Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

“HALUSINASI PENDENGARAN”

KELOMPOK 3
1. Ari Fitriana S15052
2. Devi Setya Oktaviana S15058
3. Dwi Fatmawati S15060
4. Endang Yuliningsih S15061
5. Galih Saputro S15065
6. Ida Listyaningsih S15066
7. Juanda S15069
8. Maya Dwi Lestari S15074
9. Neni Budi Purwaningsih S15077
10. Priyanti Sriyanda S15083
11. Ruth Maya Sagala S15087
12. Septiara Devi Oliviane S15089
13. Tutut Anggarini S15090
14. Viana S15091
15. Widia Wulandari S15093

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
I. KASUS (MASALAH UTAMA)
Halusinasi pendengaran, pasien marah - marah.
II. TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian.
Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indera tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan
dimana terjadi pada saat kesadaran individu baik.
B. Rentang respon.

Respon Adaptif Respon Maladaptif


 Pikira  Perilak  Kelaina
n logis. u kadang n pikiran/delusi
 Persep menyimpang. halusinasi.
si akurat.  Ilusi.  Ketidak
 Emosi  Reaksi mampuan untuk
konsisten dengan emosional berlebihan mengalami emosi.
pengalaman. atau kurang  Ketidak
 Perilak  Perilak teraturan.
u sesuai. u ganjil/tidak lazim.  Isolasi
 Hubun  Menari sosial.
gan sosial. k diri.
C. Macam- macam halusinasi.
1. Halusinasi pendengaran.
individu mendengar suara membicarakan, mengejek,
menentukan, mengancam, tetapi tidak ada suara
disekelilingnya.
2. Halusinasi penglihatan.
individu melihat pandangan, orang, binatang, atau sesuatu yang
tidak ada. Halusinasi ini terjadi pada gangguan mental
organik.
3. Halusinasi pembauan.
individu yang mengalami mengatakan mencium bau seperti
bau bunga, kemenyang dan mayat yang tidak ada
disekelilingnya (sembunyi).
4. Halusinasi pengecapan.
Biasanya bersama dengan halusinasi bau / hirup, individu
merasa (mengecap) suatu rasa dimulutnya.
5. Halusinasi peraba.
individu merasa ada seseorang yang meraba / memukulnya.
D. Proses terjadinya halusinasi.
Proses terjadinya halusinasi meliputi 4 fase :
1. Fase I.
Klien mengalami stress, cemas, perasaan terpisah, dan
kesepian.
2. Fase II.
Kecemasan meningkat, melamun dan berpikir sendiri jadi
dominan, mulai dirasakan adanya bisikan yang tidak jelas,
klien tidak ingin orang lain tahu tetap dapat terkontrol.
3. Fase III.
Ada bisikan suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai
dan mengontrol klien, klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya
terhadap halusinasi.
4. Fase IV.
Halusinasi berubah menjadi mengancam, memerintah dan
memarahi, klien menjadi takut berdaya, hilang kontrol dan
tidak dapat mengontrol, tidak dapat berhubungan secara nyata
dengan orang lain.
E. Penyebab dan akibat.
Halusinasi disebabkan oleh schizofrenia gangguan mental organic
penggunaan zat halusinogenik, ketidak seimbangan endokrin,
gangguan afektif, depresi, sindrom putus asa dan keracunan obat.
Ada 2 teori menurut Stuart dan Sundeen tentang halusinasi :
1. Teori biokimia.
Halusinasi terjadi karena respon membuktikan terhadap stress
dapat mengakibatkan lepasnya zat-zat haluzinogenik
neurogenik neurokimia
2. Teori psikoanalisa.
Halusinasi merupakan mekanisme pertahanan ego untuk
melawan rangsangan dari luar yang dikatakan tetap
mengancam muncul dalam alam sadar.
Menurut Stuart dan Sundeen (1995) faktor predisposisi yang
mungkin timbul adalah :
a. Biologis.
Gangguan perkembangan fungsi otak / susunan saraf
pusat dapat menimbulkan :
1) Hambatan perkembangan otak khususnya
kontraksi frontal, temporal dan limbic, gejala
yang mungkin timbul adalah: hambatan dalam
belajar, berbicara dengan ingat dan menarik diri
serta kekerasan.
2) Perkembangan pada perinatal neonatus dan
kanak - kanak terhambat.
b. Psikologis.
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respon psikologis dari klien,
sikap/keadaan yang dapat mempengaruhi adalah
penolakan dan kekerasan dalam kehidupan pasien.
c. Sosial budaya.
Kebutuhan sosial budaya pula mempengaruhi seperti
kemiskinan, konflik sosial budaya (kerusakan dan
peperangan), kehidupan yang terisolasi, distress yang
menumpuk.
F. Batasan karakteristik dibuktikan oleh :
1. Menarik diri kedalam isolasi sosial.
2. Kurang kontak mata
3. Ekspresi malu / rasa bersalah.
4. Penolakan partisipasi pada aktivitas - aktivitas merawat diri
sendiri.
G. Identifikasi adanya halusinasi
1. Isi Halusinasi
a. Menanyakan suara yang didengar.
b. Apa bentuk bayangan yang dilihat.
c. Bau apa yang tercium.
d. Rasa apa yang dikecap, merasakan apa yang
dipermukaan tubuh.
2. Waktu dan Frekwensi Halusinasi
Bila mungkin klien diminta menjelaskan kapan persis waktu
terjadi halusinasi tersebut.
3. Pencetus Halusinasi
a. Menanyakan pada klien peristiwa/kejadian yang
dialami sebelum halusinasi muncul.
b. Observasi apa yang dialami klien menjelang munculnya
halusinasi.
H. Respon Klien.
1. Apa yang dilakukan oleh pasien saat mengalami halusinasi
2. Apakah masih bisa mengontrol stimulus halusinasi/tidak
berdaya terhadap halusinasi.
III. POHON MASALAH.
Efek Resiko Perilaku Kekerasan

Core Problem Perubahan Persepsi Sensorik Halusinasi

Etiologi Menarik diri

Harga diri rendah

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko tinggi melakukan kekerasan b. d perubahan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran.
KASUS
Tn. T berusia 45 tahun di rawat di RSJ karena sering marah melempar barang-barang
dan mengancam bapaknya jika tidak dibelikan sepeda motor maka rumahnya akan
dibakar. Tn.T berteriak tanpa sebab di kamarnya. Saat dikaji oleh perawat, Tn.T
mengatakan bahwa saat tertidur tiba-tiba pasien mendengar suara menakutkan
dibelakang telinga yang mengatakan “kamu marah saja karena tidak dibelikan sepeda
motor.” Suara itu terus berulang di dengar sampai pagi. Pasien tampak gelisah dan
akhirnya membanting barang-barang dirumah. Hal ini terjadi setelah pasien dihina
temannya karena tidak mempunyai sepeda motor.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. T dengan HALUSINASI


DI RUANG DAHLIA RUMAH SAKIT JIWA KUSUMA

RUANG RAWAT : Dahlia 2


TANGGAL DIRAWAT : 16 September 2016
TANGGAL PENGKAJIAN : 17 September 2016

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. T
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
No RM : 5432
Informan : keluarga pasien

II. ALASAN MASUK


Pasien sering marah, melempar barang-barang dan mengancam bapaknya jika
tidak dibelikan sepeda motor maka rumahnya akan dibakar. Pasien berteriak
tanpa sebab di kamarnya.
Saat dikaji oleh perawat, pasien mengatakan bahwa saat tertidur tiba-tiba
pasien mendengar suara menakutkan dari belakang telinganya dan pasien
tampak gelisah.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
 Ya  Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
 Ya  Tidak
3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
 Ya  Tidak
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Kegagalan tidak dibelikan sepeda motor sehingga memicu pasien
untuk melakukan tindakan mengancam bapaknya dan ingin membakar
rumah.
Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan

IV. PENGKAJIAN FISIK


1. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 110/80 mMHg
b. Nadi : 70x/menit
c. RR : 22x/menit
d. Suhu : 36,6˚C
2. Antopometri
a. Tinggi Badan : 170cm
b. Berat badan : 60kg
3. Keluhan Fisik  Ya  Tidak
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
Laki-laki
Laki-laki Pasien
meninggal
Perempuan Tinggal
Perempuan
meninggal serumah
Pasien adalah anak sulung dari empat bersaudara dan tinggal sendirian di
rumah kontrakannya. Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
sama seperti pasien.
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Klien menyukai bentuk wajah, klien tidak menyukai
rambutnya yang kriting.
b. Identitas
Klien dirumah sebagai anak pertama, klien sangat menerima
dikeluarga sebagai laki-laki yang pertama.
c. Peran
Klien dirumah mengikuti organisasi karangtaruna, klien
sebagai anggota dan melakukan tugasnya dengan baik.
d. Ideal diri
Klien berharap suara bisikan yang menghampirinya segera
hilang, dan klien masih menginginkan dibelikan sepeda motor.
e. Harga diri
Klien dirumah dianggap sebagai orang yang baik dan saling
menolong tetangga.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang terdekat dengannya adalah
kakak perempuan karena kakak perempuan sama seperti
dengan ibunya.
b. Peran peserta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Peran klien dalam organisasi karang taruna sebagai anggota
dan klien dapat bekerja dengan baik.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan klien mempercayai adanya Tuhan
tetapi tidak mau menjalankan solat
b. Kegiatan ibadah
Sebelum sakit : klien tidak pernah beribadah
Selama sakit : klien tidak melakukan ibadah

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
 Tidak rapi
 Penampilan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Pasien memakai baju terbalik serta terlihat rambut yang acak-acakan
dan kulit tampak kusam.
Masalah Keperawatan : defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
 Cepat Keras  Gagap  Inkoheren
 Apatis  Lambat  Membisu  Tak mampu
memulai
pembicaraan

Penjelasan : saat ditanya oleh perawat pasien nampak diam dan tak
peduli. Jika tidak ditanya oleh perawat, pasien tidak mau berbicara
tetpai saat menjawab pertanyaan dari perawat pasien menjawab
dengan suara keras dan terlihat marah.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
3. Aktifitas motorik
 Lesu  Tegang  Gelisah  Agitasi
 TIK  Grimasen  Tremor  Kompulsif

Penjelasan : pasien jarang melakukan aktivitas di rumah sakit, pasien


lebih banyak duduk dan melamun sehingga memicu munculnya
gelisah dan agitasi.
Masalah keperawatan : penurunan aktivitas motorik
4. Alam perasaan
 Sedih  Ketakutan  Putus asa
 Khawatir  Gembira berlebihan

Penjelasan : Pasien mengatakan ia merasa sedih dan ketakutan kalau-


kalau ia diikat lagi.
Masalah keperawatan : Gangguan alam perasaan : sedih dan
ketakutan.
5. Afek
 Datar  Tumpul  Labil  Tidak Sesuai

Penjelasan : Wajah pasien tampak menunjukkan kecemasan dan


takut sambil ia menunduk dan memegang bahunya saat ia mengatakan
bahwa ia takut dan cemas kalau ia diikat lagi.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
6. Interaksi selama wawancara
 Bermusuhan  Tidak Kooperatif  Mudah tersinggung
 Kontak mata (-)  Defensif  Curiga
Penjelasan : ketika dilakukan wawancara pasien tidak kooperatif dan
selalu memertahankan pendapatnya diikuti kemarahan.
Masalah keperawatan :
7. Persepsi
 Pendengaran  Penglihatan  Perabaan
 Pengecapan  Penghidu
Penjelasan : Isi halusinasi tersebut adalah “kamu marah saja karena
tidak dibelikan sepeda motor” suara tersebut mucul saat klien tertidur
sampai pagi.
Frekuensi : sedang
Gejala yang muncul : pasien tampak gelisah, dan berteriak-teriak
Masalah keperawatan : perubahan sensori persepsi (halusinasi
pendengaran)
8. Proses pikir
Sirkumstansial  Tangensia  Kehilangan asosiasi
 Flight of idea  Blocking  Persevasari

Penjelasan : saat dilakukan wawancara pasien diam dan hanya sesekali


menjawab pertanyaan dari perawat
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
9. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisme Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisi pikir Siar pikir Kontrol pikir

Penjelasan: pasien menganggap orang tuanya lebih menyayangi adik-


adiknya karena permintaannya tidak dituruti.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
10. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi
Waktu Tempat Orang

Penjelasan : Ketika pengkajian dan ditanya ini hari apa, sekarang ada
di mana dan dengan siapa pasien berbicara sekarang, pasien menjawab
ini hari jumat, sekarang saya berada di RSJ dan sedang berbicara
dengan para perawat.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
 Gangguan daya ingat jangka pendek
 Gangguan daya ingat saat ini
 Konfabulasi : Pembicaraan tidak sesuai, untuk menutupi gangguan
daya ingatnya

Penjelasan : Pasien mampu mengingat kembali kejadian pada saat ia


dibawa ke RS oleh petugas RSJ dan pasien dapat mengingat nama
kami saat kembali melakukan pengkajian.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana

Penjelasan : Pasien dapat langsung menjawab pertanyaan tanpa


meminta perawat mengulangi pertanyaan seperti meminta klien untuk
menyebutkan kembali di mana tempat kami (mahasiswa) menginap,
jawab pasien di asrama AKL samping utara RSJ Menur. Pasien
mampu berhitung 10 x 10 = 100, 20 + 60 = 80.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
13. Kemampuan penilaian
 Gangguan ringan  Gangguan bermakna

Penjelasan : Tidak ada gangguan dengan penilaian karena pasien


mampu membuat penilaian. Saat pasien ditanya jika mandi menggosok
badan dengan shampo atau sabun, menggosok badan dengan sabun.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
14. Daya tilik diri
 Mengingkari penyakit yang diderita
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Penjelasan : Saat ditanya apakah pasien menyadari kalau sekarang ia
sedang sakit?, pasien menjawab bahwa ia sehat – sehat dan tidak sakit.

Masalah keperawatan : daya tilik diri rendah.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
 Bantuan minimal  Bantuan total
2. BAB/BAK
 Bantuan minimal  Bantuan total
3. Mandi
 Bantuan minimal  Bantuan total
4. Berpakain/berhias
 Bantuan minimal  Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
 Tidur siang lama : 11.00 s/d 12.00
 Tidur malam lama : 22.00 s/d 04.00
 Kegiatan sebelum dan sesudah tidur :

Tidur siang, mandi, menjalankan ibadah, makan,istirahat, tidur


malam, bangun, sholat, mandi, membantu orang tua, dan bekerja.
6. Penggunaan obat
 Bantuan minimal  Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan :
Perawatan lanjutan  Ya  Tidak
Perawatan dukungan  Ya  Tidak
8. Kegiatan didalam rumah :
Mempersiapkan makan  Ya  Tidak
Menjaga kerapian rumah  Ya  Tidak
Mencuci pakaian  Ya  Tidak
Pengaturan keuangan  Ya  Tidak
9. Kegiatan diluar rumah :
Belanja  Ya  Tidak
Transportasi  Ya  Tidak
Lain-lain  Ya  Tidak
Penjelasan: Klien tidak suka belanja, transportasi digunakan klien saat
bepergian.
Masalah keperawatan :

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain  Minuman alkohol
 Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat/berlebih
 Teknik relaksasi  Bekerja berlebihan
 Aktivitas konstruktif  Menghindar
 Olahraga  Mencederai diri
 Lainnya  Lainnya
Masalah keperawatan :

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
 Masalah dengan pendidikan, spesifik
 Masalah dengan pekerjaan, spesifik
 Masalah dengan perumahan, spesifik
 Masalah ekonomi, spesifik
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
 Masalah lainnya, spesifik
Masalah keperawatan :
1. Inefektif koping individu
2. Kerusakan interaksi sosial
3. Menarik diri

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


 Penyakit jiwa II  Sistem pendukung  Faktor presitipasi
 Penyakit fisik  Koping  Obat-obatan
 Lainnya
Masalah keperawatan : Defisit pengetahuan
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik :Schizofrenia (halusinasi pendengaran)
Terapi medik :
1. Lodomer 1 ampul
2. CPZ 2x 100 mg
3. Abivon 2x 2 mg (amifipilem)

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Perubahan persepsi sensori (halusinasi pendengaran)
2. Gangguan intoleransi aktivitas
3. Gangguan alam perasaan
4. Defisit pengetahuan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
NAMA : Tn. T DIAGNOSA : SCHIZOFRENIA
UMUR : 45 tahun RUANGAN : DAHLIA 2

Diagnosa PERENCANAAN
No. Tgl. Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
1. 08- Resiko perilaku TUM: klien tidak
12 kekerasan b.d mencederai diri
perubahan persepsi orang lain dan
sensori: halusinasi lingkungan.
pendengaran TUK: Klien dapat mengungkapkan 1.1.1 Bina hubungan saling 1.1.1 Hubungan
1 Membina perasaannya dan keadaan ini percaya: saling percaya
hubungan saling secara verbal  Salam terapeutik. sebagai dasar
percaya  Perkenalkan diri interaksi yang
 Jelaskan tujuan terapeuitik antara
interaksi perawat-klien.
 Ciptakan lingkungan
yang tenang
 Bina kontrak yang
jelas. 1.1.2 Ungkapkan
 Tepat waktu perasaan klien
1.1.2 Dorong dan beri kepada perawat
kesempatan klien untuk sebagai bukti
mengungkapkan bahwa klien mulai
perasaannya. mempercayai
perawat
1.1.3 Simpatik akan
1.1.3 Dengarkan ungkapan klien meningkatkan
1.1 Klien dapat dengan simpatik. hubungan saling
membedakan hal nyata percaya
2. Klien dapat dan hal yang tidak 2.1.1 mengurangi
mengenal nyata. Dengan 1.1.1 Adakan kontak waktu kosong
halusinasinya menceritakan hal-hal sering dan singkat secara bagi klien
yang nyata setelah 3-4 bertahap. sehingga dapat
kali pertemuan. mengurangi
frekwensi
halusinasi.
1.1.2 Observasi tingkah 2.1.2 Halusinasi
laku verbal yang harus dikenalkan
berhubungan dengan terlebih dahulu
halusinasi: bicara sendiri. oleh perawat
agar intervensi
efektif.
1.1.3 Gambarkan tingkah 2.1.3 Klien mungkin
laku halusinasi pada klien tidak mampu
apa yang di dengar/apa yang untuk
dilihat. mengungkapkan
persepsinya
maka perawat
dapat
memfasilitasi
klien untuk
mengungkapkan
1.1.4 Terima halusinasi secara terbuka.
sebagai hal yang nyata bagi 2.1.4 Meningkatkan
klien tetapi tidak bagi orientasi realita
perawat. klien dan rasa
3.1 Klien dapat menyebutkan percaya klien.
3. Klien dapat tindakan yang bisa
mengontrol dilakukan bila sedang
halusinasinya berhalusinasi.
3.1.1 Identifikasi bersama klien 3.1.1 Tindakan yang
tindakan apa yang dilakukan biasanya
bila sedang berhalusinasi dilakukan klien
merupakan
upaya mengatasi
halusinasi.
3.1.2 Beri pujian terhadap 3.1.2 memberikan hal
ungkapan klien tentang yang positif atau
tindakannya. pengakuan akan
4. Klien dapat 4.1 Klien minum obat secara meningkatnya
memanfaatkan teratur sesuai aturan harga diri klien.
obat untuk minum obat setelah 3 kali
mengontrol pertemuan. 4.1.1 Meningkatkan
halusinasinya. 4.1.1 Diskusikan dengan klien pengetahuan dan
tentang obat untuk motivasi klien
mengontrol halusinasinya. untuk minum
obat secara
teratur.
4.1.2 Bantu klien untuk 4.1.2 Memastikan
5. Klien dapat 5.1 Klien dapat dukungan memastikan klien telah bahwa klien
dukungan keluarga dalam minum obat teratur untuk minum obat
keluarga dalam mengontrol halusinasinya mengontrol halusinasi. secara teratur
mengontrol setelah di rumah.
halusinasinya. 1.1.1 Dorong 5.1.1 sebagai upaya
klien untuk memberitahu latihan klien
keluarganya ketika timbul sebelum berada
halusinasi.
di rumah.
1.1.2 Lakukan 5.1.2 Keluarga yang
kunjungan keluarga. mampu merawat
klien dengan
halusinasi paling
efektif
mendukung
kesembuhan
klien dengan
masalah
halusinasinya.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn.T Diagnosa : Scyzhofrenia


Umur : 45 tahun Ruangan : Dahlia 2

Tgl Dx. Implementasi Evaluasi


Keperawatan
08/12 Resiko tinggi TUK: S : Pagi juga, nama saya
perilaku 1. Salam Terapeutik Tn.T biasa dipanggil
kekerasan b.d Selamat Pagi Mas,
per ubahan Perkenalkan Nama Saya Sr. N
persepsi Dan Ini Teman – Teman Saya.
sensori Kami Mahasiswa Stikes
(halusinasi kusuma husada. Nama Mas
dengar). Siapa Dan Senang Dipanggil
Siapa

2. Mas selama 2 minggu Baiklah saya akan


kami disini. kami akan menceritakan masalah
merawat Mas. Kami mengerti saya nanti
dengan keadaan Mas, kami
tau Mas lagi banyak masalah.
Kalau Mas bisa percaya kami
mas bisa menceritakan kepada
kami apa masalah mas dan
kami siap membantu

3. Mas sudah mandi atau Baik sudah


belum, sudah makan ya?

4. Baik kalau begitu Mau, di luar saja, jam


pertemuan kita hari ini sampai 10
di sini saja. Sekarang mas
istirahat dulu, besok kita akan O: Ekspresi wajah tenang
melanjutkan permbicaraan dan bersahabat,
kita lagi. Apakah mas berjabat tangan sambil
bersedia, dimana dan jam memperkenalkan diri,
berapa bicara dengan nada
keras, kontak mata
kurang dan pasien
duduk di samping
perawat

A: TUK I teratasi

P: Pertahankan TUK I
dan lanjutkan TUK II

09/12 TUK: II (klien dapat mengenali S: Ya…ya, saya masih


halusinasinya) mendengar suara
Sampai saat ini mas masih bisikan. Saya tidak tau
merasakan apa ?, kira – kira mas berapa kali sura itu
merasakan hal itu berapa kali ?, datang. Suara yan
apakah suara yang muncul itu menentu itu kadang –
suara laki – laki atau kadang perempuan
perempuan ?, apa yang dan kadang – kadang
diperintahkan oleh suara itu?, laki –laki. Suara itu
pada saat mana mas menyuruh saya untuk
mendengarkan suara – suara memukul dan
itu ?, apa yang mas lakukan bila membunuh keluarga
mendengar suara itu ? saya. Saya mendengar
suara – suara itu pada
saat saya menyendiri.
Yang saya lakukan
bila mendengar suara
itu adalah saya
mengikuti perintah
karena suara itu terus
mendesak.

O: Klien nampak
berbicara sendiri,
tertawa sendiri,
mondar - mandir tanpa
tujuan yang jelas,
A: TUK II teratasi
P : Lanjutkan TUK III

10/12 S: pagi juga. Saya masih


TUK: III (Klien dapat ingat halusinasi adalah
mengontrol halusinasinya) suara yang saya
Pagi mas, apa mas masih ingat dengar sendiri tetapi
sekarang kita membicarakan orang lain tidak
apa ? apakah masa masih ingat mendengarnya dan
apa halusinasi itu ? bagaimana saya merasa
perasaan mas saat mendengar terganggu. Sekarang
suara-suara itu ? untuk saya mengerti cara-
mengontrol halusinasi ada 4 cara cara memutus
: pertama harus bisa melawan halusinasi. Saya akan
halusisnasi seolah-olah berbicara mencoba.
dalam hati “ saya tidak mau O : klien menjawab
mendengar suara-suara itu, pergi pertanyaan perawat,
“ kedua : dengan melakukan klien menatap
banyak aktivitas atau perawat, klien
meniybukkan diri dengan mengangguk tanda
kegiatan yang bermanfaat mengerti.
misalnya ikut kegiatan A : klien mengerti cara-
membersihkan ruangan, ngepel, cara memutuskan
menyapu dan terapi musik. halusinasi dan akan
Ketiga : minta tolong perawat mencoba cara-cara itu.
atau keluarga bila sedang Perlu ditingkatkan.
mendengar suara-suara itu. P : Pertahankan TUK III
Keempat : minum obat teratur
dengan prinsip 5 benar.

12/12 S : ya suster. Saya akan


TUK IV: klien mendapat menceriterakan
dukungan dari keluarga dalam keadaan adik saya
mengontrol halusinasi. sebelum dibawah
Selamat siang mas. Kenalkan kesini.
nama saya Sr. E mahasiswa O : keluarga menjawab
Akper Kupang. Kalau boleh sambil menundukakan
tahu nama mas siapa ? kami kepala.
akan merawat adik mas selama A : masalah teratasi
dua minggu di rumah sakit ini, P : pertahankan TUK IV
boleh tidak kami ngobrol dengan dan lanjutkan TUK V
mas. Baik terima kasih. Nanti
kalau adik mas pulang tolong
dirawat dengan baik dan obatnya
diminum secara teratur.

13/12 S : pagi suster. Saya


TUK V : klien dapat mengetahui baik-baik saja. Pagi ini
jenis obat dan efek sampingnya. saya sudah minum
Selamat pagi mas. Bagaimana obat. Saya ingin tidur.
keadaan hari ? apa mas sudah Saya ingin cepat
minum obat ? bagaimana sembuh.
rasanya bila minum obat ? itu O: klien menganggukkan
memang efek samping obat. Mas kepalaklien bercerita
obatnya selalu diminum supaya dengan serius dan
cepat sembuh. klien optimis bisa
sembuh.
A : masalah teratasi,
klien sudah dapat
mengerti kegunaan
minum obat.
P:Rencana
dipertahankan.
ANALISIS PROSES INTERAKSI
Pertemuan ke-1
Pada klien dengan halusinasi pendengaran di ruang dahlia 2
Rumah Sakit Jiwa Kusuma
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan SP : klien mengenal halusinasi pendengaran
4. SP Pasien : SP I Halusinasi
Tindakan Keperawatan
B. TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

TANGG DIAGNOS KOMUNIKA TEHNIK Respo Respo EVALUA


AL A SI KOMUNIKA n n Non SI
PERAWAT- SI YANG Verba Verba
PASIEN DIGUNAKA l l
N

C. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
2. Fase Kerja
3. Fase Terminasi

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, “Buku Saku Diagnosa Keperawatan”, Alih Bahasa : Yasmin Asih,
Edisi 6, EGC, Jakarta, 1998
Keliat, B. A., “Proses Keperawatan Kesehatan”, Jiwa, EGC, Jakarta, 1999

Rawlins, R.P. & Patricia Evans Heacock, “Clinical Manual of Psychiatric Nursing,” 2 nd
Edition, Mosby Year Book, St. Louis, 1993

Stuart, G.W. & Michele T. “Laraia, Principles and Practice of Psychiatric Nursing”, 6 th
Edition, Mosby Company, St. Louis, 1998

Towsend, Mary C., “Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri Untuk Pembuatan
Rencana Keperawatan”,

Alih Bahasa : Novy Helena C.D., Edisi 3, EGC, Jakarta, 1998

Stuart, G. W. & Sandra J. Sundeen, “Principles and Practice of Psychiatric Nursing”, 1 st


Edition, Mosby Company, St. Louis, 1995.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. O. G. DENGAN MASALAH UTAMA


RESIKO PERILAKU KEKERASAN BERHUBUNGAN DENGAN HALUSINASI
PENDENGARAN PADA DIAGNOSA MEDIS ZKISOFRENIA PARANOID EPISODE
BERULANG DI RUANG H RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA
TANGGAL 08 - 13 DESEMBER 2005

OLEH
KELOMPOK II

ERNI A. NITBANI MARIA ULFANI S. NDIA


LAMBERTUS LATA PAPE SISKA M. SOOAI
MARGARETHA S. Y. TAGUNG PETRUS LABA
MAGDALENA KEDANG PETRUS A. USFINIT
MARIA THERESIA TENDA THOMAS T. BITIN
MARIA ERLIANA GODU YULIANA H. PAEY
MUTTAMIMUL ULA YOSEP H. RADA

POLITEKNIK KESEHATAN KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN
2005 / 2006

Anda mungkin juga menyukai