk daerah Diketahui : Dimensi Saluran 5 = 0.5 x 0.5 x 1,2 m
Kabupaten Lombok Barat. Perhitungan Rencana Panjang Saluran 1 = 261.5 m
Anggaran Biaya didasarkan pada volume galian, urugan, Total Saluran 1 kebutuhan = 261.5/1.2 =
bongkaran batukali, jumlah saluran u ditch yang akan 218 btg saluran.
dipakai, serta beberapa hal lainnya. Untuk lebih jelasnya uraian perhitungan
Berikut adalah contoh perhitungan biaya untuk Saluran : volume pekerjaan saluran dapat dilihat pada Tabel 17 berikut:
Menghitung total galian di saluran 5: Perhitungan Tabel 17 Uraian Perhitungan Volume Pekerjaan
luas dilakukan antar patok yang ada , misalnya patok Saluran
3+235 sampai patok 3+250. Diketahui dimensi
saluran 5 adalah 0.6 m x 0.8 m. Rumusnya adalah
sebagai berikut:
Volume = luas galian x panjang galian
V1 = (luas galian P1 + luas
galian permukaan) x panjang Volume
galian
V1 = ((0.5 x 0.5) + 0.138) x 35
= 5.82 m 3

Kemudian dihitung total galian di seluruh Uraian Perkerjaan


saluran P1 yaitu dari patok 3+235 sampai patok
3+500 yang hasilnya adalah 102.820 m . Untuk lebih
3

jelasnya bisa dilihat pada Tabel 16 berikut:


Panjang

Tabel 16 Perhitungan Volume Galian 5


Volume
Saluran U tipe 50 - 50 -120

5
257.5
215
429

6
Total 257.5
215

3
Saluran
U tipe 80 - 80 -120

1
600.0
500
667
(m)
4

(btg) 2
200.0
167

5
U tipe 100 - 100 -120
No
3
1586.5
1322
2644

4
1586.5
1322

7
Box Culver 50 - 50 -100
(btg) 1
4.000
4.000
4
8
Box Culver 80 - 80 -100
6
22.000
22.000
22
Sumber : Hasil Analisi
Untuk pekerjaan pemasangan uitset
dihitung dengan satuan per meter panjang sepanjang
1
Saluran 5. Sehingga volume pekerjaan pemasangan Untuk menghitung Rencana Anggaran
uitset untuk Saluran 5 adalah sebagai berikut: Biaya dapat dihitung menggunakan Rumus :
Diketahui : Panjang Saluran 1 = 261.5 m RAB bangunan = Volume x Harga per m bangunan 2

Volume pekerjaan pemasangan uitset diketahui :


Saluran 5 = 261.5 m Pekerjaan pemasangan U ditch tipe 50 - 50 – 120
Hal terakhir dari perhitungan biaya adalah = 438 btg
mengalikan volume galian dan volume pekerjaan Harga satuan = Rp. 805,558.90
saluran dengan harga satuan yang ada di daerah Maka
terkait, sehingga di dapatkan total biaya akhir yang RAB untuk memasang U ditch = 438 x
dibutuhkan untuk membangun saluran yang di 805,558.90 = Rp. 353,103,317.83
rencanakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 18 dan sebelum merencanakan anggaran biaya Perhitungan selanjutnya dapat di lihat pada
dilakukan analisis harga satuan pekerjaan drainase Tabel 19
seperti pada Tabel 17 berikut:
Tabel 18 Rekapitulasi Harga Satuan untuk Tabel 19 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
NoSumber : Hasil Analisis
Uraian
pekerjaan Drainase Pekerjaan
Volume Satuan Harga Satuan Total Harga
Pekerjaan
No Uraian Pekerjaan Satuan Harga Satuan (Rp) Saluran
Sumber : Hasil Analisis Terbuka

1 Pekerjaan Uitset m' 1,978.00 1 Pekerjaan uitset 3500 m 3


Rp 1,978.00 Rp 6,923,000.00
Pekerjaan
2 galian tanah 3823.260 m Rp 67,341.27 Rp 257,463,201.14
2 Pekerjaan Galian Tanah m 67,341.27
3
3

Pekerjaan
3 Pekerjaan Pemasangan U ditch Pemasangan U
3 ditch -
tipe 50 - 50 -
tipe 50 - 50 -120 btg 805,558.90 120 438 btg Rp 805,558.90 Rp 353,103,317.83
tipe 80 - 80 -
tipe 80 - 80 -120 btg 1,544,557.51 120 2732 btg Rp 1,544,557.51 Rp 4,219,216,257.99
tipe 100 - 100 -
120 2642 btg Rp 2,093,558.90 Rp 5,530,484,760.83
tipe 100 - 100 -120 btg 19,526.29 Pemasangan
Pekerjaan Pemasangan Tutup 4 Tutup U ditch
4 U ditch
tipe 50 - 60 438 btg Rp 391,558.90 Rp 171,633,317.83

tipe 50 - 60 btg 391,558.90 tipe 80 - 60 2732 btg Rp 605,027.65 Rp 1,652,733.863.92

tipe 80 - 60 btg 605,027.65 tipe 100 - 60 2642 btg Rp 771,058.90 Rp 2,036,880,594.17


pekerjaan Box
5 Culvert
tipe 100 - 60 btg 771,058.90
tipe 50 - 50 -
Pekerjaan Pemasangan Box 100 4 btg Rp 1,406,155.60 Rp 5,624,622.40
5 Culvert tipe 80 - 80 -
100 22 btg Rp 2,870,559.85 Rp 63,152,316.70
6 tipe 50 - 50 btg 1,406,155.60 Pekerjaan
6 Plesteran 2267 m3
Rp 149,701.59 Rp 386,112,175.56
Pekerjaan
tipe 80 - 80 btg 2,870,559.85 7 Urugan Tanah 0 m 3
Rp 67,341.27 Rp -
Pekerjaan
Pekerjaan Plesteran m 149,701.59 bongkaran
7 2

8 saluran 1379 m
3
Rp 170,352.38 Rp. 234,957,548,46

Total Rp 14,918,302,976.82
8 Pekerjaan Urugan Tanah m 3
67,341.27
Pekerjaan pembongkaran
9 batukali m 3
170,352.38
Biaya untuk pembangunan jaringan 4. Dari hasil perhitungan rencana anggaran
drainase menggunakan beton U ditch dan box culvert di dijalan biaya diperoleh akumulasi biaya untuk
Suranadi sebesar Rp. 14,918,302,976.82 dan pembangunan jaringan drainase
dibulatkan menjadi Rp.14,919,000,000 (Empat belas miliar menggunakan beton U ditch dan Box
sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta rupiah). Culvert di Jalan Raya Suranadi Kecamatan
Kesimpulan Narmada Kabuaten Lombok Barat terbilang sebesar
Berdasarkan hasil analisis dalam bab
Rp.14,919,000,000 (Empat belas miliar
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
sembilan ratus sembilan puluh
berikut:
sembilan juta rupiah).
1. Berdasarkan perhitungan debit banjir yang
terjadi, didapat nilai debit banjir saluran
Saran
sebesar 1.862 m /det pada saluran 1 dan saluran
3

Setelah Penulis menyelesaikan Laporan


3.111 m /det pada saluran 3 dan saluran 4, dan
3

Akhir, maka penulis menyampaikan beberapa saran, antara


0.427 m /det m /det pada saluran 5 dan saluran 6.
3 3

lain:
2. Berdasarkan hasil analisis perencanaan sistem
1. Sebelum merencanakan Saluran Drainase,
drainase jalan suranadi arah aliran airnya menuju
data-data topografi dan hidrologi harus
ke satu sungai berdasarkan Peta Topografi dan
benar-benar lengkap dan terbaru.
direncanakan 3 Tipe saluran yaitu Tipe A adalah
2. Dalam suatu perencanaan, dalam hal ini
Saluran 1 dan saluran 2, Tipe B adalah Saluran
perencanaan saluran drainase kita harus teliti
3 dan saluran 4, dan Tipe C adalah Saluran % dan
dalam perhitungan termasuk
Saluran 6.
penentuan dimensi saluran, agar air yang
3. Dari hasil perhitungan, diperoleh 3 Tipe
melalui drainase ini mengalir sesuai arah yang
saluran U-ditch yaitu Tipe A 80 x 80 cm (Saluran
direncanakan.
1 dan 2), tipe B 100 x 100 (Saluran 3 dan 4), Tipe C 50
x 50 cm (Saluran 5 dan 6), dan 2 Tipe bentuk 3. Adanya perawatan saluran yang baik karena
mengingat kondisi tofografi yang curam di Jalan
gorong-gorong Box Culvert yaitu Tipe A 80 x 80 cm
Suranadi sehingga tidak ada
(Saluran 1) dan Tipe C 50 x 50 cm (Saluran 6).
sedimentasi saat terjadi banjir.

Anda mungkin juga menyukai