Anda di halaman 1dari 5

NIKEL LATERIT

Mineral terpenting pembawa nikel dari suatu bijih nikel laterit yaitu
Garnierit. Mineral ini merupakan nama umum untuk group mineral yang termasuk
mineral nikel magnesium silikat hidrat seperti chlorite, clay, dan serpentin silikat.
Garnierit mempunyai struktur butiran yang halus, mempunyai kritalinitas yang
rendah dan terdiri atas campuran beberapa mineral. Komponen-komponen
penyusun garnierite biasanya adalah Lizardite, Antigorite, Chrysotile dan yang
mempunyai struktur kaya nikel yaitu serpentin (David, et.al, 2004 dan Pham Thi
Hang, 1973).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan bijih laterit nikel ini
adalah sebagai berikut (Ahmad, 2006).:
a. Batuan asal, batuan asal untuk terbentuknya endapan nikel laterit adalah
batuan ultra basa. Terdapat elemen Ni pada olivin dan piroksen
b. Struktur yang umum dijumpai pada zona laterit nikel adalah struktur
kekar (joint) .
c. Iklim, pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi
kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan
terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur.
d. Proses pelarutan kimia dan vegetasi, adalah unsur-unsur dan senyawa-
senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan batuan
menjadi soil. Air tanah yang mengandung CO2 memegang peranan
penting didalam proses pelapukan kimia.
e. Topografi, yang landai, akan mempunyai kesempatan untuk
mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-
pori batuan.
f. Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup
intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi. Waktu lateritisasi
tiap ketebalan 1 mm membutuhkan waktu sekitar 100 tahun,
Genesa :
Endapan laterit terbentuk dari pelapukan batuan ultramafik seperti
peridotit yang disebabkan oleh pengaruh perubahan cuaca (iklim). Cuaca merubah
komposisi batuan dan melarutkan unsur-unsur Ni, Co, dan Fe. Air hujan yang
mengandung CO dari udara meresap kebawah sampai ke permukaan air tanah
sambil melindih mineral primer yang tidak stabil seperti serpentin dan piroksin.
Air tanah meresap secara perlahan dari atas ke bawah sampai batas antara
zona limonit dan zona saprolit kemudian mengalir secara lateral dan selanjutnya
didominasi oleh transportasi larutan secara horizontal. Unsur-unsur yang terbawa
bersama larutan seperti magnesium dan silika akan mengalami pengendapan yang
memungkinkan terbentuknya mineral baru. Larutan yang mengandung nikel hasil
dari pengendapan unsur-unsur yang mudah larut akan masuk ke zona saprolit.
Pada zona ini batuan ultramafik akan berakumulasi dengan unsur-unsur
yang mengandung nikel dan akan mengendap kembali pada rekahan melalui
transportasi air tanah yang memasuki rekahan-rekahan tersebut sehingga zona
saprolit ini akan menjadi jenuh dengan unsur nikel. Unsur-unsur yang tertinggal di
zona limonit seperti Fe, Mg, Co dan Ni akan mengalami pelapukan lebih lambat
yang disebabkan oleh kurangnya konsentrasi air tanah pada zona ini sehingga
kandungan nikel pada zona limonit akan lebih sedikit dibandingkan kandungan
nikel pada zona saprolit.
Gambar 1. Variasi profil laterit disebabkan oleh iklim dan topografi (Ahmad,
2006)

Gambar 2. Profil Endapan Nikel Laterite di Daerah Palangga, Provinsi Sulawesi


Tenggara (Lintjewas et al., 2019)
Gambar 3. Distribusi Ofiolit di Seluruh Dunia (Kadarusman, 2001)

Gambar 4. Distribusi Endapan Bijih Laterit Nikel Indonesia (PT. INCO dalam
Ahmad, 2005)
Distribusi batuan ultramafik dan potensi laterit nikel di Indonesia terdapat
di beberapa daerah di bagian timur Indonesia, diantaranya yaitu (Gambar 4.) :
- Sulawesi bagian timur (Sorowako, Bahodopi, Pomalaa),
- Halmahera bagian timur (Gebe, Sangaji, Buli, Pulau Pakal), dan
- Irian Jaya bagian utara (Waigeo, Gag, Sentani).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, W, 2006, Fundamentals Of Chemistry, Mineralogy, Weathering
Processes, And Laterites Formations, PT. INCO. 212 hal.
Dalvi, A.D., Bacon, W.G., Osborne, R.C., “The past and the future of nickel
laterite”, PDAC 2004 International Convention, Trade Show & Investors
Exchange, March 7-10, 2004, pp. 1-27.
Kadarusman, A., 2001, Geodynamic of Indonesian region; a petrological
Approaches, unpublished PhD Thesis, Tokyo Institute ofTechnology, 456p
Lintjewas et al., 2019. Profil Endapan Nikel Laterit Di Daerah Palangga, Provinsi
Sulawesi Tenggara. Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.29, No.1,
Juni 2019, 91-104.
Pham Thi Hang , G. W. Brindley, The nature of Garnierite III; Thermal
Tranformation, Clays and Clay Minerals, 1973, Vol. 21, pp. 51-57. Pergamon
Press. Great Britain
Santoso, Budy dan Subagio. 2018. Pemodelan Nikel Laterit Berdasarkan Data
Resistivitas Di Daerah Kabaena Selatan Kabupaten Bombana, Provinsi
Sulawesi Tenggara Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol.19. No.3
Agustus 2018 hal 148 - 161
Setiawan, Iwan. 2016. Karakteristik Nikel Laterit Indonesia pada Pemanasan dari
600°C Sampai dengan 1000°C. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Prodi
Teknik Mesin Universitas Pamulang Pamulang, 12 November 2016. ISSN :
2541 – 3546.

Anda mungkin juga menyukai