Anda di halaman 1dari 13

Eksistensi Muhammadiyah Dan Pengaruhnya Terhadap

Kehidupan Beragama Masyarakat Di Desa Pasui Kecamatan


Buntu Batu
Kabupaten Enrekang
1Dr. Bustanul Iman RN, M.Ag. 2Irfan, 3Hairul, 4Sihab, 5Taslim Tahir
1
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Program Pascasarjana,
Universitas Muhammadiyah Parepare
Kota Parepare, Indonesia
1
irfaniskandar178@yahoo.co.id,, 2hairulpontana@yahoo.com; 3sihab82@gmail.com;
4
taslimvr46@gmail.com

ABSTRAK---Skripsi ini membahas tentang dalam demi perkembangan organisasi yang


eksistensi Muhammadiyah dan pengaruhnya lebih mapan, serta kepada masyarakat desa
dalam menata tatanan kehidupan beragama pasui, hendaknya senantiasa mendukung usaha
masyarakat, khususnya di desa Pasui, dakwah yang dilakukan oleh pimpinan cabang
kecamatan Buntu Batu kabupaten Enrekang. Muhammadiyah Pasui, mengingat kebutuhan
Berdasarkan jenis data yang beragama merupakan sebuah keniscayaan.
dibutuhkan, maka penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif, dengan jumlah populasi Kata Kunci — Eksistensi Muhammadiyah,
adalah seluruh masyarakat desa Pasui sebanyak Kehidupan Beragama Masyarakat.
2440 orang yang kemudian dilakukan penarikan
sampel sebanyak 10% atau 244 orang dengan
teknik penarikan sampel secara simple stratified
random sampling. Pengumpulan data dengan 1. PENDAHULUAN
teknik observasi, angket, dan dokumentasi dan
analisis data yang digunakan adalah analisis A. Latar Belakang Masalah
kuantitatif statistik untuk menguji hipotesis Manusia adalah makhluk ciptaan Allah
yang telah ditetapkan.
swt, yang kompleks dan unik serta diciptakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasui dalam integrasi dua subtansi yang tidak dapat
Mampu eksis di desa Pasui, serta mampu berdiri sendiri. Subtansi pertama disebut tubuh
berkontribusi positif dalam menata tatanan (fisik/jasmani) sebagai unsur materi, sedangkan
kehidupan beragama masyarakat. Selain itu, subtansi kedua disebut jiwa (rohani/psikis) yang
pengaruh eksistensi Muhammadiyah terhadap bersifat sebagai unsur non materi. Dalam
kehidupan beragama masyarakat, cukup keterpaduan kedua subtansi itu manusia
signifikan, dengan indikator sebagai berikut: menjalani hidup dan kehidupan yang kompleks
pemahaman tentang agama, tata cara dan unik. Salah satu keunikannya yang mendasar
beribadah, pengamalan ibadah shalat, perilaku
(akhlak) dalam pergaulan sehari-hari, dan
adalah kehidupannya yang dibekali dengan hakikat
hilangnya praktek beragama yang menyimpang kemanusiaan (manusiawi) yang terdiri dari:
di masyarakat. 1. Hakikat Individualitas, setiap manusia
Implikasi atau tindak lanjut dari menyadari identitasnya yang tidak sama
penelitian ini, maka diharapkan kepada dengan individu yang lain. Setiap individu
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasui agar menyadari identitasnya yang berbeda secara
lebih intensif melakukan kerja-kerja nyata, fisik dan psikis dari individu yang lain. Dalam
sesuai yang diamanatkan oleh organisasi serta ketidaksamaan itu, setiap manusia tampil
senantiasa melakukan konsolidasi dan kritik ke sebagai individualitas, dan memerlukan

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
57
ISBN 978-602-50710-6-5 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

perlakuan sesuai individualitasnya masing- swt, adalah Muhammadiyah yang didirikan pada
masing. tanggal 18 Nopember 1912 oleh KH. Ahmad
2. Hakikat Sosialitas, setiap manusia sebagai Dahlan, di Yogyakarta. Misi dakwah dari
individu memerlukan individu yang lain. organisasi ini terinspirasi oleh pesan Allah swt
Tidak seorang pun manusia di muka bumi ini yang memerintahkan umat manusia untuk
yang dapat hidup sendiri dan menyendiri membentuk suatu kelompok yang senantiasa
tanpa komunikasi dengan sesama manusia. mengajak kepada kebaikan (ma’ruf) dan mencegah
Manusia adalah makhluk sosial yang sesama manusia dari perbuatan yang mungkar,
memiliki hakikat sosialitas (kebersamaan) sebagaimana yang termaktub dalam QS. Ali
berupa kecenderungan untuk berada Imran/3: 104.
bersama pada satu tempat dan waktu yang
sama, dengan saling berinteraksi.
3. Hakikat Moralitas, setiap manusia sebagai
individu untuk dapat hidup secara harmonis
bersama individu yang lain dalam bentuk
masyarakat harus mampu membatasi diri “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
masing-masing, agar tidak melanggar norma- umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
norma yang berlaku di dalam suatu kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
masyarakat.1 mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.3
Berdasarkan uraian di atas, telah jelas
bahwa terbentuknya organisasi dalam tatanan Berdasarkan ayat di atas, sangat jelas
kehidupan masyarakat didasari oleh hakikat bahwa perintah dakwah adalah tanggung jawab
kemanusiaan yang pada gilirannya tertuju pada umat manusia khususnya umat Islam, yang akan
usaha pemenuhan kebutuhan. Kemampuan lebih efektif bila dilakukan dengan bersama-sama
memenuhi kebutuhannya itu yang merupakan dan hal ini juga mengindikasikan bahwa hakikat
prasyarat penting dalam menempatkannya pada sosialitas pada diri manusia merupakan hal yang
kedudukan sesuai manusia. cukup urgen dalam misi dakwah.
Melihat kenyataan manajemen sumber Selama berkiprah, Muhammadiyah telah
daya manusia, bahwa dalam berorganisasi adalah melakukan kegiatan dakwah amar ma’ruf nahi
untuk bekerja dalam rangka memenuhi mungkar dengan tujuan untuk memurnikan
kebutuhannya, sedang sebaliknya kebutuhan itu kembali ajaran Islam yang banyak dipengaruhi
pulalah yang menjadi obyek manusia oleh hal-hal mistik yang merupakan warisan
berorganisasi.2 peradaban Hindu-Buddha keseluruh pelosok
Ketika berbicara bahwa organisasi negeri dan telah memasuki hampir setiap lini
adalah untuk pemenuhan kebutuhan, maka kehidupan masyarakat, seperti sektor ibadah,
sesungguhnya tepatlah jika dikatakan bahwa pendidikan, kesehatan, sosial dan sebagainya.
ketaatan kepada Allah swt, juga merupakan Hal senada juga diungkapkan oleh Din
kebutuhan beragama manusia, bahkan diakui atau Syamsuddin, selaku ketua umum PP.
pun tidak merupakan kebutuhan yang paling Muhammadiyah, dalam khutbah Iftitah Tanwir
mendasar secara psikologis. Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahun 2007
Salah satu organisasi yang eksis dan yang lalu, beliau mengungkapkan bahwa:
bertujuan mengajak umat manusia khususnya Muhammadiyah telah memberikan
umat Islam itu sendiri, untuk taat kepada Allah sumbangsih yang besar kepada bangsa
Indonesia, melalui gerakan pencerdasan,
1
peningkatan kualitas kesehatan, dan
Ishak Shaldi, Manusia dan
Organisasi,http//ishouldick.wordpress.com., diakses pada
3
tanggal 30. April 2014. Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya.
2
Ibid., diakses pada tanggal yang sama. (Semarang: Toha Putera, 2007), h. 93.

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


58 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-6-5 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

kehidupan sosial, pemberdayaan taraf 1. Kini Muhammadiyah eksis di desa Pasui,


kehidupan ekonomi masyarakat, selain kecamatan Buntu Batu, kabupaten Enrekang.
tentunya pencerahan kehidupan Dalam melaksanakan misi dakwah amar
keberagamaan umat Islam.4 ma‟ruf nahi mungkar, Muhammadiyah
melakukan pendekatan kultural sehingga
Semua usaha itu dilakukan tidak menimbulkan gesekan budaya ditengah-
Muhammadiyah dengan semangat dan untuk tengah masyarakat. Hal inilah yang membuat
kepentingan dakwah Islamiyah, yaitu ajakan Muhammadiyah dapat menata kehidupan
kepada kebaikan dan keterbaikan (al-da’wah ila al beragama masyarakat dengan baik.
khyar). Dengan semangat inilah Muhammadiyah 2. Pengaruh eksistensi Muhammadiyah
berjuang mengusung Islam yang berkemajuan, terhadap kehidupan beragama masyarakat di
melakukan pencerahan kebudayaan dan desa Pasui, kecamatan Buntu Batu,
peradaban. kabupaten Enrekang, cukup signifikan.
Pencerahan peradaban, sejatinya harus
dimulai dari pencerahan kehidupan beragama di D. Pengertian Judul
segenap lapisan masyarakat, karena tanpa hal itu Untuk menghindari terjadinya kesalah
pencerahan peradaban yang dicita-citakan pahaman terhadap judul ini, terlebih dahulu
hanyalah sebuah fatamorgana belaka yang tidak penulis memberikan penafsiran terhadap
akan kunjung tercapai. Seperti kata syekh Rasyid beberapa kata yang terdapat dalam variabel judul
Ridla, bahwa: di atas, yakni:
Bangsa Barat mengalami kemajuan 1. Eksistensi, dapat diartikan sebagai hal berada;
peradaban karena meninggalkan ajaran keberadaan.6
agamanya, dan umat Islam justru 2. Muhammadiyah, dapat diartikan sebagai
mengalami keterpurukan dan persyarikatan yang merupakan gerakan
kemunduran, juga karena Islam.7
meninggalkanajaran agamanya.5 3. Pengaruh, dapat diartikan sebagai daya yang
ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda)
B. Rumusan Masalah yang ikut membentuk watak, kepercayaan,
1. Bagaimana eksistensi Muhammadiyah dan atau perbuatan seseorang.8
pengaruhnya terhadap kehidupan beragama 4. Kehidupan, dapat diartikan sebagai cara
masyarakat di desa Pasui, kecamatan Buntu (keadaan, hal) hidup. Cara seseorang atau
Batu, kabupaten Enrekang? sekelompok orang atau masyarakat
2. Bagaimana pengaruh eksistensi menjalani hidup.9
Muhammadiyah terhadap kehidupan 5. Beragama, dapat diartikan sebagai menganut
beragama masyarakat di desa Pasui, (memeluk) agama; beribadat; taat kepada
kecamatan Buntu Batu, kabupaten agama.10
Enrekang? 6. Masyarakat, dapat diartikan sebagai sejumlah
manusia dalam arti yang seluas-luasnya, dan
C. Hipotesis
Adapun hipotesis yang dikemukakan
adalah sebagai berikut:
6
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
4
Bahasa Indonesia. (Ed. III, Cet. III, Jakarta: Balai Pustaka, 2005),
Wahyudi Suudibya, Menyongsong Sejarah h. 288.
Peradaban di Abad Kedua, http//tarjihbms.wordpress.com., 7
Chusnan Jusuf dan Musthafa Kamal Pasha,
diakses pada tanggal 30 April 2014. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam. (Cet. VIII, Yogyakarta:
5
Miftakhul Huda, Ilmu Pengetahuan Islam Modern, Persatuan Yogyakarta, 1992), h. 5.
http//efastbook.blogsp.com., diakses pada tanggal 28 Mei 8
Departemen Pendidikan Nasional, op.cit. h. 849.
2014. 9
Ibid., h. 400.
10
Ibid., h. 12.

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
59
ISBN 978-602-50710-6-5 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

terikat oleh kebudayaan yang mereka anggap a. Manfaat Teoritis


sama.11 1) Universitas Muhammadiyah Parepare,
Berdasarkan pengertian dari beberapa sebagai bahan referensi bagi
istilah di atas, dapatlah dikemukakan bahwa ruang perpustakaan sehingga dapat menjadi
lingkup pembahasan secara keseluruhan berkisar bahan kajian bagi para mahasiswa
pada sejauh mana eksistensi Muhammadiyah dan tentang eksistensi Muhammadiyah dan
pengaruhnya dalam menata kehidupan beragama pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat. beragama masyarakat.
Adapun definisi secara operasional dari 2) Persyarikatan Muhammadiyah, dapat
pembahasan skripsi, yakni hendak menguraikan menjadi masukan tentang kondisi
tentang bagaimana eksistensi Muhammadiyah dan Muhammadiyah di tingkat cabang dan
pengaruhnya terhadap kehidupan beragama ranting sehingga dapat melakukan
masyarakat. berbagai langkah dalam upaya
manajemen pengembangan dan
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian pemberdayaan pimpinan Muhammadiyah
Pada penelitian dengan judul eksistensi di tingkat cabang dan ranting.
Muhammadiyah dan pengaruhnya terhadap b. Manfaat Praktis:
kehidupan beragama masyarakat di desa Pasui, 1) Sebagai bahan banding bagi peneliti lain
kecamatan Buntu Batu, kabupaten Enrekang, yang berminat mengkaji permasalahan
memiliki target-target yang ingin dicapai. Target yang relevan di kemudian hari.
tersebut diharapkan dapat tercapai setelah 2) Dapat memberi motivasi yang lebih bagi
kegiatan penelitian ini berakhir. Oleh karena itu mahasiswa yang bersangkutan, untuk
penelitian ini adalah suatu usaha dan kegiatan lebih giat lagi dalam menulis.
yang berproses secara bertahap yang mempunyai
tujuan dan manfaat, yang pada gilirannya
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi II. TINJAUAN PUSTAKA
pihak-pihak yang berkepentingan. A. Sejarah Lahirnya Muhammadiyah
1. Tujuan Penelitian Muhammadiyah adalah sebuah organisasi
Penelitian ini diupayakan untuk Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi
memperoleh informasi sebagai berikut: ini diambil dari nama nabi Muhammad saw, yang
a. Untuk memperoleh data yang akurat memiliki arti sebagai berikut:
mengenai gambaran eksistensi 1. Arti bahasa:
Muhammadiyah dan pengaruhnya Muhammadiyah berasal dari kata bahasa
terhadap kehidupan beragama Arab “Muhammadiyah” yaitu nama Nabi dan
masyarakat di desa Pasui, kecamatan Rasul terakhir; kemudian mendapatkan kata “ya”
Buntu Batu, kabupaten Enrekang. yang merupakan nisbiah (menjeniskan) artinya
b. Untuk mengetahui pengaruh eksistensi “pengikut-pengikut Muhammad saw.” Hal ini
Muhammadiyah terhadap kehidupan berarti seluruh umat Islam, baik yang berada di
beragama masyarakat di desa Pasui, Indonesia maupun umat Islam lainnya dari
kecamatan Buntu Batu, kabupaten seluruh belahan dunia.12
Enrekang. 2. Arti istilah:
Persyarikatan yang merupakan gerakan
2. Manfaat Penelitian Islam, didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan;
Hasil penelitian ini diharapkan memberi memakai nama Muhammad karena sesuai dengan
manfaat secara teoritis dan praktis, yakni sebagai sifatnya, yaitu menghimpun pengikut-pengikut
berikut:

11 12
Ibid., h. 721. Chusnan Jusuf dan Musthafa Kamal Pasha, loc.cit.

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


60 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-6-5 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

Nabi Muhammad saw. dan bertujuan mengikuti


jejak Rasulullah saw.13
Muhammadiyah didirikan pada tanggal. 8
Dzulhijjah 1330 Hijriyah, dan bertepatan dengan
tanggal 18 Nopember 1912 Masehi, oleh KH.
Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Beliau dilahirkan
pada tahun 1285 Hijriyah atau bertepatan dengan 1. Demi masa.
tahun 1868 Masehi. Ketika masih kecil, beliau 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
bernama Muhammad Darwis, ayahnya bernama kerugian,
KH. Abu Bakar, yang sewaktu hidupnya bekerja 3. kecuali orang-orang yang beriman dan
sebagai Khatib amin di Masjid Besar Kesultanan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
Yogyakarta. Sedangkan ibunya bernama Siti supaya mentaati kebenaran dan nasehat
Aminah, Puteri H. Ibrahim yang juga merupakan menasehati supaya menetapi kesabaran.15
penghulu di kesultanan Yogyakarta Hadiningrat.14
Ditinjau dalam konteks historis, banyak Di sini jelas sekali, bahwa orang yang
faktor yang melatar belakangi berdirinya beruntung adalah orang yang beriman serta
Muhammadiyah, secara garis besar dapat bekerja dalam kebaikan dan kemaslahatan.
dibedakan menjadi 2 (dua) faktor penyebab yaitu: Dalam uraian berikutnya akan dijelaskan
1) Faktor Subyektif sebahagian dari amal usaha Muhammadiyah dalam
Faktor subyektif merupakan faktor yang berbagai bidang.
berasal dari dalam diri KH. Ahmad Dahlan 1. Penyiaran dan tabligh
sendiri. Penyiaran dan tabligh ajaran Islam yang
2) Faktor Obyektif ditekuni oleh Muhammadiyah sesungguhnya
Ada beberapa sebab yang bersifat telah dirintis oleh KH. Ahmad Dahlan
obyektif yang melatar belakangi berdirinya dengan berbagai cara tanpa menghiraukan
Muhammadiyah, yang sebagian dapat berbagai rintangan yang ada, bahkan pada
dikelompokkan dalam faktor internal, yaitu saat kondisi kesehatan beliau terganggu,
faktor-faktor penyebab yang muncul di tengah- semangat tablighnya justru kian bertambah,
tengah kehidupan masyarakat Islam Indonesia, karena beliau lebih khawatir bila ajal tiba
dan sebagiannya dapat dimasukkan ke dalam sedang tugas menyiarkan Islam dalam
faktor eksternal, yaitu faktor-faktor penyebab keadaan terlantar.16
yang ada di luar tubuh masyarakat Islam di 2. Pendidikan dan pengajaran.
Indonesia. Sebab lahirnya Muhammadiyah, antara
lain adanya pendidikan yang dirasa belum
memuaskan bagi kepentingan umat dan
B. Eksistensi Muhammadiyah di Indonesia
masyarakat. Sebagaimana diketahui, bahwa
Muhammadiyah adalah suatu gerakan pada waktu itu di Indonesia terdapat dua
Islam yang menitik beratkan pada amalan dan macam pendidikan yakni pendidikan pondok
usaha yang bermanfaat serta dapat dirasakan pesantren yang konsen pada ilmu
secara langsung oleh masyarakat. Semua itu pengetahuan agama saja, dan pendidikan
adalah didasarkan pada pemahaman isi dan model Barat yang berorientasi pada ilmu
kandungan Al-Qur‟an dan Al-Hadits yang shahih. pengetahuan umum belaka.
Satu contoh dalam QS. Al Ashr/103: 1-3.

15
Departemen Agama, op.cit. h. 1099.
13 16
Ibid., h. 5. Chusnan Jusuf, Kisar Gerak Muhammadiyah. (Ed. I,
14
Ibid., h. 6. Cet. II, Yogyakarta: Persatuan Yogyakarta, 1990), h. 47.

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
61
ISBN 978-602-50710-6-5 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

3. Pembinaan Kesejahteraan Umat 4. Muhammadiyah dalam melakukan kiprahnya


Didorong oleh seruan Allah swt yang di berbagai bidang kehidupan untuk
terdapat dalam Al-Qur‟an surah al-Maun, kemajuan umat, bangsa, dan dunia
maka KH. Ahmad Dahlan berusaha dengan kemanusiaan dilandasi oleh keyakinan dan
sungguh-sungguh agar dapat melaksanakan pemahaman keagamaan bahwa Islam sebagai
seruan tersebut dan mencontoh hidup ajaran yang membawa misi kebenaran Ilahiah
Rasulullah saw dalam masalah pertolongan harus didakwahkan sehingga menjadi
terhadap anak-anak yatim, orang-orang rahmatan lil alamin di muka bumi ini.21
miskin serta orang-orang yang tertimpa 5. Misi dakwah Muhammadiyah yang mendasar
bencana. Atas jerih payahnya maka itu, merupakan perwujudan dari semangat
terbentuklah suatu wadah yang khusus untuk awal persyarikatan ini sejak didirikannya yang
menangani kaum dhuafa, yang disebut dijiwai oleh pesan Allah Swt dalam QS. Ali
Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) Imran/3: 104.
yang kini telah diubah dengan nama
Pembinaan Kesejahteraan Umat (PKU).

C. Pandangan Keagamaan Muhammadiyah


Agama adalah apa yang disyari‟atkan
Allah dengan perantaraan nabi-nabinya, berupa
“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
perintah-perintah dan larangan-larangan serta
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
dunia dan akhirat.17
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.22
1. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam
adalah agama Allah yang diwahyukan kepada
Kewajiban dan panggilan dakwah yang
rasul-Nya, sejak dari nabi Adam, Nuh,
luhur itu, menjadi komitmen utama
Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai
Muhammadiyah sebagai ikhtiar untuk menjadi
kepada nabi penutup Muhammad saw,
kekuatan Khairah Ummah sekaligus dalam
sebagai hidayah dan rahmat Allah swt kepada
membangun masyarakat Islam yang ideal seperti
umat manusia sepanjang masa, dan menjamin itu sebagaimana pesan Allah Swt dalam QS. Ali
kesejahteraan hidup materiil dan spiritual,
Imran/3: 110.
duniawi dan ukhrawi.18
2. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya
ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang
akidah, akhlak, ibadah dan muamalah
duniawiyah.19
3. Bahwa dasar mutlak untuk berhukum dalam
agama Islam adalah Al-Qur‟an dan Al-Hadits.
Islam satu-satunya yang diridlai Allah swt dan “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
agama yang sempurna.20 untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan
mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
17
Ibid., h. 278. Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah
18
Didik Sudjarwo, Haedar Nashir dan Imron tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka
Nasri, Manhaj Gerakan Muhammadiyah: Ideologi, Khittah dan
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
Langkah. (Cet. I, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2012), h.
51. orang-orang yang fasik”.23
19
Didik Sudjarwo, Haedar Nashir dan Imron
21
Nasri, op.cit, h. 59. M. Yusuf Amin Nugroho, Fiqh Al-Ikhtilaf: NU-
20
PP. Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. (Cet. I, Bandung: Dar Mizan, 2012), h. 26.
22
Muhammadiyah. (Cet. VI, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, Departemen Agama, loc.cit.
23
2009), h. 8. Ibid., h. 94.

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


62 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-6-5 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

6. Muhammadiyah dalam memaknai tajdid bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk


mengandung dua pengertian, yakni menguji hipotesis yang telah ditetapkan.28
pemurnian (purifikasi) danpembaharuan B. Populasi dan sampel
(dinamisasi)24 1. Populasi
7. KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Populasi menurut Sutrisno Hadi, adalah
Muhammadiyah dikenal sebagai pelopor semua penduduk yang dimaksudkan untuk
gerakan tajdid (pembaharuan).25 diteliti, 29 sementara itu Ambo Enre Abdullah
8. Dalam pandangan Muhammadiyah, bahwa mengemukakan bahwa populasi adalah
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sekelompok yang menjadi sasaran penelitian dan
yang menjadi tujuan gerakan merupakan usaha memperoleh informasi dan menarik
wujud aktualisasi ajaran Islam dalam struktur kesimpulan.30 Sementara itu I Made Putrawan
kehidupan kolektif manusia yang memiliki menjelaskan bahwa populasi adalah seluruh data
corak masyarakat tengahan (ummatan yang menjadi pusat perhatian peneliti dalam
washatan) yang berkemajuan baik dalam ruang lingkup yang ditentukan. 31 Sedangkan
wujud sistem nilai sosial-budaya, sistem Suharsini Arikunto mengatakan bahwa populasi
sosial dan lingkungan fisik yang adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila
dibangunnya.26 seseorang akan meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitiannya merupakan
penelitian populasi.32
III. METODOLOGI PENELITIAN Dari beberapa pendapat yang
dikemukakan diatas, maka disimpulkan bahwa
A. Jenis penelitian populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti
Menurut jenis data yang yang dan mempunyai sifat atau lebih sebagai dasar
dipergunakan, penelitian dibagi menjadi penelitian berpijak untuk menguji hipotesis yang telah
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian bisa bersifat dirumuskan.
kualitatif maupun kuantitatif, misalnya: Historis, 2. Sampel
Deskriptif, Perkembangan, kasus dan penelitian Dengan pertimbangan bahwa tabel
lapangan, Korelasional, Kausal komparatif, populasi penelitian ini cukup besar, maka penulis
Eksperimen murni, Eksperimen semu dan Kaji berketetapan untuk melakukan penarikan sampel
tindak.27 sebesar 10 persen atau 244 orang yang terdiri
Jenis penelitian yang digunakan pada dari 112 orang laki-laki dan 132 Orang
penelitian kali ini, berdasarkan jenis data yang perempuan dari jumlah keseluruhan masyarakat
digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu sebanyak 2440 orang di desa Pasui, kecamatan
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat Buntu Batu, kabupaten Enrekang.
positivisme, digunakan untuk meneliti pada Besarnya persentase sampel tersebut
populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto (1993:
menggunakan instrumen penelitian, analisis data 107) bahwa “jika subyeknya besar dapat diambil
antara 10-15% atau lebih”. Nur Syam dalam
bukunya, Metodologi Penelitian Dakwah

24 28
Haryanto, Agus. Paham Keagamaan Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Muhammadiyah, http//luqm.multiply.com., diakses pada dan R & D. (Cet. VI, Bandung: Alfabeta, 2009), h. 8.
29
tanggal 23 juli 2013. Sutrisno Hadi, Metode Research. (Cet. XXV,
25
Abdul Munir Mulkhan, Masalah-Masalah Teologi Yogyakarta: t.p., 1990), h. 70.
30
dan Fiqh dalam Tarjih Muhammadiyah. (Cet. I, Yogyakarta: Ambo Enre Abdullah, Dasar-dasar Penulisan Sosial
Roykhan, 2005), h. 46. dan Pendidikan. (Ujung Pandang: FKIP IKIP, 1982), h. 101.
26 31
Ibid., h. 49. I Made Putrawan, Pengujian Hipotesis dalam
27
Hari Wijaya & Triton P.B. Pedoman Penulisan Penulisan Sosial. (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 5.
32
Ilmiah; Skripsi & Tesis. (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2005), h. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penulisan; Suatu
21. Pendekatan Praktek. (Cet. VI, Jakarta: Bina Aksara, t.th.), h. 5.

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
63
ISBN 978-602-50710-6-5 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

memberikan definisi bahwa sampel adalah bagian Muhammadiyah dan pengaruhnya terhadap
dari populasi yang merupakan sasaran kehidupan beragama masyarakat di desa
penelitian.33 Pasui, kecamatan Buntu Batu, kabupaten
Sedangkan menurut Herman Warsito, Enrekang. Angket tersebut sifatnya tertutup,
sampel adalah sebagian individu yang menjadi sehingga responden hanya diberikan
sumber data yang sebenarnya dalam suatu kesempatan untuk mengisi alternatif jawaban
penelitian atau sampel adalah bagian dari populasi yang disediakan.
untuk mewakili seluruh populasi.34 3. Dokumentasi
Pada dasarnya penggunaan sampel dalam Dokumentasi akan memberikan data
penelitian disebabkan sulitnya meneliti populasi yang pasti sebagai acuan dalam langkah-
yang ada, mengingat karena kemampuan peneliti langkah dan untuk melengkapi hasil
yang sangat terbatas baik waktu, tenaga, maupun penelitian.
biaya. Disamping itu jumlah populasi yang sangat
banyak dan wilayah persebaran yang relatif D. Teknik Pengumpulan Data
berjauhan. Data primer dari lapangan, dengan
Selanjutnya, guna memperoleh sampel teknik sebagai berikut:
yang representatif, maka dilakukan penarikan 1. Observasi, yaitu cara memperoleh data
sampel dengan cara simple stratified random dengan melakukan pengamatan dan
sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pencatatan terhadap lokasi penelitian.
pengambilan anggota sampel dari populasi 2. Angket, yaitu cara memperoleh data dengan
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan membagikan alat berupa angket yang berisi
strata yang ada dalam populasi tersebut, beberapa daftar pertanyaan disertai dengan
mengingat populasi yang ada cukup homogen.35 alternatif jawaban.
3. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan
C. Instrumen Penelitian data dengan mencatat secara langsung
Instrumen penelitian yang digunakan, dokumen yang terdapat pada lokasi
dapat berupa observasi, angket, wawancara dan penelitian.
dokumentasi. Instrumen penelitian ini bertujuan
untuk mengambil kesimpulan dalam pembahasan E. Teknik Analisis Data
tulisan. Analisis data berguna untuk mengolah
Adapun instrumen penelitian yang kumpulan data menjadi perwujudan yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut: difahami melalui pendeskripsian secara logis dan
1. Observasi sistematis sehingga fokus studi dapat ditelaah,
Secara psikologis, observasi juga diuji dan dijawab secara teliti dan cermat.
dikatakan sebagai pengamatan yang meliputi Untuk menganalisis data yang telah
kegiatan pemusatan perhatian terhadap terkumpul dari hasil penelitian yang bersifat
suatu obyek dengan seluruh alat indera. kuantitatif ini, penulis menggunakan teknik
Namun dalam penelitian skripsi ini observasi analisis statistik dengan menggunakan tabel
dilakukan hanya dengan menggunakan indera distribusi frekuensi untuk tiap-tiap variabel.
penglihatan dan pendengaran.
2. Angket
Teknik ini merupakan instrumen utama IV. HASIL PENELITIAN
guna memperoleh data mengenai eksistensi
A. Deskripsi Objek Penelitian
33
Nur Syam, Metodologi Penulisan Dakwah. (Cet. II, 1. Deskripsi singkat desa Pasui
Solo: Ramadhani, 1985), h. 100.
34
Herman Warsito, op.cit. h. 50.
Desa Pasui merupakan hasil pemekaran
35
Sugiyono, op.cit, h. 83. dari wilayah pemerintahan kecamatan Buntu

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


64 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-6-5 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

Batu, yang juga merupakan pusat pemerintahan Faktor yang memudahkan


wilayah kecamatan Buntu Batu. Kecamatan Buntu Muhammadiyah diterima masyarakat desa Pasui,
Batu terdiri dari beberapa desa, yakni desa Pasui, karena Muhammadiyah merupakan organisasi
desa Eran Batu, desa Potok Ullin, desa Buntu Islam pertama dan satu-satunya di desa Pasui
Mondong, desa Lunjen, desa Langda, desa Ledan pada masa itu. Selain itu, mayoritas masyarakat
dan desa Latimojong. Desa Pasui memiliki luas memang tidak mengamalkan praktek takhayul,
wilayah geografis 2548 KM2 dan 1050 MDPL. bid‟ah dan khurafat.36
Desa Pasui terdiri dari beberapa dusun, yaitu
Pimpinan Ranting Muhammadiyah Buntu
dusun Pasui, dusun Bangkan dan dusun Landoke.
Batu sempat diresmikan oleh utusan dari Ujung
Sebagian besar penduduk desa Pasui hidup dari
Pandang, yaitu BS. Baranti dan Haji Sikki. Tempat
mata pencaharian sebagai petani. Kondisi sosial-
kedudukan Pimpinan Cabang Muhammadiyah
budaya dan ekonomi masyarakat desa Pasui
pada saat itu bertempat di kabupaten Rappang
masih terjalin erat dan terpelihara dengan baik
yang diketuai oleh H. Saini, bapak kandung KH.
dilihat dari sikap gotong royong masyarakat yang
Jabbar Asiri.
masih menjadi ciri khas misalnya pada pembuatan
rumah, hajatan pernikahan, menanam padi dan Kegiatan organisasi yang sempat
kerja-kerja bakti demi kepentingan masyarakat. dilaksanakan oleh Pimpinan Ranting
Muhammadiyah Buntu Batu saat itu, disamping
Pemahaman masyarakat tentang
kegiatan dakwah pemahaman agama Islam yang
pentingnya nilai-nilai dan ajaran agama relatif
benar dari rumah ke rumah, sempat pula
tinggi, terbukti dengan ramainya pengajian
mengikuti kongres Muhammadiyah di
bulanan yang diadakan oleh organisasi
Pangkajenne. Namun sekembalinya dari kongres,
kemasyarakatan Muhammadiyah. Para penduduk
tepatnya dalam kurun waktu 1947 Pimpinan
rela meluangkan waktu mereka ditengah-tengah
Ranting Muhammadiyah Buntu Batu dihadapkan
rutinitas mereka yang cukup padat untuk
pada pilihan melanjutkan organisasi atau ikut
memperoleh pengetahuan seputar keagamaan,
dalam gerakan merah putih mempertahankan dan
tapi pada perkembangannya kebutuhan
membela kedaulatan Republik Indonesia dari
masyarakat terhadap pengetahuan keagamaan
ancaman gerakan separatis DI/TII di Sulawesi
dirasa semakin meningkat, sementara itu hanya
Selatan dibawah pimpinan Kahar Muzakkar yang
Muhammadiyahlah satu-satunya organisasi Islam
pusat komandonya berada di desa Pasui. Demi
yang menunjukkan eksistensinya di desa Pasui.
untuk bangsa dan negara dalam rangka membela
2. Sejarah singkat Muhammadiyah di desa Pasui Ibu Pertiwi yang tercinta, pilihan jatuh pada
alternatif yang kedua. Sementara kegiatan
Muhammadiyah mulai diperkenalkan
Pimpinan Ranting Muhammadiyah dalam bentuk
kepada masyarakat desa Pasui, pada khususnya
yang terorganisir praktis ditinggalkan untuk
dan distrik Buntu Batu pada umumnya sejak
sementara. Namun karena Muhammadiyah telah
tahun 1946, masa revolusi fisik setelah
meninggalkan warisan berupa pemahaman,
pendudukan tentara Jepang di bumi Indonesia
pengamalan dan penghayatan keagamaan yang
yang tercinta ini telah berakhir dan tidak lama
telah melekat kuat di hati para Pimpinan Ranting
kemudian terbentuklah Pimpinan Ranting
dan masyarakat desa Pasui pada umumnya, maka
Muhammadiyah di desa Pasui dengan nama
semangat Muhammadiyah dengan ide
Pimpinan Ranting Muhammadiyah Buntu Batu,
pembaharuannya tetap dikenang, hingga
dengan susunan pengurusnya yang masih sangat
sederhana saat itu, yakni sebagai berikut:
a. Ketua merangkap sekretaris, yakni Palangi.
b. Ketua I, yakni Malang. 36
Pammana, Ketua Umum Pimpinan Cabang
c. Penasehat, yaitu Sialla. Muhammadiyah periode 2010-2015, wawancara, di rumah
kediaman Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasui, Pasui, 08
Juni 2014.

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
65
ISBN 978-602-50710-6-5 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

Muhammadiyah kembali eksis di desa Pasui, pada ini tidak berpengaruh terhadap eksistensi
tahun 1966.37 Muhammadiyah, khususnya di desa Pasui. Hal ini
juga mengindikasikan bahwa keberadaan
Muhammadiyah telah memperoleh respon yang
B. Hasil Penelitian
positif dan cukup dibutuhkan oleh warga
Pernyataan bahwa ada keterkaitan masyarakat setempat.
antara kepedulian masyarakat terhadap ajaran
Masyarakat yang mengaku, kalau
Islam dengan eksistensi Muhammadiyah adalah
kedekatan aktivis Muhammadiyah dengan
sebanyak 239 orang (97,95%), dan masyarakat
masyarakat, memiliki pengaruh yang signifikan
yang mengaku bahwa hal itu kurang berpengaruh
terhadap eksistensi Muhammadiyah, adalah
terhadap eksistensi Muhammadiyah adalah
sebanyak 127 responden (52,05%), sementara
sebanyak 5 responden (2,05%). Hal ini berarti
yang mengaku bahwa hal tersebut kurang
bahwa ternyata Muhammadiyah cukup
berpengaruh, adalah sebanyak 100 responden
diuntungkan dengan hal yang demikian dan
(40,98%), dan sebanyak 17 responden (6,97%)
memang persoalan semacam ini sangat
menyatakan bahwa hal tersebut tidak
mendukung Muhammadiyah eksis dan menata
berpengaruh terhadap eksistensi Muhammadiyah
tatanan kehidupan beragama masyarakat di desa
di desa Pasui, kecamatan Buntu Batu, kabupaten
Pasui, kecamatan Buntu Batu, kabupaten
Enrekang. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor
Enrekang.
kedekatan aktivis Muhammadiyah dengan
Responden yang menyatakan bahwa masyarakat, baik karena hubungan keluarga,
faktor keteladanan berpengaruh terhadap maupun karena hubungan sosial, adalah salah satu
eksistensi Muhammadiyah adalah sebanyak 230 faktor pendukung eksistensi Muhammadiyah di
responden (94,26%), dan yang mengaku bahwa desa Pasui, kecamatan Buntu Batu, kabupaten
hal itu kurang berpengaruh adalah sebanyak 14 Enrekang, walau tak semua responden mengakui
responden (5,74%), dan tidak ada responden akan hal tersebut.
yang mengaku bahwa hal itu sama sekali tidak
Responden yang menyatakan kalau
berpengaruh terhadap eksistensi Muhammadiyah.
kegiatan dakwah Islamiyah, berupa pengajian
Hal ini lagi-lagi membuktikan bahwa eksistensi
rutin dan kajian-kajian khusus lainnya adalah
Muhammadiyah di desa Pasui sangat kental,
faktor yang turut mempengaruhi eksistensi
sehingga harapan untuk melanjutkan risalah
Muhammadiyah adalah sebanyak 194 responden
dakwah bagi pencerahan kehidupan beragama
(79,50%), sedangkan sebanyak 50 responden
masyarakat, terus digantungkan terhadapnya.
(20,50%), mengaku bahwa hal tersebut kurang
Responden yang menyatakan bahwa berpengaruh terhadap eksistensi Muhammadiyah.
gerakan Muhammadiyah memiliki pengaruh Hal ini semakin menegaskan sumbangsih dan
terhadap eksistensi Muhammadiyah adalah komitmen Muhammadiyah pada usaha dakwah
sebanyak 190 responden (77,86%), dan sebanyak dan syiar Islam, terutama di desa Pasui,
54 responden (22,14%) yang menyatakan bahwa kecamatan Buntu Batu, kabupaten Enrekang.
hal tersebut kurang berpengaruh terhadap
Pengaruh eksistensi Muhammadiyah
eksistensi Muhammadiyah di desa Pasui,
terhadap kehidupan beragama masyarakat di desa
kecamatan Buntu Batu, kabupaten Enrekang.
Pasui, kecamatan Buntu Batu, kabupaten
Sementara itu tidak ada responden yang
Enrekang.
mengaku bahwa gerakan Muhammadiyah selama
Sebanyak 220 responden (90,16%),
37
Muhammad Ilyas, Dewan Penasehat dan Ketua menyatakan bahwa program dakwah
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan cabang Muhammadiyah Muhammadiyah berpangaruh terhadap
Pasui, wawancara, rumah kediaman Dewan Penasehat dan
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Cabang pemahaman mereka terhadap nilai-nilai agama,
Muhammadiyah Pasui, Pasui, 07 Juni 2014. dan sebanyak 17 responden (6,97%) mengaku

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


66 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-6-5 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

bahwa hal tersebut kurang berpengaruh dan sehari-hari, adalah sebanyak 188 responden
kurang bermakna terhadap pemahaman (77,00%), sedangkan sebanyak 56 responden
keagamaan mereka dalam kehidupan sehari-hari. (23,00%) menyatakan bahwa hal tersebut kurang
Sementara itu, ada 7 responden (2,87%) yang berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam
menilai bahwa hal tersebut tidak berpengaruh pergaulan sehari-hari, sementara itu tidak ada
sama sekali terhadap pemahaman mereka akan responden yang menjawab bahwa hal itu tidak
nilai-nilai agama yang menjadi landasan dalam berpengaruh sedikit pun terhadap perilaku
kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan mereka dalam pergaulan mereka sehari-hari. Hal
bahwa mayoritas masyarakat di desa Pasui ini mengindikasikan bahwa kegiatan dakwah yang
mengakui akan besarnya peran Muhammadiyah digeluti oleh Muhammadiyah selama ini mendapat
terhadap pembentukan pemahaman akan nilai- tempat tersendiri di hati masyarakat desa Pasui,
nilai keagamaan. kecamatan Buntu Batu, kabupaten Enrekang
olehnya itu, kita senantiasa berharap agar
Tampak bahwa yang menyatakan kalau
kedepannya organisasi mampu untuk terus
eksistensi Muhammadiyah berpengaruh terhadap
menjalankan roda gerakannya, mengingat
tata cara beribadah mereka, adalah sebanyak 203
pembinaan karakter adalah hal yang sangat urgen,
responden (83,20%), jumlah responden yang
dan membutuhkan partisipasi semua pihak untuk
mengaku kurang berpengaruh, adalah sebanyak
terlibat di dalamnya.
41 responden (16,80%), sementara itu, tidak ada
responden yang mengaku bahwa hal tersebut Tampak bahwa sebanyak 191 responden
tidak berpengaruh terhadap tata cara beribadah (78, 28%), menyatakan bahwa eksistensi
mereka. Hal ini berarti bahwa eksistensi Muhammadiyah di desa Pasui mempengaruhi
Muhammadiyah di desa Pasui berpengaruh positif menurunnya, bahkan menghilangnya praktek
terhadap warna kehidupan beragama masyarakat. keagamaan yang menyimpang dari syari‟at.
Selama ini kita meyakini bahwa umat Rasulullah Sementara itu, sebanyak 53 responden (21, 72%)
saw, tidak akan mungkin bersepakat dalam yang menyatakan bahwa eksistensi
kesesatan, karena memang seperti itulah sabda Muhammadiyah di desa Pasui, kurang
Beliau. berpengaruh terhadap menghilangnya praktek
keagamaan yang dilakukan masyarakat awam di
Tampak jelas bahwa sebanyak 140
desa Pasui, dan tidak ada responden yang
responden (57,38%), menyatakan bahwa
menyatakan bahwa hal tersebut tidak
eksistensi Muhammadiyah berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap menghilangnya praktek
pengamalan ibadah shalat mereka, sementara itu
keagamaan yang menyimpang di desa Pasui. Hal
jumlah yang hampir sama, yakni sebanyak 100
ini mengindikasikan bahwa Muhammadiyah telah
responden (40,98%) peneliti temui pada
berperan besar terhadap upaya pemurnian
responden yang menyatakan bahwa hal tersebut
aqidah bagi masyarakat di desa Pasui, sehingga
kurang berpengaruh terhadap pengamalan shalat
merupakan hal yang cukup wajar bila sampai pada
mereka, sementara itu ada sebanyak 4 responden
detik ini Muhammadiyah masih senantiasa
atau ( 1,64%) yang menyatakan bahwa hal
menunjukkan eksistensinya.
tersebut tidaklah berpengaruh terhadap
pengamalan shalat mereka. Hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh eksistensi Muhammadiyah C. Pembahasan
terhadap kehidupan beragama masyarakat, cukup
Penelitian ini membahas tentang
mendasar, dimana hal itu bahkan sampai pada
eksistensi Muhammadiyah di desa Pasui dalam
hal-hal yang bersifat fundamental dalam agama.
menata tatanan kehidupan beragama masyarakat
Tampak bahwa yang menyatakan kalau dan faktor-faktoryang mempengaruhinya. Untuk
eksistensi Muhammadiyah berpengaruh terhadap lebih jelasnya, dapat dilihat melalui hasil
perilaku ataupun akhlak mereka dalam pergaulan penelitian yang telah penulis lakukan. Mula-mula

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
67
ISBN 978-602-50710-6-5 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

peneliti mengambil data rekapitulasi jumlah V. PENUTUP


penduduk di tiap-tiap dusun, di desa Pasui. Data
rekapitulasi penduduk inilah yang kemudian
A. Kesimpulan
menjadi populasi dalam penelitian ini, yang
kemudian dari jumlah tersebut dilakukan 1. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pasui,
penarikan sampel sebesar 10%. Mampu eksis di desa Pasui, serta mampu
berkontribusi positif dalam menata
Daftar pertanyaan pada angket nomor 1
tatanan kehidupan beragama masyarakat.
sampai nomor 5 ini, memang ditujukan untuk
menjawab rumusan masalah yang pertama pada 2. Pengaruh eksistensi Muhammadiyah
bab pertama pula, dan berdasarkan data yang terhadap kehidupan beragama masyarakat
tersaji, tentunya hal ini mengindikasikan bahwa di desa Pasui, kecamatan Buntu Batu,
gambaran eksistensi Muhammadiyah di desa kabupaten Enrekang, cukup signifikan.
Pasui, adalah fakta yang tidak terbantahkan. Pengaruh tersebut meliputi bidang
aqidah, ibadah, dan akhlak, dengan
Berdasarkan uraian dari pertanyaan
indikator sebagai berikut:
angket nomor 6 sampai 10, yang tersaji di atas,
nampak jelas bahwa hal tersebut merupakan a. Pemahaman tentang agama.
beberapa hal yang menjadi indikator bahwa b. Tata cara beribadah.
eksistensi Muhammadiyah memiliki pengaruh c. Pengamalan ibadah shalat.
terhadap kehidupan beragama masyarakat di desa d. Perilaku (akhlak) dalam pergaulan
Pasui, kecamatan Buntu Batu, kabupaten sehari-hari.
Enrekang, yang lebih tepatnya dapat dirinci e. Hilangnya praktek beragama yang
sebagai berikut: menyimpang di masyarakat.
1. Pemahaman tentang agama.
2. Tata cara beribadah.
B. Implikasi Penelitian
3. Pengamalan ibadah shalat.
4. Perilaku (akhlak) dalam pergaulan Sehubungan dengan kesimpulan di atas,
sehari-hari. maka penulis berkeinginan untuk mengajukan
5. Hilangnya praktek beragama yang beberapa saran, sebagai tindak lanjut dari
menyimpang di masyarakat. penelitian sebagai berikut:
Kelima hal yang tersaji di atas, 1. Kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah
merupakan indikasi untuk kemudian kita Pasui agar lebih intensif melakukan kerja-
mengukur bagaimana pengaruh eksistensi kerja nyata, sesuai yang diamanatkan oleh
Muhammadiyah terhadap kehidupan beragama organisasi, serta senantiasa melakukan
masyarakat. Sudah menjadi ketetapan, bahwa konsolidasi dan kritik ke dalam, demi
teori tentang eksistensi bukan hanya tentang perkembangan organisasi yang lebih mapan.
keberadaan, tetapi juga mengenai kontribusi
nyata di lapangan bagi sekitar. 2. Kepada segenap elemen masyarakat desa
Pasui, hendaknya senantiasa mendukung
Selanjutnya untuk memverifikasi data usaha dakwah yang dijalankan oleh Pimpinan
yang telah penulis peroleh, maka langkah Cabang Muhammadiyah Pasui, dan tidak
selanjutnya yang penulis tempuh adalah segan berkontribusi positif baik berupa
melakukan uji hipotesis. materi, tenaga, dan pikiran demi
kelangsungan usaha dakwah amar ma’ruf nahi
Hal ini menunjukkan bahwa antara
mungkar, mengingat kebutuhan beragama
hipotesis yang telah dirumuskan di bab pertama
adalah sebuah keniscayaan bagi seluruh umat
memiliki korelasi positif dengan hasil penelitian
manusia.
yang ditemukan oleh penulis.

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


68 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
ISBN 978-602-50710-6-5 Jakarta, 23 – 25 Maret 2018 KNAPPPTMA KE-7

DAFTAR PUSTAKA --------------------------, Pedoman Hidup Islami Warga


Muhammadiyah. (Cet. VI, Yogyakarta:
Suara Muhammadiyah, 2009)
Abdullah, Ambo Enre. Dasar-dasar Penulisan Sosial dan Putrawan, I Made. Pengujian Hipotesis dalam Penulisan Sosial.
Pendidikan. (Ujung Pandang: FKIP IKIP, 1982) (Jakarta: Rineka Cipta, 1990)
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penulisan; Suatu Pendekatan Ramli, Rosmiati. Al-Islam Kemuhammadiyahan. (Pare-pare:
Praktek. (Cet. VI, Jakarta: Bina Aksara, t.th.) Umpar Press, 2012)
Benda, Harry J. Bulan Sabit dan Matahari Terbit-Islam Indonesia Sani, M. Abdul Halim. Manifesto Gerakan Intelektual Profetik.
pada Masa Pendudukan Jepang. (Jakarta: Pustaka (Cet. I, Yogyakarta: Samudra Biru, 2011)
Jaya, 1980)
Shaldi, Ishak. Manusia dan Organisasi,
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Semarang: http//ishouldick.wordpress.com., diakses pada
Toha Putera, 1989) tanggal 30. April 2014.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: Raja
Indonesia. (Ed. III, Cet. III, Jakarta: Balai Pustaka, Grafindo, 2006)
2005)
Sudjarwo, Didik. Haedar Nashir dan Imron Nasri. Manhaj
Hadi, Sutrisno. Metode Research. (Cet. XXV, Yogyakarta: t.p., Gerakan Muhammadiyah; Ideologi, Khittah dan
1990) Langkah. (Cet. I, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,
2012)
------------------. Metodologi Research untuk Penulisan Paper,
Skripsi, Tesis dan Disertasi, Jilid I. (Cet. XIV, Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Yogyakarta: UGM, 1983) (Cet. VI, Bandung: Alfabeta, 2009)
Haryanto, Agus. Paham Keagamaan Muhammadiyah, Suudibya, Wahyudi. Menyongsong Sejarah Peradaban di Abad
http//luqm.multiply.com., diakses pada tanggal 23 juli Kedua, http//tarjihbms.wordpress.com., diakses pada
2013 tanggal 30 April 2014.
Huda, Miftakhul. Ilmu Pengetahuan Islam Modern Syam, Nur. Metodologi Penulisan Dakwah. (Cet. II, Solo:
http//efast.blogsp.com., diakses pada tanggal 28 Mei Ramadhani, 1985)
2014.
Syamsuddin, Din. Tentang Muhammadiyah,
Ilyas, Yunahar. “Manhaj Fiqih Syeikh Muhammad Abdul www.muhammadiyah.co.id., diakses pada tanggal 05
Wahab”, Suara Muhammadiyah, 01, Tahun ke-97, Juni 2014.
Januari, 2012
----------------. Muhammadiyah dari masa ke masa,
Jurdi, Fajlurrahman dkk. Gerakan Sosial Islam, Genealogi www.muhammadiyah.co.id.,
Habitus Muhammadiyah. (Cet. I, Makassar: diakses pada tanggal 06 Juni 2014.
Pukap, 2009)
-----------. Seabad menyinari ummat dan bangsa,
Jusuf , Chusnan dan Musthafa Kamal Pasha. Muhammadiyah www.muhammadiyah.co.id., diakses pada tanggal 08
Sebagai Gerakan Islam. (Cet. VIII, Yogyakarta: Juni 2014.
Persatuan Yogyakarta, 1992)
--------------. Kisar Gerak Muhammadiyah. (Ed. I,
Cet. II, Yogyakarta: Persatuan Yogyakarta, 1990)
Moeloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 1998)
Mulkhan, Abdul Munir. Masalah-Masalah Teologi dan Fiqh
dalam Tarjih Muhammadiyah. (Cet. I, Yogyakarta:
Roykhan, 2005)
Noor, Deliar. Gerakan Muslim Indonesia 1900-1942. (Jakarta:
LP3ES, 1980)
Nugroho, M. Yusuf Amin. Fiqh Al-Ikhtilaf: NU-Muhammadiyah.
(Cet. I, Bandung: Dar Mizan, 2012)
PP. Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih. (Cet. III,
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2009)

Prosiding Konferensi Nasional Ke- 7


Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah „Aisyiyah (APPPTMA)
69

Anda mungkin juga menyukai