Skripsi Oktarina Sarare
Skripsi Oktarina Sarare
PRESIDENSIAL DI INDONESIA
OKTARINA SARARE
NIM. 1610211620139
FAKULTAS HUKUM
BANJARMASIN
2020
CUTI KAMPANYE SEBAGAI HAK PRESIDEN
DALAM SISTEM PEMERINTAHAN
PRESIDENSIAL DI INDONESIA
SKRIPSI
Fakultas Hukum
Oleh:
OKTARINA SARARE
NIM. 1610211620139
FAKULTAS HUKUM
BANJARMASIN
2020
CUTI KAMPANYE SEBAGAI HAK PRESIDEN DALAM SISTEM
PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DI INDONESIA
OKTARINA SARARE
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mencari tahu apakah dalam sistem
pemerintahan presidensial diperbolehkan presidennya mengambil masa cuti untuk
melakukan kampanye pada saat ia kembali mencalonkan diri dalam pemilihan
umum di periode selanjutnya.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian hukum normatif, yaitu penelitian
hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder, atau
penelitian terhadap norma-norma yang berasal dari penelitian kepustakaan yang
bersumber dari 3 (tiga) bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Penelitian yang akan dilakukan dalam
penulisan ini bersifat preskriptif analitis, yaitu suatu penelitian yang ditujukan
untuk mendapatkan saran-saran untuk memecahkann masalah-masalah tertentu
guna menemukan jawaban atas permasalahan hukum yang ditemukan dan
mendapatkan solusi dari permasalahan dalam tulisan ini yaitu adanya kekaburan
norma (vague norm) sehingga memberikan kesimpulan serta saran pada akhir
penelitian ini.
Hasil penelitian skripsi ini menjelaskan bahwa: Pertama, Indonesia bersistemkan
presidensialisme sejak tahun 2002. Karena Presiden memiliki kedudukan sebagai
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan dalam sistem presidensialisme, maka
beberapa ahli berpendapat seharusnya Presiden dalam negara bersistem ini tidak
boleh cuti pada saat menjabat. Meskipun begitu, cuti Presiden tetap diterapkan di
Indonesia. Diantaranya pada Pemilu tahun 2004, 2009 dan 2019. Cuti Presiden
dalam Pemilu tahun 2004 dan 2009 diwajibkan bagi calon incumbent. Namun pada
pemilu tahun 2019 cuti presiden tidak lagi diwajibkan, melainkan dijadikannya hak
yang dimiliki oleh calon incumbent. Kedua, Putusan MK No. 10/PUU-XVII/2019
menegaskan bahwa calon incumbent memiliki hak berkampanye dan tidak ada
pelarangan untuk mengambil masa cuti kampanye asalkan tetap memperhatikan
tugasnya sebagai Presiden yang tengah menjabat serta tidak menggunakan fasilitas
negara untuk berkampanye. Selain itu dalam tataran empiris, untuk saat ini
Indonesia dirasa belum dapat menghapuskan cuti kampanye calon presiden
incumbent karena kesadaran berpolitik warga negaranya cenderung rendah.
Meskipun cuti kampanye untuk presiden tetap diterapkan padahal Indonesia
bersistemkan presidensial, tidak membuat indonesia melanggar prinsip
presidensialisme karena semua karakteristik dan fitur utama dalam sistem
pemeritnahan presidensial telah dipenuhi oleh Indonesia.
Kata Kunci: Cuti Kampanye Presiden, Sistem Pemerintahan Presidensial,
Pemilihan Umum Presiden.
i
RINGKASAN
CUTI KAMPANYE SEBAGAI HAK PRESIDEN DALAM SISTEM
PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DI INDONESIA
(Oktarina Sarare, 2020, 81 halaman)
ii
mengambil masa cuti kampanye asalkan tetap memperhatikan tugasnya
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden yang tengah menjabat dan tidak
menggunakan fasilitas negara untuk berkampanye. Selain itu dalam tataran
empiris, untuk saat ini Indonesia dirasa belum cukup mampu untuk
menghapuskan cuti kampanye calon presiden incumbent karena warga
negaranya belum memiliki media yang cukup untuk mendapatkan informasi
mengenai calon-calon dalam pemilu, sehingga menyebabkan masih
rendahnya tingkat kesadaran berpolitik warga negara Indonesia. Meskipun
cuti kampanye untuk presiden tetap diterapkan padahal Indonesia
bersistemkan presidensial, tidak membuat indonesia melanggar prinsip
presidensialisme karena semua karakteristik dan fitur utama dalam sistem
pemeritnahan presidensial telah dipenuhi oleh Indonesia.
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas rahmat dan Karunia-Nya jualah
skripsi yang berjudul “CUTI KAMPANYE SEBAGAI HAK PRESIDEN DALAM
SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DI INDONESIA” dapat
diselesaikan.
Skripsi ini di buat dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir pada Program
Sarjana Studi Ilmu Hukum Program Kekhususan Hukum Tata Negara Universitas
Lambung Mangkurat.
Tersusun dan selesainya skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi
banyak pihak. Oleh karena itu perkenankanlah dalam kesempatan kali ini penulis
mengucapkan banyak terimakasih dan penghargaan kepada :
1. Ibu tercinta yang selama ini memberikan semangat kepada penulis dalam
bentuk perhatian, dukungan, doa, serta kasih sayang yang tidak henti-hentinya
mengalir demi kelancaran penulis untuk menyelesaikan study di Fakultas
Hukum ULM, dan semoga selesainya skripsi ini dapat membuat ibu senang,
dan ayah di surga bangga kepada penulis. Kemudian kepada kakak-kakak
penulis, khususnya untuk Suprapti, S.H., M.Kn. yang telah memberikan
dukungan kepada penulis dalam bentuk materil untuk melanjutkan pendidikan
sejak sekolah menengah hingga sekolah tinggi. Serta suami tercinta
Muhammad Azis, S.H. yang bertanggungjawab penuh dalam segala hal
kepada penulis saat menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Abdul Halim Barkatullah, S. Ag., S. H., M. H. sebagai Dekan
Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat beserta seluruh pimpinan,
Dosen dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat.
3. Dr. Akhmadi Yusran, S.H., M.H. sebagai Pembimbing pertama dalam
penulisan skripsi ini.
4. Muhammad Ananta Firdaus, S.H., M.H. sebagai Pembimbing kedua dalam
penulisan skripsi ini.
iv
5. Semua dosen yang terlibat dalam segala kompetisi debat yang penulis ikuti,
Dr. Hj. Erlina, S.H., M.H. , Bpk. Mirza Satria Buana, S.H., M.H., Ph.D dan
Bpk. Muhammad Erfa Redhani, S.H., M.H. yang pernah menjadi pembimbing
dalam menyusun bahan dan turut mengiringi tim penulis selama kompetisi
berlangsung. Juga tak lupa seluruh dosen yang memberikan bantuan substansi
melalui diskusi sebelum keberangkatan dalam kompetisi.
6. Semua anggota di Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Pengkajian Penalaran
dan Diskusi Hukum (LP2DH) Fakultas Hukum ULM yang telah menjadi
teman diskusi dan kawan-kawan yang pertama kali memberikan bekal
bagaimana cara berorganisasi sekaligus mengkaji permasalahan hukum
selama berkuliah di Universitas Lambung Mangkurat.
7. Semua anggota di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Lambung Mangkurat (BEM FH ULM) Periode 2018-2019 yang telah
memberikan banyak sekali pengalaman pertama di bidang lembaga eksekutif
yang ada di kalangan mahasiswa fakultas. Segala perjuangan untuk
menyuarakan aspirasi mahasiswa sekaligus belajar untuk lebih membuka
pikiran di bidang isu-isu hukum berskala nasional melalui Lembaga Eksekutif
Mahasiswa Hukum Indonesia (LEMHI). Khususnya kepada Yudistira Bayu
Budjang dan Marhamah Hayati selaku Ketua dan Wakil Ketua BEM FH ULM
Periode 2019-2019 yang hingga saat ini tetap menjalin tali silaturahmi dengan
baik.
8. Semua anggota di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Lambung Mangkurat (BEM FH ULM) Periode 2019-2020 yang kembali
menjadi kawan dalam lembaga eksekutif tingkat fakultas, yang bersama-sama
berusaha membuat BEM FH ULM lebih bagus lagi. Khususnya Abdannoor
Ramadhan Halidi, Tina Amalia, Venta Justitia, dan Indah Sari sebagai teman
pimpinan organisasi yang selalu bersama-sama dalam memecahkan
permasalahan baik internal maupun eksternal organisasi. Dimana hingga saat
ini tetap akrab sebagai sahabat.
v
9. Semua rekan yang tergabung di Generasi Baru Indonesia (GenBI) Kalimantan
Selatan 2018 baik dari Universitas Lambung Mangkurat maupun dari
Universitas Islam Negeri Antasari, yang telah memberikan pengalaman lebih
luas dalam bersosialisasi dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki,
serta menambah wawasan dalam bidang bank sentral.
10. Seluruh anggota tim kompetisi debat hukum, Wedrin Julianda dan Rifki
Ramadhani sebagai tim debat di Universitas Hasanudin Makasar; Irene
Meuthia Putri dan Aulia Rahmi sebagai tim debat yang diselenggarakan oleh
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK RI) di Universitas Negeri
Semarang; Firdha Nur Aziziyah dan Akhmad Mukhallish A.H sebagai tim
debat yang diselenggarakan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia (MPR RI) di Balikpapan; Yulita dan Luqyana sebagai tim debat
pemilu yang diadakan oleh Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia
(Bawaslu RI) di Jakarta. Serta semua kawan-kawan yang pernah menjadi tim
debat dalam debat internal LP2DH FH ULM, debat internal Fakultas Hukum,
dan debat internal Universitas Lambung Mangkurat. Selain sebagai tim,
rekan-rekan sekalian amat sangat berjasa dalam menambah wawasan penulis
bagaimana cara untuk menggali ilmu dan bertukar pikiran terkait ilmu hukum
secara mendalam.
11. Dan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi
ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Seluruh pengalaman, pelajaran,
kesibukan, suka dan duka selama berkuliah di Fakultas Hukum ULM menjadi
suatu hal yang amat sangat penulis syukuri. Senantiasa membalas semua
kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari dalam skripsi ini terdapat sangat banyak kekurangan
didalamnya, dalam hal gaya penulisan maupun substansi yang masih banyak
celahnya. Maka dari itu, penulis sangat terbuka untuk menerima kritik, saran, dan
masukan yang membangun agar dapat menjadi catatan untuk penulis nantinya dalam
membuat karya tulis lainnya.
vi
Demikian skripsi ini di buat, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran terhadap bangsa dan negara.
Oktarina Sarare....
NIM. 1610211620139
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
RINGKASAN ........................................................................................................ii
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR SKEMA ...............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
DAFTAR SKEMA
Nomor Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup .............................................................................. 79
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
pemerintahan Presidensial.
Meskipun begitu, beberapa literatur yang terbit pada tahun 90-an dan para
1
Fitra Arsil. 2017. Teori Sistem Pemerintahan. Pergeseran Konsep dan Saling
Kontribusi Antar Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara. Cetakan Pertama. Depok:
Rajawali Pers, hlm. 189. Dikarenakan pada saat itu pembahasan konstitusi dilakukan
secara cepat, maka masing-masing perumus berusaha untuk membuat interpretasi singkat
mengenai hal-hal yang penting seperti sistem pemerintahan. Soekiman dalam sidang
BPUPKI pertama menyuarakan pendapat bahwa sistem pemerintahan yang akan
diterapkan di Indonesia berbeda dengan sistem pemerintahan yang diterapkan oleh negara
lainnya. Berbeda dengan sistem pemerintahan Presidensial seperti yang ada di negara
Amerika Serikat, Filipina, dan Amerika Selatan serta berbeda pula dengan sistem kabinet
(Parlementer) yang digunakan di inggris dan perancis. Dimana MPR adalah lembaga
tertinggi negara yang mengeluarkan GBHN dan harus dijalankan oleh Presiden.
Sedangkan disaat yang bersamaan, kekuasaan dan tanggung jawab berada di tangan
presiden. Namun meskipun begitu, beberapa literatur yang terbit pada tahun 90-an dan
para ahli ada yang berpendapat pada awal kemerdekaan sebenarnya Indonesia telah
menganur sistem pemerintahan presidensial, hanya saja presidensialisme-nya tidak
semurni yang diberlakukan sejak tahun 2002 hingga saat ini.
1
2
keadaan yang terjadi pada saat itu, hal ini dapat dilihat dari aturan
2
Ibid, hlm. 217. Menurut Hamid Attamimi, Konstitusi Republik Indonesia Serikat
(RIS) memuat ketentuan-ketentuan yang menunjukkan bahwa sebenarnya diterapkan
dalam sistem pemerintahan parlementer di dalamnya. Hal ini ditunjukkan pada pasal 118
ayat (2) yang menyatakan “Menteri-menteri bertanggung jawab terhadap segala
kebijaksanaan pemerintah baik secara bersama-sama semuanya ataupun masing-masing
bagi dirinya sendiri”. Hal ini menunjukan yang bertanggung jawab untuk pemerintahan
adalah para menteri, yang jelas hal ini adalah karakteristik sistem pemerintahan
parlementer.
3
Ibid, hlm. 222. Setelah Indonesia memutuskan untuk keluar dari bentuk negara
Serikat menjadi Negara Kesatuan, segera dibentuk Undang-Undang Dasar Sementara
(UUDS) yang hanya bersifat sementara, karena UUD 1945 sejak awal dinilai tidak
relevan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan tidak cukup baik untuk membangun
negara hukum yang demokratis. Namun UUDS pun tidak akan menjadi konstitusi
berjangka panjang karena dibuat dalam waktu yang secepatnya untuk menghindari
kekosongan konstitusi saat transisi bentuk negara Indonesia dari Republik Indonesia
Serikat (RIS) ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kepala negara dipegang
oleh Presiden bersama wakilnya, dan kepala pemerintahan dipegang oleh menteri. Lihat
pada pasal 45 ayat (1) dan pasal 83 ayat (1) UUDS.
3
4
Ibid, hlm. 230.
4
Salah satu fitur utama yang harus ada dalam sistem pemerintahan
tepatnya pada tahun 2004. Untuk pertama kalinya pada tahun 2004
menjadi Presiden dan Wakil Presiden di periode yang akan datang. Mereka
pemilih untuk memberikan suaranya kepada salah satu calon yang disebut
dengan kampanye.
dalam tahapan pemilihan umum. Menurut Drs. Antar Venus, MA, dalam
calon. Aturan tersebut berlaku pula untuk calon Presiden dan/atau Wakil
kampanye. Hal ini dipertegas dan dijabarkan secara rinci dalam Putusan
kalinya dilakukan pada tahun 2004. Sejak tahun 2004 hingga tulisan ini
5
Maxmanroe. Pengertian Kampanye Secara Umum, Tujuan, Fungsi, dan Jenis-
jenis Kampanye. https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-kampanye.html.
Diakses pada tanggal 10/5/2019.
6
dibuat tahun 2019, Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden sudah 4
tersebut, tiga kali diantaranya Presiden yang sedang menjabat dalam satu
diri sebagai Calon Presiden Indonesia untuk satu periode lagi ke depan dan
6
Anonim. Wikipedia Indonesia: Pemilihan Presiden Indonesia 2009.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Presiden_Indonesia_2009. Diaskses pada
tanggal 10/05/2019
7
ditemani oleh Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden yang terpilih.7 Dari 4
incumbent.
subjek yang menjadi contoh pada dua kali Pemilihan Umum, sebagai
Pemilihan Umum untuk masa satu periode selanjutnya. Dan tentu untuk
kewajiban (tahun 2004 dan 2009) atau hak (tahun 2019) yang diberikan
jalan tengah agar calon presiden petahana tetap bisa melakukan kampanye
7
Anonim. Wikipedia Indonesia: Pemilihan Presiden Indonesia 2019.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Presiden_Indonesia_2019. Diaskses pada
tanggal 10/05/2019.
8
incumbent yang menjadi peserta pada pemilihan umum tahun 2019, harus
mengenai visi misi dan tujuannya mencalonkan diri kembali, selain hal ini
menjamin hak calon presiden incumbent , juga menjamin hak para pemilih
9
Lalu Rahadian. Melihat Aturan Kampanye Bagi Jokowi Pada Pemilu Tahun
2019. Surat Kabar “Kabar 24” 15 Mei 2019.
9
informasi mengenai salah satu calon yang akan memimpin negara dalam 1
periode ke depan.
sesuai dengan ketentuan yang telah ada pada pasal 299 ayat (1) Undang-
Presiden untuk satu periode yang akan datang. Pasal yang dimohonkan
undang yang sedang diuji. Apakah hak untuk cuti kampanye tersebut akan
9
Andry Novelino. Putusan MK: Presiden tak Perlu Cuti Kampanye. Surat Kabar
“CNN Indonesia”. 12 April 2019.
10
digunakan atau tidak oleh yang terkait, sepenuhnya berada di tangan yang
bersangkutan.10
dari berapa lama masa cuti yang diajukannya karena tidak ada batasan
sekaligus kepala pemerintahan. Hal ini tentu akan berakibat buruk pada
Tahun 1945 Pasal 8 Ayat (1) yang berbunyi “Jika Presiden mangkat,
jabatannya”.11
10
Ibid
11
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 8 Ayat
(1).
11
diantara ketiganya? Mengingat pada tahun 2015, Presiden yang saat itu
tidak dapat dijamin akan lenyap terlebih saat para menteri diamanahi
ini berlaku untuk jabatan eksekutif yang diperankan oleh satu orang, yaitu
yang diraih dengan cara demokratis dan politis, sedangkan menteri adalah
jabatan politis yang tidak melibatkan warga negara secara langsung untuk
penunjukkannya.
Negara sedang berada dalam keadaan bahaya mengingat hal ini harus
presiden dan wakilnya yang pada konsteks ini hanya mengambil masa cuti
13
Zainal A.M. Husein. 2005. Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi,
Serpihan Pemikiran Hukum, Media dan HAM Prof. Jimly Asshiddiqie. Jakarta: Konstitusi
Pers, hlm. 241
13
presidennya.
mendudukkan Presiden dalam satu jabatan yang amat sangat penting, yaitu
tersebut dijalankan oleh satu orang yaitu Presiden, sehingga dinilai akan
bahwa cuti kampanye merupakan hak yang dimiliki oleh presiden? Atau
presidensial? Atau ada jawaban lain sebagai jalan tengah atas pertanyaan
tersebut?
di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengambil karya tulis ilmiah
14
INDONESIA”.
B. Perumusan Masalah
presidensial .
Presiden.
1. Secara Teoritis.
15
2. Secara Praktis.
yang lebih baik lagi nantinya, khususnya di bidang hukum tata negara.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
asas-asas hukum, (b) sistematika hukum, (c) taraf sinkronisasi hukum, (d)
kepustakaan lain yang bersumber dari beberapa bahan hukum yang terdiri
dari bahan hukum seperti bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan
bahan hukum tersier. Lebih spesifik lagi metode penelitian ini merupakan
dimasyarakat.15
2. Sifat Penelitian
3. Tipe Penelitian
14
Bahder Johan Nasution. 2008. Metode Penelitian Ilmu Hukum. Bandung : Mandar
Maju, hlm. 86.
Zainuddin Ali. 2010. “Metode Penelitian Hukum”. Jakarta : Sinar Grafika, hlm.
15
105.
17
dan/atau Wakil Presiden memiliki hak untuk mengambil masa cuti saat
masyarakat.16
sebagainya.17
16
Ibid,hlm, 105.
17
Bahder Johan Nasution. Op. cit., hlm. 92.
18
1945;
penelitian.18
penulis.19
bahan-bahan hukum tersebut yang tentu saja hanya pada bagian yang
18
Ibid, hlm. 107.
19
Ibid.
21
E. Sistematika Penulisan
Pada Bab III, merupakan bab pembahasan yang pada bab ini
rumusan masalah.
Pada Bab IV, merupakan bab penutup. Yaitu bab yang berisi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja dengan baik akan
20
Kusnardi dan Harmaily Ibrahim. 1976. Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesai. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
hlm. 85.
22
23
terakhir yang selesai pada tahun 2002 disebut dengan era reformasi,
dari tahun 1999 hingga tahun 2000. Termasuk perubahan dalam sistem
21
Ibid, hlm. 171.
22
Jimly Asshiddiqie. 2007. Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca
Reformasi. Jakarta: Buana Ilmu, hlm. 311.
24
pemerintahannya.
lembaga tersebut tidak dapat saling menjatuhkan atau tidak lebih tinggi
23
Saldi Isra. 2010. Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model Legislasi
Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
hlm. 63
24
Stepherd L. Witman and John J. Wuest. 1963. Comparetive Government
Visualized. New Jersey: Littlefield, Adams & Co, hlm. 7
25
diterapkan Amerika Serikat dan di satu sisi ada Perdana Menteri yang
seperti itu.
25
Paul Christopher Manuel dan Anne marie Cammisa. 1999. Check and
Balances: How a Parliamentary System Could Change American Politics. Colorado:
Westview Press, hlm. 17
26
Fitra Arsil, Op. Cit, hlm. 28
27
B. Konsepsi Demokrasi
Sistem demokrasi sudah ada sejak abad ke-6 Yunani Kuno. Hingga
dilihat dari arti kata demokrasi. Dalam bahasa Yunani, Demos berarti
beberapa asas dan nilai yang diwariskan kepadanya dari masa yang
27
Ni’matul Huda, 2015. Ilmu Negara. Cetakan ketujuh. Jakarta: Rajawali Pers.
Hlm. 200.
28
yang akan diambil akan didasarkan pada mayoritas. Hal ini memiliki
konsep yang hampir sama dengan pemilihan umum. Berangkat dari hal
28
Ni’matul Huda, Imam Nasef. 2017. Penataan Demokrasi dan Pemilu di
Indonesia Pasca- Reformasi. Cetakan pertama. Jakarta: Kencana. Hlm. 1. Sistem
demokrasi di city state Yunani Kuno abda ke-6 sampai abad ke-3 SM merupakan
demokrasi langsung (direct democracy), yaitu suatu bentuk pemerintahan di mana hak
untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh
warga negara, dan keputusan didasarkan kepada mayoritas yang menyetujui atau
menolak. Lihat Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik. Edisi revisi, cetakan
pertama (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 109.
29
terbaik. Siklus ini dikenal dengan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
hidup berkelompok yang ada di dalam UUD 1945 yang disebut dengan
bersangkutan.29
menerapkannya.
29
Muhammad Noorhani Abha. Diktat Kewarganegaraan Fakultas Teknik
Universitas Achmad Yani
30
Indonesia (Pancasila).
khas Pancasila.
30
Ibid
31
Pada pasal 1 angka 4, ialah “Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja
dalam Pemilihan Umum oleh salah satu partai politik untuk menjadi
untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Namun hal ini tidak berlaku
tugasnya.
31
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengunduran
Diri dalam Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan
Daerah (DPD) , Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Presiden, dan Wakil
Presiden, Permintaan Izin dalam Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, Serta Cuti
dalam Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum
32
sebagai Calon Presiden atau Calon Wakil Presiden. Pada ayat (2) pasal
a quo, dijelaskan lebih lanjut bahwa Presiden atau Wakil Presiden yang
menjalankan cuti.
atau tidak. Aturan-aturan ini memiliki irama yang berbeda antara satu
Konstitusi memiliki sifat Final and Binding atau mengikat dan tidak
ayat (1), sehingga aturan presiden harus tunduk pada aturan yang
32
Friska Riana. 2019 “Tempo.co: Pengamat: Putusan MK Presiden tak
perlu cuti kampanye sudah tepat!”.. https://pilpres.tempo.co/read/1185160/pengamat-
putusan-mk-presiden-tak-perlu-cuti-kampanye-sudah-tepat/full&view=ok. Diakses
pada tanggal 12 Mei 2019.
34
kewenangan.
memiliki kepastian hukum dengan tertulis pada salah satu aturan yang
(PKPU) Nomor 7 Tahun 2017 yang ditanda tangani oleh Ketua Komisi
a. Sosialisasi;
b. Perencanaan program dan anggaran serta penyusunan peraturan
pelaksanaan penyelenggaraan Pemilihan umum;
c. Pemutakhiran data Pemilih dan penyusunan daftar Pemilih;
d. Pendaftaran dan verifikasi Peserta Pemilu;
e. Penetapan Peserta Pemilu;
f. Penetapan jumlah kursi dan penetapan daerah pemilihan;
g. Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden serta anggota DPR,
DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota;
h. masa kampanye Pemilu;
i. Masa tenang;
j. Pemungutan dan penghitungan suara;
k. Penetapan hasil Pemilu; dan
33
Muhammad Agus Yozami. Ini tahapan pemilu 2019 yang tertuang dalam
PKPU 2017. Surat Kabar “Hukum online”. 13 Mei 2019
34
Ibid
35
Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 7 Tahun 2017
tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum 2019.
37
Tahun 2017
Penetapan
jumlah kursi Penetapan Verifikasi
dan daerah peserta pemilu peserta pemilu
pemilihan
Pemungutan
Pengucapan Penetapan hasil dan
ikrar pemilu Penghitungan
suara
(DRPD Kab/Kota).
Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2017 pada pasal 3 ayat (2),
a. Sosialisasi;
b. Pemutakhiran data Pemilih dan penyusunan daftar Pemilih;
c. Kampanye;
d. Masa tenang;
e. Pemungutan dan penghitungan suara;
f. Penetapan hasil Pemilu; dan
g. Pengucapan sumpah/janji Presiden dan Wakil Presiden.
36
Ibid
39
BAB III
PEMBAHASAN
37
Fitra Arsil. Op.cit, Hlm. 23.
39
40
tertentu;
negara;
38
Jimly Asshiddiqie, Pergemulan Peran Pemerintah dan Parlemen dalam
Sejarah: Telaah Perbandingan Konstitusi Berbagai Negara. Jakarta: UI Press. Hlm.
204
41
39
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 3 ayat
(3).
40
Ibid. Pasal 3 ayat (2).
42
41
Paul C Manuel dan Anne M Cammisa. Op. Cit. Hlm. 16. Sistem pemerintahan
semi presidensial pertama kali diterapkan oleh Finlandia dan dipopulerkan oleh negara
Prancis pada tahun 1919. Lihat Fitra Arsil “Teori sistem pemerintahan: Pergeseran
konsep dan saling kontribusi antar sistem pemerintahan di berbagai negara” hlm. 27.
Dalam Robert Elgie “Semi-Presidentialism : An Increasingly Common Constitutional
Choice”.
43
Kepala Pemerintahan.
negara, sama halnya dengan Raja dimana salah satu tugasnya ialah
42
Rett R. Ludwikowski. Latin American Hybird Constitutionalism: The United
States Presidentialism in the Civil Law Melting Pot. Boston University International
Law Jurnal. Vol 2:29
44
oleh Presiden.
43
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 4 ayat
(1)
44
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 12.
45
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 22
ayat (1)
45
keadaan kegentingan yang memaksa atau tidak. Sejauh ini tidak ada
46
Sudirman. Jurnal Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
Kedudukan Presiden dalam Sistem Pemerintahan Presidensial (Telaah Terhadap
Kedudukan Dan Hubungan Presiden Dengan Lembaga Negara Yang Lain Dalam
Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945). Hlm. 10.
46
memberhentikan menteri-menteri.
Presidensial.
pada tahun 2009 kembali diadakan pemilihan umum untuk presiden dan
wakil presiden.
47
yaang tengah menjabat Jusuf Kalla yang juga mencalonkan diri sebagai
calon presiden.
Yudhoyono Sukarnoputri
Subianto
Bambang Yudhoyono mengambil cuti setiap hari jumat, hari yang sama
48
Kalla.
pada tahun 2009, dimana Presiden dan Wakilnya yang tengah menjabat
maupun pihak lainnya pada saat presiden dan wakilnya yang tengah
47
Diah Harni. 16 maret 2018. SBY, JK, dan Mega Pernah Cuti Kampanye
saat Jadi Capres.
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/kumparannews/sby-jk-dan-
mega-pernah-cuti-kampanye-saat-jadi-capres. Diakses pada tanggal 27 Mei 2020.
49
nyata. Hal ini pula yang terjadi dalam konteks cuti kampanye untuk
48
Aziz Rahardyan. Kabar 24: #TakutKalahGakMauCuti Trending Topic, Apa
Untungnya Presiden Cuti?.
https://kabar24.bisnis.com/read/20190305/15/896309/takutkalahgakmaucuti-trending-topic-
apa-untungnya-presiden-cuti, diakses pada tanggal 20/6/2020.
51
mengajukan uji materi pada Pasal 229 ayat (1) dan Pasal 448 ayat (2)
pemilu dan UUD 1945 jika Presiden dan/atau Wakil Presiden petahana
49
Agus Riwanto. 2014. Inkompabilitas Asas Pengaturan Sistem Pemilu dengan
Sistem Pemeritnahan Presidensial di Indonesia. Artikel dalam Jurnal Hukum IUS QUIA
IUSTUM. No 4 Vol. 21. Oktober. Hlm. 510.
50
Tendi. 2019. MK Putuskan Presiden petahana tak perlu cuti kampanye.
https://nasional.kontan.co.id/news/mk-putuskan-presiden-petahana-tak-perlu-cuti-
kampanye. Diakses pada tanggal 20/6/2020
51
Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 10/PUU-XVII/2019
52
bahwa sebagai calon Presiden dan calon Wakil Presiden, hak Presiden
kembali sebagai Presiden dan Wakil Presiden tetap diberi hak untuk
melaksanakan kampanye.52
kampanye.53
Wakil Presiden yang tengah menjabat pada saat itu yaitu Jusuff
52
Tendi. Op. Cit
53
Ferl Agus Setyawan. 2019. TKN Pastikan Jokowi Ambil Cuti saat Kampanye
Pilpres 2019. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190325132615-32-380420/tkn-
pastikan-jokowi-ambil-cuti-saat-kampanye-pilpres-2019. Diakses pada tanggal 20/6/2020
53
berkampanye.
Pemerintahan Presidensial
XVII/2019
pemohon diantaranya:
ayat (1) dan Pasal 448 ayat (2) huruf C Undang-undang Nomor 7
2017, sehingga pasal 448 ayat (2) tidak akan dibahas karena
c. Selain itu, pasal 299 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2017 juga
54
Lihat Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 10/PUU-XVII/2019 Hlm.
12, poin III. 1. Kampanye Calon Presiden Petahana. Pemohon menganggap
kebingungan terjadi karena calon petahana memiliki hak untuk menjalankan
kampanye namun juga wajib untuk tetap memperhatikan tugas yang ditanggungnya
sebagai Presiden yang tengah menjabat, hal ini disebabkan tidak diaturnya
kewajiban untuk mundur ataupun cuti bagi calon petahana dari jabatan yang sedang
dijalaninya.
56
tersebut baik dalam bentuk kewajiban tugas (Pasal 300 dan 301
55
Lihat Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 10/PUU-XVII/2019 Hlm.
12-15, poin III. 1. Kampanye Calon Presiden Petahana.
56
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 10/PUU-XVII/2019. Lihat
pertimbangan Mahkamah pada hlm. 33. Pasal yang dimohonkan dalam Undang-
undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum memiliki korelasi yang
sangat rasional dan saling berkesinambungan, diantaranya pada pasal 299 ayat (1),
Pasal 300, Pasal 301, Pasal 304 dan Pasal 305, sehingga argumentasi pemohon yang
dinilai oleh Mahkamah Konstitusi sebagai argumen yang tidak rasional.
58
Undang Dasar NRI Tahun 1945, terlebih lagi jika dikaitkan dengan
59
pemohon.
Putusan.
diperdebatkan.
Masing-masing Negara
detail:58
57
Shepherd. L. Witman and John J. Wuest, Comparative...., Op.Cit. hlm.
7. Ciri yang disebutkan dalam buku ini diantaranya: a. Didasarkan pada prinsip
pemisahan kekuasaan; b. Eksekutif tidak memiliki kekuatan untuk membubarkan
badan legislatif dan juga tidak harus mengundurkan diri ketika kehilangan
dukungan dari mayoritas keanggotaannya; c. Tidak adanya tanggungjawab
bersama antara presiden dan kabinetnya, yang mana kabinet sepenuhnya
bertanggungjawab keapda kepala pemerintahan; d. Eksekutif dipilih oleh
masyarakat.
58
Jimly Asshiddiqie, Pergumulan..., Op. Cit. Hlm. 204-206
62
tertentu;
59
Fitra Arsil, Teori...., Op. Cit. Hlm. 69-98.
63
presiden.
bidangnya masing-masing.
60
Tim Bale, European Politics: A Comparative Introduction. (New York:
Palgrave Macmillan, 2005). Hlm. 81.
61
Paul C Manuel. Check and Balances...., Op. Cit. Hlm. 16.
62
Fitra Arsil. Teori..., Hlm. 28
65
executive system.64
diantaranya:65
63
Jimly Asshiddiqie, Pergumulan..., Op. Cit., Hlm. 64
64
Saldi Isra, Pergeseran..., Op. Cit. hlm. 48.
65
Paul C Manuel dan Anne M Cammisa, Op. Cit., hlm 16. Mereka
memberikan karakteristik: 1. Kekuatan dua kekuasaan menyatu dan terpisah; 2.
Presiden dipilih langsung dengan kekuatan konstitusional; 3. Perdana menteri dipilih
dari partai mayoritas di parlemen.
66
adalah:67
66
Fitra Arsil, Teori Sistem...., Op. Cit. Hlm. 30
67
Ibid, Hlm. 100-106
67
menjabat.
68
Wikipedia The Free Encyclopedia. Pengeditan terakhir pada tanggal 22 Juni
2020.
https://en.wikipedia.org/wiki/Barack_Obama_2012_presidential_campaign#cite_note-
guardian1-7. Diakses pada tanggal 26 Juni 2020.
70
berada di pelosok-pelosok).
dan fitur dari dua pemerintahan tersebut sangatlah berbeda, dan apa
69
Fitra Arsil, Teori...., Op. Cit. Hlm. 25
72
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemilu tahun 2004, Pemilu tahun 2009 dan Pemilu Tahun 2019. Cuti
diwajibkan bagi calon incumbent. Namun pada pemilu tahun 2019 cuti
72
73
B. Saran
tahapan kampanye.
74
dirinya sendiri. Hal ini nantinya akan diawasi secara langsung atau
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arsil, Fitria. 2017. Teori Sitem Pemerintahan. Pergeseran Konsep dan Saling
Rajawali Pers.
Jakarta: UI Press.
Palgrave Macmillan.
Huda, Ni’matul. 2015. Ilmu Negara. Cetakan ketujuh. Jakarta: Rajawali Pers.
Huda, Ni’matul dan Imam Nasef. 2017. Penataan Demokrasi dan Pemilu di
Husein, Zainal A.M.. 2005. Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi,
75
76
RajaGrafindo Persada,
Universitas Indonesia.
Manuel, Paul Christopher dan Anne Marie Cammisa. Checks and Balances:
Colorado: Westview.
Mandar Maju.
Jurnal :
Riwanto, Agus. 2014. Inkompabilitas Asas Pengaturan Sistem Pemilu dengan Sistem
Peraturan Perundang-Undangan :
Perundang-Undangan.
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengunduran Diri
Pemilihan Umum.
Pemerintahan.
Surat Kabar :
Lalu Rahadian. Melihat Aturan Kampanye Bagi Jokowi Pada Pemilu Tahun
Andry Novelino. Putusan MK: Presiden tak Perlu Cuti Kampanye. Surat
https://kabar24.bisnis.com/read/20190305/15/896309/takutkalahgakmaucuti
-trending-topic-apa-untungnya-presiden-cuti,
Diah Harni. SBY, JK, dan Mega Pernah Cuti Kampanye saat Jadi Capres. 2018.
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/kumparannews/sby-
jk-dan-mega-pernah-cuti-kampanye-saat-jadi-capres.
Ferl Agus Setyawan. 2019. TKN Pastikan Jokowi Ambil Cuti saat Kampanye
380420/tkn-pastikan-jokowi-ambil-cuti-saat-kampanye-pilpres-2019.
https://pilpres.tempo.co/read/1185160/pengamat-putusan-mk-presiden-tak-
perlu-cuti-kampanye-sudah-tepat/full&view=ok.
kampanye.html.
https://nasional.kontan.co.id/news/mk-putuskan-presiden-petahana-tak-
perlu-cuti-kampanye.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Presiden_Indonesia_2009.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Presiden_Indonesia_2019.
Wikipedia The Free Encyclopedia. Pengeditan terakhir pada tanggal 22 Juni 2020.
https://en.wikipedia.org/wiki/Barack_Obama_2012_presidential_campaign#
cite_note-guardian1-7
80
Oktarina Sararez
1610211620139