2. Firdha Anugrah C. (16) 3. Hikmal Akbar Ibnu S. (17) 4. M. Dwi Irfan A. (22) 5. Talitha Sahda U. T. (34) 6. Zakaria (36)
Identitas karya
Judul : Dear Kristi
Pengarang : Azza Nafiza Jenis buku : Fiksi Tahun terbit : 2020 Penerbit : Indocamp bekerja sama dengan Telaga Ilmu Tebal halaman: 98 halaman Dear Kristi, sebuah novel karya Azza Nafiza yang menceritakan tentang Nafa si gadis sholehah dan santun. Ia berparas cantik dengan kerudung panjang yang selalu menghiasi wajahnya. Andalan semua orang, ia tidak pernah keluar dar zona nyaman hidupnya. Sampai suatu ketika, Nafa mendapati teman sebangku baru yang memiliki sejuta rahasia dibalik sifat dinginnya. Ia bernama Kristi, seorang kristiani taat yang perlahan-lahan mulai menarik Nafa keluar dari zona nyamannya. Berlatar pada masa SMA, novel ini bercerita tentang kehidupan seorang gadis yang memiliki prinsip sesuai agama islam. Nafa yang merupakan tokoh utama digambarkan sebagai sosok yang mandiri. Ia menjadi piatu sejak duduk di bangku madrasah. Sehingga ia hanya tinggal bersama Ayahnya, Bu Ima, dan kakak laki-lakinya. Namun, kakaknya yang merupakan Mahasiswa semester 1 di Universitas Malang harus pergi kembali ke asrama dan sekarang ia hanya tinggal bertiga bersama Ayah dan Bu Ima. Suatu hari ia bertemu secara tidak sengaja dengan seorang gadis bermata sipit yang sikapnya kurang ia sukai. Tidak lain, ia adalah Kristi, murid baru di SMA Krian yang kini menjadi teman sebangkunya. Kristi sangat bertolak belakang dengan sifat Nafa, bersikap dingin dan tidak ramah. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuat Nafa membencinya, melainkan ia malah tertarik untuk mencari tahu penyebab sifat dinginnya. Setelah tiga bulan menjadi teman sebangku, Nafa yang tidak terlalu mengenal Kristi tiba-tiba ditugaskan untuk menjadi teman satu kelompok bersama Halim. Halim yang memiliki sifat nakal merupakan ketua geng di sekolahnya. Namun, dibalik sifat nakalnya ia sangat bertanggung jawab dan peduli kepada teman-temannya. Ketika mereka hendak melakukan kerja kelompok di rumah Nafa, Kristi yang telah ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Nafa dan Halim yang telah menunggunya mulai khawatir dan memutuskan untuk mencari rumah Kristi. Alangkah terkejutnya mereka saat tiba di rumah Kristi. Nafa yang hendak mengetuk pintu rumah Kristi mendengar suara benda jatuh dan tangisan seorang gadis yang membuatnya ragu untuk mengetuk pintu. Ia mengurungkan niatnya dan hendak kembali ke rumah, serta berniat untuk menunda kerja kelompok mereka. Namun, tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan Kristi yang masih tampak menangis dan terdapat bekas tamparan di pipinya. Kristi langsung memeluk Nafa dengan erat, Nafa membalas pelkan Kristi dan berusaha untuk menenangkannya. Mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke rumah Nafa dan membiarkan Kristi untuk menenangkan dirinya di sana. Kristi mulai terbuka kepada Nafa dan menceritakan alasan ia selalu bersifat dingin. Malam itu Kristi menginap di rumah Nafa. Ia dibuat kagum dengan kepribadian Nafa dan merasa Nafa bisa membantunya. “Masih berlakukah ajakanmu untuk menajdikanku temanmu?” ,kalimat itu terlontar dari bibir Kristi yang benar-benar tak terduka oleh Nafa. Mendengar hal tersebut, Nafa mengucapkan kalimat tasbih dan menerima ajakan Kristi. Di pagi harinya, Kristi yang merasa terganggu dengan suara gemercik air mengarahkan pandangannya ke samping melihat Nafa yang sudah basah seluruh wajah, tangan dan kakinya. Nafa memulai rangkaian sholatnya dengan khusyuk dan Kristi bergegas menuju ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah itu, Kristi berpamitan dengan Nafa untuk kembali ke rumahnya. Hari demi hari mereka lalui bersama, Kristi dan Nafa menjadi semakin dekat. Kristi sering menunggu Nafa untuk mengikuti kajian kerohanian islam begitu pula Nafa yang juga sering menunggu Kristi beribadah. Suatu hari, saat Nafa selesai mengikuti kajian, Kristi yang menunggunya di depan mushola mengucapkan suatu hal yang sangat tak terduga. Ia membuat suatu keputusan yang membuat Nafa terkejut. Keesokan harinya, Kristi harus segera bergegas pergi menuju masjid dekat rumah Nafa. Ia telah membuat janji dengan Ustadz Imam. Sampai akhirnya, tanpa sadar dari arah yang berlawanan ada sebuah mobil sedan yang kehilangan kendali menuju arah Kristi. Kristi benar- benar tak menduga, Nafa sudah menyelamatkannya dari kecelakaan maut itu. Kerudung putih Nafa berubah menjadi merah dengan wajah yang pucat gadis itu melafalkan kalimat syahadat. Kristi dengan perlahan meneteskan air mata tak kuasa melihat Nafa menghadap mautnya. Kristi benar-benar tak menduga pertemuannya dengan Nafa sangatlah cepat, akan tetapi banyak sekali pelajaran yang ia dapat. Ia dapat merasakan bagaimana indahnya hidup bertoleransi antar sesama. Tak memandang reas, agama, dan budaya. Pada hakikatnya kita semua adalah sama, hanya ketaqwaan saja yang membedakan setiap manusia.