Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN LOMBA

YOUTH FUTSAL CHAMPIONSHIP

UPT SMP NEGERI 5 MOJOKERTO


Jalan Meri No. 3 Telp. 0321-324238 Mojokerto
2021
A. PENDAHULUAN
I Latar Belakang
Futsal adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan manusiazaman
sekarang ini. Futsal bersifat universal, diterima, dan disukai masyarakatsecara global.
Emosi dan semangat yang dibawa setiap pertandingannya mampumemikat perhatian
banyak orang, tanpa memandang golongan dan kelompok.Sebagaimana cabang – cabang
olahraga lainnya, futsal juga melahirkan pribadiyang sehat, jiwa sportifitas dan
kebersamaan baik antara pemain maupun suporter.
Di dunia pendidikan terdapat banyak sekolah yang umumnya mendirikan ekstra
futsal, umumnya atas dasar memberi fasilitas pada siswa untuk mengembangkan
bakatnya di Futsal. Selama ini telah terjalin hubungan yang cukup akrab antara berbagai
ekstra futsal.
Beranjak dari hal diatas, Asosisasi Futsal Kota Mojokerto menggagas sebuah
turnamen futsal antar SMP Se-Kota Mojokerto. Yang dinamakan Youth Futsal
Championship.

II Bentuk Kegiatan
“Turnament Youth Futsal Championship.” antar club se-Kota Mojokerto.

III Peserta
Peserta berjumlah 9 tim yang berasal dari SMP se-Kota Mojokerto yang di dalam
katagori Umur yaitu U-11 sebagai berikut :
1. SMPN 1 Mojokerto A
2. SMPN 1 Mojokerto B
3. SMPN 3 Mojokerto
4. SMPN 4 Mojokerto A
5. SMPN 4 Mojokerto B
6. SMPN 5 Mojokerto
7. SMPN 8 Mojokerto
8. SMPN 9 Mojokerto A
9. SMPN 9 Mojokerto B

IV Peserta SMPN 5 Mojokerto


- Lampiran

V Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan Kegiatan Kompetisi dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : 18 Desember 2021 – 19 Desember 2021
Waktu : Pukul 09.00 s.d. 14.00
Tempat : Lapangan Futsal Benpas

B. HASIL PELAKSANAAN
Juara 1 : SMPN 4 Mojokerto
Juara 2 : SMPN 5 Mojokerto
Juara 3 : SMPN 3 Mojokerto
C. PENUTUP
Demikian Laporan Kegiatan Turnamen Futsal ini kami buat sebagai bentuk tanggung
jawab sebagai mana mestinya. Tentunya dalam penyusunan Laporan Pertanggung jawaban
Panitia Pelaksana menyadari masih jauh dari sempurna maka oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat diperlukan guna penyempurnaan Laporan Kegiatan ini.

Mengetahui Mojokerto, 21 Desember 2021


Kepala Sekolah Pembina Ekstra

Nono Purnomo, S.Pd, M.Pd Ahmad Rizqy Haryadi, S.Pd.


NIP. 19761127 200801 1 003 NIP. 19930317 201903 1 008
LAPORAN KEGIATAN LOMBA
CERITA PENDEK TINGKAT SMP
EUPHORIA (ENDING PLASTIC POLUTION THROUGH COMIC
AND WRITING CONTESTFOR A BETTER INDONESIA)

UPT SMP NEGERI 5 MOJOKERTO


Jalan Meri No. 3 Telp. 0321-324238 Mojokerto
2021
LINGKUNGANKU BEBAS SAMPAH PLASTIK
Oleh: Ellen Angelica
Pagiku yang kacau. Tayangan pertandingan sepak bola semalam benar-benar
tidak bisa kulewatkan, alhasil aku bangun kesiangan. Aku menyambar tasku yang
tergeletak di sofa kemudian berpamitan pada kedua orang tuaku dan segera menaiki
sepeda. Oh iya! Kenalkan, namaku Rendi. Aku duduk di kelas 9 SMP sekarang. Guru
BK di sekolahku sangat galak. Membayangkannya saja aku sudah ketakutan, maka
dari itu aku tidak boleh terlambat! Sekilas kulirik arloji yang melingkar di tangan kiriku,
pukul tujuh lebih lima. Bel sekolah akan berbunyi tepat sepuluh menit lagi. Kukayuh
kuat pedal sepedaku, akhirnya aku sampai di gerbang sekolah yang tampak sudah
setengah jalan hampir ditutup. "Pak, tunggu!!" teriakku. Aku turun dari sepeda
kemudian berlari terbirit-birit menghampirinya. Huft.. untungnya aku bisa lolos
memasuki gerbang. "Terima kasih, Pak."
Istirahat pertama dimulai. Aku keluar dari ruang kelasku yang terletak paling
ujung. Kulihat koridor kelas 9 amat ramai. Dengan tubuh tinggiku, aku berjinjit untuk
melihat apa yang terjadi di depan sana. "Ren!" tiba-tiba seseorang memanggilku
sembari kurasakan tepukan di pundakku. "Eh! Ngagetin aja, Fir." jawabku. "Mau ke
kantin 'kan?" tanya Fira seolah dapat membaca isi pikiranku. "Kok tahu? Oh iya, ini
rame gini ada apa, sih?" jawabku yang malah bertanya balik padanya. Alih-alih
memberiku jawaban, teman sebangkuku itu mengajakku berjalan melewati koridor
seberang. Wah.. bagaimana bisa hal itu tidak terpikir di kepalaku. Jalan pintas cepat
menembus kerumunan untuk menghampiri kantin. Pandangan kami bertemu dan
kuacungkan jempolku padanya. Sesampainya di kantin, aku mencari stan yang
berjualan minuman karena aku sangat haus. "Fir, aku mau beli minum dulu di situ."
pamitku. Ketika aku berjalan, lengan Fira menahan tubuhku, "Botol minum kamu
mana?" tanyanya. Kedua alisku bertaut, "Botol minum? Buat apa? Kan aku mau beli
minuman." jawabku. Tiba-tiba Fira menyodorkan sebuah botol minum di tangan kirinya,
“Nih, botol minumku pakai aja dulu, masih bersih kok." ujarnya. Akhirnya kuterima saja
benda berwarna pink itu, kemudian aku berbalik badan dan… kulihat semua murid
yang mengantri di stan minuman itu juga membawa botol minum. Ini ada peraturan
baru atau bagaimana, sih. Membeli minuman di kantin harus bawa botol sendiri begitu?
Tanpa berpikir panjang lagi, segera aku ikut berbaris di antrian tersebut.
Satu gelas es teh manis berhasil kudapatkan. Aku kembali bertemu Fira yang
sepertinya sudah membeli beberapa makanan ringan. "Hah? Beli makanan juga harus
bawa kotak makan sendiri??" tanyaku terheran-heran sambil menatapnya dan kotak
makan yang dibawanya bergantian. "Iya lah, Ren! Kamu baca pengumuman di group
WhatsApp semalam ga, sih?" tanyanya. Aku tersenyum cengir dan menggelengkan
kepalaku, “Ga liat, hehe. Kemarin habis nonton sepak bola aku langsung tidur dan ga
ngecek handphone.” jawabku. “Astaga Rendi! Pantesan tadi pagi hampir telat, ternyata
nonton bola toh.” ucap Fira yang hanya kubalas senyuman."Rendi! Fira!" teriak
seseorang dari arah belakang. Kudapati Andi dan Rere yang tengah duduk di kursi
kantin. Mereka melambaikan tangannya untuk mengajakku dan Fira makan di sana.
Akhirnya kami menghampirinya dan duduk bersama. "Es kamu cair tuh, Ren." peringat
Rere sambil menunjuk minumanku. "Eh, iya. Makasih ya udah diingetin." jawabku
kemudian langsung meneguknya hingga tersisa setengah gelas. "Btw, ini kenapa sih
peraturan tiba-tiba diubah gitu harus bawa botol minum sama kotak makan sendiri buat
beli makanan sama minuman di kantin?" tanya Andi tiba-tiba. Segera kutujukan
pandanganku kearahnya, "Iya tuh! Aku juga mikir gitu. Kan sekarang jadi ribet,
kemana-mana harus bawa botol minum sama kotak makan. Kalau dulu kan tinggal
dibungkus pakai plastik, habis itu dibuang," opiniku yang disetujui langsung oleh Andi
dengan anggukan. "Kok kalian mikirnya gitu sih? Justru ini awal yang baik loh buat
ngurangin sampah plastik di sekolah kita." bantah Fira. "Awal yang baik?" tanyaku.
"Kalian lihat dari sisi diri kalian sendiri sih, coba lihat dari sisi lingkungan. Bayangin, tiap
hari ada berapa anak yang beli makanan dan minuman di kantin. Bayangin, udah
berapa plastik yang terkumpul dalam sehari. Aku mikirinnya aja udah ngeri ihh." timpal
Rere. Aku dan Andi saling bertatapan, kemudian Andi mengangguk menyetujui Fira
dan Rere. "Iya juga ya.." ujar Andi. "Aku lumayan seneng sih baca peraturan baru di
sekolah kita ini lewat WhatsApp semalam. Sedikit lega aja gitu, walaupun kelihatannya
ini hal kecil yang perubahannya ga banyak terlihat, tapi ini bisa jadi kebiasaan yang
lama-kelamaan bakal berkelanjutan. Nantinya kita bisa terapin ini bukan cuma di
sekolah, tapi di lingkungan rumah dan tempat-tempat lainnya." kata Fira. Kami
menyelesaikan pembicaraan sembari menghabiskan makanan. Kini di tiap-tiap wastafel
sekolahku disediakan spons juga untuk mencuci kembali botol minum dan kotak makan
yang sudah digunakan. Ide yang bagus sih… dengan cara begitu, botol minum dan
kotak makan yang kotor juga bisa digunakan untuk membeli makanan dan minuman
lagi.
Siang ini cuacanya terasa sangat panas. Keringatku tidak berhenti bercucuran
dari kening. Setelah sampai di pekarangan rumah, aku segera memarkirkan sepedaku
di garasi kemudian berganti pakaian dan menuju ke ruang makan. Ada bunda dan Kak
Tino yang sedang memasak. “Loh kakak ga ada kuliah? Kok jam segini udah pulang?”
tanyaku. “Iya, dosennya ternyata ga masuk. Padahal tadi pagi kakak udah ngebut-
ngebut naik motor.” jawabnya dengan raut masam yang menurutku malah lucu.
“HAHAHA.. kasian deh!” ejekku. Bunda yang melihat tingkah laku kami menggelengkan
kepalanya heran setelah kemudian menghampiriku yang tengah duduk di kursi meja
makan sambil menggenggamkan sejumlah uang di tangan kananku. “Inget-inget ya,
tepung sama telur setengah kilo, lada bubuk yang sachet satu, sama gula seperempat
kilo.” pesannya. Mendengar itu aku terkejut, “Eh eh.. apa nih, bun..” ujarku sambil
menatapnya. “Apa lagi? Beliin di warung sana cepetan.” perintahnya. Kusadari Kak
Tino tengah menertawaiku sambil mengaduk adonan di ujung dapur sana. Aduh,
menyebalkan. Bukannya aku tidak mau atau malas untuk melakukan perintah bundaku,
tapi cuaca di luar memang sangat panas. Kulitku hampir gosong sepulang sekolah tadi,
tahu! “Oke bun, tapi kembaliannya buat aku gimana?” tawarku yang langsung disetujui
oleh bunda, “Iya deh, buat kamu.” “Asyikk!!” sorakku sembari berlari menuju garasi
untuk menaiki sepeda. Namun sesuatu tiba-tiba terlintas di pikiranku membuat
langkahku terhenti di ambang pintu. “Oh iya! Tas belanjanya hampir kelupaan.” ujarku
teringat. Aku menuju laci meja dan kutemukan beberapa tas belanja milik bunda.
Langsung kuambil acak salah satunya kemudian segera pergi menuju warung.
Sesampainya di warung, aku mengingat apa-apa saja pesanan bunda tadi. “Bu
mau beli tepung sama telur setengah kilo, lada bubuk yang sachet satu, sama gula
seperempat kilo.” Wahh.. pintar juga ternyata aku ini, bisa mengingat semuanya dalam
sekali sebut. “Iya nak.” jawabnya. Aku memperhatikan ibu-ibu paruh baya itu, sampai
ketika Ia hendak meletakkan belanjaanku di kantong plastik aku segera mencegahnya,
“Eh bu.. ini saya bawa tas belanja sendiri kok.” ujarku mengalihkan atensinya. “Oh, iya
nak. Sini biar ibu masukin belanjaannya.” tawarnya sambil tersenyum. “Iya bu,
makasih.” “Sekarang jarang banget loh yang bawa tas belanja kayak kamu gini.. ibu tuh
udah pernah mikir buat nyuruh pelanggan -pelanggan ibu bawa tas belanja sendiri, tapi
mereka tetep aja minta pakai kantong plastik.” keluh ibu itu tiba-tiba. Ia menyerahkan
tas belanjaan tersebut padaku kemudian aku menyerahkan uangnya. “Kalau saranku
sih bu, tiap ada orang yang tetap minta pakai kantong plastik itu kasih biaya tambahan
aja bu.. misalnya dua ratus rupiah begitu. Jadi nanti kalau mereka mau beli lagi,
mereka pasti ingat buat bawa tas belanja sendiri.” jawabku. Ibu-ibu tersebut tersenyum
sambil menyerahkan uang kembalian padaku. “Wahh… benar juga ya nak! Makasih
sarannya, nanti ibu coba.” “Iya bu. Saya pamit duluan.” “Hati-hati di jalan!”
Sesampainya di rumah, aku disambut oleh Kak Tino yang meraih tas belanjaan
dari tanganku. “Widih.. tumben inget bawa tas belanja gini kamu dek.” pujinya. “Iya juga
ya.. mungkin karena kebiasaan di sekolah jadi kebawa di rumah deh kayak yang
dibilang temenku.” jawabku. Bunda menghampiri kami dan mengambil tepung dari
dalam tas, “Bagus itu.. kemarin bunda udah baca di group WhatsApp wali murid kalau
sekolah kamu buat peraturan baru yaitu bawa botol minum sama kotak makan buat beli
makanan sama minuman di kantin. Bisa dicontoh sama sekolah lain buat ngurangin
sampah plastik, apalagi kebiasaan baiknya juga bisa sampai di kehidupan pribadi kamu
gini dek.” kata bundaku menyetujui. “Iya bun. Kata guruku, dari penelitian Jenna R.
Jambeck di tahun 2010 ada 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di seluruh
dunia. Terus, sekitar 4,8 sampai 12,7 juta ton diantaranya terbuang dan mencemari
laut.” jelasku sesuai perkataan guruku di sekolah tadi. Kak Tino mengangguk, “Iya
benar sih, apalagi Indonesia ada di urutan kedua di polusi laut atas sampah plastik
setelah China. Serem juga ya kalau kita nggak segera nanganin ini, even itu dari hal
kecil dulu kayak yang kamu sama sekolah kamu lakuin sekarang, lama-lama bisa bikin
pengaruh besar.” kata Kak Tino menyetujuiku. Bunda yang sibuk di dapur masih
mendengar percakapan kami, “Nanti deh bunda beli tas belanja lagi di supermarket.
Abis itu ngga lupa buat bawain Rendi botol minum sama kotak makan tiap hari.”
ucapnya. “Iya bun makasih!!” jawabku.
Kini akan terus kuterapkan kebiasaan baru yang baik ini. Mau sampai kapan kita
berpikiran bahwa semua masih akan baik-baik saja dan masih ada waktu? Kalau kita
tidak melakukan tindakan apapun, kurasa hal yang tidak baik-baik saja itu akan segera
tiba. Ayo bertindak mulai dari sekarang! Jangan menunggu orang lain dan mulailah dari
dirimu sendiri! Lakukan bagianmu maka lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah
plastik akan ada di pihakmu!
LAPORAN KEGIATAN PPDB
JALUR ZONASI DAN NON ZONASI

UPT SMP NEGERI 5 KOTA MOJOKERTO


TAHUN 2021 - 2022

UPT SMP NEGERI 5 MOJOKERTO


Jalan Meri No. 3 Telp. 0321-324238 Mojokerto
2021

Anda mungkin juga menyukai