Anda di halaman 1dari 56

Aset Tetap dan Aset

Tidak Berwujud
Devi Wahyuningsih, S.E., M.Ak
Aset Tetap
(Fixed Assets/Plant
Assets/PPE)
aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki
sifat permanen dan merupakan kekayaan yang dimiliki
perusahaan yang dibeli bukan untuk dijual, yang digunakan
untuk memperlancar kegiatan operasional perusahaan dan
dapat digunakan lebih dari satu periode akuntansi
Fixed Assets Life Cycle

Perolehan Pemanfaatan/ Penghentian


Penggunaaan
 Revenue Expenditure  Discarding
 Characteristics
 Capital Expenditure  Selling
 Cost
 Depreciation  Exchanging
Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
• Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) adalah biaya-biaya
yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aset tetap,
meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas produktif aset
tetap serta memperpanjang masa manfaat aset tetap.
• Biaya-biaya ini biasanya dikeluarkan dalam jumlah yang cukup
besar (material), namun tidak sering terjadi.
• Pengeluaran modal tidak dibebankan langsung sebagai beban
dalam laporan laba rugi, melainkan dikapitalisasi terlebih dahulu
sebagai aset tetap di neraca, karena pengeluaran-pengeluaran ini
akan memberikan manfaat bagi perusahaan di masa mendatang.
Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
Contoh pengeluaran modal :
• Penambahan fungsi aset tetap(asset improvement) : Tidak
menambah masa manfaat aset tetap
• Perbaikan besar/overhaul (extraordinary repairs) : Menambah
masa manfaat aset tetap
Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)
• Pengeluaran Revenue (Revenue Expenditure) adalah biaya-biaya
yang hanya akan memberi manfaat dalam periode berjalan,
sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan ini tidak akan
dikapitalisasi sebagai aset tetap di neraca, melainkan akan
langsung dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi
periode berjalan dimana biaya tersebut terjadi (dikeluarkan).
• Contoh dari pengeluaran ini adalah beban untuk pemeliharan
(maintenance expense) dan perbaikan aset tetap.
Penyusutan (Depreciation)
● Penyusutan adalah alokasi secara periodik dan sistematis dari harga perolehan
aset selama periode-periode berbeda yang memperoleh manfaat dari
penggunaan aset bersangkutan.
● Faktor-faktor yang mempengaruhi beban penyusutan :
a. Nilai perolehan aset (asset cost)
b. Nilai residu atau nilai sisa (residual or salvage value)
c. Umur ekonomis (economic life)
d. Pola pemakaian (pattern of use)
Metode Penyusutan

Berdasarkan waktu Berdasarkan penggunaan

A. Metode garis lurus (straight line A. Metode jam jasa (service hours
method) method)
B. Metode pembebanan menurun : B. Metode unit produksi (productive
1) Metode jumlah angka tahun output method)
(sum of the yeard digits method)
2) Metode saldo menurun
berganda (double declining
balance method)
Metode Garis Lurus

● Metode ini menghubungkan alokasi biaya dengan


berlalunya waktu dan mengakui pembebanan periodik
yang sama sepanjang umur aset.
● Asumsi yang mendasari metode garis lurus ini adalah
bahwa aset yang bersangkutan akan memberikan
manfaat yang sama untuk setiap periodenya sepanjang
umur aset dan pembebanannya tidak dipengaruhi oleh
perubahan produktivitas maupun efisiensi aset.

Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa


Umur Ekonomis
Contoh Soal 1

Sebuah mesin dibeli dengan harga perolehan Rp 32.000.000.


Umur ekonomis ditaksir 5 tahun dan nilai sisa Rp 8.000.000.

Hitunglah beban penyusutan mesin tersebut/tahun jika


perusahaan menggunakan metode garis lurus ?
Contoh Soal 1
Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Umur Ekonomis

Beban Penyusutan = 32.000.000 – 8.000.000 = 4.800.000


5

Jurnal untuk mencatat beban penyusutan tahun 1 :


Nama akun Debit Kredit
Beban penyusutan AT Rp 4.800.000  
Akumulasi Penyusutan AT   Rp 4.800.000
Contoh Soal 1
Tabel Penyusutan
Tahun Harga Penyusutan Akumulasi Nilai Buku
Perolehan Penyusutan
1 32.000.000 4.800.000 4.800.000 27.200.000
2 32.000.000 4.800.000 9.600.000 22.400.000
3 32.000.000 4.800.000 14.400.000 17.600.000
4 32.000.000 4.800.000 19.200.000 12.800.000
5 32.000.000 4.800.000 24.000.000 8.000.000
Metode Jumlah Angka Tahun

● Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang


menurun dalam setiap tahun berikutnya.
● Perhitungannya dilakukan dengan mengalikan suatu
seri pecahan ke nilai perolehan aset yang dapat
disusutkan

Beban Penyusutan = Sisa umur aset pada tahun penggunaannya X Jumlah yg harus disusutkan
Jumlah angka tahun
Contoh Soal 2

Sebuah mesin dibeli dengan harga perolehan Rp 100.000.000.


Umur ekonomis ditaksir 5 tahun dan nilai sisa Rp 5.000.000.

Hitunglah beban penyusutan mesin tersebut/tahun jika


perusahaan menggunakan metode jumlah angka tahun?
Contoh Soal 2
Beban Penyusutan = sisa umur aset saat pnggunaanny X jmlh yg dsusutkan
Jumlah angka tahun
Beban Penyusutan = 5 X (Rp 100.000.000 – Rp 5.000.000)
1+2+3+4+5
Beban Penyusutan = 5 X Rp 95.000.000 = Rp 31.667.000
15

Jurnal untuk mencatat beban penyusutan tahun 1 :


Nama akun Debit Kredit
Beban penyusutan AT Rp 31.667.000  
Akumulasi Penyusutan AT   Rp 31.667.000
Contoh Soal 2

Tabel Penyusutan

Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Nilai Buku


Penyusutan

100.000.000

1 5/15 x (100.000.000 – 5.000.000) 31.667.000 31.667.000 68.333.000

2 4/15 x (100.000.000 – 5.000.000) 25.333.000 57.000.000 43.000.000

3 3/15 x (100.000.000 – 5.000.000) 19.000.000 76.000.000 24.000.000

4 2/15 x (100.000.000 – 5.000.000) 12.667.000 88.667.000 11.333.000

5 1/15 x (100.000.000 – 5.000.000) 6.333.000 95.000.000 5.000.000


Metode Saldo Menurun Berganda

● Metode ini menghasilkan suatu beban penyusutan


periodik yang menurun selama estimasi umur ekonomi
aset.
● Beban penyusutan periodik dihitung dengan cara
mengalikan suatu tarif prosentase (konstan) ke nilai aset
yang kian menurun.

Beban Penyusutan = 2 X Persentase dari Metode Garis Lurus X Nilai buku


Contoh Soal 3

Sebuah mesin dibeli dengan harga perolehan Rp 100.000.000.


Umur ekonomis ditaksir 5 tahun dan nilai sisa Rp 5.000.000.

Hitunglah beban penyusutan mesin tersebut/tahun jika


perusahaan menggunakan metode saldo menurun berganda?
Contoh Soal 3
Tarif penyusutan Garis Lurus = 100% / 5 = 20%

Beban Penyusutan = 2 X Persentase dari Metode Garis Lurus X Nilai buku

Beban Penyusutan = 2 X 20% X Rp 100.000.000 = 40.000.000

Jurnal untuk mencatat beban penyusutan tahun 1 :


Nama akun Debit Kredit
Beban penyusutan AT Rp 40.000.000  
Akumulasi Penyusutan AT   Rp 40.000.000
Contoh Soal 3

Tabel Penyusutan

Tahun Tarif Beban Penyusutan Akumulasi Nilai Buku


Penyusutan Penyusutan

100.000.000

1 40% 40% x 100.000.000 40.000.000 40.000.000 60.000.000

2 40% 40% x 60.000.000 24.000.000 64.000.000 36.000.000

3 40% 40% x 36.000.000 14.400.000 78.400.000 21.600.000

4 40% 40% x 21.600.000 8.640.000 87.040.000 12.960.000

5 40% 95.000.000 – 87.040.000 7.960.000 95.000.000 5.000.000


Metode Jam Jasa

● Metode ini membutuhkan estimasi umur aset berupa


jumlah jam jasa yang dapat diberikan oleh aset
bersangkutan.
● Besarnya beban penyusutan ini akan berfluktuasi setiap
periodenya tergantung pada jumlah kontribusi jam jasa
yang diberikan oleh aset bersangkutan.

Beban Penyusutan/Jam = Harga Perolehan – Nilai Sisa


Estimasi Total Jam Jasa
Contoh Soal 4

Sebuah mesin dibeli dengan harga perolehan Rp 23.000.000. nilai


sisa Rp 3.000.000. Taksiran jam kerja selama umur ekonomis
10.000 jam. Pada tahun 2023 mesin tersebut dipakai selama 1.800
jam

Hitunglah beban penyusutan mesin tersebut pada tahun 2023 jika


perusahaan menggunakan metode jam jasa?
Contoh Soal 4
Beban Penyusutan/jam = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Estimasi Total Jam Jasa

Beban Penyusutan/jam = 23.000.000 – 3.000.000 = 2.000


10.000

Beban Penyusutan tahun 2023 = Rp 2.000 x 1.800


= Rp 3.600.000

Jurnal untuk mencatat beban penyusutan tahun 2023 :


Nama akun Debit Kredit
Beban penyusutan AT Rp 3.600.000  
Akumulasi Penyusutan AT   Rp 3.600.000
Metode Unit Produksi

● Metode unit produksi didasarkan pada anggapan bahwa


aset yang diperoleh diharapkan dapat memberikan jasa
dalam bentuk hasil unit produksi tertentu.
● Metode ini memerlukan suatu estimasi mengenai total
unit output yang dapat dihasilkan

Beban Penyusutan/unit = Harga Perolehan – Nilai Sisa


Estimasi Total Unit Produksi
Contoh Soal 5

Sebuah mesin dibeli dengan harga perolehan Rp 100.000.000.


nilai sisa Rp 5.000.000. Aset ini diperkirakan dapat
menghasilkan 25.000 unit produksi. Pada tahun 2023 aset
tersebut telah memproduksi 4.200 unit

Hitunglah beban penyusutan mesin tersebut pada tahun 2023 jika


perusahaan menggunakan metode unit produksi?
Contoh Soal 5
Beban Penyusutan/unit = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Estimasi Total Unit Produksi

Beban Penyusutan/unit = 100.000.000 – 5.000.000 = 3.800


25.000

Beban Penyusutan tahun 2023 = Rp 3.800 x 4.200


= Rp 15.960.000

Jurnal untuk mencatat beban penyusutan tahun 2023 :


Nama akun Debit Kredit
Beban penyusutan AT Rp 15.960.000  
Akumulasi Penyusutan AT   Rp 15.960.000
Penghentian (Disposal) Aset Tetap

Pengakhiran Penjualan Pertukaran


Penggunaan (Selling) (Exchanging)
(Discarding/
Retirement)
Pengakhiran Penggunaan (Discarding)
Kemungkinan dalam mengakhiri penggunaan :
1. Telah habis masa manfaat:
● Telah didepresiasi penuh
● Nilai buku (book value) sama dengan Nilai
sisa/residu (residual value)
● Tidak ada Gain/Loss

2. Belum habis masa manfaat:


● Belum didepresiasi penuh
● Nilai buku (book value) tidak sama dengan Nilai
sisa/residu (residual value)
● TerdapatGain/Loss
● Tidak ada kas yang diterima/dikeluarkan
Contoh Soal 6

Pada tanggal 1 Mei 2023 kendaraan yang sudah dibeli dengan


harga Rp 220.000.000 rusak berat sehingga harus dihentikan
pemakainnya. Akumulasi penyusutan Rp 200.000.000. Biaya
untuk pemindahan Rp 1.000.000 dibayar tunai

Buatlah jurnal saat penghentian aset tetap?


Contoh Soal 6
Kerugian akibat penghentian :

Nilai buku kendaraan Rp 220.000.000 – Rp 200.000.000 Rp 20.000.000

Biaya pemindahan Rp
1.000.000
Jumlah kerugian Rp
21.000.000
Jurnal untuk mencatat penghentian aset :
Nama akun Debit Kredit
Akumulasi penyusutan AT Rp 200.000.000  
Rugi penghentian aset Rp 21.000.000  
Kendaraan   Rp 200.000.000
Kas   Rp 1.000.000
Penjualan (Selling)

Kemungkinan dalam penjualan aset :


1. Jika harga jual sama dengan nilai buku, tidak
ada untung atau rugi (impas).
2. Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku,
menderita rugi sebesar selisihnya.
3. Jika harga jual lebih besar dari nilai buku,
mendapat untung sebesar selisihnya.
Contoh Soal 7
CV Indah memiliki aset tetap berupa kendaraan dengan harga
perolehan Rp 120.000.000 ketika dibeli pada 1 Juli 2020.
Penyusutan telah dicatat sebesar Rp 20.000.000 per tahun,
sehingga akumulasi penyusutan per 31 Desember 2022 sebesar Rp
50.00.000. Mesin tersebut terjual pada 1 Oktober 2023 dengan
harga 70.000.000

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi :


a. Memperbarui nilai penyusutan sampai dengan 1 Oktober 2023
b. Penjualan mesin
Contoh Soal 7

a. Beban Penyusutan (1 Jan 2023 – 1 Oktober 2023)


= 9/12 x 20.000.000
= Rp 15.000.000

Jurnal untuk mencatat beban penyusutan 1 Jan 2023 – 1 Okt 2023 :


Nama akun Debit Kredit
Beban penyusutan AT Rp 15.000.000  
Akumulasi Penyusutan AT   Rp 15.000.000
Contoh Soal 7

b. Jurnal untuk mencatat penjualan aset :


Nama akun Debit Kredit
Kas Rp 70.000.000  
Akumulasi penyusutan AT Rp 65.000.000  
Kendaraan   Rp 120.000.000
Laba penjualan aset   Rp 15.000.000
Contoh Soal 8
CV Indah memiliki aset tetap berupa kendaraan dengan harga
perolehan Rp 240.000.000 ketika dibeli pada 1 Oktober 2019.
Penyusutan telah dicatat sebesar Rp 40.000.000 per tahun,
sehingga akumulasi penyusutan per 31 Desember 2022 sebesar Rp
130.00.000. Mesin tersebut terjual pada 1 Juli 2023 dengan harga
60.000.000

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi :


a. Memperbarui nilai penyusutan sampai dengan 1 Juli 2023
b. Penjualan mesin
Contoh Soal 8

a. Beban Penyusutan (1 Jan 2023 – 1 Juli 2023)


= 6/12 x 40.000.000
= Rp 20.000.000

Jurnal untuk mencatat beban penyusutan 1 Jan 2023 – 1 Juli 2023 :


Nama akun Debit Kredit
Beban penyusutan AT Rp 20.000.000  
Akumulasi Penyusutan AT   Rp 20.000.000
Contoh Soal 8

b. Jurnal untuk mencatat penjualan aset :


Nama akun Debit Kredit
Kas Rp 60.000.000  
Akumulasi penyusutan AT Rp 150.000.000  
Rugi penjualan aset Rp 30.000.000  
Kendaraan   Rp 240.000.000
Aset Tidak Berwujud
(Intangible Assets)
Suatu aset yang tidak terlihat wujudnya namun
memiliki nilai bagi perusahaan dan umur
ekonomisnya lebih dari satu tahun
Didapat/dibeli dari pihak
lain atau perusahaan itu
sendiri

Memberikan hak-hak
istimewa pada
Karakteristik perusahaan
aset tidak
berwujud Memberi manfaat dan
digunakan dalam kegiatan
normal perusahaan

Mempunyai masa
kegunaan lebih dari satu
periode akuntansi
Jenis-Jenis Aset Tidak Berwujud
1. Goodwill, adalah nilai lebih yang dimiliki oleh suatu
perusahaan sebagai akibat adanya nama baik, letak
yang strategis, manajer yang baik, dsb
2. Hak Paten (Patent), adalah hak tunggal yang
diberikan pemerintah melalui direktorat paten kepada
perorangan atau suatu badan untuk memanfaatkan
sutu penemuan tertentu
3. Hak Cipta (Copyright), adalah hak tunggal yang
diberikan kepada orang atau suatu badan untuk
memperbanyak dan menjual barang-barang hasil
karya seni atau karya intelektual. Misalnya lagu,
novel, buku, dan puisi
Jenis-Jenis Aset Tidak Berwujud
4. Merk Dagang (Trademark), adalah hak tunggal yang
diberikan kepada orang atau suatu badan usaha untuk
menggunakan cap, nama, atau lambang usaha
5. Waralaba (Franchise), adalah hak tunggal yang
diperoeh suatu perusahaan dari perusahaan lain untuk
mengkomersialkan produk, proses, teknik, atau resep
tertentu
Harga Peroleh Aset Tidak Berwujud
● Aset tidak berwujud dinilai/diukur sesuai dengan harga
perolehannya.
● Biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari :
1. Harga beli, termasuk bea masuk (impor) dan pajak
pembelian yang tidak dapat dikembalikan setelah
dikurangi diskon
2. Segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam
mempersiapkan aset tersebut sehingga siap digunakan
Pencatatan Aset Tidak Berwujud
● Pencatatan akuntansi untuk pembelian dan amortisasi aset
tidak berwujud secara sederhana sebagai berikut :

Pembelian Amortisasi

D Aset tidak berwujud D Beban amortisasi

K Kas K Aset tidak berwujud


● Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan
suatu aset tidak berwujud selama masa manfaat. Aset tidak
berwujud umumnya diamortisasi menggunakan metode garis
lurus
Contoh 9
Pada tanggal 3 Januari 2023, PT Cahaya mengembangkan alat penanam
padi dengan biaya pengembangan alat ini mencapai Rp 2.500.000.000,
biaya uji coba sebesar Rp 150.000.000, biaya hukum Rp 80.000.000, dan
pendaftaran paten sebesar Rp 70.000.000 untuk masa 14 tahun

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi:


a. Perolehan hak paten
b. Amortisasi hak paten
Contoh 9
Menghitung harga perolehan paten

Biaya pengembangan Rp 2.500.000.000

Biaya uji coba Rp 150.000.000

Biaya hukum Rp 80.000.000

Pendaftaran paten Rp 70.000.000

Harga perolehan Rp 2.800.000.000

a. Jurnal untuk mencatat perolehan hak paten +


Nama akun Debit Kredit
Hak paten Rp 2.800.000.000  
Kas   Rp 2.800.000.000
Contoh 9

Amortisasi hak paten = 2.800.000.000 : 14


= 200.000.000

b. Jurnal untuk mencatat amortisasi hak paten


Nama akun Debit Kredit
Beban amortisasi hak paten Rp 200.000.000  
Hak paten   Rp 200.000.000
Contoh `10
Pada tanggal 3 Januari 2023, PT Krisna membeli PT Cahaya dengan
harga Rp 3.500.000.000. Nilai wajar aset PT Cahaya pada saat transaksi
Rp 5.500.000.000 dan nilai seluruh utangnya Rp 2.300.000.000.

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi:


a. Perolehan goodwill
b. Amortisasi goodwill (umur ekonomis 8 tahun)
Contoh 10
Harga beli PT Cahaya Rp 3.500.000.000

Nilai wajar aset Rp 5.500.000.000

Nilai utang Rp 2.300.000.000


-
Total Modal PT Cahaya Rp 3.200.000.000
-
Nilai Goodwill Rp 300.000.000

a. Jurnal untuk mencatat aset dan utang PT Cahaya dan perolehan goodwill
Nama akun Debit Kredit
Macam-macam aset Rp 5.500.000.000  
Goodwill Rp 300.000.000  
Macam-macam utang   Rp 2.300.000.000
Kas   Rp 3.500.000.000
Contoh 10

Amortisasi goodwill = 300.000.000 : 8


= 37.500.000

b. untuk mencatat amortisasi goodwill


Nama akun Debit Kredit
Beban amortisasi goodwill Rp 37.500.000  
Goodwill   Rp 37.500.000
Latihan Soal 1
Pada tanggal 1 September 2022 CV Intan membeli aset tetap
berupa mesin dengan harga perolehan Rp
180.000.000, nilai sisa Rp 20.000.000

Hitunglah beban penyusutan tahun 2022 dan 2023, jika


perusahaan menggunakan :

a. Metode garis lurus (umur ekonomis 5 tahun)

b. Metode jumlah angka tahun (umur ekonomis 4 tahun)

c. Metode saldo menurun berganda (umur ekonomis 6 tahun)


Latihan Soal 1
d. Metode jam jasa (umur ekonomis 25.000 jam, pemakaian
mesin tahun 2022 700 jam, tahun 2023 2.500 jam)

e. Metode unit produksi (umur ekonomis 32.000 unit,


produksi tahun 2022 2.200 unit, tahun 2023 8.250 unit)
Latihan Soal 2

Pada tanggal 1 Juni 2023 mesin yang sudah dibeli dengan


harga Rp 420.000.000 rusak berat sehingga harus dihentikan
pemakainnya. Akumulasi penyusutan Rp 390.000.000.

Buatlah jurnal saat penghentian aset tetap?


Latihan Soal 3
CV Indah memiliki aset tetap berupa kendaraan dengan harga
perolehan Rp 195.000.000 ketika dibeli pada 1 April 2019.
Penyusutan telah dicatat sebesar Rp 36.000.000 per tahun,
sehingga akumulasi penyusutan per 31 Desember 2022 sebesar
Rp 135.00.000. Mesin tersebut terjual pada 1 April 2023
dengan harga 40.000.000

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi :


a. Memperbarui nilai penyusutan sampai dengan 1 April 2023
b. Penjualan mesin
Latihan Soal 4
Pada tanggal 3 Januari 2023, PT Raya mengembangkan alat dengan
biaya pengembangan mencapai Rp 3.700.000.000, biaya hukum Rp
120.000.000, dan pendaftaran paten sebesar Rp 180.000.000 untuk masa
20 tahun

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi:


a. Perolehan hak paten
b. Amortisasi hak paten
Latihan Soal 5
Pada tanggal 3 Januari 2023, PT Raya membeli PT Lestari dengan harga
Rp 4.300.000.000. Nilai wajar aset PT Lestari pada saat transaksi Rp
8.200.000.000 dan nilai seluruh utangnya Rp 4.380.000.000.

Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi:


a. Perolehan goodwill
b. Amortisasi goodwill (umur ekonomis 12 tahun)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai