Anda di halaman 1dari 34

EPIDEMIOLOGI DAN

TATALAKSANA RABIES
PADA MANUSIA
SITUASI RABIES GLOBAL
▪ Menurut WHO, setiap tahun,
hampir 59.000 orang meninggal
dunia akibat rabies, sebanyak 95%
kematian terjadi di Asia dan Afrika.
▪ Sekitar 99% kematian disebabkan
oleh gigitan anjing yang terinfeksi
dan sekitar 40% orang yang digigit
SITUASI RABIES GLOBAL anjing terduga rabies merupakan
anak berusia di bawah 15 tahun.
▪ Rabies masih menjadi masalah kesehatan
di dunia terutama di benua Asia dan
Afrika. 2
PETA SEBARAN RABIES DI INDONESIA

TANTANGAN BESAR
▪ 26 Provinsi Endemis Rabies
▪ 8 Provinsi Bebas Rabies
Wilayah bebas rabies yaitu
Kepulauan Riau, Kepulauan
Bangka Belitung, DKI jakarta,
Jawa Tengah, DI Yogjakarta,
Jawa Timur, Papua dan Papua
Barat
GRAFIK DISTRIBUSI KASUS GHPR, PEMBERIAN VAR
DAN KASUS RABIES DI INDONESIA TAHUN 2016 – 2020

4
Etiologi
Etiologi
RABIES: Patogenesis
Intervensi dengan cuci luka dan
pemberian VAR utk
memunculkan antibodi, bila
Perjalanan Penyakit Rabies
perlu VAR dan SAR
(Timeline)
Replikasi virus
Gejala Klinis

Kasus GHPR Otak/SSP Meninggal

4-6 hari

2 minggu s/d 2 tahun


ANAMNESIS

• Alasan tergigit anjing/hewan


• Hewan berpemilik atau liar
• Riwayat vaksinasi hewan
• Berapa banyak orang atau hewan lain yang digigit :
> 1 → terduga rabies
• Kondisi hewan
DIAGNOSIS RABIES
• Gejala rabies khas: Takut Air,Takut Angin, Takut Cahaya,
Hipersalivasi
• Riwayat gigitan HPR dengan manifestasi neurologi yang khas
• Diagnosis Laboratorium
➢Manifestasi klinis tidak khas
➢Viral detection vs Serological diagnosis
➢Gold standard: Fluorescent Antibody Technique
➢Microscopis: ditemukan “Negri Bodies“
• Spesimen
➢Penemuan virus vs serologi
Kategori Luka GHPR [WHO]
Kategori Jenis Kontak-Luka Gigitan Hewan Penular Rabies
Paparan

I Menyentuh atau memberi makan HPR, jilatan HPR pada kulit utuh
[no exposure]

II Gigitan pada kulit, luka lecet atau cakaran tanpa perdarahan


[exposure]
Asep Purnama
III Gigitan atau cakaran menembus kulit single atau multiple,
kontaminasi mukosa atau kulit tidak utuh dengan air liur jilatan HPR,
kontak langsung dengan kelelawar [severe exposure]
STRATEGI PENCEGAHAN

1. Pre-exposure prophylaxis [PrEP]


a.Vaksin Anti Rabies [VAR]

2. Post-exposure prophylaxis [PEP]


a. Cuci luka
b. Vaksin Anti Rabies [VAR]
c. Serum Anti Rabies [SAR] jika ada indikasi

WHO Expert Consultation on Rabies, 2018


Pre Exposure Prophylaxis [PrEP]

❑ PrEP adalah vaksinasi yang diberikan untuk mereka


yang mempunyai risiko terpapar virus rabies
❑ PrEP direkomendasikan untuk individu yang berisiko
tinggi akibat pekerjaannya atau untuk sub-populasi
yang tinggal di daerah endemis rabies
Profilaksis pra pajanan menurut WHO tahun 2018
Keterangan
Kunjungan hari
Cara Pemberian 0, 3, 7, 14, 21 - 28
Intramuskular
Pemberian 1 dosis di lengan atas atau
paha (untuk anak < 1 tahun) hari 0, 7
2 kunjungan 1-0-1-0-0
Intradermal
Pemberian di lengan atas kanan dan kiri
masing – masing 0,1 ml hari 0, 7
2 Kunjungan 2-0-2-0-0

Catatan: Pada kasus orang dengan immunodeficiency/immunocompromised maka diberikan dosis tambahan pada
hari ke 21 – 28 yaitu:
a. intramuskular diberikan 1 dosis pada lengan atas atau paha (untuk anak < 1 tahun) atau;
b. intradermal diberikan 2 suntikan masing – masing 0.1 ml di lengan atas kanan dan kiri
TATALAKSANA KASUS
GIGITAN HPR
1. Wound Toilet
- Cuci luka dengan sabun/deterjen dan air mengalir
selama 15 menit
- Pemberian antiseptik
2. Wound Treatment
- Obat-obatan : Antibiotika, Analgetik, ATS (Lihat Kondisi)
3. Pasteur Treatment (Lihat Flowchart)
- VAR
- VAR dan SAR
PRINSIP CUCI LUKA

1. Lakukan pd semua kasus GHPR (100%);


2. Cuci luka dengan air mengalir dan sabun 15 menit;
3. Hindari tindakan invasif seperti menyikat luka, dll;
4. Golden period cuci luka : 12 jam. Namun tetap
lakukan, meski terlambat.
5. Setelah cuci luka : diberi antiseptik
6. Luka gigitan tidak boleh dijahit, bila sangat diperlukan
(luka dalam, perdarahan) lakukan jahitan situasi;
Pemberian Vaksin Anti Rabies

▪ Tidak ada kontraindikasi absolut/berat


▪ Semakin cepat semakin baik.
▪ Bersaing antara kecepatan pembentukan antibodi
dengan perjalanan virus rabies
▪ Pemberian VAR hari ke-21 dapat dihentikan, bila
HPR tetap sehat pada hari ke-14
Profilaksis pasca pajanan menurut WHO tahun 2018
Kunjungan hari Keterangan
Cara Pemberian 0, 3, 7, 14, 21 - 28
Intramuskular
Pemberian 1 dosis di lengan atas atau
paha (untuk anak < 1 tahun) pada hari ke
4 kunjungan 1-1 -1-1-0 0,3,7,14
2x Pemberian masing – masing 1 dosis
(hari 0) di lengan atas kanan dan kiri atau
paha kanan dan kiri (untuk anak < 1
tahun)
1x Pemberian 1 dosis di lengan atas atau
paha (untuk anak < 1 tahun) pada hari 7
dan hari 21-28
3 kunjungan 2-0-1-0-1
Catatan:
Tatalaksana kasus ghpr di Indonesia menggunakan metode Zagreb yaitu 3 kunjungan (2-0-1-0-1) dengan
pertimbangan kemungkinan putus (drop out) tatalaksana kecil karena jumlah kunjungan lebih sedikit dan
antibodi yg ditimbulkan memiliki daya protektif yg sama dengan pemberian metode lainnya.
Tatalaksana Kasus Gigitan yang Memiliki Riwayat Pemberian
VAR Lengkap paska pajanan dan pra pajanan menurut WHO tahun 2018

No Waktu digigit Tatalaksana


1 < 3 bulan Tidak perlu vaksinasi

3 bulan - 12 bulan Vaksinasi IM hari 0 (1 dosis),


2 hari 3 (1 dosis)
Vaksinasi IM hari 0 (2 dosis),
hari 7 (1 dosis) dan hari 21 (1
3 > 12 bulan dosis)

Cat: Hal lain juga memperhatikan keadaan luka gigitan dan hewan penggigit
KALENDER ( hari 0,7,21)
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31
SERUM ANTI RABIES (SAR)
• Terdapat 2 jenis SAR
➢Heterolog (perlu dilakukan skintest)
➢Homolog (tidak perlu skintest)
• SAR dapat diberikan maksimal 7 hari
sejak suntikan pertama VAR
Pemberian Serum Anti Rabies
▪ Diberikan pada luka gigitan HPR risiko tinggi [Kategori
III, WHO]
▪ Injeksikan SAR di sekitar luka
▪ Bila jumlah sedikit, SAR dapat diencerkan dengan
normal salin (NaCl 0,9%)
▪ Diberikan secara infiltrasi sebelum melakukan tindakan
jahitan situasi pada luka
▪ Merupakan Passive Immunization
SAR (HOMOLOG)
• Human Rabies Immune Globuline (HRIG)
• Dosis 20 IU/kgBB

Contoh:

HRIG yang dibutuhkan untuk korban BB 50 kg adalah


20 IU x 50 kg = 1000 IU.
TATALAKSANA KASUS RABIES PADA
MANUSIA
• Petugas yang merawat wajib menggunakan APD [Alat
Pelindung Diri]
• Case fatality rate 100%, diharapkan petugas merawat
secara manusiawi
• Ditempatkan di ruang isolasi khusus
• Terapi Paliatif [simtomatis & supportif]
TERAPI PALIATIF PADA PENDERITA
RABIES
• Tempatkan di ruang isolasi tersendiri yang tenang dan
pencahayaan agak redup
• Jangan terlalu banyak melakukan manipulasi seperti
pengambilan darah, pemeriksaan fisik dll
• Pemberian cairan melalui infus untuk mencegah dehidrasi
• Tidak perlu tindakan intubasi atau pemasangan ventilator
• Batasi penggunaan pengikat. Longgarkan jika pasien sudah
tertidur
PENCEGAHAN PENULARAN
KEPADA PETUGAS KESEHATAN (1)
• Secara teoritis, pasien rabies sangat infeksius karena virus rabies banyak
terdapat di saliva
• Walaupun agitasi atau gelisah, sangat jarang pasien rabies menggigit
manusia
• Belum pernah ada laporan penularan rabies dari manusia ke manusia
atau dari pasien ke petugas medis
• Petugas kesehatan tidak perlu terlalu takut merawat pasien rabies
• Petugas kesehatan menggunakan APD seperti sarung tangan,
masker, kaca mata goggle, celemek
• Hindari kontak dengan saliva pasien
PENCEGAHAN PENULARAN KEPADA PETUGAS
KESEHATAN (3)

• Post Exposure Prophylaxis [PEP]


Vaksinasi rabies diberikan pada petugas kesehatan yang
terpapar saliva pasien di selaput mukosa atau pada luka
dikulit/tergores
• Pre Exposure Prophylaxis [PrPP]
Vaksinasi rabies dianjurkan pada petugas kesehatan yang
bekerja di ruang perawatan rabies, petugas yang biasa kontak
dengan HPR seperti dog catcher, petugas lab yang memeriksa
sampel HPR
PENCEGAHAN PENULARAN PADA KELUARGA
PASIEN

• Jelaskan risiko penularan kepada keluarga


• Tidak semua anggota keluarga yang kontak dengan pasien
perlu PEP [Post Exposure Prophylaxis]
• PEP diberikan kepada kontak erat serta terpapar dengan saliva
pasien di selaput mukosa, tergigit atau tergores
KESIMPULAN
• Rabies penyakit yang mematikan, tetapi terbukti bisa dicegah
dengan tata laksana yang cepat dan tepat
• Pencegahan penularan rabies dengan melakukan vaksinasi
pada Hewan Penular Rabies, khususnya anjing
• Pencegahan kematian akibat rabies [Pencegahan Paska Paparan]
✓Segera cuci luka setelah digigit HPR
✓Pemberian VAR dan atau SAR sesuai indikasi
– Terapi paliatif pada kasus rabies secara manusiawi
Contoh Kasus
Post Exposure Prophylaxis [PEP]

Asep Purnama

WHO Expert Consultation on Rabies, 2018


SEHAT DIMULAI DARI SAYA

TERIMA KASIH

ANUNG untuk BAPPEDA JATIM 2018 34

Anda mungkin juga menyukai