Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL REVIEW

DESAIN BUSANA

Dosen Pengampu :

Nining Tristantie, S.Pd, M.Ds

Dita Dwinitami, S.Pd, M.Ds

Eka Rahma Dewi, M.Pd

NAMA : MEGA MJ GULO

NIM : 5173143014

PENDIDIKA TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkatnya penulis dapat menyelesaikan Critical Jurnal ini. Meskipun ada
hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil
menyelesaikan Critical Jurnal ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing,


keluarga dan teman-teman yang telah membantu dan memberi saran dalam
pengerjaan Critical Jurnal ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Critical
Jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini.

Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya sehingga karya ilmiah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Medan, September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. JENIS-JENIS STYLE...................................................................................2
B. TREND FOR CASTING............................................................................10
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
A. KESIMPULAN...........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Fashion yaitu gaya berbusana yang populer dalam suatu budaya atau
sebagai mode. Ada juga yang berpendapat bahwa fashion merupakan gaya
berbusana yang menentukan penampilan dari seorang individu. Kata Fashion
sendiri berasal dari bahasa Inggris yang dapat diartikan sebagai mode, model,
cara, gaya ataupun kebiasaan. Style bisa diartikan gaya dan fashion bisa diartikan
sesuatu yang mengacu pada hal-hal yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang.

Manusia sudah mengenal fashion sejak berabad abad lalu. Namun, seiring
perjalanan waktu, fashion pun turut berubah mengikuti fungsi dan perubahan
zaman. Tak mudah untuk memprediksi perkembangan dunia fashion, tiap dekade,
tiap tahun, tiap generasi bahkan tiap musim memiliki ciri khas dan karakter yang
berbeda. Dalam makalah ini akan membahas mengenai style dalam dunia fashion
juga Trend for casting.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang yang dimaksud dengan Style?

2. Apa saja jenis-jenis Trend For Casting?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Style.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis Trend For Casting.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. JENIS-JENIS STYLE
1. Chic

Chic berasal dari kata Prancis yang berarti keterampilan dan


keanggunan. Dengan arti lain, Chic Fashion ini menjadikan seseorang
stylish tanpa menjadi budak dari fashion, yang menggambarkan seseorang
yang modis, tetapi tidak terikat atau tidak harus mengikuti tren yang
diikuti kebanyakan orang yang ada pada zaman itu. Seseorang yang
mengikuti fashion chic ini juga memiliki selera yang tidak terikat, tetapi
selalu mengembangkan gayanya menjadi modern tetapi unik.

2
2. Casual

Gaya casual merupakan gaya berpakaian yang digunakan pada


waktu santai, selalu beridentik dengan kaos, celana jeans, flat shoes, dan
sepatu sneakers.

3. Edgy

Secara harfiah, istilah 'edgy style' adalah "tajam". Tajam yang


dimaksud ialah gaya ini memiliki mode atau menerapkan penampilan yang
berkarakter 'garang' yang menunjukkan ciri khasnya yaitu lebih banyak
memadukan banyak warna hitam (mulai dari kaos, jaket, sweater) dengan
aksesoris lainnya.

3
4. Haute Couture

Gaya ini memiliki teknik pembuatan pakaian level tinggi yang


dibuat khusus bagi yang memesan. Memakai bahan kualitas terbaik,
dengan hiasan mendetail dan tentu saja membutuhkan waktu yang lama
untuk membuatnya. Begitu spesial.
5. Classy

Gaya ini artinya berkelas, yang selalu identik dengan barang-


barang yang mewah, yang biasa dipakai oleh orang-orang kelas atas.

4
6. Monocrome

Mode fashion yang satu ini mungkin terbilang simple. Seperti yang
dikenal biasanya, monokrom ini hanya identik dengan dua warna, yaitu hitam
dan putih. Namun, seiring perkembangan mode ini menambah satu warna lagi
yaitu percampuran antara hitam dan putih yaitu abu-abu.
7. Vintage

Istilah vintage sebenarnya ditujukan untuk barang ataupun pakaian,


aksesori, dan sepatu yang berumur minimal 20 tahun. Tetapi, seiring
berjalannya waktu terjadi pergeseran makna yang membuat arti dari fashion
ini adalah gaya berpakaian ala tahun 70-an dan 80-an

5
8. Retro

Istilah retro sendiri berasal dari kata retrospective yang menuju kepada
barang yang dibuat masa kini tetapi mengambil model atau terinspirasi dari
gaya busana di era sebelumnya. Retro juga bisa diartikan sebagai fashion
yang sudah tidak ngetren lagi tetapi umurnya masih di bawah 20 tahunan
9. Oversized

Oversized artinya adalah kebesaran atau pakaiannya melebihi dari


ukuran tubuh pemakai.

6
10. Street Wear

Street wear adalah gaya khas fashion jalanan. Street wear memiliki gaya
secara konstan dengan jenis pakaian yang umumnya berpusat pada pakaian casual,
celana seperti jeans, t-shirt, topi bisbol, dan sepatu kets.

11. Sporty

Gaya hidup wanita yang semakin gesit membuat desain baju ini
lahir. Busana sporty biasanya merujuk pada pakaian yang digunakan saat
menonton acara olahraga.

7
12. Vibrant

Secara harfiah vibrant berarti bersemangat atau bertenaga. Namun dalam


dunia fashion vibrant berarti desain baju dengan perpaduan warna-warna berani
yang cerah hingga terlihat kontras. Tapi inilah yang membuatnya terkesan
dramatis

13. Cowgirl

Cowgirl merupakan desain baju yang menampilkan gaya berpakaian ala


koboy wanita. Gaya ini terinspirasi dari pakaian ala koboy yang sangat
melegenda. Gaya ini seolah ingin menampilkan pesona dari selatan Amerika.
Kesan yang ditampilkan dari gaya ini adalah praktis tapi tetap modis dengan
perpaduan gaya feminin dan maskulin.

8
14. Punk

Dalam dunia fashion istilah punk merujuk ke dalam salah satu gaya
berpakaian. Ciri khas yang ditampilkan dalam gaya ini memang desain baju
yang menampilkan kesan lusuh, kriminal, anti sosial dan sederet stigma
negatif lainnya.

15. Ghotic

Gaya gothic adalah gaya berpakaian yang ditandai dengan nuansa


gelap mencolok dan terkesan misterius. Ciri khas dari gaya ini adalah kulit
yang dipucatkan, penggunaan lipstik berwarna hitam pada bibir, dan desain
baju yang serba hitam. Selain itu gaya ini juga ditandai dengan penggunaan

9
eyeliner tebal dan cat kuku berwarna hitam. Gaya ini disebut-sebut
mengadaptasi gaya punk dan menggambarkan heavy metal

B. TREND FOR CASTING


Trend forecasting merupakan sebuah metode untuk memprediksi
trend atau memproyeksikan trend untuk beberapa waktu kedepan. Hal ini
bertujuan untuk memunculkan desain yang baru yang laku dalam rangka
memenuhi selera pasar. Negara-negara maju lainnya sudah mengembangkan
metode ini. Di Indonesia sendiri masih sedikit yang bergerak dalam ranah
trend forecasting, salah satunya adalah Alm. Irvan A. Noe’man, seorang
praktisi branding, desain dan pengembangan produk.
Desain tidak hanya terbatas dalam pengertian merancang atau
membuat sesuatu (barang) baru yang mengandung fungsi dan estetika.
Kebanyakan desainer memiliki pola pikir bagaimana menciptakan barang
dengan “kebaruan” pada aspek fungsi (guna dan simbolik/estetik) dan aspek
teknis (pembuatan dan pemilihan material). Mengacu pada paradigma
tersebut, maka contoh problematik desain yang dapat dijumpai selama ini
seperti yang sudah dikemukakan Donald Norman adalah, bagaimana
menciptakan desain yang berbasis interaksi si pengguna dengan objek desain,
pelayanan dan pengalaman terhadap objek desain.
Desainer memang dituntut untuk menghasilkan suatu inovasi
(kebaruan) sesuai dengan perkembangan zaman dalam setiap karya desain
yang diciptakannya. Namun hal tersebut menimbulkan pertanyaan apakah
kebaruan-kebaruan tersebut di atas cukup menjadikan sebuah objek desain
diminati oleh calon konsumennya? Jawaban sepintas memang iya. Tetapi,
mengingat semakin ketatnya kompetisi tidak menutup kemungkinan pesaing-
pesaing akan berbuat hal yang sama sehingga konsumen mempunyai lebih
banyak pilihan dalam menentukan produk yang akan dibelinya.
Merenungkan hal tersebut di atas, maka terlintas suatu keharusan
bahwa desain yang baik bermuara pada kesuksesan pasar atau komersial.
Secara sederhana berarti barang tersebut diminati dan dibeli konsumen serta
mampu berkompetisi dengan produk lain. Terbayang betapa sulitnya
melahirkan karya desain baru, karena selama ini dalam mindset desainer dan

10
pendidikan yang diperoleh di perguruan tinggi hanya berorientasi pada
produk (product oriented).
Untuk mengembangkan usaha salah satu faktor yang penting untuk
dilakukan adalah trend forecasting /memproyeksi trend. Dalam memproyeksi
trend, menurut  Irvan A. Noe’man bahwa sebaiknya memproyeksikan trend
maksimal 18 bulan kedepan, setelah itu desainer bisa meninjau ulang produk
yang dibuat apakah masih mengikuti trend atau tidak dan apakah saatnya
untuk dikembangkan lebih lanjut. Trend mempengaruhi banyak golongan dan
berlomba-lomba untuk mengikuti trend. Trend sangat berkaitan dengan
penciptaan gaya hidup. Gaya hidup atau lifestyle diartikan sebagai pola
penggunaan ruang, waktu dan barang karakteristik yang membedakan
masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Gaya hidup direpresentasikan
dalam bentuk tanda-tanda yang berkembang sesuai zaman dikarenakan
pertandingan antara berbagai kelompok yang ingin menunjukkan identitasnya
atau eksistensinya dalam suatu kelompok masyarakat. Sebuah produk harus
melahirkan value creation. Desain yang dihasilkan harus dengan dasar
kekuatan inovasi, kreativitas dan desain menghasilkan produk yang memiliki
harga jual optimal.
Belajar trend bukan bermaksud semata-mata hanya untuk
mengikuti trend tetapi adalah untuk mencari potensi trend apa yang bisa
dikembangkan dan untuk menjadi seorang trendsetter. Hal itu dilakukan
dengan cara menganalisa apa yang berubah, mengapa berubah dan mengarah
kemana perubahan tersebut? Dalam trend forecasting, trend yang akan dibuat
perlu di decode atau dikombinasikan dengan unsur lokal untuk menghasilkan
suatu karya yang kreatif namun tetap menyesuaikan dengan budaya
Indonesia. Dalam merealisasikan trend forcasting kekuatan kreatif dan desain
3C yaitu: connecting, collaboration dan commerce.
Seperti yang dikatakan oleh Roland Barthes bahwa masyarakat
selalu mengalami neomania (kegilaan pada hal-hal baru). Trend forecasting
sangat perlu untuk dipelajari oleh para desainer dikarenakan adanya
perubahan pola pikir masyarakat terutama masyarakat di kota-kota besar.
Masyarakat selalu haus akan trend terbaru yang berakibat pada perubahan

11
selera konsumen dari waktu ke waktu. Oleh karena itu seperti yang
dikemukakan Donald Norman, kemampuan desainer sebagai periset sangat
diperlukan sehingga desainer dapat melakukan pengetesan idenya sebarapa
valid dan legitimate (diterima secara universal sebelum memanfaatkannya).
Selain itu, dengan melakukan kegiatan riset yang benar, desainer dapat
menghasilkan sebuah konsep baru yang inovatif, bernilai jual dan kompetitif.
Maka, seorang desainer harus terdidik dan terlatih dengan diberi bekal
pendidikan sains, metodologi ilmiah dan desain eksperimental.
Keberadaan produk di tengah-tengah orang banyak (masyarakat)
adalah pemicu terjadinya persaingan dalam hal kualitas, kinerja, material,
teknologi, harga, merek dan bentuk. Atribut-atribut tersebut yang
membedakan sebuah barang satu dengan barang yang lainnya. Dengan
memahami atribut, desain akan memegang peran penting dan menjadi
“tanda” keunggulan produk. Jadi dapat disimpulkan bahwa lahan garap
desain sangat luas, beragam dan tiada habis.
Apalagi saat ini kita sudah melewati era globalisasi. Globalisasi
dalam arti lintas kompetensi bermakna: desain bukan milik masyarakat desain
saja, tetapi milik semua orang yaitu bidang ilmu lain. Persaingan di masa
mendatang lebih berfokus pada siapa yang paling bisa menggarap (kompeten)
dan bukan lagi siapa (bidang ilmu apa) yang paling bisa menggarap. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa desain yang sukses adalah desain yang berhasil di
pasar, artinya paradigma desain tidak sekedar “product oriented” tetapi
menuju pada “market oriented” atau dapat pula disebut “consumer
oriented”. Syarat agar market oriented dipenuhi adalah seorang desainer
tidak hanya mempunyai kemampuan praktik tetapi harus memiliki
pengetahuan sains/riset dan teknologi.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara khusus dapat dikatakan Fashion ialah gaya berpakaian yang digunakan
setiap hari oleh seseorang, baik itu dalam kehidupan sehari-harinya ataupun pada
saat acara tertentu dengan tujuan untuk menunjang penampilan. Ada juga yang
berpandapat bahwa fashion merupakan gaya berbusana yang menentukan
penampilan dari seorang individu. Kata fashion sendiri berasal dari bahasa Inggris
yang dapat diartikan sebagai mode, model, cara gaya ataupun kebiasaan. Fashion
tidak haya berkaitan dengan gaya dalam berpakaian saja, akan tetapi berhubungan
juga dengan gaya aksesoris, kosmetik, gaya rambut dan lain-lain yang dapat
menunjang penampilan seseorang.
Beberapa jenis style yaitu casual, klasik, feminim, punk, vintage, retro,
monokrom, edgy, ghotic, cow girl, vibrant, sporty dsb.
Trend forecasting merupakan sebuah metode untuk memprediksi trend atau
memproyeksikan trend untuk beberapa waktu kedepan. Hal ini bertujuan untuk
memunculkan desain yang baru yang laku dalam rangka memenuhi selera pasar.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/rachel-caroline-toruan/mari-kenali-istilah-asing-dalam-
fashion-27431110790551089

https://www.fpedia.id/desain-baju/

http://www.iosrjournals.org/iosr-jbm/papers/Vol20-issue5/Version-2/
H2005027689.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai