Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL ILMIAH

PENTINGNYA MENERAPKAN ILMU TAJWID DALAM MEMBACA

AL-QURAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Drs. H. Cece Herdiawan, M.Si

Reza Juliansyah (21221011296)

Sobarudin (21221011229)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU KEISLAMAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA

KUNINGAN
2021

ABSTRAK

Tajwid atau Tahsin yaitu perkara-perkara untuk mendatangkan sesuatu menjadi


bagus. Hukum mempelajari tajwid yaitu fardhu kifayah artinya kewajiban setiap
orang untuk mempelajari ilmu tajwid namun bila ada yang mengerjakan atau
mempelajari ilmu tajwid maka akan bebas dosa untuk yang lainnya. Dan hukum
membaca al-Qur’an menggunakan ilmu tajwid yaitu fardhu ‘ain, yaitu kewajiban
setiap individu membaca al-Qur’an menggunakan ilmu tajwid, dan apabila setiap
individu tidak menggunakan ilmu tajwid dalam membaca al-Qur’an, maka akan
dosa orang yang membaca al-Qur’an tidak menggunakan ilmu tajwid.
Kata kunci: Ilmu Tajwid, dan Tahsin

Tajweed or Tahsin are things to make something good. The law of studying
recitation is fard kifayah, which means it is everyone's obligation to learn tajwid,
but if someone does or learns tajwid, it will be free of sins for others. And the law
of reading the Qur'an using the science of recitation is fardhu 'ain, which is the
obligation of each individual to read the Qur'an using the science of recitation,
and if each individual does not use the science of recitation in reading the Qur'an,
it will be the sin of others. those who read the Qur'an do not use the science of
recitation.
Keyword: Tajweed, and Tahsin
PENDAHULUAN

Ilmu tajwid merupakan suatu disiplin ilmu yang bermanfaat untuk

menghindari agar tidak terjadi kesalahan dan perubahan bacaan al-Qur’an

serta memelihara lisan dari kesalahan membacanya. Jika dikaitkan dengan

pendidikan, kemampuan dalam menerapkan hukum-hukum bacaan tajwid ini

akan memudahkan siswa. Hal ini tidak hanya pada saat membaca saja, akan

tetapi juga dapat memudahkan siswa ketika diminta menuliskan al-Qur’an

dengan benar.

Istilah pembelajaran Al-Qur'an merupakan pengertian yang terdiri dari dua

suku kata, yang mengandung makna berbeda, yaitu pembelajaran dan al

Qur'an. Sebelum membahas tentang pembelajaran al-Qur'an, terlebih dahulu

peneliti jelaskan pengertian belajar dan mengajar secara umum. Hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan dan mengarahkan pemahaman pembelajaran

al-Qur'an yang penulis kemukakan dalam proposal skripsi ini. Juga didasarkan

pada pemikiran bahwa proses pembelajaran al-Qur'an tidak lepas dari proses

belajar mengajar. Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang

berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan

interaksi.

Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil

pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan), dan


bisa melakukannya Pada pengetahuan lain, serta mampu

mengkomunikasikannya kepada orang lain.

PEMBAHASAN

Tahsin tilawah Al-Qur'an itu memperbaiki atau memperindah bacaan Al-Qur'an

kita sehingga bacaan kita sesuai dengan bacaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa

sallam yakni; mengeluarkan huruf dari makhroj-nya, memenuhi sifatnya dan

memperhatikan hukum bacaannya atau dengan kata lain memperindah bacaan

agar sesuai tajwid.

Tajwid menurut bahasa ialah “ ‫ “ اإلتيان بالجيد‬artinya ukuran-ukuran mendatangkan

agar sesuatu menjadi bagus, atau “ ‫ين‬AAA‫“ التحس‬artinya ukuran-ukuran untuk

membaguskan. Adapun Tajwid menurut istilah ialah,

‫علم يعرف به إعطاء كل حرف حقه ومستحقه من الصفات والمدود وغيرذالك‬

Artinya: ilmu untuk mengetahui, mendatangkan beberapa huruf untuk

keharusannya dan yang menerima kepada beberapa sifatnya, madnya, dan yang

lainnya.

Karena hukum mempelajari tajwid itu Fardhu Kifayah, artinya kewajiban setiap

orang namun apabila sudah ada salah satu orang yang mengerjakan maka bebas

dosa untuk yang sebagian. Ukuran Fardhu Kifayah ialah

‫سقط الحرج عن فعل الباقي‬


Artinya bebas kewajiban atau bebas dosa karena dikerjakan oleh orang lain.

Hukum mempelajari al-Qur’an menggunakan ilmu Tajwid ialah Fardhu ‘Ain.

Artinya kewajiban untuk semua orang mempelajari al-Qur’an menggunakan ilmu

tajwid tidak bisa bebas kewajiban atau bebas dosa ketika dikerjakan oleh orang

lain. Ukuran Fardhu ‘Ain ialah,

‫اليسقط الحرج عن فعل الباقي‬

Artinya tidak bebas kewajiban atau bebas dosa karena dikerjakan oleh orang

lain.

Karena menurut kaidah

‫ من لم يجود القرآن أثم‬،‫واألخذ بااتجويد حتم الزم‬

Artinya mempelajari tajwid itu wajib hukumnya, membaca Qur’an tanpa Tajwid

besar Dosanya.
KESIMPULAN

Menurut Sardiman AM, belajar merupakan interaksi perubahan tingkah laku atau

penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan meniru dan lain-lain. Saiful Sagala mengutip dari Arthur T.

Jersied, mengatakan bahwa belajar adalah "modification of behavior through

experience and training" yaitu perubahan atau pembawa akibat perubahan tingkah

laku dalam pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami

latihan.

Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum belajar

dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang

berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu, akibat interaksi dengan

lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Khoir 1994 Tajwidul Quran. Tasikmalaya. Yayasan Miftahul Huda

Pusat.

Anda mungkin juga menyukai