Anda di halaman 1dari 7

RESUME

“ADMINISTRASI KEUANGAN CINA KUNO”

DI SUSUN OLEH :
MASITAH
NIM : 041491448

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020
Sejarah Perkembangan Ilmu Administrasi Negara/Publik China
Kuno

Administrasi keuangan merupakan salah satu bagian dari bidang administrasi.


Dalam konteks administrasi negara, istilah yang akrab dikenal adalah “Administrasi
Keuangan Negara”. Khusus mengenai sinyalemen pengurusan administrasi keuangan
negara oleh administrasi negara, kita tahu dari uraian terdahulu, sudah dikenal sejak
Zaman Cina Kuno. Administrasi keuangan negara merupakan kegiatan penataan kerja
sama sekelompok aparat pemerintah yang berkaitan dengan urusan keuangan. Di sini,
pengertian administrasi keuangan negara meliputi keuangan yang dikelola oleh
pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah.

Kegiatan administrasi publik yang dipraktekkan di Cina kuno, diberi semangat


oleh doktrin Confusius. Salah satu di antara ajaran-ajarannya menyatakan perlunya
penyelenggara rumah tangga pemerintahan yang baik, dan perlunya pemerintah
melakukan seleksi pegawai pemerintahan yang cakap dan jujur. Pengaruh doktrin
Confusius amat kentara pada masa Dinasti Han (202 SM-219 M) yang juga
menekankan pentingnya tujuan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Apabila kita memperbincangkan Confucius, kebanyakan yang tampil adalah


ajaran-ajarannya yang berkenaan dengan soal kode etik. Tetapi sebenarnya masalah
pemerintahan merupakan pusat perhatian filosofi Confusius dan merupakan titik
sentral dari budaya Cina Kuno. Confusius sendiri, setelah bertahun-tahun mengajar,
kemudian kembali ke bidang pemerintahan ketika ia menjelang berumur lima puluh
tahun. Seluruh masa hidupnya dimanfaatkan untuk menulis, bukan hanya dalam bidang
filsafat moral dan etik, tetapi juga dalam bidang politik dan pemerintahan. Ucapan-
ucapan bersayap berisi hasil observasinya, termasuk mengenai loyalitas dan
kebijaksanaan para pejabat negeri.
Di antara berbagai karya Confusius yang masih berharga adalah minatnya
terhadap metode-metode yang dalam zaman sekarang dikenal dengan istilah
administrasi dan manajemen. Misalnya, makalah Micius atau Mo-Ti. Micius yang
ditulis pada awal 500 SM, dianggap sebagai pedoman bagi pemerintahan dan
administrasi Cina, yang tetap dipatuhi selama enam ratus tahun lebih. Pedoman ini,
yang kemudian lebih dikenal dengan nama Konstitusi Chow, memuat delapan aturan
bagi Perdana Menteri dalam melaksanakan pemerintahan pada departemen-
departemen yang berbeda-beda.

Adapun yang paling menonjol pada masa Cina kuno adalah keberhasilannya
menciptakan sistem administrasi kepegawaian yang baik sehingga banyak prinsif
administrasi kepegawaian modern yang meminjam dari prinsip-prinsip administrasi
kepegawaian Cina kuno, seperti istilah “merit system”.

Satu analisis mengenai administrasi publik Cina kuno telah dikemukakan oleh
Leonard Shihlien Hsu. Ada lima prinsip administrasi publik yang diungkapkan.
Prinsip-prinsip ini diangkat dari ajaran Confusius yang berfungsi sebagai norma-norma
kebajikan. Lima prinsip dimaksud adalah:

1. Penguasa dan para pejabat harus mengetahui kondisi negara secara menyeluruh.
2. Para pemimpin pemerintahan harus memiliki alat untuk mendekati satu masalah.
3. Dengan mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat yang paling tajam, secara hati-
hati mempelajari kenyataan yang ada, untuk kemudian memecahkan masalah
tersebut secara moderat, praktis dan logis sesuai dengan aturan etika.
4. Semangat publik merupakan faktor penting bagi ketepatan penyelenggaraan urusan-
urusan pemerintahan.
5. Pemerintah harus mengembangkan kesejahteraan (ekonomi) rakyat.
6. Administrasi publik harus tetap berorientasi publik, mempunyai sifat mulia, tidak
angkuh, dan mempunyai kemampuan yang memadai.
Confusius, menurut Edward S. Corwin, "mengajari kita bahwa tugas
pemerintahan harus dilaksanakan dengan baik". Hu Shih yang telah menguraikan
sistem ujian pegawai negeri yang berasal dari dinasti Han (202 SM - 219 M) mencatat
bahwa kekaisaran Han dalam masa jayanya merupakan duplikat negeri Cina sekarang.
Meskipun tanpa sarana-sarana modern dalam bidang transportasi dan komunikasi,
namun tugas administrasi kekaisaran yang besar dengan pusat pemerintahan di Chang-
an itu, dimaksudkan untuk mempertahankan kesatuan kerajaan dan perdamaian selama
empat ratus tahun. Langkah demikian meletakkan satu kerangka yang bersifat
permanen bagi kehidupan nasional yang menyatu untuk jangka waktu 2000 tahun. Dan
ini adalah bukti prestasi terbesar dari kejeniusan politik orang Cina. Bangsa Cina telah
melaksanakan selama berabad-abad sistem administrasi sebelum berkembangnya seni
dan ilmu administrasi modern; di mana sistem tersebut berkembang dengan baik dalam
dunia kepegawaian dan manajemen publik yang modern.

Pemikir-Pemikir Administrasi Cina Kuno


Awal Pemikiran administrasi awalnya dikuasai oleh nilai-nilai budaya yang anti
bisnis, anti prestasi, dan sebagian besar anti manusia. Indusrialisasi tidak bisa muncul
apabila orang-orang harus menjadi pusat-pusat mereka dalam hidup, bila raja-raja yang
dikuasai oleh pusat dan bila orang-orang dihimbau untuk mengambil tidak bermaksud
untuk pemenuhan yang individu di dunia ini tetapi untuk menantikan seseorang yang
lebih baik. Di depan revolusi industri, Masyarakat-masyarakat dan ekonomi adalah
sangat utama dan statis, dan nilai-nilai politis melibatkan pengambilan keputusan yang
secara sepihak oleh sebagian orang otoritas pusat. Walaupun beberapa awal gagasan
untuk manajemen yang muncul, mereka sebagian besar dilokalisir. Organisasi-
organisasi bisa menjadi kekuasaan raja, di pendekatan dogma bertujuan untuk setia,
dan disiplin ketat ala militer. Ada sebagian kecil atau tidak ada untuk mengembangkan
satu badan formal dari manajemen yang dipikirkan di bawah ini bukan keadaan yang
industrialisasi.
Sekitar tahun 1100 SM cina telah menyadari perlunya perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan. Melalui confucion dengan
administrasi kepegawaian tiongkok kuno. Tokoh-tokoh penting pemikir administrasi
china kuno adalah Confucius (K’ung Tzu) (+ 551-479 SM), PemikiranMo Ti/ Mo Tzu/
Micius, dan Lao Tzu. Kebanyakan ekonomi republik ini telah swastakan sejak tiga
dasawarsa yang lalu. Walau bagaimanapun, pemerintah masih mengawasi ekonominya
secara politik terutama dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor
perbankan. Secara politik, ia masih tetap menjadi pemerintahan satu partai.

Pemikiran Confucius (K’ung Tzu) (+ 551-479 SM)

Coficius, dia dikenal sebagai pemikir ( filsuf cina ) sekaligus praktisi


administrasi, tidak hanya sebagai ahli filsafat yang ulung, rohaniawan agung, tetapi
juga sebagai negarawan dan administrator besar di Cina. Sebagai perdana menteri pada
zamannya, ia telah menyusun “Kesatuan-Kesatuan Administrasi Negara” atau juga
disebut Rule Of Public Administration yang merupakan kode etik bagi pejabat
pemerintah atau administrator pada masa itu. Tidak hanya itu, ajaran conficius (Kong
Fut Se) yang mengajarkan agar setiap orang yang berakhlak baik juga dijadikan sebagai
falsafah hidup bagi masyarakat Cina.

Pada usia 50 tahun, di memiliki pangkat kepegawain yang tinggi dibidangnya.


Karena terjadi intrik politik di Cina pada waktu itu, dia berhenti dari jabatannya
tersebut. Selain memiliki pengetahuan tentang ilmu Administrasi, dia juga memiliki
pengetahuan yang luar biasa tentang pendidikan-pendidikan bagi aristokrat. Kong Fut
Se mengajarkan tentang prinsip, nilai dan etika kehidupan baik sebagai individu
maupun masyarakat (keadilan, kemanusiaan, kebijaksanaan) terdiri atas nilai dan kode
etik pejabat pemerintah. Mengajarkan tentang pentingnya pelembagaan atau
internalisasi dan institusionalisasi dari suatu nama (jangan suatu organisasi bertindak
sebagaimana tidak dikehendaki oleh nama yang dimilikinya). Pemerintah yang baik
adalah yang memerintah dengan tata cara, upacara yang berlandaskan moralitas bukan
mengandalkan sogokan uang dan hukuman paksa. Manusia yang baik adalah manusia
yang berperilaku berdasarkan kekuatan moral (termasuk raja), tingkah laku etis dan
sosial akan menciptakan masyarakat dan negara yang harmonis, tindakan berdasarkan
moral adalah tindakan yang adil, kekuatan moral baru dapat dicapai ketika manusia
sadar bahwa dirinya bukan sekedar warga manusia tetapi juga warga alam
semesta, pemahaman, koreksi dan pembetulan nama adalah penting untuk
mewujudkan masyarakat yang teratur, hingga demikian seseorang, kelompok atau
pemegang jabatan tertentu harus bertindak sesuai esensi nama yang
dimillikinya, pemerintah dan pejabat pemerintah harus memiliki
sikapmengembangkan dirinya dengan mengembangkan orang lain, mengukuhkan
dirinya dengan mengukuhkan orang lain, membahagiakan dirinya dengan
membahagiakan orang lain.

Kontribusi dari Pemikiran Confucius adalah memberikan landasan harmonisasi


organisasi atau sistem yang besar, yang dicapai melalui kebajikan tingkat individual
dan masyarakat (memberi sumbangan pada perilaku dan pengembangan organisasi).
Memberi sumbangan pemikiran terhadap figur dan gaya kepemimpinan dan
administrator yang baik (dimensi nilai dan perilaku) yang dicapai melalui jen dan li
(rasa kemanusiaan dan ritual). Memberi penekanan nilai, etika, dan moral sebagai batas
berperilaku pemimpin dan pejabat pemerintahan (moral lebih penting dari hukum)

Salah Satu Nasihat Confucius yaitu menekankan perlunya belajar dan memberikan
komentar mengenai sikap umum kita arti belajar :

“ Belajarlah seakan-akan kamu sama sekali tak akan bisa mempelajarinya, seolah-
olah kamu takut akan kehilangan apa yang hendak kamu pelajari itu,”

“ Sungguh sukar untuk menemukan seserang yang ingin belajar selama tiga tahun
tanpa ada harapan untuk mendapatkan pekerjaan setelah selesai ia belajar.”
Pemikiran Mo Ti/ Mo Tzu/ Micius dan kontribusinya

Mo Ti adalah seorang ksatria militer yang mengembangkan organisasi


pertahanan militer yang tangguh serta mengembangkan nilai dan etika profesional
terutama bagi golongan yu hsieh seperti menepati janji, tulus dan dapat
dipercaya,bertindak tegas dan cepat, tidak memikirkan diri sendiri, melindungi orang
lain, tidak boleh bertindak sesuatu yang tidak berguna sebagaimana kehidupan mewah
para aristocrat, seorang ksatria harus disiplin dan memiliki kepatuhan total pada atasan.
Meski seorang hsieh, sebenarnya Mo Ti tidak menyukai perang. Karena hanyalah
buang-buang waktu, tidak bermanfaat dan pilihan terakhir untuk pertahanan pasukan
dalam team. Standar nilai yang dikembangkan Mo Ti adalah “Kemanfaatan Bagi
Negara dan Rakyat”, Penguasa politik diperlukan untuk mempertemukan standar nilai
yang berbeda antar individu dan masyarakat. Penguasa politik dipilih dengan kehendak
rakyat dan kehendak Tuhan.

Menurut Mo Ti, yang lebih memandang hukum dan sanksi sebagai sesuatu
yang penting untuk mengatur individu, masyarakat dan Negara. Sangatlah penting
bagi negara untuk menjadi totaliter dan memiliki kuasa mutlak (kekuasaan otokratik,
non demokratik).

Kontribusi pemikiran administrasi Lao Tzu


Lau Tzu memberi konsepsi yang sesuai tentang administrasi lebih kepada
penguasanya, penguasa yang bijaksana, serta negara. Negara yang baik dimana negara
tersebut mempunyai administrasi yang layak apabila penguasa atau pemerintah itu
mempunyai kebijaksanaan, tidak hanya monoton berpikir dan mengatur tetapi
memberikan kebebasan untuk rakyat berbuat sesuatu,seorang penguasa yang bijaksana
juga tetap menghasilkan kebijakan tetapi lebih banyak membiarkan masyarakat yang
bertindak. Serta penguasa juga tidak membuat banyak hukum karena jika ada hukum
dan batasan batasan masyarakat menjadi miskin dan semakin melarat karena
masyarakat tidak diberi kesempatan untuk bertindak.

Anda mungkin juga menyukai