Anda di halaman 1dari 4

Tradisionalitas Mengemas Komoditas Petani Desa ke Pasaran

Setiap sektor ekonomi pada masa kini, sangat membutuhkan pengelolaan


menggunakan sistem ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif merupakan proses
penciptaan, kegiatan produksi dan distribusi barang serta jasa, yang dalam
prosesnya membutuhkan kreatifitas dan kemampuan intelektual.

Ekonomi kreatif memiliki ciri-ciri, yang menjadi penanda suatu sistem


perekonomian disebut sebagai ekonomi kreatif atau tidak. Ciri pertama dari
ekonomi kreatif adalah adanya kreasi intelektual dalam suatu sektor usaha,
Menghasilkan produk yang bernilai kreatif dan adanya kerja sama dari berbagai
pihak.

Semakin majunya sistem ekonomi pada masa kini yang mana semakin
berkembangnya penggunaan teknologi dan media informasi, mengakibatkan
semakin tertutupnya pasaran para petani tradisional yang ingin menjual
komoditasnya. Pola pertanian petani tradisional masih menggunakan peralatan
yang sangat sederhana dan produktivitas pertaniannya masih rendah. Karena
permintaan konsumen yang banyak, pasaran lebih cenderung menerima komoditas
dari integrator besar, yang mana mereka menghasilkan produk menggunakan
teknologi yang canggih dengan skala yang besar.

Sebenarnya petani tradisional ingin sekali menerima teknologi yang


memudahkan mereka dalam bertani. Tetapi disamping itu dibutuhkan biaya yang
besar untuk penggunaan teknologi yang canggih. Semua pekerjaan pengolahan
lahan pertanian masih mennggunakan tenaga manusia dalam sistem tradisional,
sikap kegotongroyongan dan nilai sosial masyarakat pun masih tinggi di kalangan
petani tradisional. Hal itulah yang membuat petani lebih senang bekerja dengan
cara tradisional dan merasa tidak keberatan untuk bertani tanpa teknologi yang
canggih.

Pada masa kini trend tradisional sedang marak-maraknya berkembang.


Yang mana banyak masyarakat kembali lebih menyukai produk-produk lokal
yang dikelola dengan cara tradisional. Maka dari itu trend ini bisa menjadi solusi
bagi pasaran komoditas petani tradisional untuk menjual produknya. Dengan lebih
menonjolkan ketradisionalitasan yang terkandung pada komoditasnya, bukan pada
jenis komoditas yang dipasarkan.

Contohnya kopi yang ditanam di salah satu daerah pedesaan tertentu.


Yang mana petani menanamnya dengan cara tradisional sesuai adat daerah
tersebut. Produk kopi yang dipetik dengan teknik khusus dan disangrai
menggunakan tungku akan berbeda dengan kopi yang diolah menggunakan
teknologi mesin. Dari perbedaan tersebut, petani yang bisa juga didukung dan
bekerjasama dengan lembaga/perusahaan pemasaran bisa mengemas brand kopi
dengan mengedepankan treatment tradisional dari kopi tersebut, bukan
mengedepankan jenis komoditasnya.

Dengan populasi penduduk yang didominasi oleh usia produktif, potensi


berkembangnya ekonomi kreatif sangat besar. Dan bentuk interaksi antara pelaku
industri dan pasar pun sangat besar. Ditambah lagi masyarakat dan pasar sekarang
memiliki apresiasi terhadap produk yang mengedepankan kearifan lokal dan
kualitas. Maka dari itu para petani tradisional tidak lagi perlu khawatir kesusahan
untuk menjual komoditasnya di pasaran, selama terjalinnya kerjasama dan
tumbuhnya kesadaran dari pelaku industri kreatif yang ingin membantu petani
tradisional dalam memasarkan komoditasnya.

Salah satu sub sektor ekonomi kreatif yang sangat berperan dalam hal ini
adalah sub sektor Desain Produk. Karena melalui desain produk yang kreatif,
ketertarikan konsumen terhadap brand akan meningkat. Sebenarnya kerjasama
antar para pelaku industri yang memiliki desainer produk andal dan petani
tradisional bisa sangat berpotensi membangun sektor ekonomi yang sangat kreatif.
Yang mana para petani bisa memenuhi komoditas yang akan dijual dan para
desainer produk yang bisa menggali dan mengangkat kearifan lokal dan
tradisionalitas yang terdapat dalam komoditas tersebut. Yang pada akhirnya
menjadi suatu brand yang unik.

Solusi dengan sistem seperti ini bisa disebut dengan solusi pemasaran
monopolistik. Pemasaran monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana
terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki
perbedaan dalam beberapa aspek. setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki
karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Nah, pada kasus
ini terdapat kesamaan jenis yaitu pada komoditas yang dijual oleh petani
tradisional dan para petani integrator besar, namun terdapat karakteristik berbeda
yaitu pada treatment komoditasnya yang mana para petani tradisional
menggunakan treatment tradisional dan para petani integrator besar menggunakan
teknologi mesin.

Ekonomi kreatif sangat berperan dalam pemecahan masalah-masalah


ekonomi seperti diatas. Solusi diatas termasuk kedalam sistem solusi ekonomi
kreatif karena didalamnya terdapat ciri-ciri dari ekonomi kreatif. Yaitu terdapat
kreasi intelektual berupa pemanfaatan trend tradisional, menghasilkan produk
kreatif yaitu penjualan komoditas yang lebih mengedepankan ketradisionalan dari
komoditasnya dan terjadi kerjasama antara lembaga/peran pemasaran dan petani
tradisional yang pada akhirnya menciptakan simbiosis mutualisme.
DAFTAR PUSTAKA

Friska. (n.d.). Pengertian Ekonomi Kreatif, Contoh, dan Faktor Pendorongnya. INVESTASI
& KEUANGAN PRIBADI, 1. Retrieved from https://koinworks.com/blog/ekonomi-
kreatif-adalah/

indonesia, W. e. (2022, Januari 17). Pasar monopolistik. Retrieved from


https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_monopolistik

Putri, V. K. (2021, April 19). Ekonomi Kreatif: Pengertian, Ciri-Ciri, Faktor Pendorong,
Perkembangan. (S. Gischa, Ed.) Ekonomi Kreatif. Retrieved from
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/19/130652969/ekonomi-kreatif-
pengertian-ciri-ciri-faktor-pendorong-perkembangan?page=all

Anda mungkin juga menyukai