Anda di halaman 1dari 3

Soal

Jelaskan perbedaan menghitung penyusutan dengan dasar waktu dan dengan dasar
output,jelaskan dan berikan contoh.

Jawab:

1. Metode penyusutan dengan dasar waktu/Metode penyusutan garis lurus


Metode garis lurus adalah suatu metodepenyusutan aktiva tetap dimana beban
penyusutan aktiva tetap per tahunnya sama hingga akhir umur ekonomis aktiva tetap
tersebut. Metode ini termasuk yang paling luas dipakai oleh perusahaan karna
sederhana dan memungkinkan transfer biaya yang wajar ke beban periodik jika
pemanfaatan aset tersebut sama dari periode ke periode.
Rumus :
a. Menghitung biaya penyusutan tiap tahun
Biaya penyusutan = Harga perolehan – Nilai residu (Nilai sisa)
Umur ekonomis
b. Menghitung tarif penyusutan
Tarif penyusutan = 100%
Umur ekonomis

Contoh soal:

Pada tanggal 1 januari 2011 PT. Ayu membeli peralatan seharga Rp. 30.000.000 nilai residu
ditaksir Rp 2.000.000 dan masa manfaatnya 5 tahun. Hitunglah beban penyusutan tiap tahun
dan nilai buku akhir tahun.

Penyelesaian :

 Biaya penyusutan tiap tahun = Rp 30.000.000 – Rp 2.000.000


5

= Rp 28.000.000 : 5 = Rp. 5.600.000

 Menghitung tarif penyusutan = 100% : 5 = 20%

Tabel penyusutan

Tahun Harga perolehan Tarif Beban Akumulasi Nilai buku


sesungguhnya penyusutan peny.tiap penyusutan Rp
tahun 30.000.000
2011 Rp 28.000.000 20% Rp 5.600.000 Rp 5.600.000 Rp
24.400.000
2012 Rp 28.000.000 20% Rp 5.600.000 Rp Rp 18.
11.200.000 800.000
2013 Rp 28.000.000 20% Rp 5.600.000 Rp 16. Rp
800.000 13.200.000
2014 Rp 28.000.000 20% Rp 5.600.000 Rp Rp 7.600.000
22.400.000
2015 Rp 28.000.000 20% Rp 5.600.000 Rp Rp 2.000.000
28.000.000

2. Metode penyusutan dengan dasar output/ Metode satuan unit produksi


Dalam metode ini,satuan hasil masa pemakaian aktiva tetap tidak digunakan dengan
jangka waktu melainkan dengan angka satuan (unit) yang dapat dihasilakan oleh
aktiva yang bersangkutan. Beban depresiasi dengan dasar satuan hasil produksi
sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil
produksi. Metode ini lebih sesuai dibandingkan dengan metode garis lurus ketika
jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun. Metode satuan hasil
produksi cocok digunakan untuk depresiasi pabrik, karna hasil suatu mesin dapat
diukur satuannya. Namun demikian metode ini tidak tepat pada gedung atau peralatan
(membeli,dll) karna untuk aktiva semacam ini depresiasi lebih merupakan fungsi
bukan kegiatan dan satuan hasilnya sukar untuk diukur oleh karna itu dalam metode
ini yang perlu ditaksir adalah jumlah satuan hasil yang diperkirakan dapat dihasilkan
oleh aktiva.
Rumus :
Biaya – Estimasi nilai sisa
Estimasi umur manfaat dalam unit,jam,dan lan-lain
= Penyusutan per unit, jam dan lan-lain
Contoh soal :
Sebuah mesin dibeli seharga Rp 250.000.000,- ditaksir memiliki umur ekonomis
selama 5 tahun atau 500.000 jam kerja dan diperkirakan memiliki nilai sisa sebesar
Rp 50.000.000.
Diketahui jam kerja setiap tahun sebagai berikut :
Tahun ke-1 = 100.000 jam
Tahun ke-2 = 120.000 jam
Tahun ke-3 = 130.000 jam
Tahun ke-4 = 80.000 jam
Tahun ke-5 = 70.000 jam
Diminta : hitunglah besar penyusutan.
Penyelesaian :
Besar penyusutan tahun-1 = 100.000 x Rp 250.000.000 – Rp 50.000.000 = Rp
40.000.000
Tahun ke-2 = 120.000 x Rp 250.000.000 – Rp 50.000.000 = Rp 48.000.000
Tahun ke-3 = 130.000 x Rp 250.000.000 – Rp 50.000.000 = Rp 52.000.000
Tahun ke-4 = 80.000 x Rp 250.000.000 – Rp 50.000.000 = Rp 32.000.000
Tahun ke-5 = 70.000 x Rp 250.000.000 – Rp 50.000.000 = Rp 28.000.000
Jadi perbedaan antara kedua metode tersebut adalah jika berdasarkan waktu atau
metode garis lurus menghasilakn perhitungan alokasi jumlah biaya penyusutan yang
sama selama masa manfaat aset tetap yang bersangkutan sedangkan jika berdasarkan
output atau metode unit produksi menghasilkan perhitungan alokasi jumlah biaya
penyusutan periodik yang berbeda-beda tergantung jumlah penggunaan asset tetap
dalam produksi.

Anda mungkin juga menyukai