Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN TANAMAN

KOSMETIKA TRADISIONAL
*sertakan catatan kaki, dan DAPUS di akhir*
Pulosari/Palasari (Alyxia reinwardtii)
No Point Penjelasan
1 Identitas Tanaman Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus: Alyxia
Spesies: Alyxia reinwardtii
2 Gambar tanaman dan Gambar tanaman:
simplisia kering sebelum
di blander

Simplisia kering:

(Kemenkes RI, 2011)


3 Zat aktif (Metabolit Nama zat aktif : 3-hydroxycurcumin, Kaempferol, Misertin, dan
sekunder) yang dapat Kuersetin
berdampak bagi kulit. Golongan senyawa : Fenolik dan Flavonol
Efek pada kulit : Gabungan golongan senyawa fenolik (3-
hydroxycurcumin) dan flavonol (Kaempferol, Misertin, dan
Kuersetin) bekerja sebagai inhibitor tyrosinase sehingga dapat
mencerahkan kulit dengan cara menghambat aktivitas
tyrosinase yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi
melanin yang berlebih.
(Fadilah et al, 2016)
4 Parameter Standar Identitas Simplisia
Simplisia (MMI dan - Pemerian
FFI)  jika tidak ada Bau agak harum, mirip kumarin, rasa agak pahit (MMI,
cari di jurnal lain dengan 1989).
tanaman yang sama. - Mikroskopik
Lapisan luar (bila masih ada) terdiri dari lebih kurang 40
lapisan sel gabus yang tidak berlignin, pada kulit yang
tebal diantara lapisan sel gabus terdapat kelompok-
kelompok sel batu berbentuk segi empat sampai segi
panjang, dinding tebal, berlignin, lumen sempit (MMI,
1989).

- Senyawa identitas : Fenolik, flavonoid, dan flavonol


(Kemenkes RI, 2011).
- Susut Pengeringan : 8,1% (Peng-ngummuang et al, 2015)
- Kadar Abu Total : Tidak lebih dari 5,5% (MMI, 1989)
- Kadar Abu Tidak Larut Asam : 1,4% (Peng-ngummuang
et al, 2015)
- Sari Larut Air : Tidak kurang dari 16% (MMI, 1989)
- Sari Larut Etanol : Tidak kurang dari 8,5% (MMI, 1989)
- Kandungan Kadar Simplisia : Kumarin sebesar 0,75%
(Peng-ngummuang et al, 2015)
5 Penanaman dan - Pulasari cocok tumbuh di hutan primer atau sekunder,
Pemanenan dengan ketinggian 1000 mdpl
(berikan alasan masing- - Pemanenan Pulasari tidak bisa ditentukan berdasarkan
masing) umur tanaman. Panen biasanya dilakukakan pada saat
batang tanaman yang berdiameter minimal 5 cm
- Bagian tanaman yang dipanen adalah bagian batang untuk
kemudian dipisahkan dengan kulitnya, agar diperoleh
simplisia kulit batang.
(Kemenkes RI, 2011)
6 Pengolahan pasca panen Panen
Kulit batang pulasari diperoleh dengan dari pokok batang atau
pangkal batang, batang kemudian dipukul-pukul dengan
menggunakan kayu secara pelan untuk melepaskan lapisan
cambium, setelah itu kulit batang dilepaskan dengan
menggunakan pisau atau sabit.
Pencucian
Kulit batang pulasari dicuci dengan air mengalir sampai bersih,
jika terdapat koloni jamur maka harus dibersihkan dengan cara
disikat hati-hati lalu ditiriskan. Penirisan dilakukan sampai air
bekas pencucian yang tertinggal dipermukaan bahan kering.
Tempat penirisan sebaiknya dipilih yang memiliki aerasi baik,
kering dan tidak terkena sinar matahari langsung.
Pengubahan bentuk
Simplisia kulit batang pulasari dibuat dalam bentuk potongan-
potongan atau serpihan kulit batang, dengan ukuran yang
bervariasi tergantung ukuran batang aslinya. Kulit dengan
ukuran besar dapat dipotong dengan ukuran panjang 5-15 cm.
Sortasi
Sortasi dilakukan dalam dua tahap yaitu sortasi basah dan
sortasi kering. Sortasi basah dilakukan ketika bahan masih
dalam keadaan segar, dan sortasi kering dilakukan setelah
bahan selesai dikeringkan.
Pengeringan
Untuk memperoleh kadar air simplisia 10%, kulit batang
pulasari memerlukan waktu pegeringan antara 2-4 hari dengan
menggunakan oven. Jika pengeringan dilakukan secara alami
dengan sinar matahari maka waktu pengeringan bisa lebih dari
3 hari, tergantung dari kondisi cuaca setempat.
(Kemenkes RI, 2011)
7 Metode Pengeringan Kulit batang pulasari memerlukan waktu pegeringan antara 2-4
(berikan alasan  hari dengan menggunakan oven pada suhu <500C. Pengeringan
arahkan pada zat aktif dapat dihentikan jika kadar air yang terkandung dalam simplisia
yang lebih banyak) kurang dari 10% karena reaksi enzimatis yang dapat
menguraikan senyawa aktif sudah tidak berlangsung.
(Kemenkes RI, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia, Edisi V,
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta.
Fadilah., Aryo Tedjo., Rudi Heryanto. 2016. Penentuan Aktivitas Gabungan Ekstrak Etanol
Pulosari (Alyxia reinwardtii) dan Secang (Sappan lignum) Sebagai Inhibitor Tirosinase
Yang Potensial Untuk Bahan Kosmetik Melalui Pendekatan In Silico dan In Vitro. Depok:
Departemen Kimia Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Panen dan Pasca Panen Tanaman Obat. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Badan Litbang Kesehatan Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
Peng-ngummuang, K., Chanida Palanuvej, dan Nijsiri Ruangrungsi. 2015. Pharmacognostic
Specification and Coumarin Content of Alyxia reinwardtii Inner Bark. Bangkok: College
of Public Health Sciences, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand

Anda mungkin juga menyukai