Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. …/Ny.

…DENGAN ISOLASI SOSIAL


DI RUANG… RUMAH SAKIT JIWA

RUANG RAWAT :
TANGGAL DIRAWAT :
I.          PENGKAJIAN
A.   IDENTITAS
     Identitas Klien
Nama                                   : Tn. ”E”
Jenis Kelamin                      : Laki-Laki
Umur                                                : 29 Tahun
Tempat, Tanggal Lahir         : Bandung, 1 Juli 1981
Status                                   : Belum Menikah
Agama                                 : Islam
                      : Kab. Cicapar RT. 02 RW. 03 Kel. Situwangi Kec. Cihampelas Bandung Barat.
Pendidikan Terakhir             : SD
Suku                                     : Indonesia-Sunda
Tanggal MRS                       : 13 Januari 2010
Tanggal Pengakajian           : 21 Januari 2010
No. Med. Rec                      : 03 69 35
Diagnosa Medis                   : Schizophrenia Paranoid.
     Identitas Penanggung Jawab
Nama                                   : Tn. “E”
Jenis Kelamin                      : Laki-Laki
Agama                                 : Islam
                      : Kab. Cicapar RT. 02 RW. 03 Kel. Situwangi Kec. Cihampelas Bandung Barat.
gan klien       : Ayah Klien.
B.   ALASAN MASUK
     Sebelum masuk RS, keadaan klien saat di rumah tidak bisa tidur, sering marah, mengurung
diri, tidak mau bicara, tidak mau berhubungan dengan orang lain, tidak mau mandi, dan makan.
Keluarga belum pernah membawa klien untuk  berobat. (Lihat status)
     Saat dikaji pada tanggal 21 Januari 2010, klien tampak berdiam diri, menundukkan kepala,
tidak mau bicara, tidak mau berhubungan dengan orang lain, tidak mau mandi, tidak mau makan,
dan minum.
     Masalah Keperawatan   : Isolasi Sosial.
C.   FAKTOR PREDISPOSISI
      5 tahun yang lalu, klien sudah mengalami gangguan jiwa dan belum pernah dibawa untuk
berobat. (Lihat status).
Masalah Keperawatan   : Kurang Informasi.
     Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan criminal baik
klien sebagai pelaku, sorban, maupun saksi, tidak terkaji.
Ds : –
Do : Klien tidak mau berbicara dan menundukkan kepala.
Masalah Keperawatan   : Isolasi Social.
     Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. (lihat status).
     Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : tidak terkaji.
Ds : –
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala.
Masalah Keperawatan   : Isolasi Social.
D.   FISIK
.    Tanda Vital
TD : 80/60 mmHg                                                S : 36° C
N   : 100 x/menit                                                     P : 24 x/menit
.    Ukur
TB : –                                                      BB : –
.    Keluhan Fisik
Ds : (tidak terkaji)
Do : tidak ada cacat di tubuh klien, klien diam mematung, tidak mau berbicara.
Masalah Keperawatan   : Isolasi Social.
E.   PSIKOSOSIAL

.    Genogram

Lihat Status
 

Keterangan :

                           = Laki-laki                                                 =
Klien                                    
                           = Perempuan                                            = Tinggal 1 rumah

                           =

Meninggal                                              =Hubungan sedarah


     Klien adalah anak ke-3 dari 8 bersaudara, klien belum menikah, klien tinggal bersama ibu,
ayah, dan 2 adiknya.
     Komunikasi, pengambilan keputusan, dan pola asuh : tidak terkaji.
     Ds : –
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala.
      Masalah Keperawatan         : Isolasi Social.
.    Konsep Diri
     Gambaran diri, identitas, peran, ideal diri, harga diri : tidak terkaji.
     Ds : –
Do : Kien tidak mau bicara dan menundukkan kepala, lebih senang menyendiri
Masalah Keperawatan         : Harga Diri Rendah.
.    Hubungan Sosial
     Orang yang berarti, peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat, dan hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain : tidak terkaji.
     Ds : –
Do : Klien diam mematung, klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala.
      Masalah Keperawatan         : Isolasi Sosial.
.    Spiritual
     Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah : tidak terkaji.
     Ds : –
Do : Klien diam mematung, klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala.
      Masalah Keperawatan         : Isolasi Sosial.
F.    STATUS MENTAL
1.    Penampilan
Ds : –
Do : Klien tampak tidak rapi, kuku panjang, bau.
MK : Defisit Perawatan Diri
2.    Pembicaraan
Ds : –
Do : Klien tampak membisu, tidak mau bicara dan menundukkan kepala.
MK : Isolasi Sosial.
3.    Aktivitas Motorik
Ds : –
Do : Klien tampak lesu, diam mematung, dan menundukkan kepala.
MK : Isolasi Sosial.
4.    Alam Perasaan
Ds : –
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala.
MK : Isolasi Sosial.
5.    Afek
Ds : –
Do : ekspresi wajah klien datar, tidak ada respon.
MK : Isolasi Sosial.
6.    Interaksi selama wawancara
Ds : –
Do : tidak ada kontak mata, tidak mau menatap lawan bicara, diam mematung.
MK : Isolasi Sosial.
7.    Persepsi
Ds : –
Do : klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala.
MK : Isolasi Sosial.
8.    Proses Pikir
Ds :-
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala
MK: Isolasi Sosial.
9.    Isi Pikir / waham
Ds :-
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala
MK: Isolasi Sosial.
10.  Tingkat Kesadaran
Ds :-
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala
MK: Isolasi Sosial.
11.  Memori
Ds :-
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala
MK: Isolasi Sosial.
12.  Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Ds :-
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala
MK: Isolasi Sosial.
13.  Kemampuan Penilaian
Ds :-
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala
MK: Isolasi Sosial.
14.  Daya Tilik Diri
Ds :-
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala
MK: Isolasi Sosial.
G.   KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1.    Makan
Ds : –
Do : Klien memerlukan bantuan dalam proses makan, minum, dan membersihkan alat makan.
MK : Defisit Perawatan Diri.
2.    BAB/ BAK
Ds : –
Do : Klien memerlukan bantuan dalam BAB/ BAK, pergi, menggunakan dan membersihkan WC,
membersihkan dan merapikan pakaian.
MK : Defisit Perawatan Diri.
3.    Mandi
Ds : –
Do : Klien memerlukan bantuan dalam hal mandi dan membersihkan diri, kebersihan daban klien
kurang, bau.
MK : Defisit Perawatan Diri.
4.    Berpakaian/ Berhias
Ds : –
Do : Klien memerlukan bantuan dalam berpakaian/ berhias.
MK : Defisit Perawatan Diri.
5.    Istirahat dan Tidur
Ds : –
Do : Lama dan waktu tidur tidak terkaji, tidak ada persiapan sebelum tidur, dan tidak ada kegiatan
sesudah tidur.
MK : Defisit Perawatan Diri.
6.    Penggunaan Obat
Ds : –
Do : Klien memerlukan bantuan dalam penggunaan obat.
MK : Defisit Perawatan Diri.
7.    Pemeliharaan Kesehatan
Ds : –
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala.
MK : Isolasi Sosial.
8.    Kegiatan Di Dalam Rumah
Ds : –
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala.
MK : Isolasi Sosial.
9.    Kegiatan Di Luar Rumah
Ds : –
Do : Klien tidak mau bicara dan menundukkan kepala.
MK : Isolasi Sosial.
H.   MEKANISME KOPING
Ds : –
Do : Klien diam, tidak mau bicara, dan menundukkan kepala.
MK : Isolasi Sosial.
I.      MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Ds : –
Do : Klien diam, tidak mau bicara, dan menundukkan kepala.
MK : Isolasi Sosial.
J.    PENGETAHUAN
     Tentang penyakit jiwa, faktor presipitasi, koping, sistem pendukung, penyakit fisik, obat-
obatan.
     Ds : –
Do : Klien diam, tidak mau bicara, dan menundukkan kepala.
MK : Isolasi Sosial.
K.   ASPEK MEDIK
     Diagnosa Medik    : Schizophrenia paranoid.
     Therapi medik       : Thrihexypheniadyl (THD)     : 2 X 1
Chlorpromazine (CPZ)        : 0 – 0 – ½
TFP                                      : 2 X 5 mg
II.        DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
olasi Sosial
efisit Perawatan Diri
arga Diri Rendah
III.       ANALISA DATA
No. Data Masalah
1. Ds : – Isolasi Sosial
Do :
mau bicara, diam membisu.
sering melamun dan menyendiri.

ajah datar, tidak ada respon.

2. Ds  : – Defisit Perawatan Diri


Do :
–     Klien tampak tidak rapi, kuku panajang, bau.
–     Klien masih memerlukan bantuan dalam hal
makan, minum, BAB/ BAK, mandi,
membersihkan dan merapikan pakaian.
–     Klien masih memerlukan bantuan dalam
berpakaian/ berhias.
–     Lama dan waktu tidur tidak terkaji, tidak ada
persiapan sebelum tidur, dan tidak ada kegiatan
sesudah tidur.
–     Klien memerlukan bantuan dalam penggunaan
obat.
3. Ds : – Harga Diri Rendah
Do :
senang menyendiri dan melamun.

IV.      PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Isolasi Sosial
Harga Diri Rendah
Defisit Perawatan Diri
V.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi Sosial
VI.      INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
Nama klien        :                                                                                                         
Ruang                :
PERENCANAAN
NO
TGL DP TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONALISASI
DX
EVALUASI
1. Isolasi Sosial : TUM : Klien Setelah 3x pertemuan 1. Bina hubungan Hubungan saling
menarik diri dapat klien dapat saling percaya : percaya sebagai dasar
berinteraksi mengungkapkan      Sapa klien interaksi yang
dengan orang perasaannya dan dengan ramah terapeutik perawat-
lain. keadaannya saat ini baik verbal klien.
TUK 1: Klien secara verbal. maupun non 1.  Mengetahui sejauh
dapat membina Setelah 1 kali verbal. mana pengetahuan klien
hubungan saling pertemuan, klien      Perkenalkan diri yang menarik diri
percaya. dapat menyebutkan/ dengan sopan. sehingga perawat dapat
TUK 2: Klien alasan menarik diri      Tanyakan nama merencanakan tindakan
dapat pada dirinya sendiri, lengkap dan selanjutnya.
menyebutkan orang lain, dan nama panggilan 2.  Untuk mengetahui
penyebab lingkungan. yang disukai alasan klien menarik
menarik diri. Klien dapat klien. diri.
TUK 3: Klien menyebutkan 2 dari 3     Jelaskan tujuan 3.  Meningkatkan
dapat manfaat berhubungan pertemuan / pengetahuan klien dan
mengetahui dengan orang lain. interaksi. mencari pemecahan
keuntungan –    Mendapatkan teman.      Jujur dan bersama tentang
berhubungan –    Mengungkapkan menepati janji. masalah klien.
dengan orang perasan.      Pertahankan 4.  Meningkatkan harga
lain. –    Membantu kontak mata, diri klien berani bergaul
TUK 4  :  Klien pemecahan masalah. tunjukkan rasa dengan lingkungan
dapat Klien dapat empati dan sosialnya.
berhubungan menyebutkan cara dorong serta 1.  Meningkatkan
dengan orang berhubungan dengan berikan pengetahuan klien
lain secara orang lain, misalnya : kesempatan klien tentang perlunya
bertahap. –    membalas sapaan untuk berhubungan denga
perawat. mengungkapkan orang lain.
–    Menatap mata. perasaannya. 2.  Untuk mengetahui
–    Mau berinteraksi. 1. Kaji pengetahuan tingkat permohonan
klien tentang klien terhadap
menarik diri. informasi yang telah
2. Beri kesempatan diberikan.
pada klien untuk 3.  Reinforcement positif
mengungkapkan dapat meningkatkan
perasaan harga diri klien.
penyebab 1.  Untuk mengetahui
menarik diri. pemahaman dengna
3. Diskusikan dengan informasi yang telah
klien tentang diberikan.
perilaku menarik 2.  Membantu klien dalam
dirinya. mempertahankan
4. Beri pujian terhadap hubungan interpersonal.
kemampuan 3.  Reinforcement positif
klien dapat meningkatkan
mengungkapkan harga diri klien.
nya.
1.  Diskusikan
tentang manfaat
berhubungan
dengan orang
lain.
2.  Dorong klien
untuk
menyebutkan
kembali manfaat
berhubungna
orang lain.
3.  Beri pujian
terhadap
kemampuan
klien dalam
menyebutkan
manfaat
berhubungan
dengan orang
lain.
1.  Dorong klien
untuk
menyebutkan
cara
berhubungan
dengan orang
lain.
2.  Libatkan klien
dalam kegiatan
TAK dan ADL
ruangan.
3.  Reinforcement
positif atas
keberhasilan
yang telah
dicapai klien.
VII.     IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No. Tanggal Implementasi Evaluasi
1. 22 Januari SP1 Jam 14.10 WIB
2010 / –    Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial S: –
Jam 14.00 klien. O:
WIB –    Berdiskusi dengan klien tentang kerugian – Klien tidak ada ekspresi.
tidak berinteraksi dengan orang lain. – Tidak ada kontak mata.
–    Berdiskusi dengan klien tentang – Tidak ada respon.
keuntungan berinteraksi dengan orang – Klien tidak mau bicara.
lain. A: Klien hanya diam dan
–    Mengajarkan klien cara berkenalan menunduk. Masalah belum
dengan satu orang teratasi.
–    Menganjurkan klien memasukkan P perawat: SP1 Ulangi.
kegiatan latihan berbincang-bincang P klien: evaluasi SP1.
dengan orang lain dalam kegiatan harian.
2. 23 Januari SP1 Jam 14.40 WIB
2010 / –    Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial S: –
Jam 14.30 klien. O:
WIB –    Berdiskusi dengan klien tentang kerugian – Klien belum mau bicara.
tidak berinteraksi dengan orang lain. – Tidak ada kontak mata.
–    Berdiskusi dengan klien tentang – Klien menundukkan
keuntungan berinteraksi dengan orang kepala.
lain. A: Klien hanya diam dan
–    Mengajarkan klien cara berkenalan menundukkan kepala.
dengan satu orang Masalah belum teratasi.
–    Menganjurkan klien memasukkan P perawat: SP1 Ulangi.
kegiatan latihan berbincang-bincang P klien: evaluasi SP1.
dengan orang lain dalam kegiatan harian.
3. 25 Januari SP1 Jam 15.10 WIB
2010 / –    Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial S: –
Jam 15.00 klien.
WIB –    Berdiskusi dengan klien tentang kerugian O:
tidak berinteraksi dengan orang lain. – Respon senyum.
–    Berdiskusi dengan klien tentang – Sedikit kontak mata.
keuntungan berinteraksi dengan orang – Klien menundukkan
lain. kepala.
–    Mengajarkan klien cara berkenalan – Klien belum mau bicara.
dengan satu orang A: Klien menundukkan
–    Menganjurkan klien memasukkan kepala dan belum mau
kegiatan latihan berbincang-bincang bicara. Masalah belum
dengan orang lain dalam kegiatan harian. teratasi.
P perawat: SP1 Ulangi.
P klien: evaluasi SP1.
4. 26 Januari SP1 Jam 16.10 WIB
2010 / –    Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial S: –
Jam 16.00 klien. O:
WIB –    Berdiskusi dengan klien tentang kerugian – Respon senyum.
tidak berinteraksi dengan orang lain. – Sedikit kontak mata.
–    Berdiskusi dengan klien tentang – Klien menundukkan
keuntungan berinteraksi dengan orang kepala.
lain. – Klien belum mau bicara.
–    Mengajarkan klien cara berkenalan A: Klien menundukkan
dengan satu orang kepala dan belum mau
–    Menganjurkan klien memasukkan bicara. Masalah belum
kegiatan latihan berbincang-bincang teratasi.
dengan orang lain dalam kegiatan harian. P perawat: SP1 Ulangi.
P klien: evaluasi

Anda mungkin juga menyukai