PENDAHULUAN
Busana merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Istilah
busana berasal dari bahasa sanskerta yaitu “bhusana” dan istilah yang popular
dalam bahasa Indonesia yaitu “busana” yang dapat diartikan “pakaian”.
Busana dalam pengertian luas adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari
kepala sampai ujung kaki yang memberi kenyamanan dan menampilkan
keindahan bagi si pemakai.
Fashion yang biasanya hanya berlaku di satu waktu tertentu pada akhirnya
mempengaruhi consumer buying cycle dan consumer use cycle pada produk
fashion Kurva consumer buying cycle menaik seiring dengan kenaikan
consumer use cycle-nya. Namun ketika sebuah fahsion telah mencapai
puncaknya, consumer buying trend menurun lebih cepat dan tajam daripada
consumer use.
1.2 Gambaran Umum Industri
Bulpin Konveksi yang beralamat di Jalan Yos Sudarso berdiri sejak tahun
2005 di Palu Sulawesi Tengah oleh M. Nur pasila dengan nama bulpin
konveksi diambil dari kependekan nama suatu daerah di Sulawesi Selatan
yaitu; Bulukumba dan Pinrang yang kebenaran pemilik usaha berasal dari
daerah tersebut.
Tujuan Pembuatan Laporan
a. Sebagai persyaratan telah selesai mengikuti prakerin;
b. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh sertifikat uji kompetensi
keahlian.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Secara etimologi, fashion berasal dari Bahasa latin “factio”, yang berati
“melakukan”. Dalam perkembangannya, kata yangb bersal dari bahasa latin
tersebut diserap kedalam bahasa inggris menjadi “Fashion” yang emudian
secara sederhana diartikan sebagai gaya . pakaian yang populer dalam suatu
budaya. Definisi fashion menurut “Oxford Advanced Leaener’s Dictionary of
Current English” adalah “prevailing cutom; that which is considered must to
be admired and imitated during a period at a place.” Kalimat ini memiliki arti,
kebiasaan umum; yang mana dipertimbangkan untuk dikagumi dan diikuti
selama kurun waktu tertentu dan pada tempat tertentu. Menurut cambridge
Dictionary fashion memiliki arti “style that is popular at a particular time,
especially in clother, hair, make-up,ect.” Kalimat tersebut memiliki arti gaya
yang populer pada waktu tertentu.
Dari tahun ke tahun model gaun selalu berganti entah itu dari
gayanya,warna,motif atau sebagainya. Untuk model busana yang elegan dapat
dilihat dari brokat yang digunakan pada gaun,cara menempatkan aplikasinnya
dan juga dalam pemilihan warna.
2
pestanya. Pada umumnya warna yang digunakan untuk busana pesta malam
adalah yang mengandung unsur merah, hitam, keemasan, perak, atau warna-
warna mengkilap.
Dari tahun ke tahun model gaun selalu berganti entah itu dari
gayanya,warna,motif atau sebagainya. Untuk model busana yang elegan dapat
dilihat dari brokat yang digunakan pada gaun,cara menempatkan aplikasinnya
dan juga dalam pemilihan warna.
Menurut Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri (1998) Warna yang
digunakan untuk busana pesta malam biasanya menggunakan warna-warna
mencolok/cerah,warna-warna yang lembut, seperti pink, biru mudah, dan
putih serta warna-warna tua/gelap. Sedangkan menurut Sri Widarwati (1993)
Pemilihan warna busana pesta berbeda, harus disesuaikan dengan kesempatan
pestanya. Pada umumnya warna yang digunakan untuk busana pesta malam
adalah yang mengandung unsur merah, hitam, keemasan, perak, atau warna-
warna mengkilap.
Pakaian juga telah mencerminkan diri manusia yang beradap sehingga dari
pakaian pula menjadikan manusia dari hewan. Kemudian perkembangan baju
sangat pesat dengan berbagai jenis model, namun disamping itu kita harus
pandai silektif dalam memilih model baju yang cocok kita gunakan khususnya
bagi kita pelajar muslimah bolehlah kita mengikuti perkembangan namun
tentunya tidak melanggar syariat, yaitu tetap sopan dan menutup aurat dalam
acara apapun mesilnya dalam acara pesta,kita harus pandai dalam memilih
pakain yang cocok untuk wanita muslimah yang angun, elegan, dan islami.
Karena alasan itulah melatar belakangi kami untuk membuat model baju pesta
atau bisa juga dipakai dalam acara keluarga dan pesta lainya yang berjudul
PURPLE LONG DRESS
3
2.1 Sejarah A-line
Ditelusuri dalam sejarah fashion, siluet A-line pertama kali diciptakan
oleh desainer Christian Dior di tahun 1955 dalam rok A-line nya. Saking
epic-nya, ro ini dikenang sebagai salah satu revolusi vashion. Kemudian di
tahun 1958, bekas asistennya, Yves Saint Laurent, membuat rancangan dress
dengan siluet A-line yang menjadi debutnya sebagai seorang desainer.Di
tahun 1980-an siluet A-line sempat tenggelam, kalah pamor dengan siluet
structured seperti blazer dengan bahu lebar pada masa itu. Tetapi setelah era
80-an, siluet A-line kembali digemari hingga kini dan telah menjadi siluet
klasik yang disukai sepanjang masa. A-line hijab drees with tiles combination
adalah pakaian tata busana yang sangat di sukai oleh wanita.
Di Indonesia mayoritas umat beragama islam sangat berkembang.
Oleh karena itu banyaknya model atau desain-desain yang dibutuhkan untuk
membuat sebuah gaun dengan A-line hijab dress with tiles combination.
Sebenarnya dalam membuat busana/gaun dengan model tile combination
dress tidak terlalu rumit dan menggunakan model yang cukup menawan.Agar
dress yang dibuat lebih kelihatan mewah dan elegan sebaiknya menggunakan
tambahan tile di seluruh bagian rok.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
3.1.2 Macam macam desain produksi
Desain produksi di bgi menjadi 2 macam yakni:
1. Desain produksi 1
Desain produksi 1 yaitu desain produksi yang menunjukan analisa desain atau
detail desain tersebut. Misalnya adalah kancingnya, saku yang di pakai, jenis
lengan yang di pakai,model rok yang dipakai, dsb. Desain yang dianalisa
meliputi bagian depan dan bagian belakang.
6
2. Desain Produksi 2
Desain produksi 2 yaitu desain produksi yang berisi ukuran tiap-tiap bagian
detail desain busana. Misalnya ukuran panjang lengan 30 cm, panjang saku 15
cm, lebar lidah kancing 2 cm.
8
Pola dasar adalah pola yang masih asli, belum mengalami perubahan
atau disebut masih natural. Berikut adalah macam-macam teknik untuk
membuat pola dasar:
9
POLA DEPAN
POLA BELAKANG
POLA LENGAN
12
3.2 Pola dasar skala 1: 4
Merupakan pola dasar yang dibuat menggunakan skala 1:4 dengan ukuran
yang tetap sama.
13
Pada perubahan pola bagian leher di turunkan 2 cm, bagian bahu dikeluarkan
1 cm, bagian lengan di keluarkan 1 cm dan juga pada bagian sisi di keluarkan
2 cm.
14
3.4 Alat dan bahan yang digunakan
No. Alat Bahan
Pensil Fliselin
5.
Meteran Resleting
7.
Rader
15
Veterban
Patung dummy
16
3.6 Rancangan bahan skala 1:8
17
3.7 Proses jahit
Berikut langkah-langkah dalam tertib kerja pembuatan Project Work
1. Mencari sumber ide / inspirasi;
2. Menentukan model desain;
3. Konsultasi gambar desain sekaligus teknik pecah pola;
4. Mengambil ukuran badan;
5. Membuat pola dasar dan pengembangannya;
6. Pecah pola sesuai model desain;
7. Menggunting pola;
8. Meletakkan pola di atas bahan utama;
9. Menggunting bahan utama;
10. Meletakkan pola di atas furing;
11. Menggunting furing;
12. Memberi tanda pada bahan;
13. Menjahit dengan mesin sesuai langkah, yaitu
1) Menjahit bagian depan dan belakang;
2) Menyambung bahu;
3) Menyambung sambungan bagian dada;
4) Menjahit sisi bahan utama;
5) Memasang kerah pada gaun;
6) Menjahit lengan;
7) Memasang lengan pada gaun;
8) Menyelesaikan cape;
9) Memasang cape di bagian lingkar badan
10) Menyambung bagian-bagian rok A-Line
11) Menjahit sisi furing;
18
12) Menyambung furing rok A-Line
13) Memasang rets di bahan utama;
14) Menjahit sisi furing;
15) Menjahit sisi bahan utama rok
16) Menyambung tile pada rok
17) Menjahit ban pinggang rok
18) Pengepresan
19) Memasang ragam hias.
3.8 Implementasi K3
Keselamatan kerja
1. Memakai busana kerja (celemek)
2. Alat-alat menjahit diletakkan pada satu tempat secara rapi
3. Benda tajam diletakkan pada tempat yang aman
4. Rambut yang panjang sebaiknya diikat
5. Atur posisi duduk dan badan dalam keadaan tegak
6. Pergunakan alas kaki sewaktu bekerja
7. Mata konsentrasi pada jahitan sewaktu mesin beroperasi
8. Jangan memegang roda mesin waktu mesin berjalan
9. Waktu mesin berjalan jangan meletakkan alat-alat diatas mesin jahit
10.Membersihkan sisa benang dalam keadaan mesin berhenti
11.Setiap selesai menggunakan mesin jahit, harus dibersihkan sisa-sisa
kain atau debu-debu jahitan
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti PRAKERIN selama 6 bulan industri memberikan
banyak pembelajaran yang berguna dan dapat diamalkan ketika akan masuk
kedalam dunia kerja. Salah satunya adalah Ketika Membuat busana pesta
tentunya kita perlu memperhatikan beberapa hal yang menunjang baju yang
ingin dibuat salah satunya aksesoris berupa korsase yang akan membuat baju
yang dikenakan lebih hidup dan menarik sehingga membuat sang pemakai
lebih percaya diri.
20
c. Membuat karya harus menggunakan hati untuk memastikan mencintai apa
yang dikerjakan demi mendapatkan hasil yang maksimal.
4.3 Hasil yang dicapai Setelah mengikuti prakerin selama tiga bulan hasil
yang penulis capai adalah:
a. Dapat membuat pola, merubah pola, dan lain lain.
b.Dapat membuat dasi dan topi
c. Dapat menyambung bis celana
d.Dapat menjahit masker.
e. Dapat membuat celana
4.3 Dokumentasi
21
HASIL AKHIR
22
DAFTAR PUSTAKA
23
https://repository.maranatha.edu/20632/4/1261037_Chapter2.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fashion/
http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/126658-6027-Pola
%20perilaku-Literatur.pdf
24
25