Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH PRAKTIK AKUNTANSI MENENGAH 1

TOPIK BAHASAN : TUGAS STUDI TERAPAN – TUGAS 3

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 KELAS 3-26 PRODI DIII AKUNTANSI TAHUN AJARAN 2019/2020

dengan anggota :

NO Nama Mahasiswa Foto Setengah No. Urut Paraf


Badan Daftar Hadir

1 Annisa Rachmawati 2

2 Dwi Nurfatimah 6

3 Faiz All-Barr 10

4 Gabriella Meilissa Nainggola 11

5 Kharisma Citra Dewi 19

6 Suhailah Aflakhaddin 35
PENILAIAN ASET TOKO ROTI “SANISTA”

A. Pertanyaan
1. Alat apa saja yang digunakan dalam kegiatan usaha ?
2. Kapan alat-alat tersebut diperoleh ? berapa harganya ?
3. Apakah Anda mengestimasikan sampai berapa lama alat tersebut dapat digunakan ?
jika iya, berapa masa manfaat tiap alat ?
4. Apakah ada alat yang ingin dijual dan mengapa alat tersebut dijual ? berapa harga
jualnya ?
5. Apakah ada bahan dasar yang diperoleh dengan cara beternak atau bercocok tanam
untuk membuat produk yang Anda hasilkan ?
B. Uraian Jawaban Pertanyaan
1. Toko Roti Sanista menggunakan beberapa alat untuk memproduksi roti seperti yang
dituturkan oleh Mba Ayu selaku bagian administrasi “ Kami mempuyai alat-alat
seperti loyang, kulkas untuk menyimpan bahan, oven untuk memanggang, mixer
untuk membuat adonannya, kompor dan gas lpg, serta etalase untuk memajang
hasil produk Kita”.
2. Selanjutnya mba Ayu menuturkan bahwa “ Semua alat kira-kira dibeli satu tahun
yang lalu, sekitar bulan Januari 2019, karena took kita memang baru beroperasi
selama satu tahun”.
Mba Ayu melanjutkan “ untuk harganya, kalo oven sekitar Rp 9.000.000,00 jika
baru. Kalo kulkas itu kita beli bekas harganya Rp 800.000,00. Etalasenya kita ada 2,
yang kecil sama yang besar. Harganya masing-masing Rp 200.000,00 sama Rp
800.000,00. Lalu buat kompornya itu harganya Rp 1.200.000,00. Kalo mixer itu kita
ada 2 tapi yang satunya udah ngga dipake. Harganya sekitar Rp 9.000.000,00
3. Toko Roti Sanista mengestimasikan berapa masa manfaat dari alat yang digunakan,
hal ini senada dengan perkataan Mba Ayu yang menyatakan bahwa “ Iya, kami
memperkirakan sampai berapa lama alat yang kami gunakan dapat beroperasi. Jadi
untuk oven kira-kira 5 tahuanan. Kalo etalase itu 7-8 tahun. Kompornya kira-kira 6-
tahunan. Kalo etalase sekitar 8 tahun”.
4. Toko Roti Sanista memiliki alat yang ingin dijual sesuai dengan yang dikatakan Mba
Ayu “Iya ada alat yang ingin kami jual. Jadi kami sudah mengganti mixer kami, mixer
yang lama sudah diperbaiki dan sekarang sedang dipersiapkan untuk dijual”. Lalu
Mba Ayu melanjutkan “ Mixer yang lama kami ingin jual dengan harga Rp
5.000.000,00. Pas beli barunya itu sekitar R 9.000.000,00. Mixer itu merupakan
mixer bekas milik pribadi, sudah digunakan sekitar 2-3 tahun.
5. Untuk mengetahui apakah ada barang yang dapat dideplesi kami menanyakan
apakah ada bahan dasar yang diproduksi sendiri. Mba Ayu menjawab “ tidak ada,
semua bahannya kami beli dari supplier”

Berdasarkan uraian jawaban pertanyaan diatas dapat diidentifikasi alat yang digunakan
sebagai berikut:

1. Mixer baru
Harga perolehan : Rp 9.000.000,00
Tanggal perolehan : Desember 2019
Masa manfaat : 5 tahun
2. Oven
Harga perolehan : Rp 9.000.000,00
Tanggal perolehan : Januari 2019
Masa manfaat : 5 tahun
3. Kulkas
Harga perolehan : Rp 800.000,00
Tanggal perolehan : Januari 2019
Masa manfaat : 8 tahun
4. Kompor
Harga perolehan : 1.200.000,00
Tanggal perolehan : Januari 2019
Masa manfaat : 6 tahun
5. Etalase kecil
Harga perolehan : Rp 200.000,00
Tanggal perolehan : Januari 2019
Masa manfaat : 8 tahun
6. Etalase Besar
Harga perolehan : Rp 800.000,00
Tanggal perolehan : Januari 2019
Masa manfaat : 8 tahun
7. Mixer Lama
Harga perolehan : Rp 9.000.000,00
Tanggal perolehan :-
Masa manfaat :-
Harga Jual : Rp 5.000.000,00

DEPRESIASI

Depresiasi adalah proses pengalokasian biaya aset berwujud menjadi


beban secara sistematis dan rasional dalam periode tertentu untuk
mendapatkan manfaat dari penggunaan aset tersebut.
Istilah depresiasi pengalokasian biaya untuk aset tetap , amortisasi
untuk aset tidak berwujud (intangible asset), Deplesi untuk sumber
daya mineral.

Ada 4 faktor yang mempengaruhi penghitungan depresiasi:

a. Cost (biaya). Biaya yang dimaksud di sini adalah biaya


perolehan. Biaya perolehan menjadi dasar penghitungan
seberapa besar depresiasi yang harus dialokasikan per periode
akuntansi.
b. Useful life (masa manfaat). Masa manfaat merupakan estimasi
umur produktif aktiva yang kita harapkan. Masa manfaat dapat
dinyatakan dalam tahun, unit aktivitas, unit output. Masa manfaat
merupakan estimasi. Dalam menentukan estimasi tersebut,
manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti tujuan
penggunaan aktiva, pemeliharaan dan perbaikan, kerentanan atas
kerusakannya. Pengalaman masa lalu sangat membantu
manajemen dalam menentukan masa manfaat jenis aktiva yang
serupa.
c. Residual value (nilai sisa). Nilai sisa merupakan estimasi dari
nilai aktiva di akhir masa manfaatnya. Seperti masa manfaat, nilai
sisa juga merupakan estimasi. Dalam menentukan estimasi ini,
manajemen mempertimbangkan bagaimana perusahaan
merencanakan melepaskan aktiva tersebut
d. Metode Depresiasi. Metode depresiasi juga mempengaruhi
besarnya beban depresiasi

Ada 3 metode depresiasi :

a. Activity Method (Unit of use/production)

(𝐶𝑜𝑠𝑡 − 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒)𝑥𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠 𝑇ℎ𝑖𝑠


𝑌𝑒𝑎𝑟𝑠 = 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑡𝑒𝑑 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠

Pada 1 Januari 2012, PT Negeri membeli truk sebesar $ 13000. masa


penggunaan 5 tahun. Setelah 5 tahun harganya menjadi $1000. Pada
tahun 2012 diasumsikan truk telah menempuh jarak sejauh 15000 mil,
pada tahun 2013 truk telah menempuh jarak sejauh 30000 mil dan tahun
2014 telah menempuh 15000 mil.

Diketahui Cost = $ 13000

Useful Life = 5 tahun

Residual Value
activity 2013 =
Jawab

Depreciable cost = Cost - Residual Value

= 13000 - 1000

= $12000

Depreciation Cost per Unit = Depreciable cost / Total Unit of Activity

= 2000 / (15000 + 30000 + 1500)

= 12000 / 60000
= 0.2

Depreciati Annual Accumula


Unit of Book
Year on Cost Depreciati ted
Activity Valu
per unit on Depreciati
(mils) e ($)
($) on
($)
2012 15000 0.2 300 300 12700
2013 30000 0.2 600 900 12100
2014 15000 0.2 300 1200 11800
Total 6000

b. Straight Line Method

(𝐶𝑜𝑠𝑡 − 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢𝑎𝑙
𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒) = 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒

𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒
𝐿𝑖𝑓𝑒

Contoh :

Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 1 Januari 2007 dengan harga Rp 8,000,000 ditaksir
memiliki umur ekonomis 8 tahun, dan apabila nanti ditarik diperkirakan besi tuanya dapat
dijual seharga Rp 150,000. Tambahan informasi: Perusahaan menggunakan metode garis
lurus.

Beban penyusutan untuk tahun 2007, dihitungan dengan cara:

Depreciation Cost = 12/12 x [(Rp8.000.000-150.000) : 8] = Rp.981.250

c. Dimishining Charge Method


 Sum Of The Years Digit
Pada Depreciation Fraction terdapat Denominator (penyebut) yang
di dapat dari jumlah
tahun tahun yang ada atau dengan rumus dan numerator (pembilang) yang
𝑛(𝑛+1)
2
dimulai dari angka akhir

 Declining Balance

Pada metode ini rate di dapat dari 2 x straight line method x 100%.
Selain itu metode ini Residual Value nya tidak dikurangkan .
Diketahui: Cost = $ 13000

Useful Life

Jawaban: Depreciable Cost = tidak usah dicari


(lihat poin
a dan b)
Depreciation = juga tidak usah dicari

Rate = (100% / Useful Life) x 2


= (100% / 5) x 2
= 40%

Book Value Annual Accumulated Book


Ra
Year Beginnin Depreciatio Depreciatio Value
te
g ($) n ($) n ($) Ending
(%
($)
)
2012 13000 (lihat poin b) 40 5200 5200 7800
2013 7800 (lihat poin c) 40 3120 8320 4680
2014 4680 40 1872 10192 2808
2015 2808 40 1123 11315 1685
2016 1685 40 674 11989 1011

Depresiasi Parsial : pada depresiasi ini beban depresiasi penuh


ditentukan dahulu untuk kemudian di prorata sesuai porsi masing2.
Depresiasi tidak berdampak pada cash outflows karena Depresiasi
termasuk non cash item serta dan penggantiannya berasal dari
pendapatan

Bagaimana jika ada revisi pada depresiasi?


Mengubah estimasi nilai residu dan masa kegunaan adalah hal
yang biasa dilakukan. sehingga nilai residu tersebut bukan merupakan
nilai final yang tidak dapat di rubah. Sedangkan perubahan yang terjadi
untuk masa kegunaan, di sebabkan karena adanya perubahan yang
terdapat pada aktiva. Dengan perubahan yang terjadi pada aktiva
tersebut secara tidak langsung maka umur dari aktiva tersebut bisa
bertambah lebih dari yang di perkirakan. Hal ini terkait dengan langsung
dengan kapitalisasi.
Diperhitungkan saat ini (current) dan periode prospektif . Tidak
retrospektif artinya depresiasi yang tahun tahun sebelumnya dibiarkan
saja, tidak dianggap kesalahan atau kejadian luar biasa
Jurnal untuk mengakui Beban depresiasi

Tanggal Account Dr Cr

Depreciation Expense XXX

Accumulated XXX
Depreciation

B. DEPLESI

Deplesi merupakan berkurangnya harga perolehan (cost) yang


disebabkan oleh pengelolaan sumber daya alam menjadi persediaan,
seperti penurunan nilai sumber alam pada tambang dan hutan kayu.
Deplesi ini terjadi pada benda yang bersifat alami dan tidak dapat
diperbaharui.

Faktor faktor deplesi (yang perlu diperhatikan)

a. Depletion Base (harga perolehan) meliputi


 Biaya sebelum eksplorasi
 Biaya Eksplorasi dan evaluasi
 Biaya Pengembangan
b. Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi
c. Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi Deplesi dihitung dari
tiap unit hasil sumber alam

Menentukan Deplesi
Langkah pertama sebelum menentukan deplesi adalah tentukan dulu depletion cost
per unitnya
(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐶𝑜𝑠𝑡−𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢𝑎𝑙 = 𝐷𝑒𝑝𝑙𝑒𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡.
𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 )

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑡𝑒𝑑
𝑈𝑛𝑖𝑡 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒
Setelah itu baru menentukan deplesi dari perkalian unit yang di ekstrak dikali cost

𝐷𝑒𝑝𝑙𝑒𝑡𝑖𝑜𝑛 = 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑒𝑥𝑡𝑟𝑎𝑐𝑡𝑒𝑑 𝑥 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡

Jurnal Untuk mengakui deplesi

Tanggal Account Dr Cr

Inventory XXX

Accumulated Depletion XXX


Ada 3 jenis terkait pengeluaran Sumber Daya Mineral yang dapat
dikapitalisasikan atau menjadi expense (beban
a. Pre exploratoty costs : kegiatan ini dilakukan sebelum
memperoleh hak untuk mengeksplorasi di area tertentu dan
terdapat aspek spekulatif . Oleh karena itu, Pre exploratoty costs
ini menjadi expense
b. Exploratory dan evaluation costs : yang termasuk biaya ini adalah
biaya untuk mendapatkan hak eksplorasi ,studi topografi, geologi,
geokemikal, geofisika; pengeboran, sampling, evaluasi kelayakan
teknis dan kelangsungan ekonomis (viability)/komersial ekstraksi
SD mineral. Ada 2 tipe kapitalisasi
 Full cost concept : mengkapitalisasi semua biaya dari
sumur yang berhasil maupun yg tidak
 Succesful effort concepts : ini hanya mengapitalisasi sumur
yang berhasil di eskplorasi saja.
c. Biaya pengembangan :
 Biaya peralatan berwujud, misal transportasi, alat berat utk
ekstraksi sehingga siap dipasarkan, aset ini
didepresiasikan berdasarkan usia manfaat terpendek, dan
 Biaya pengembangan tak berwujud, seperti biaya
pengeboran, terowongan, lubang, sumur, ini bagian dari
depletion base, termasuk biaya restorasi

Dividen likuidasi akibat deplesi


Jika eksplorasi tidak menghasilkan apapun maka modal dikembalikan, dengan jurnal

Tanggal Account Dr Cr

Retained earnings XXX

Share premium –Ordinary XXX


(menyesuaikan Dr Cr nya)

Cash XXX

Analisis

𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
= 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 = 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑜𝑛 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
= 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Penyajian

Account Contra Account

Akun Depresiasi Accumulated Depreciation

Akun Deplesi Accumulated Deplesi

C. Impairment
Impairment secara singkat merupakan penurunan nilai aset (umumnya dilakukan
uji impairment pada tahun selain revaluasi). Fokus pembahasan impairment di sini
adalah menurut versi IFRS, bagian FASB hanya dijelaskan mengenai aturan
singkatnya.
Berikut aturan mengenai impairment pada FASB:
Pada prinsipnya, setiap asset yang diperoleh diasumsikan akan menghasilkan
cash inflow di masa datang sebagai kompensasi atas cash outflow untuk
memperolehnya sehingga ketika asset tersebut dinilai tidak lagi memenuhi hal ini,
maka dilakukan pengakuan suatu impairment (kerugian/kegagalan). Namun,
keputusan untuk melakukan impairment bukan sesuatu yang sederhana.
Pedoman yang harus diperhatikan antara lain (SFAS 121):
1. Kapan seharusnya melakukan penilaian untuk kemungkinan impairment; saat
ada perubahan yang material dalam penggunaan aset atau lingkungan bisnis,
atau ada informasi nilai pasar aset turun.
2. Kapan melakukan impairment; saat estimasi undiscounted future cash flow
lebih rendah dari BV aset (termasuk goodwill). Namun, sebenarnya syarat ini
sangat longgar karena FCF belum di-PV-kan, padahal BV saja sudah bisa
dikatakan rugi. .
3. Bagaimana mengukur kerugian; dari selisih BV dengan fair value. Kerugian
impairment pertama kali digunakan untuk mengurangi goodwil terkait perolehan
aset itu.
4. Informasi yang harus diungkap; deskripsi aset yang impaired, alasan, asumsi
pengukuran kerugian dan segmen bisnis yang terpengaruh.

Pada IFRS terdapat beberapa indikasi terdapat Impairment yang terdiri dari faktor
eksternal dan faktor intern.
1. Faktor eksternal
• Nilai pasar aset turun secara significant melebihi penurunan akibat
depresiasi/amortisasi
• Perubahan memburuk yang significant dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau
hukum tempat entitas beroperasi, atau dalam pasar produk atau jasa yang
dihasilkan oleh aset tersebut
• Suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar meningkat sehingga akan
mempengaruhi discount factor yang digunakan untuk menghitung nilai aset yang
diperoleh kembali secara material
2. Faktor internal
• Ada bukti keusangan/ kerusakan fisik aset
• Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan significant yang
bersifat merugikan sehubungan dengan cara penggunaan aset
• Terdapat bukti dari pelaporan internal yang menunjukkan bahwa kinerja ekonomi
aset tidak memenuhi
harapan atau akan lebih buruk dari yg diharapkan, dan
• Untuk aset yang akhir tahun sebelumnya disajikan at value in use: actual
cashflow < estimated cashflow (before discounted).

Jika terjadi indikasi maka harus dibandingkan antara Carrying Value Aset (book
value aset) dengan Recoverable amount / cash generating unit. Recoverable
amount / cash generating unit adalah nilai tertinggi antara nilai wajar minus biaya
menjual (NRV atau fair value less costs to sell) dan nilai guna aset (value in use).
• Value in use : PV diskontoan dari arus kas mendatang yang timbul dari aset atau
cash generating unit.
• Cash generating unit: kelompok terkecil dari aset yang diidentifikasi
menghasilkan arus kas secara independen dari aset lainnya.
• Fair value less costs to sell (NRV): jumlah diperoleh dari penjualan aset/cash
generating unit, dalam suatu transaksi bebas oleh pihak-pihak yang
menginginkan, dikurangi biaya penjualan.
lmpairment loss :jumlah nilai terbawa dari Carrying value > Recoverable Amount
Apabila aset menggunakan metode revaluasi, maka untuk melakukan impairment,
digunakan saldo revaluation surplus/reserve untuk menggantikan impairment loss.

Contoh:
Mulan co. membeli gedung 5 tahun silam $600,000 usia 20 tahun, depresiasi garis
lurus. BV gedung $450,000. Value in use aset untuk 15 tahun mendatang adalah
$237,950 dan NRV aset saat ini adalah $220,000.
Recoverable Amount yang digunakan adalah yang lebih tinggi antara value in use
dan NRV.
Maka Carrying Value > Recoverable Amount = $450,000 > $237,950

Accum. Dep. - Building (30,000 x 5th) $150,00


0
Loss on Impairment ($450,000- $212,050
237,950)
Building ($600,000 - 237,950) $362,050

*Terdapat jurnal alternatifnya

Loss on impairment $212,050


Building $212,050

Loss on impairment $212,050


Accum. Depr.-Building $212,050

DEPRESIASI ASET TETAP DARI TOKO ROTI SANISTA

OVEN

Oven yang ada di Toko Roti Sanista ada 2 dengan kualitas dan harga yang sama.
Oven baru dibeli awal tahun 2019 dengan nilai residu sebesar 3.000.000.
Metode Deprsiasi :
a. Metode Aktivitas
9.000 .000−3.000 .000
Depresiasi Tahun 2019 = × 182 ,5=1.499 .999
730

9.000 .000−3.000 .000


Depresiasi Tahun 2020 = × 175=1.438 .356
730

Karena Tahun 2020 baru digunakan selama 1 bulan maka beban depresiasi
untuk bulan Januari yaitu = 1.438.356 × 1/12 = 119.862,9 dibulatkan menjadi
119.863.
b. Metode Garis Lurus
9.000 .000−3.000 .000
Depresiasi Tahun 2019 = =1.200 .000
5
Depresiasi untuk tahun pertama, kedua dan hingga masa manfaat dari oven ini
habis, jumlah beban depresiasi selalu sama untuk setiap tahunnya. Namun
beban depresiasi untuk Januari 2020 yaitu = 1.200.000 × 1/12 = 100.000
c. Metode Pembebanan Menurun, terdiri dari 2 :
 Metode Jumlah Angka Tahun
5
Depresiasi Tahun 2019 = ×(9.000 .000−3.000.000)=2.000.000
15

4
Depresiasi Tahun 2020 = × ( 9.000.000−3.000 .000 )=1.600 .000
15
Karena Tahun 2020 baru digunakan selama 1 bulan maka beban depresiasi
untuk bulan Januari yaitu = 1.600.000 × 1/12 =133.333,333 dibulatkan
menjadi 133.334.
 Metode Saldo Menurun
200 %
Depresiasi Tahun 2019 = × ( 9.000 .000−0 )=3.600 .000
5

200 %
Depresiasi Tahun 2020 = × ( 9.000 .000−3.600.000 )=2.160 .000
5
Karena Tahun 2020 baru digunakan selama 1 bulan maka beban depresiasi
untuk bulan Januari yaitu = 2.160.000 × 1/12 = 179.999,999 dibulatkan
menjadi 180.000.

KULKAS
Kulkas minuman ini baru dibeli awal tahun 2018 dan tidak memiliki nilai residu.
Metode Deprsiasi :
a. Metode Aktivitas
800.000
Depresiasi Tahun 2018 = × 7.100=788.889
7.200

800.000
Depresiasi Tahun 2019 = × 7.000=777.778
7.200

800.000
Depresiasi Tahun 2020 = × 6.950=772.223
7.200

Karena Tahun 2020 baru digunakan selama 1 bulan maka beban depresiasi
untuk bulan Januari yaitu = 772.223 × 1/12 = 64.351,916 dibulatkan menjadi
64.352.

b. Metode Garis Lurus

(800.000−0)
Depresiasi Tahun 2018 = =100.000
8

Depresiasi untuk tahun pertama, kedua dan hingga masa manfaat dari oven ini
habis, jumlah beban depresiasi selalu sama untuk setiap tahunnya. Namun
beban depresiasi untuk januari 2020 yaitu = 1/12 × 100.000 = 8.333,333
dibulatkan menjadi 8.334.
c. Metode Pembebanan Menurun, terdiri dari 2 :
 Metode Jumlah Angka Tahun
8
Depresiasi Tahun 2018 = ×800.000=88.889
72

7
Depresiasi Tahun 2019 = ×800.000=77.778
72

6
Depresiasi Tahun 2020 = ×800.000=66.667
72

Karena Tahun 2020 baru digunakan selama 1 bulan maka beban depresiasi
untuk bulan Januari yaitu = 66.667 × 1/12 = 5.555,58 dibulatkan menjadi
5.556.

 Metode Saldo Menurun


200 %
Depresiasi Tahun 2018 = ×800.000=200.000
8

200 %
Depresiasi Tahun 2019 = ×600.000=¿150.000
8

200 %
Depresiasi Tahun 2020 = ×450.000=112.500
8
Karena Tahun 2020 baru digunakan selama 1 bulan maka beban depresiasi
untuk bulan Januari yaitu = 112.500 × 1/12 = 9.375.

ETALASE

Jumlahnya ada 2 yaitu etalase kecil dan besar dengan harga 200rb dan 800rb
dengan masa manfaat 8 tahun untuk kedua barang. Untuk mempermudah maka Etalase
dijadikan 1 perhitungan dengan nilai 1000,000 dengan asumsi nilai residu 40rb untuk yang
kecil dan 160rb untuk yang besar, sehingga berjumlah 200rb dengan asumsi nilai residu
20% dari costnya.

METODE DEPRESIASI

a. Metode aktivitas
Tahun berjalan 2019 perusahaan telah menggunakan etalase 12000 jam yang
diasumsikan bisa digunakan 100,000 jam.

1000,000−200,000
Depresiasi Tahun 2019 = x 12000 = 96000
100,000

Tahun berjalan 2020 perusahaan telah menggunakan etalase 1500 jam hingga saat ini.

1000,000−200,000
Depresiasi tahun 2020= x 1500 = 1200
100,000

b. Metode garis lurus


1000,000−200,000
Depresiasi Tahun 2019 = x 1tahun = 100,000
8 tahun

Untuk depresiasi tahun 2020 masih berjangka satu bulan

1000,000−200,000 1
Depresiasi tahun 2020= x 1 tahun x = 8,334
100,000 12

c. Metode pembebanan penurunan, terdiri dari 2 yaitu :


Metode jumlah angka tahun yaiut 8+7+6+5+4+3+2+1 = 36

1000,000
Depresiasi Tahun 2019 = x 8 = 222,223
36

Untuk depresiasi tahun 2020 masih berjangka satu bulan

1000,000 1
Depresiasi Tahun 2020 = x7x = 16,204
36 12

d. Metode saldo menurun


200 %
Dengan rate = 25%
8 tahun
Depresiasi Tahun 2019 = 1000,000 x 25% = 250,000

Untuk tahun 2020 masih berjangka 1 bulan

1
Depresiasi Tahun 2019 = (1000,000-250,000)x 25% x = 15,625
12

KOMPOR

Asset tetap berupa kompor dengan cost 1200,000 dengan masa manfaat 6 tahun dengan
asumsi nnilai residu 100,000 karena dijual di dagang kiloan.

METODE DEPRESIASI

a. Metode aktivitas
Tahun berjalan 2019 perusahaan telah menggunakan kompor 8000 jam yang
diasumsikan bisa digunakan 60,000 jam.

1200,000−100,000
Depresiasi Tahun 2019 = x 8000 = 146,667
60,000

Tahun berjalan 2020 perusahaan telah menggunakan kompor 1000 jam hingga saat ini.

1,200,000−100,000
Depresiasi tahun 2020= x1000 = 18,334
60,000

b. Metode garis lurus


1,200,000−100,000
Depresiasi Tahun 2019 = x 1tahun = 183,334
6 tahun

Untuk depresiasi tahun 2020 masih berjangka satu bulan

1,200,000−100,000 1
Depresiasi tahun 2020= x 1 tahun x = 15,278
60,000 12

c. Metode pembebanan penurunan, terdiri dari 2 yaitu :


Metode jumlah angka tahun yaiut 6+5+4+3+2+1 = 21

1,200,000
Depresiasi Tahun 2019 = x 6 = 342,857
21

Untuk depresiasi tahun 2020 masih berjangka satu bulan

1,200,000 1
Depresiasi Tahun 2020 = x5x = 23,809
21 12

d. Metode saldo menurun


200 %
Dengan rate = 33,33%
6 tahun

Depresiasi Tahun 2019 = 1,200,000 x 33,33% = 399,960

Untuk tahun 2020 masih berjangka 1 bulan

1
Depresiasi Tahun 2020 = (1,200,000-399,960)x 33,33%x =22,221
12

PERHITUNGAN IMPAIRMENT

Unit bisnis Roti Sanista memiliki 2 aset tetap yang akan dijual yaitu satu set loyang cake dan
satu unit mixer lama. Narasumber menjelaskan bahwa unit bisnis memiliki total 45 buah
loyang cake, tetapi yang akan dijual adalah 1 set (20 buah) dengan total harga
Rp1.250.000. Sedangkan untuk mixer yang diperoleh dengan harga Rp9.000.000 memiliki
masa manfaat 3 tahun telah digunakan selama 1 tahun, akan dijual dengan harga
Rp5.000.000

Berikut merupakan perhitungan Impairment.

Loyang Cake

Diasumsikan bahwa harga perolehan 1 set loyang cake adalah Rp1.500.000, yang memiliki
masa manfaat 5 tahun, dan didepresiasikan dengan metode garis lurus, sehingga

Depreciation expense = 1.500.000 ÷ 5 = 300.000

Carrying amount = Rp1.500.000 – Rp300.000 = Rp1.200.000

Sedangkan recoverable amount-nya menggunakan NRV dengan asumsi biaya penjualan


sebesar Rp250.000

Recoverable amount = Rp1.250.000 – Rp250.000 = Rp1.000.000

Impairment yang terjadi akan dicatat sebagai berikut

Date Desc. Debit Credit


Jan 24 Loss on impairment 200.000
2020
Accumulated Depreciation- Equipment 200.000

Mixer

Telah diketahui bahwa mixer yang diperoleh dengan harga RP9.000.000 dengan masa
manfaat 3 tahun akan dijual seharga Rp5.000.000 Sedangkan mixer telah digunakan
selama 1 tahun bisnis berjalan. Diasumsikan mixer didepresiasi menggunakan double
declining balance.
Depreciation expense = Rp9.000.000 x 100% ÷ 3 tahun x 2

= Rp9.000.000 x 66.67% = Rp6.000.300

Carrying amount = Rp2.999.700

Recoverable amount = Rp5.000.000

Karena total carrying amount dari mixer lebih kecil daripada recoverable amount-nya maka
aset ini tidak mengalami impairment.
Referensi :
Kieso, Weygandt, and Warfield. 2014. Intermediate Accounting. Ed.2. New Jersey: John
Wiley& Sons.
Biswan, Mahrus. 2019. Praktik Akuntansi Keuangan Menengah . Ed.2. Tangerang Selatan:
PKN STAN PRESS

PPT Dosen Bapak Ali Tafriji Biswan.


LAMPIRAN
TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PRAKTIK AKUNTANSI KEUANGAN
MENENGAH
a TOPIK BAHASAN : TUGAS AKHIR STUDI TERAPAN – TUGAS 3

PERNYATAAN KELOMPOK
Isi resume kami ini memenuhi indikator berikut.

PILIH SALAH
SATU BARIS
No Kriteria Indikator DI BAWAH INI
(DICENTANG
1, 2, ATAU 3)
1 Semua isi slide dinarasikan (word),
tdk ada yang terlewat, naskah diketik
ulang (bukan copy paste), plus
pengayaan dari sumber lain (semua 
sumber ditampilkan) baik gambar
Uraian word dari
maupun teks
slide dosen,
2 Semua isi slide dinarasikan (word),
termasuk
tdk ada yang terlewat, naskah diketik
gambar, tabel,
ulang (bukan copy paste), tdk ada
bagan,
pengayaan dari sumber lain (semua
keterangan
sumber ditampilkan) baik gambar
sumber, dll. yg
maupun teks
ada di slide
3
Hanya sebagian isi slide dinarasikan
(word), cenderung copy paste

Anda mungkin juga menyukai