Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA TANI

Dosen Pengampu
Sandryas Alief Kurniasanti, S.ST.,M.ST

Oleh:
AHMAD RAZIF ROYHAN ( 362041311031 )

PROGRAM STUDI D-IV AGRIBISNIS


POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2021/2022
1. Jenis biaya variabel dan biaya tetap yang muncul dalam usahatani komoditas kedelai
Biaya tetap dalam usahatani petani kedelai
 Pajak lahan
Biaya variabel dalam usahatani petani kedelai

 Benih kedelai
 Pupuk
 Pestisida
 Tenaga kerja

2. Usahatani komoditas jagung memiliki beberapa alat berikut ini:

Umur Ekonomis
No Jenis Alat Nilai Awal (Rp)
(tahun)
1 Traktor 20 12.000.000
2 Timbangan duduk 10 1.200.000
3 Sprayer 5 675.000

a. Metode straight line


D = HAw – HAk
Wp
- Traktor
Diket : Haw = 12.000.000
HAk = 1.200.000
Wp = 20
12.000.000 – 1.200.000 = 540.000

20

- Timbangan duduk
Diket : Haw = 1200.000
HAk = 120.000
Wp = 10
1200.000 – 120.000 = 108.000

10

- Sprayer
Diket : Haw = 675.000
HAk = 67.500
Wp = 5
675.000 – 67.500 = 121.500

5
b. Metode declining balance tahun 2018 – 2020
- Traktor

Tahun 2018 = {(100%/20)x2}x12.000.000


= 1.200.000
Tahun 2019 = {(100%/20)x2}x(12.000.000-1.200.000)
= 1.080.000
Tahun 2020 = {(100%/20)x2}x(10.800.000-1.080.000)
= 972.000
- Timbangan duduk
Tahun 2018 = {(100%/10)x2}x1.200.000

= 240.000

Tahun 2019 = {(100%/10)x2}x(1.200.000-240.000)

= 192.000

Tahun 2020 = {(100%/10)x2}x(960.000-192.000)

= 153.500

- Sprayer
Tahun 2018 = {(100%/5)x2}x675.000

= 270.000

Tahun 2019 = {(100%/5)x2}x(675.000-270.000)

= 162.000

Tahun 2020 = {(100%/5)x2}x(405.000-162.000)

= 97.200

c. Metode sum of the years digits pada tahun 2020


- traktor
diket = Ry= 20,19,18
S = 20+19+18+17+16+15+14+13+12+11+10+9+8+7+6+5+4+3+2+1
= 210
NAw-NAk = 12.000.000-1.200.000 = 10.800.000
Tahun 2018 = 20/210x10.800.000=1.028.571
Tahun 2019 = 19/210x10.800.000= 977.142,85
Tahun 2020 = 18/210x10.800.000= 925.714,28

- Timbangan duduk
diket = Ry= 10,9,8
S = 10+9+8+7+6+5+4+3+2+1
= 55
NAw-NAk = 1.200.000-1200.000 = 1.080.000
Tahun 2018 = 10/55x1.080.000= 196.363,63
Tahun 2019 = 9/55x1.080.000= 176.727,27
Tahun 2020 = 8/55x1.080.000= 157.090,9

- Sprayer
diket = Ry= 5,4,3
S = 5+4+3+2+1
= 15
NAw-NAk = 675.000 – 67.500 = 585.000
Tahun 2018 = 5/15x585.000 =194.999,99
Tahun 2019 = 4/15x585.000 = 156.000
Tahun 2020 = 3/15x585.000= 117.000

3. Masalah usaha tani era moderen ini adalah konversi lahan pertanian menjadi pemukiman.
Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya jumah penduduk dari tahun ketahun. Banyaknya
penduduk menjadikan mereka harus mencari lahan baru untuk mendirikan hunian dan
akhirnya lahan pertanianpun menjadi sasaran rumah baru mereka. Proses alih fungsi lahan
sawah menjadi pemukiman ini, selain menghilangkan kesempatan memproduksi pangan dan
aktivitas pertanian lain juga semakin mengurangi kesempatan usaha, yang pada gilirannya
mengancam pendapatan rumah tangga petani. Kemudian dengan terjadinnya alih fungsi
lahan tersebut luas lahan sawah semakin menyempit dan hal tersebut akan berakibat pada
perubahan demografi. Perubahan mata pencarian dan perubahan kondisi sosial ekonomi
dan lingkungan. Dan akhir muara konversi lhan ini menjurus ke arah pengrusakan
lingkungan.
Solusi:
Perlunya upaya pemerintah menggalakkan program keluarga berencana, agar populasi
penduduk dapat ditekan, hal ini dapat mengurani potensi penggunaan lahan pertanian
menjadi pemukiman akibat jumlah anak yang sedikit. Dan program rumah minimalis dan
rumah susun dari pemerintah mesti digencarkan. Keefektifan rumah minimalis
memungkinkan penggunaan lahna yang tidak memakan luas yang begitu besar. Juga mesti
harus adanya kesadaran dari masyarakat mengenai arti pentingnya lahan pertanian.
Selain itu, pengajaran pertanian lahan sempit juga perlu diterapka kepada masyarakat.
Brikut Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan
a. Mengembangkan pajak tanah yang progresif
b. Meningkatkan efisiensi k ebutuhan la han untuk n on-pertanian sehingga
tidak ada tanah terlantar
c. Mengembangkan prinsi p hemat laha n unt uk i ndustri, perum ahan dan
perdagangan misalnya pembangunan rumah susun.

Cara Mengendalikan kegiatan konversi lahan


a. Membatasi konversi lahan sawah y ang mem iliki produktivitas tinggi,
menyerap tenaga kerja pertan ian tinggi, dan mempunyai fungsi
lingkungan tinggi.
b. Mengarahkan kegiatan konversi la han pertanian untuk pem bangunan
kawasan industri, perdagangan, da n perumahan p ada kawasan yang
kurang produktif.
c. Membatasi luas lahan y ang dapat di konversi di setiap kabupaten/ kota
yang mengacu pada kemampuan pengadaan pangan mandiri.
d. Menetapkan Kawasan Pangan Abadi yang tidak boleh dikonversi, dengan
pemberian insentif bagi pemilik lahan dan pemerintah daerah setempat.
3. Instrumen pengendalian konversi lahan
Instrumen yang dapat digunakan untuk perlindungan dan pengendalian lahan
sawah adalah melalui instrumen yuridis dan non-yuridis yaitu:
a. Instrumen yu ridis berupa peraturan perundang- undangan yang mengikat
(apabila mem ungkinkan setingkat undang-undang) dengan k etentuan
sanksi yang memadai.
b. Instrumen i nsentif dan disinsentif bagi pem ilik lahan sawah dan
pemerintah daerah setempat.
c. Pengalokasian dana deko nsentrasi untuk m endorong pemerintah daerah
dalam mengendalikan konversi lahan pertanian terutama sawah
d. Instrumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan perizinan lokasi.

Anda mungkin juga menyukai