Anda di halaman 1dari 25

BAB 1 TENTANG BELAJAR DAN PEMBELAJARAN A.

HAKIKAT BELAJAR Belajar merupakan proseshiup yang sadar atau tidak harus di jalani semua manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Manusia belajar sejak lahir hingga akhir hayat nya. Seorang bayi mencoba menguasai keterampilan-keterampilan yang sederhana seperti memegang berbagai benda dan mengenal orang orang di sekeliling nya. Setelah memasuki masa kanak-kanak dan remaja, sejumlah sikap, nilai, dan kemampuan berinteraksi pada diri seseorang lalu tercapailah suatu kompetensi. Kemuian, paa saat dewasa, seseorang seyogyanya telah mahir dengan aktivitas-aktivitas tertentu yang lebih kompleks seperti berwirausaha, membuat rumah, mengendarai kendaraan, dan menjalin kerja sama dengan orang lain. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lain nya. Belajar mempunyai keuntungan baik bagi inividu maupun masyarakat. Bagi individu,kemampuan belajar secara terus menerus bisa semakin berperan penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi. Secara formal belajar di lakukan i lembaga penidikan, entah itu tingkat sekolah dasar, sekolah sekolah tingkat pertama, sekolah tingkat atas, dan pergruan tinggi. Proses belajar juga bisa di lakukan di tempat kursus, pelatiahn, dan aktivitas penidikan lainnya yang luas dan tak terbatas. dalam konteks yang lebih besaar, belajar tidak hanya dilakukan di lembaga formal, melainkan juga bisa di lakukan dalam kehiupan yang maha luas ini. Di sini, meminjam istilah yang di pakai oleh mtivator terkenal gede prama alam semesta dan kehidupan merupakan guru yang tertinggi. Atau bissa juga i sebut alam berkembang menjadi guru. Belajar dalam arti yang luas adalah proses per4sentuhan seseorang dengan kehidupan itu seniri. Dari proses ini, seseorang akan memperolehpenegtahuan, pengalaman, keterampilan. Dari sini, seseorang akan memperoleh kebijakan; suatu adaonan yang serasi antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Pengetahuan pengalaman keterampilan dan kebijakan sangat berguna bagi seseorang untuk menjalani kehidupan. Itulah hakikat belajar yang bisa di lakukan di lembaga formal maupun di hamparan alam semesta dan kehidupan yang maha luas ini. Sebaik nya tiak selalu di lakukan i ruangan tertutup, terkurung, an terbatas alam kelas, melainkan juga di lakukan di luar ruangan yang lebih leluasa, bebas, dan tak terbats. Proses belajar yang selalu di lakukan di luar ruangan, sebagaiman banyak kita temui pada kebanyakan metode belajar yang konvensional. Merupakan hal yang monoton usang dan koservatif. Dengan cara belajar di luar ruangan suasan menjadi lebih segar dan variatif. Dalam kondisi yang fresh segar, dan enjoy peserta didik akan muah menerima pelajaran. Proses belajar dan mengajar pun berlangsung secara menyenangkan an tentu saja optimal.

B. KONSEP BELAJAR Kata belaajar yang sering kita dengar ternyata banyak pengertiannya, alam menefinisikan belajar , antara seorang ahli yang lainnya mungkin aa persamaan nya, tetapi banyak juga perbeaan nya. Ada banyak versi tentang pengetian belajar. Menurut kamus besar bahasa indonesia. Secar etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk mencapai kepanaian atau ilmu yang tidak i miliki sebelum nya dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami mengerti serta apat melaksanakan dan memiliki sesuatu. Belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalamn, mengngat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti asar atas adanya aktvitas kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Sedangkan kegiatan pembelajaran merupakan sistem an rosesinteraksi peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Belajarmerupakan aktivitas menuju kehidupan yang lebih baik secara siseitematis. Proses belajar terdiri atas tiga tahapan yaitu tahapan informasi,tansformasi dan evaluasi. Alam hal ini peranan dan bantuan pengajar sangat di perlukan. Di samping pengertian di atas, ada juga beberpa definsi dari belajar yang di lansir oleh beberapa ahli, pemikir, dan pakar pendidikan. Menurut hergenhann dan olson, belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak didirikan oleh kondisi diri yang sifat nya seperti yang di sebabkan oleh sakit, kelelahan, dan obat obatan. Jelaslah bahwa belajar merupakan proses internalisasi nilai, pengatahuan, dan pengalamn ini seseorang lantas mampu menjalani kehidupan secara lebih baik an berkualitas. Jadi, belajar adalah proses perubahn manusia ke arah yg lebih baik, berkualitas, dan bermanfaat, baik bagi diri pembelajaran maupun orang lain. Hampir sama dengan hegenhann dan olson, menurut mayer, belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam pengetahuan dan perilaku seseorang yang di sebabkan oleh pengalaman. Begitu juga menurut singer, belajar diindaksikan oleh suatu perubahn yang relatif permanen dalam penampilan atau potensi perilaku yang disebabkan latihan atau pengalaman masa laluala suatu situasi tertentu. Menurut biggs, belajar i ciriakn oleh suatu perubahan yang bertahan lama dalam kehidupan inividu dan tidak i lahirkan atau di dahului oleh warisan keturunan. Justru karena diindaksikan oleh suatu perubahan yang brtahn lama, maka belajar bukanlah suatu proses yang instan melainkan suatu prose pergulatan dan internalisasi nilai-nilai dan pengalaman yang matang an memerlukan cukup waktu. Sesuatu yngalaman dan mendapatkan informasiatau menemukan.sesuatu yaang begitu mudah dan instan hanya ada pada iklan dan citraan, tak pernah ada dalam kenyataan. Menurut hilgrad dan bower, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengalaman an mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas den penguasaan tentang sesuatu.

Hampir snada dengan para pemikir atas, menurut seorang cendikiawan indonesia, sumardi ayabrata, belajar merupakan upaya yang sengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku merupakan pengetahuan atau keterampilan, dalam konteks ini seseorang menjalani aktivitas belajar untuk mendapatkan kualitas hdupnya agar semakin baik, berguna, dan bermakna. Aapun kualitas belajar seseorang di tentukan oleh pengalaman-pengalaman yang di peroleh nya saat berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Untuk itu belajar juga bisa menghasilkan perubahan yang sederhana, namun juga bisa menghasilkan perubahan yang kompleks. Menurut gagne, belajar merupakan aktivitas yang kompleks. Hasil belajar berupakapabilitas. Setelah belajar seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Dengan emikian belajar aalah eperangkat proses kognitif yang mengubah sikap sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi kemudian menjadi kapabilitas baru. Menurut morgan, belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif terjadi pada pengalaman . pendapat morgan ini hampirsama dengan pendapat para ahli di atas yang intinya bahwa menyatakan belajar merupakan proses yang bisa mengubah tingkah laku seseorang di sebabkan adanya reaksi terhadap situasi tertentu atau proses internal pada diri seseorang.perubahan tingkah laku pada hasil belajar meliputi tiga domain, yaitu kognitif, afekf dan psikomotor. Menurut lester D. Crow dan alice crow, belajr adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Menurut hudgins, belajar dapat i definisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah laku, yang mengakibatkan adanya pengalaman. Menurut jung, belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh pengalaman, menurut ngalim ourwanto, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku. Yang terjadi dari hasil suatu latihan atau pengalaman. Sedangkan menurt daniri, belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang yang dilakukan seseorang atau seorang siswa untuk meningkat kan aspek kognitif, mengembangkan aspek afektif dan mengembangkan keterapilan gerak yang di harapakanakan menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku baik bersifat sementara maupun bersifat permanen atau tetap. Dari definisi-definisi di atas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang di lakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya sendiri berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera danpengalaman nya. Oleh sebab itu, apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tiak bertambah maka dapat di katakan bahwa belajarnya belum benar atau belum sempurna.

C. KONSEP PEMBELAJARAN Pembelajaran adalah proses interaksi pesrta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang di berikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan proses biat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah

proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran i alami manusia sepanjang hayat seta berlaku dimna pun, dan kapan pun. Pembeljaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai suatu hal yang obyektif aspek kognitif nya, juga dapat mempengaruhi perubahan sikap aspek afektif nya, serta memperolaeh keterampilan tertentu aspek psikomotornya. Pembelajaran juga bisa di artikan sebagai upaya membeljarkan siswa, adapun hakikat mengajar adalah membantu para siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir sarana untuk mengekspresikan diri, dan cara cara bagaimana belajar. Dalam kenyataan sesungguh nya, hasil akhir atautujuan jangka panjang dari proses belajar mengajar dan pembelajaran adalah kemampuan siswa yang tinggi untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif di masa yang akan datang. Pembelajaran merupakan pekerjaan yang kompleks, oleh karena itu perencanaan maupun pelaksanaan nya memerlukan pertimbangan-pertimbnagn yang arif dan bijaksana. Untuk meraih tujuan yang hendak di capaiguru perlu mempertimbangkan karakteristik peserta didik yang unik, khas, danberagam. Di samping itu pembelajaran juga merupakan seni dan teknologi. Sebagai ilmu pembelajaran bertolak dari bangunan teori ilmiah yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Setiap keputusan tentang tindakan pembelajaran yang di lakukan oleh seorang guru seyogyanya rasional dan selaras dengan akal sehat, serta ada landasan teori yang mendasarinya. Aktivitas pembelajaran apat di lakukan oleh siapa saja yang berminat dan sampai kapan pun. Dan padahakikat nya setiap manusia sadar atau tudak sadar adalah seorang pembelajar dalam lingkup an caranya masing-masing. Cuma slama ini yang lazim di sebut pembelajaran adalah siswa, urid, peserta didik, mahasiswa, peserta kursus, atlet, dan sebagainya. Setidak nya ada 3 variable yang perlu di perhatikan dalam aktivitas pembelajaran yaitu 1. variabel kondisi pembelajaran yang meliputi karakteristik siswa, karakteristk siswabidang studi, kendala pembelajaran dan tujuan instruksional. variabel metode pembelajaran yang meliputi strategi penyampaian pembelajaran. variabel hasil pembelajaran yang meliputi efektivitas efisiensi dan daya tarik pembelajaran

2. 3.

Tujuan hasil aktivitas pembelajaran adalah agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Proses pembelajaran pada hakikat nya adalah proses kognitif berupa reaksi intelektual anak atau individu terhadap suatu kondisi belajaryang merangsangnya.

Dalam pembelajaran ada seperangkat peristiwa eksternal yang di ciptakan dan di rancang untuk mendorong,mengiatkan, dan mendukung belajar siswa. Penyusunan teori beljar dan konsep mengajar dapat di lakukan melalui enam pendekatan berikut: 1. menghubungkan dan mengintegrasikan hasil-hasil suatu stud dengan hasil studi lainnya yang menggunakn cara dan prosedur yang sama. mensitensikan penemuan yang saling berhubungan dengan cara dan prosedur yang sama. menghubungkn hasil-hasil penemuan dengan teori-teori yang lebih komperhensif minimal mencakup persepsi, kemampuan, dan motivasi. mewujudkan kesepakatan untuk membangun satu teori yang di terima bersama sebagai kerangka dasar untuk mengembangkan teori belajar yang komperehensip. berdasarkan keempat penekatan di atas munculah aliran-alran dan teori belajardan pembelajaran yang berbeda sehingga terjadi kompetisi satu sama yg lainnya, menuju teori belajar yang paling relevan tepat dan komperhensip. proses belajar dan pembelajaran seyogyanya terintegrasi dengan teori ilmu perilaku manusia seperti psikolog, sosiologi, antropologi, dan politik; serta melibatkan berbagai ilmu yang relevan dan mendasar seperti sejarah fisafat agam dan sebaganya.

2.

3.

4.

5.

6.

D. TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Teoti pendidikan, belajar, dan pembelajaran yang di gagas oleh berbagai pemikiran telah banyak muncul dalam sejarah umatmanusia. Nadanya sangat beragam dan variatif. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan , punya kekuatan juga kelemahan. Institusi pendidikan, para penggiat belajar, dan berbagai komponen pendidikan harus benarbenar cermat, cerdas, pembelajaran yang ada dan tersedia. Jika salah pilih sangat mungkin banyak pihak yang terkorbankan entah itu negara, intusi pendidikan, para penggiat pembelajaran, dan khususnya para pembelajar.

BAB 2 TEORI BELAJAR BEHAVIORISME Secara seerhana, teori belajar adalah suatu prinsip umum ataukumpulan prinsip yang saling berhubungan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Para pemikir dan pakar yang punya keahlian di berbagai bidang keilmuan puya sumbangsih yang penting dalam merumuskan teori-teori belajar. Teori-teori belajar telah banyak muncul dalam sejarah peraaban; di mulai dari yang paling awal yakni teori belajar behaviorisme hingga teori balajar humanisme. Seiring dengan berjalan nya waktu mengikuti hukum dinamisme kehidupan teori-teori belajar tampak nya aka terus bermunculan dan bertambah. Dengan adanya teori-tepri yang muncul lebih dulu maka para pemikir, praktisi pendidikan, dan praktisipembelaharan terlentang ubtuk mengapresiasi, mempraktikan, dan menyampurnakan. Teori yang telah ada lalu di apresiasi, di praktikan, di kritk, dan di sempurnakan. Kemudian munculah teori baru yang di anggap lebih baik, lebih pas, dan lebih sempurna. A. JHON BWATSON Beri aku selusn bayi yng sehat dan tegap,aku akan membesarkan mereka dalam duiku sendiri yang telah kutentukan. Akan ku plihsatu diantara mereka secara acak dan melatihnya menjadi seorang spesialis; entah itu dokter, pengacara, artis, pembisnis,bahkan pengemis, an pencuri tanpamenghiraukan bakat, kegemaran, kecenerungan, kemampuan, panggilan hati, an ras keturunan mereka. -jhon b wtson 1.RIWAYAT HIDUP John b watson dilahirkan greenvile pada tanggal 19 januari 1878 dan wafat di new york city padatanggal 25 september1958.iya mempelajari ilmu filsafat di unversity of chicago dan memperoleh gelar Ph.Dpaa tahun 1903 dengan deisertasi berjudul animal education. Wtson di kenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan tentang psikologi. Pada 1908 watson menjadi profesor dalampsikologi eksperimental dan psikologi komparatif di john hopkins university di baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium psikolgi di universitas tersebut. John watson adalah penggagas utama aliran behaviorisme i amerik serikat. Hal ini bermula ketika iya meneliti cara seekor tikus yang berusaha keluar dari lorong yang berbelit-belit.iya mengamati dan mencatat semua data yang ari apa yang d lakukan oleh tikus percobaan nya. Untuk memecahkan segala permasalhan tentang gejala- gejala perilaku binatang alam kondisi tertentu. Gejla perilaku tikus tersebut kemudian i terapkan untuk menelaah gejala belajar paa manusia,sedangkan faktor faktor yang di anggap subyektif di abaikan. Karya watson yang paling terkenal aalah psychology as the behaviorist view it (1913). Dala karyanya ini waatson menetapakan dasr konsep utamadan aliran behaviorisme: psikolologi adalah

cabang eksperimental dari natural science. Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak punya punya tempat di dalam nya.sejauh ini psikologi gagal dalam usahanyamembuktikan jati diri sebagai natural science. Salah satu halangan nya adalah keputusan untuk menjadikan bidang kesadaran sebagai obyek psikologi. Oleh karenanya kesadaran atau pikiran harus di hapus dari ruang lingkup psikologi obyek studi psikologi yang sebnernya adalah perilaku nyata. Menurut watson, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif. Oleh karena itu iya tidak mengakui adanya kesadaran yang di teliti harus melalui introspksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi terus dibatasi dengan ketat pada penyelidikan tentang tingkah laku yang nyata saja. Meskipun banyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson dalam bidang psikologi sangat penting karena berkat dialah lalu berkembang metode objektif dalam psikologil. 2. MEMAHAMI PERILAKU MANUSIA Aliran behaviorisme yang digagas Watson punya pengaruh besar pada bidang pendidikan dan pembelajaran. Watson menekankan pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkah laku. Ia percaya bahwa seorang manusia bisa dikondisikan dengan cara-cara tertentu agar mempunyai sifat-sifat tertentu pula. Menurut teori belajar bahaviorisme, tingkah laku manusia di kendalikan oleh ganjaran (hadiah) atau reward dan penguatan atau reinforment dari lingkungan. Dengan demikian, dalam tingkah laki belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi pada pembelajar denganstimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku sis merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku para murid. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behaviorisme adalah soal penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement), maka respons akan semakin kuat. Begitu pula jika respons dikurangi/dihilangkan (negatife reinforcement), maka respons juga semakin melemah atau berkurang. 3. STIMULUS DAN RESPONS Teori belajar behaviorisme menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, dikukur dan dinilai secara konkret sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons, namun stimulus dan respons yang dimaksud harus padat diamati (observable) dan dapat diukur. Meskipun Watson mengakui adanya perubahanperubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur. Menurut Watson, psikologi mempelajari stimulus dan respons. Yang dimaksud dengan stimulus adalah semua obyek di lingkungan, termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh.

Respons adalah apapun yang dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar. Respons ada yang jelas (overt) dan samar (covert), dapat dipelajari (learned) dan tidak dapat dipelajari (unlearned). 4. FENOMENA ALBERT KECIL Belajar melalui proses pengkondision klasikal pada manusia di demonstrasikan Watson lewat penelitian klasik terhadap si kecil Albert yang dinyatakan stabil secara emosional. Respons Albert terhadap sejumlah obyek dinilai, misalnya dengan seekor tikus putih. Dalam teori pengkondisian klasik, tikus adalah stimulus netral karena tidak menimbulkan respons takut. Dua bulan kemudian, Alberti kecil kembali dihadapkan pada tikus putih. Kali ini, ketika Albert menyentuh tikus kecil, pada peneliti memukulkan batang besi sepanjang empat kaki tepat di belakang telinga Albert yang menimbulkan suara sangat keras dan menakutkan bagi Albert. Suara pukulan batang besi itu adalah stimulun yang tidak dikondisikan, karena sejak awal sudah menimbulkan respons ketakutan. Minggu berikutnya, prosedur itu diulang lima kali dan dua lagi 17 hari berikutnya. Para peneliti mencatat respons Albert terhadap tikus dan suara keras, terhadap tikusnya saja, dan terhadap sesuatu yang berbulu putih dan lembut. Pada percobaan pertama ketika batang besi dipukulkan, Albert tampak ketakutan. Dia tersentak dan menelungkupkan wajahnya di atas kasur. Pada percobaan kedua, Albert memandang curiga pada si tikus, dan pada sesi berikutnya, Albert menghindari tikus itu ketika dikeluarkan. Ketika seekkor kelinci diletakkan di sampingnya, albert menangis. Tujuh minggi kemudia, respons Albert adalah menangis jika didekatkan pada berbagai macam obyek yang berbulu putihm antara lain mantep buku dan jenggot sinter klas. Respons terhadap obyek-obyek yang mengingatkan Albert pada stimulus yang dikondisikan disebut generalisasi. 5. TENTANG MIND-BODY DAN METODE EMPIRIS Dalam kerangka mind-body (pikiran-badan), pendangan Watson sederhana saha. Baginya, pikiran (mind) mungkin saja adam tetapi bukan sesuatu yang dipekajari ataupun akan dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. Jadi, bukan berarti bahwa Watson menolak mind secara total. Ia hanya mengakui badan (body) sebagai obyek studi ilmiah. Penolakan dari kesadaran (consciousness), jiwa (soul) atau pikiran (mind) adalah ciri utama behaviorisme dan kelak dipegang kuat oleh pada tokoh aliran ini, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. [Pada titik ini sejaran psikologi mencatat pertama kalinya sejak zaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terjadap konsep soul dan mind. Tidak heran bila pandangan ini pada mulanya mendapat banyak reaksi keras, namun dengan berjalannya waktu, behaviorisme justru menjadi populer].

B. IVAN PETROVICH PAVLOV

1. RIWAYAT HIDUP Ivan Petrovich Pavlov dilahirkan di suatu desa kecil di Rusia Tengah bernama Rjasan pada tanggal 18 September 1849 dan wafat di Leningrad pada tanggal 27 Pebruari 1936. Ia sebenarnya bukan sarjana psikologi dan tidak mau disebut alhi psikologi, karena ia adalah seorang sarjana ilmu faal (psikolog) yang fanatik, sekaligus seorang doker. Keluarga berharap Pavlov menjadi pendeta, sehingga ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Maklumlah, ayah Pavlov, Peter Dmitrievich Pavlov, adalah seorang pendeta. Pavlov tertarik pada suatu riset tentang sistem pencernaan dan peredaran darah. Karyanya pun terkenal, dan Pavlov diangkat sebagai profesor fisiologi di Akademi Kekaisaran Rusia. Pada usia 50 tahun, Pavlov tertarik pada priskologi dan mulai melakukan beberapa penelitian tentang perilaki hewan untuk mengidentifikasi perilaku manusia. Karya yang membuat Pavlov memiliki reputasi bermula dari studi tentang perncernaan hewan. Ia menyelidiki reputasi bermula dari studi tentang perncernaan hewan. Ia menyelidiki reputasi bermula dari studi tentang perncernaan hewan. Ia menyelidiki proses pencernaan pada anjing, khususnya hubungan timbal balik antara air ludah dan kerja perut. Pavlov sadar kedua hal itu berkaitan erat dengan refleks dalam sistem sarat otonom. Tanpa air liur, perit tidak membawa pesan untuk memulai pencernaan. Pavlov ingin melihat bahwa rangsangan luar dapat mempengaruhi proses ini, maka ia membunyikan metronom (bel) dan di saat yang sama ia mengadakan percobaan makanan anjink. Setelah beberapa saatm anjiing itu mulai mengeluarkan air liur saat metronom itu bersuara. Dengan adanya stimulus atau rangsangan berupa makananm seekor anjing ternyata mengeluarkan air liur. Padahal, makanan itu belum diberikan pada anjing, melainkan baru ditunjukan saja. 2. ANTARA MANUSIA DAN BINATANG Pavlov banyak menyumbangkan gagasan dan pemikirannya dalam psikolgi. Pendapat nya mengenai refleks kondisi adalah akibat dari hasil pekerjaan nya yang secara keseluruhan berbeda beda di setiap tempat. Teori pavlov terkenal denga sebutan clasical conditioning yang juga di sebut response conditioning atau pavloving conditioning. Teori ini merupakan teori belajar kategori stimulus respons. Eksperimen-eksperimen yang di lakukan pavlov dan ahli lain tampak nya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang di lihat dari perilakunya. Hal ini sesuai dengan pendapat bakker, seorang pemikir lainnya bahwa yang paling sentral dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah lakunya. Pikiran seseorang mengenai tugas nya atau rencana baru mendapatkan arti yang benar jika iya melakukan atau berbuat sesuatu.

C. EDWARD LEE THRONDIKE

1. RIWAYAT HIDUP Edward Lee thorndike lahir pada tanggal 31 Agustus 1874 di Williamsburg, Massachusetts. Ia adalah seorang psikolog Ametika yang menghabiskan hampir seluruh kariernya di Teachers College, Columbia University. Thorndike merupakan anak seorang pendeta Metodis di Lowell, Massachusetts. Thorndike lulus dari The Roxbury Sekolah Latin (1891), di West Rosbury, Massachusetts; Wesleyan University (Ph.D.1981). universitas Wesleyen dan Universitas Harvard merupakan dia perguruan tinggi yang banyak mewarnai ide-ide psikologi Thirndike. Thorndhike telah menulis beberapa buku antara lain Educational Psychology (1930), Mental and Social Measurements (1904), Animal Intelligence (1911), A Teachers Word Book (1921), Your City (1939), dam Human Nature and The Social Order (1940). 2. GAGASAN UMUM THORNDIKE a. KONEKSIONISME Menurut Thorndike, kaitan antara indra pengesan dan impuls-impuls untuk beraksi disebut bond (pertalian, ikatan) atau connection (hubungan, sambungan). Ini merupakan upaya untuk mengaitkan kejadia-kejadian inderawi terjadap perilaku. Perhatian Thorndike tak sekedar pada kondisi stimulus dan kecenderungannya untuk beraksi, melainkan juga pada persoalan atau hal-hal yang membuat stimulus dan respons bersatu. Dia percaya bahwa keduanya tersambung oleh ikatan saraf. Teori tersebut disebut koneksionisme atau keterhubungan. Yaitu keterhubungan secara saraf antara stimulus (S) dan respons (R). b. BELAJAR COBA DAN SALAH Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asoasiasi-asosiasi antara peristiwa-oeristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respons (R). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme agar beraksi atau berbuat, sedangkan respons adalah tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. 3. PEMIKIRAN TAHAP PERTAMA a. HUKUM KESIAPAN Dalam hukum kesiapan (law of readness) ini, semakin siap suatu organisme memeroleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat. Prinsip pertama teori koneksionisme (telah diuraikan secara sepintas di depan) adalah belajar suatu kegiatan membentuk asosiasi (connection) antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak. Misalnya, jika anak merasa senang atau tertarik pada olahraga sepakbola, maka ia akan cenderung mengerjakan aktivitas sepakbola. Jika hal ini dilaksanakan, ia merasa puas dan aktivitas sepakbola yang dilakukan bisa membuka peluang untuk meraih prestasi memuaskan. b. HUKUM LATIHAN

Dalam hukum latihan (law of exercise), semakin sering tingkah laku diulang, dilatih, dan dipraktikan, maka asosiasi tersebut akan semakin kuat. Prinsip latihan adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tingakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bisa koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan. Prinsip hukum latihan menunjukkan bahwa prinsip utama dalam belajar adalah pengulangan. Makin sering diulangi, materi pelajaran akan semakin dikuasai. c. HUKUM AKIBAT Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respons cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan, dan sebaliknya cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang mengakibatkan hal yang tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi. d. HUKUM SIKAP Hukum Sikap (attitude) atau watak (disposition) menjelaskan bahwa perilaku belajar seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dengan respons saja, tetapi juga ditentukan keadaan yang ada dalam diri individu, baik menyangkut aspek kognitif, emosi, sosial, maupun psikomotornya. Respons terhadap situasi eksternal tergantung pada kondisi individu serta hakikat dari situasi tersebut. Ditarik dalam hukum pembelajaran, maka tingkat perubahan yang dialamai seseorang dalam proses pembelajaran sangat tergantung pada kondisi seseorang itu sendiri. 4. PEMIKIRAN TAHAP KEDUA Seiring berjalannya waktu, seorang pemikir kadang mengalami evolusi ide. Begitu juga yang dialami Thorndike. Ia mencoba mengubah, meralat, dan merevisi beberapa hukum belajar yang pernah digagasnya. Inilah pemikiran tahap kedua Thorndike yang terjadi setelah tahun 1930. Hukum belajar yang direvisi Thorndike antara lain hukum latihan dah hukum akibat. Jika semua hukum latihan mengatakan bahwa proses pengulangan akan memperkuat asosiasi, memperkuat hubungan stimulus dan respons, dan memperlancar proses belajar; maka, dalam praktiknya ternyata tidaklah demikian. Pengulangan saja ternyata tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus respons, sebaliknya tanpa pengulangan pun hubungan stimulus dan respons belum tentu diperlemah. D. CLARK LEONARD 1. RIWAYAT HIDUP Clark Leonard Hull dilahirkan di Akron, New York, pada 24 Mei 1884. Ia dibesarkan di Michigan, dan mendiami satu kelas selama bertahun-tahun karena faktor hambatan fisik. Hull mempunyai masalah kesehatan di mata. Orangtuanya miskin, dan Hull pernah menderita polio. Pada usia 24 tahun Hull diserang penyakit tipus, kemudian juga diserang kelumpuhan sehingga menyebabkan dirinya gagal mencapai cita-cita menjadi insinyur pertambangan. Kahirnya, Hull memutuskan untuk mempelajari psikologi yang dianggap pekerjaan yang cocok untuknya. Pendidikan yang ditempuh Hull beberapa kali terputus karena sakit dan masalah keuangan. Tetapi,

setelah lulus, dia memenuhi syarat sebagai guru dan menghabiskan banyak waktunya untuk mengajar di sekolah negeri yang kecil di Sickle, Michigan. Setelah memeroleh bachelor dan gelar master di University Michigan, Hull beralih ke psikologi dan menerima gelar Ph.D dalam bidang psikologi pada tahun 1918 dari University of Winconsin dan mengajar di sana selama 10 tahun. Hull kemudian mendapat gelar profesor dari Yale dan menetap di University ini hingga masa pensiunnya. Penelitian doktornya pada aspek kuantitatif dari evolution of concepts telah diterbitkan dalam psychological monographs. Selama waktu itu, Hull mempelajari efek dari merokok tembakau pada kinerja, yang kemudian dibahasnya pada beberapa literatur yang disertai dengan [engujian, kemudian melakukan penelitian tentang saram dan hipnose. 2. KONSEP DAN TEORI Clark Leonard Hull mendasarkan teori belajarnya pada tingkah laku yang diselidiki kaitannya dengan hubungan penguatan antara stimulus (S) dan respons (R) atau disingkat S-R. Metode yang digunakan merupakan metode matematika, deduktif dan dapat dites atau diuji. Teori dan Hull sebenarnya tidak jauh beda dengan teori yang belajar pada behavioris lainnya. 3. ENAM BELAS POSTULAT HULL Berkaitan dengan teoru belajarnya, Hull mengajukan enam belas postulat dalam cakupan enam hal. E. EDWIN RAY Guthrie 1. RIWAYAT HIDUP Edwin Ray Guthrie (1886-1959), adalah seorang filosof, matematikawan, dan psikolog behavior. Satu kata yang dapat menggambarkan Guthrie adalah kesederhaan. Guthrie mudah dipahami oleh siswa yang masih remaja (setingkat SLTA) dan mahasiswa tingkat pertama. Selain di universitas, Guthrie juga mengajar para siswa setingkat SLTA. Guthrie punya beberapa karya. Yang paling terkenal adalah Psychology of Learning (1935). Teknis penulisannya gampang dicerna dan mudah dipahami, serta diselingi joke-joke segar. Guthrie sering menguraikan ide-idenya dengan enekdot-anekdot sederhana, tidak menggunakan istilahistilah teknis atau penghitungan matematis. 2. Hukum Kontiguitas Prinsip utama teori pembelajaran Guthrie adalah soal hukum kontiguitas yang berbunyi: Suatu kombinasi dari rangsangan yang menyertai sebuah gerakan pada saat terjadinya cenderung diikutin oleh gerakan tersebut. Hal ini bisa terjadi tanpa keberadaan gelombang penegasan atau penguatan atau efek yang menyenangkan.

3. ONE-TRIAL LEARNING

Dalam kaitannya dengan belajar dan pembelajaran, Guthrie melontarkan konsep one-trial learning (pembelajaran satu percobaan). Di sini, Guthrie tidak setuju dengan hukum frekuensi sebagai prinsipbelajar. Tesis Guthrie dalam konsep one-trial learning adalah: Suatu pola stimulus menambah penuh kekuatan kaitannya pada kesempatan pertama stimulus itu berpasangan dengan respons. Inilah yang disebut Percobaan pada pembelajaran satu. Jika stimulus dan respons menjadi klop dan nyambung, maka pertemuan pertama punya kesan yang sangat kuat dan susah dihilangkan. Jadi, belajar adalah kedekatan hubungan antara stimulus dan respons telah terjadi hubungan yang kuat, maka proses pembelajaran telah terjadi. Dengan demikian, frekuensi atau pengulangan dalam proses pembelajaran ditolah oleh Guthrie. 4. PRINSIP KEBARUAN Selanjutnya, menurut Guthrie dalam proses belajar dan pembelajaran, hukum kontiguitas dan one-trial learning memberi ruang yang penting pada prinsip kebaruan. Prinspit kebaruan in iberbunyi: Sesuatu yang terakhir dilakukan disebabkan keberadaan stimulus akan cenderung dilakukan lagi ketika kombinasi stimulus berikutnya dayan lagi. Jadi, apapun yang dilakukan terakhir kali oleh seseorang dalam kondisi tertentu punya kecenderungan besar untuk dilakukan kembali ketika kondisi yang samam muncul lagi. 5. GERAKAN, TINDAKAN, DAN KETERAMPILAN. Kaitannya dengan proses belajar dan pembelajaran, Guthrie membedakan dua hal yang sepintas hampir sama, yaitu gerakan dan tindakan. Tindakan juga berkaitan dengan hal yang dicapai seseorang serta perubahan yang dibuat dalam lingkungan, misalnya memukul anjing, menyetel radio, dsb. 6. REINFORCEMENT DAN PRINSIP KEBARUAN Dalam persoalan mempersepsi hakikat reinforcement dalam belajar dan pembelajaran, Guthrie tampaknya berbeda pendapat dengan Thorndike. Dalam hukum akibatm Thorndike mengatakan bahwa Ketika suatu respons mengarah pada kondisi yang memuaskanm maka kemungkinan untuk muncil kembali akan meningkat. 7. PUNISHMENT Menurut Guthrie, berbeda dengan reinforcement yang tidak (terlalu) punya peran dalam proses belajar, maka hukuman (punishment) punya pengaruh cukup besar untuk mengubah perilaku makhluk hidup atau lebih spesifik lalgi seseorang. Hukuman jika diberikan secara tepat dalam perlaku innappripiate (tidak pantas, tidak tepat, tidak sesuai), dapat menyebabkan subyek melakukan hal yang berbeda. 8. MENOLAK KONSEP TRANSFER LATIHAN Dalam kaitannya proses belajar dan pembelajaran, Guthrie menolak konsep transter latihan. Tak ada jaminan bahwa seorang siswa yang belajar suatu perkalian angka di papan tulis dan berhasil mengerjakannya, lalu bisa dipastikan bisa mengerjakan soal yang sama ketika ia kembali ke tempat duduknya. Mengapa demikian ? karena ada perbedaan stimulus saat ia mengerjakan soal di papan tulis dengan saat ia ada di tempat duduknya. Untuk itu, agar siswa mampu mengerjakan soal atau

mengikuti proses belajar dan pembelajaran dengan baik dan sukses, ia setogtanya dibiarkan memilih tempat yang menurutnya cocok dan dikehendaki atau di lokasi yang kita harapkan siswa itu bisa mengikuti proses belajar dan pembelajaran dengan baik. F. BURRHUS FREDERICK SKINNER 1. RIWAYAT HIDUP Burrhus Frederick Skinner (populer disingkat B.F. Skinner) lahir pada 20 Maret 1904 di Susquehanna, sebuah kota kecil di kereta api pegunungan Pennsylvania tepat di bawah Binghamton, New York. Dengan satu adik, Skinner dibesarkan di lingkungan rumah. Adik Skinner meninggal pada usia 16 tahun. Masa kanak-kanak Skinner dijalani dengan kehidupan yang penuh kehangatan, namun cukup ketat dalam disiplin. Skinner merupakan pribadi yang ramah, supel, dan stabil. Ayah Skinner seorang pengacara muda yang sedang menanjak, sedang sang ibu merupakan ibu rumah tangga yang kuat, cerdas, dan pekerja keras. Skinner menerima gelar Sarjana Muda dalam sastra Inggris pada tahun 1926 dari Hamilton College, New York dan menghabiskan beberapa waktu sebagai penulis dan berjuang untuk hidup. Skinner sempat bekerja pada industri batu bara sebagai seorang pencatat dokumen-dokumen hukum. Dari tempat kerja itu jugalah Skinner melahirkan buku pertamanya yang juga berkaitan dengan dokumen-dokumen hukum yang digelutinya. Dari tahun 1931 hingga 1936, Skinner bekerja di Universitas Harvard sebagai peneliti. Skinner terus memberontak dak tidak sabar dengan apa yang dianggap sebagai ide cerdas. Ide-ide brilian Skinner memang sering muncul tak terduga. Meskipun kurang berhasil menggambarkan perilaku manusia lewat sastra, namun Skinner berhasuk menjadi seorang penulis ilmiah yang produktif di bidang psikologi. 2. OPERANT CONDITIONING DAN RENFORCEMENT B.F. Skinner dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model intstruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses pengkondisian operan (operant conditioning). Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise). Manajemen kelas, menurut Skinner, adalah usaha untuk memodifikasi perilaku (bahavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak tepat. Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara bebas dan spontan, berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Ivan Pavlov yang muncul karena adalany stimulus tertentu. Dalam soal perilaku operan dan penguatan, Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: dalam laboratorium, Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut Skinner Box yang sudah dilengkapi dnegan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat pemeberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.

3. HUKUM BELAJAR Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan juga burung merpati, menghasilkan beberapa hukum belajar, di antaranya: Law of operan conditioning, yaitu jiga timbulnya perilaku operan diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat. Law of operant extinction, yaitu jiga timbulnya perilaku operan yang telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringani stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurut, bahkan musnah.

4. APLIKASI TEORI OPERANT DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN Skinner mengakui bahwa aplikasi dari teori operant adalah terbatas, tetapi ia merasa bahwa ada implikasi praktis bagi pendidikan. Ia mengemukakan bahwa kontrol yang posotof (menyenangkan) mengandung sikap yang menguntungkan terhadap pendidikan. 5. TEORI SKINNER DAN PRINSIP PENGAJARAN Beberapa prinsip pengajaran yang terinspirasi pemikiran Skinner : Perlu adanya tujuan yang jelas dalam pengertian tingkah laku apa yang diharapkan dicapai oleh siswa. Memberi tekanan kepada kemajuan individu sesuai dengan kemampuannya. Pentingnya penilaian yang terus-menerus untuk menetapkan tingkat kemajuan yang dicapai siswa. Prosedur pengajaran dilakukan melalui modifikasi atas dasar hasil evaluasi dan kemajuan yang dicapainya. Hendaknya digunakan penguatan yang positif secara sistematis bervariasi, dan sesegera mungkin pada saat respons siswa telah terjadi. Prinsip belajar tuntas sebaiknya digunakan agar penguasaan belajar para siswa diperoleh sesuai dengan tingkah laku yang diharapkan. Program remidial bagi siswa yang memerlukan harus diberikan agar mencapai prinip belajar tuntas. Peranan guru lebih diarahkan kepada perannya sebagai arsitek dan pembentukan tingkah laku siswa.

6. APLIKASI TEORI SKINNER TERHADAP PEMBELAJARAN Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis. Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnosa. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Dalam materi pelajaran sebaiknya digunakan sistem modul. Dalam pembelajaran dipentingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operant. Dalam proses pembelajaran dipentingkan kebutuhab yang akan menimbulkan tingkah laku operant.

Dalam proses belajar dan pembelajaran digunakan mesin pembe;ajaran atau fasilitas pembelajaran yang bisa mendukung proses belajar-mengajar. 7. TEORI SKINNER: SEDERHANA TAPI KOMPREHENSIF Konsep-konsep belajar yang dilansir Skinner tampkanya lebih unggul dibandingkan konsep para pemikir behavioris lainnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sederhana yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh sebelumnya. Menurutnya, respons yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi, dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respons yang dihasilan. Respons yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku. 8. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI SKINNER Kelebihan

Pada teori belajar model Skinner, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman yang didung pembentukan lingkungan yang baik sehingga kecil kemungkinan peserta didik melakukan kesalahan. Di sini, proses terjadinya kesalahan pada pembelajar ditekan sedemikian rupa dan diminimalkan. Kekurangan Proses belajar hanya menekankan penguasaan bahan yang sifatnya faktual, tetapi kurang mengembangkan tujuan kognitif yang kompleks. Guru lebih dominan peranannya dalam pembentukan tingkah laku siswa sehingga siswa cenderung pasif. Karena obyek penelitian diangkat dari binatang, maka tidak semuanya dapat diberlakukan kepada manusia.

9. HUKUMAN DAN REINFORCEMENT POSITIF Beberapa kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah soal penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner, hukuman yang baik akan terjadi jika pembelajar merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Dalam konteks ini, pembelajar perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibar dari kesalahnnya itu. 10. CONDITIONING TYPE S DAN R Menurut Skinner, belajar adalah perubahan dalam perilaku yang dapat diamati dalam kondisi yang dikontrol secara baik. Skinner berusaha meneliri stimulus dan hubungannya dengan respons. Hubungan dari stimulus yang diberikan dapat digambarkan jika stimulus domanipulasikan dan diobservasi sehingga menjadi perubahan perilaku pada organisme. Dalam proses belajar, Skinner mengemukakan dua tipe belajar yaitu: classical conditioning ala Pavlov (tipe S) untuk menekankan pentingnya stimulus untuk memunculkan respons yang dikehendaki. Tipe ini dikenal

adanya pilihan stimulus yang mengutamanan apa yang dilakukan agar timbul perubahan tingkah laku pada peserta didik. Tipe belajar kedua disebut operant conditioning ditentukan oleh besarnya respons yang terkondisikan. Conditioning tupe R dari Skinner ini sangat mirip dengan conditioning instrumental dari Thorndike. 11. KONTROBUSI SKINNER BAGI PSIKOLOGI DAN PEMBELAJARAN Skinner adalah seorang psikolog yang pandangannya paling berpengaruh dan banyak dirujuk oleh para psikolog lainnya. Mengembangkan sejumlah prinsip-prinsip psikologi uang cukup terbukti aplikatif terhadap masalah-masalah perilaku yang nyata karena didukung oleh hasil-hasil eksperimen yang jelas. Memberikan ide kreatif dan baru dalam metode belajar dan pembelajaran.

G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI BEHAVIORISME Kaum bahavioris menjelaskan bahwa belajar merupakan proses rubahan tingkah laku dimana penguatan dan penghargaan, serta hukuman menjadi stimulus untuk merangsang siswa dalam berperilaku. Oendidik yang menggunakan teori behaviorisme biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hierarki, dari yang sederhana sampai yang kompleks. 1. KEKURANGAN DAN KELEMAHAN Aliran behaviorisme ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behaviorisme dengan model hubungan stimulus-responsnya mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang cenderung pasif. 2. KELEBIHAN DAN KEKUATAN Disamping punya beberapa kekurangan dan kelemahan, teori behaviorisme juga punya kelebihan dan kekuatan. Misalnya, teori behaviorisme punya sumbangsih nyata untuk membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab. Kedisiplinan dan tanggung jawab merupakan elemen penting dalam proses belajar dan pembelajaran. Kedisiplinan dan tanggung jawab juga merupakan karakter manusia yang utama. Dan, hal ini bisa dibentuk antara lain, lewat teori belajar behaviorisme. Karena teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati, maka kontrol dan rekayasa terhadap proses belajar dan pembelajaran atau lebih luas lagi rekayasa terhadap sistem pendidikan bisa dilakukan secara terarah, jelas, dan pasti.

BAB 3 TEORI BELAJAR KOGNITIVISME Teori belajar kognitivisme tampak nya muncul dan berkembang sebagai protes terhadap teori behaviorisme yang telah berkembang sebelum nya. Teori belajar kognitivisme memiliki perspektif bahwa para para peserta didik memproses informasi dan pelajaran melalui upaya mengorganisir, menyimpan dan menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru denga pengetahuan yang telah ada. Model ini menekan kan pada bagaimana informasi di proses dan di olah. Berakar pada aliran psikologi kognitivisme maka teori belajar kognitivisme memusatkan perhatian pada cara manusia merasakan mengolah menyimpan dan merespons informasi. Secara umum proses-proses kognitif meliputi lima hal yang penting, yaitu: persepsi, perhatian, ingatan, bahasa, dan berpikir. A. TEORI GESTALT 1. ASAL MULA PARA PENGAGAS GESTALT Teori kognitif mulai berkembang dengan lahirnya teori belajar gestalt. Psikologi gestalt lahir di jerman pada tahun 1912. Para pemikir gestalt merupakan kelompok psikolgi yang berasal dari jerman. Peletak dasar teori gestalt adalah max wertheimer (1880-1943) yang meneliti tentang penganmatan dan problem solving. Sumbangnya di ikuti oleh hukum-hukum pengamatan . pemikir gestalt lainnya adalah wolfgang, koehler dan kurt koffka, wertheimer melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide gestalt. Jadi eksperimen gestalt pertama itu mempelajari persepsi gerakan, yakni fenomena phi. Dua cahaya di nyalakan dengan berurutan( asalkan dan lokasi nya tepat). Subyek melihat cahaya tunggal bergerak dari posisi cahaya pertama ke cahaya ke dua. Fenomena kesan pergerakan ini telah banyak di ketahui, tapi ahli psikologi gestalt menangkap pola stimulus dalam menghasilkanlu efek. 2. EKSPERIMEN TERHADAP SIMPANSE Para pemikir gestalt merasa ada yang kurang dengan gagasan gagasan para pemikir sebelumnya yang mengatakan bahwa aktivitas pembelajaran yang di lakukan manusia hanya merupakan stimus dab respon, serta bersifat mekanistik. Penelitian penelitian yang dilakukan para pengagas gestalt lebih tertuju pada persoalan persepsi. Wolfgang kohler menjelaskan teori gestalt melalui eksperimen yang memakai obyek seekor simpanse. Dalam eksperimen ini, kohler ingin mengetahui bagaimana atau insight bisa membantumemecahkan problem dan ingin membuktikan bahwa perilaku simpanse dalam mengatasi masalah yang di hadapi tidak sekedar sebagai fenomena stimulusdan respons atau trial and error saja, tetapi juga karena ada pemahaman terhadap problem dan bagaimana mengatai nya.

3. INSIGHT Munculnya insight tergantung pada beberapa hal sebagai berikut: 1. Kesanggupan yaitu kesanggupan atau kemampuan intelegensi individu. 2. Pengalaman; belajar berrati mendapatkan pengalaman dan pengalaman mempermudah muncul nya insight. 3. Taraf kompleksitas dari suatu situasi; dimana semakin komplek situasinya semakin sulit masalah yang di hadapi. 4. Latihan; banyaknya latihan bisa mempertinggi kesanggupan memperoleh insight. 5. Trial and erro; kadang seseorang tidak mampu memecahkan masalah. baru setelah mengadakan percobaan dia lantas menemukan hubungan berbagai unsur dalam problem itu, sehingga akhir nya menemukan insight.

4. TEORI MEDAN (FIELD THEORY) Medan di artikan sebagai sistem yang saling terkait secara dinamis, bagian yang satu saling mempengaruhi bagian yang lain. Salah satu tokoh psikolgi gestalt yang mengembangkan teori motivasi berdasarkan teori medan adalah kurt lewin (1890-1947). Lewin mengatakan bahwa perilaku manusia di tentukan oleh jumlah total dari fakta psikologis pada waktu tertentu. Ruang kehidupan seseorang adalah jumlah total dari semua fakta psikologis. 5. PRAGNANZ Hukum pragnanz menyatalkan bahwa organisasi psikologis selalu cenderung untuk bergerak ke arah penuh arti. Jika seseorang mengamati suatu obyek, maka iya cenderung memberi arti terhadap obyek yang di amatinya. Dengan memberikan kesan sedemikian rupa terhadap obyek tersebut. Kesan yang memberikan arti terhadap obyek mungkin didasarka pada warna bentuk ukuran dan sebagainya. 6. NATURE VERSUS NURTURE Otak individu berperan aktif dalam mengubah informasi sensori yang masuk menjadi sesuatu yang berarti dan terorganisasi. Ini bukanlah fungsi yang di pelajari atau asuhan, melainkan sudah merupakan hasil dari struktur otak itu sendiri atau bawaan. Otak memiliki sifat alami dalam menata dan memberi makna pada informasi sensoris. Behavioris cenderung melihat otak sebagai penerima pasif yang merespons informasi sensoris. Isi dari fikiran adalah sintesis dari pengalaman atas apa yang kita pelajari dari lingkungan.

B. ALBERT BANDURA 1. RIWAYAT HIDUP Albert Bandura lahir pada 4 Desember 1825, di kota Mundare bagian selatan alberta, Kanada. Ia menemppuh pendidikan sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah di tempat yang sederhana dengan fasilitas dengan sekolah menengah di tempat yang sederhana dengan fasilitas yang kurang, tetapi dengan hasil yang rata-rata sangat memuaskan. Setelah selesai SMA, dia bekerja di perusahaan penggalian jalan raya Alaska Highway di Yukon. Bandura mendapat gelar Sarjana Muda dari Universitas Columbia tahun 1949. Kemudia, meroleh gelar Master di bidang psikologi pada tahun 1951. Bandura lalu melanjutkan studinya pada bidang psikoologi klinis di Universitas Iowa, Amerika Serikat, dan meraih gelar Ph.D pada tahun 1952. Sewaktu kuliah di Iowa, Bandura cukup terpengaruh dengan Kenneth Spence, seorang teoritis pembelajaran Hulian yang terkenal. Namun, Bandura punya minat besar pada psikologi klinis. 2. TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL (SOCIAL LEARNING THEORY) Definisi Pembelajaran Sosial (social kognitif) adalah Proses (pem)belajar(an) atau perilaku yang dibentuk melalui konteks sosial. Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura, seorang psikologi berkebangsaan Amerika lulusan Universitas Stanford, Amerika Serikat. Pada mulanya Bandura adalah psikolog beraliran behaviorisme yang kemudian mengkritik dan melengkapaliran behaviorisme itu sendiri. Bandura lalu dikelompokkan sebagai salah satu pendukung aliran kognitivisme. Satu asumsi paling awal dan mendasar dari Teori Pembelajaran Sosial Bandura adalah manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari beragam kecakapan bersikap maupun berperilaku, dan bahwa titik pembelajaran terbaik dari semua ini adalah pengalaman-pengalaman tak terduga ( vicarious experiences). 3. PEMBELAJARAN OBSERVIONAL DAN PROSES MODELING Salah satu kontribusi utama Albert Bandura pada pengembangan Teori Pembelajaran Sosial adalah hasil penelitiannya tentang observational learning (belajar malalui pengamatan). Bandura yakin bahwa tindakan mengamati memberikan ruang bagi manusia untuk belajar tanpa berbuat apa pun. Manusia mengamati fenomena alam, tumbuhan, hewan, gempa bumi, gerakan matahari, dan seterusnya; tetapi, yang lebih penting bagi Teori Pembelajaran Sosial adalah manusia belajar dengan mengamati perilaku orang lain. 4. DETERMINASI RESIPROKAL Dalam Teori Pembelajaran Sosial, ada konseo yang disebut determinisme resiprokal. Yaitu, pendekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal balik yang terus-menerus antara determinan konnitif, behavioral, dan lingkugan. Orang menentukan tingkah laku dengan mengontrol lingkunganm tetapi orang itu juga dikontrol oleh kekuatan lingkungan itu. Atau secara lebih lengkap: orang-orang, lingkungan, dan perilaku orang itu sendiri berinteraksi untuk menghasilkan perilaku seseorang berikutnya. Dengan kata lain, tidak ada dari ketiga komponen tadi dapat

dimengerti dalam suatu isolasi dari yang lainnya sebagai suatu penentu perilaku manusia. Ketika ketiga faktor itu saling berinteraksi, maka dalam praktiknya sangat mungkin setiap komponen dapat menjadi lebih berpengaruh (dominan) daripada yang lain dalam waktu tertentu. 5. KOGNISI DAN REGULASI DIRI Teori belajar tradisional sering terhalang oleh ketidaksenangan atau ketikamampuan para pembelajar untuk menjelaskan proses kognitif. Konsep Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, dan mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri. Kemampuan dan kecerdasan utnuk berpikir simbolik menjadi sarana yang kuat untuk mengangani lingkugan, menciptakan dukungan kognitif, dan mengadakan konsekuensi bagitingkah lakunya sendiri. Kemampuan dan kecerdasan untuk berpikir simbolik menjadi sarana yang kuat untuk menangani lingkungan, misalnya dengan menyimpan pengalaman (dalam ingatan) dalam wujud verbal dan gambaran imajinasi untuk kepentingan tingkah laku pada masa yang akan datang. Kemampuan untuk menggambarkan secara imajinatif hasil yang diinginkan pada masa yang akan datang mengembangkan strategi tingkah laku yang membimbing ke arah tujuan jangka panjang. C. JEAN PIAGET 1. RIWAYAT HIDUP Jean Piaget adalah seorang filsuf, ilmuwan, psikolog, dan pendidik berkebangsaan Swiss yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori pemkembangan kognitif. Pada awalnya Piaget bukan seorang psikolog, melainkan ahli zoologi. Bagaimana ceritanya disa bisa berpaling pada dunia psikologi, padahal latar belakangnya adalah ilmuan kehewanan? Konon ketertarikan itu dimulai saat ia mencari penlejasan ilmu biologi. Saat itu Piaget mulai mengamati anak-anak, dan cara berpikir mereka. Piaget lalu berbicara dengan anak-anak, dan berusaha memaham imereka. Piaget berkesimpulan bajwa pikiran anak-anak tidak blank (kosong) tetapi mereka selalu berkhayal, menguji sesuatu yang baru dan bagaimana kinerjanya. Piaget terkenal karena teori pembelajaran berdasarkan tahap yang berbeda-beda dalam perkembangan intelegensi anak. Piaget lahir pada 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss. Dia adalah anak terua dari pasangan suami istri Arhur Piaget dan Rebecca Jackson. Arthur Piaget adalah seorang ahli sejaran dengan spesialisasi Abad Pertengahan di Universitas Neuchatel. Sementara Rebecca Jackson adalah seorang yang dinamis, intelegen, dan religius. Piaget adalah perintis besar dalam teori konstruktivis tentang pengetahuan. Karya Piaget banyak dikutip dalam pembehasan mengenai psikologi kognitif. Piaget juga disebut sebagai bapak psokologi kognitif. 2. MEMPELAJARI PERKEMBANGAN INTELEGENSI MANUSIA Jean Piaget adalah seorang ahli biologi dan psikologi yang mempunyai kontribusi besar dalam pemahaman perkembangan intelektual anak. Dalam rangka memahami proses dan tingkat perkembangan intelektual anak ini Piaget telah melakukan obserbasi bertahuntahun sejak tahun 1920-an. Melalui penelitian yang ekstensid akhirnya secara detil Piaget

dapat menggambarkan teori proses perkembangan intelektual yang terjadi pada anak mulai dari bati sampat remaja. Hasil penelitian Piaget banyak dipublikasikan pada tahun 1923-1932. Selama penelitian, Piaget semakin takin akan adanya perbedaan antara proses pemikiran anak dengan orang dewasa. Ia takin bahwa anak bukan merupakan suatu tiruan (replika) dari orang dewasa. Anak bukan hanya berpikir kurang efisien dari orang dewasa, melainkan berintelektual mengontrol setiap perkembangan aspek lain seperti emosi, sosial, dan oral. 3. TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF Teori Piaget tentang perkembangan intelektual merupakan dasar dalam ilmu biologi. Piaget melihat pertumbuhan kofnitif sebagai siati sekstensi dari pertumbuhan biologis dalm diolah melalui prinsip-prinsip dan hukum yang sama. Piaget juga memandang bahwa perkembangan intelektual mengontrol setiap perkembangan aspek lain seperti emosi, sosial, dan moral. Piaget percaya bahwa pemahaman anak-anak setidaknya melalui tiga tahap pertama yang berbeda dari orang dewasa, yaitu didasarkan pada keaktifan mereka menjelajahi lingkugan daripada soal pemahaman bahasa. Pada tahap-tahap ini, anak-anak secara alami belajar tanpa dimotivasi hukuman atau hadiah. Piaget melihat sifat dasar (keturunan atau karakteristik yang diturunkan oleh orangtua) dan pemeliharaan (lingkugan) sangat berhubungan dan sama-sama penting. Dia menemukan bahwa gagasan anak-anak tentang alam tidak diturunkan dari orangtua ataupun dipelajari, namun terbentuk dari struktir dan pengalaman mental mereka. 4. PERKEMBANGA INTELAKTUAL Jean Piaget mengembangkan teori pemkembangan kognitif yang cukup dominan selama beberapa dekade. Dalam teorunya, Piaget membahas pandangannya tentang bagaimana anak belajar. Menurutnya, dasar dari belajar adalah aktivitas anak saa betinteraksi dengan lingkugan sosial dan lingkungan fisiknya. Pertumbuhan anak merupakan suatu proses sosial. Anak tidak berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu terikat, tetapi sebagai bagian dari kolompok sosial. Akibatnya, lingkungan sosialnya berada di antara anak dengan lingkungan fisiknya. Interaksi anak dengan orang lain memainkan peranan penting dalam mengembangkan pandangannya terhadap alam. Melalui pertukaran ide-ide dengan orang lain, seorang anak yang tadinya memiliki pandangan subyektif terhadap sesuatu yang diamatinya akan berubah pendangannya menjadi obyektif. Aktivitas mental anak terorganisasi dalam suatu struktur kegiatan mental yang disebut skema atau pola tingkah laku. 5. TEORI PENGETAHUAN PIAGET Berdasarkan pengalamannya sejak masa kanak-kanak, piaget berkesimpulan bahwa setiap makhluk hiudp memang perlu beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat melestarikan kehidupannya. Manusia adalah makhluk hidup, maka manusia juga haris beradaptasi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal ini. Piaget beranggapan bahwa perkembangan pemikiram manusia mirip dengan perkembangan biologis, yaitu perlu beradaptasi dengan lingkungannya. Piaget sendiri menyatakan bahwa teori pengetahuannya adalah teori adaptasi pikiran ke dalam suatu realitas, seperti organisme yang beradaptasi dengan lingkungannya.

Menurut Piaget, mengerti adalah suatu proses adaptasi intelektual dimana pengalaman dan ide baru diinteraksikan dengan apa yang sudah diketahui untuk membentuk struktur pengertian yang baru. Setiap orang mempunyai struktur pengetahuan awal (skema) yang berperan sebagai suatu filter atau fasilitatos terhadap berbagai ide dan pengalaman yang baru, skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu dengan proses asimilasi dan akomodasi. Skema seseorang selalu dikembangkan, diperbagarui, bahkan diubah untuk dapat memahami tantangan pemikiran dari luar. Proses ini disebut adaptasi pikiran. 6. KRITIK TERHADAP TEORI PIAGET Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerika prinsip-prinsip imim Piaget bahwa pemikiran anak-anak pada dasarnya berbeda dengan pemikiran orang dewasa, dan jenis logika anak-anak berubah seiring dengan bertambahnya usia. Namun, ada juga peneliti yang mempermasalahkan detil-detil penemuan Piaget, terutama mengenai usia ketika anak mampu menyelesaikan tugas-tugas spesifik. Pada sebuah studi klasik, McGarrigle dan Donalson menyatakan bahwa anak sudah mampu memahami konservasi (conservation) dalam usia yang lebih muda daripada usia yang ditakini oleh Piaget. Studi lain yang mengktirik teori Piaget mengatakan bahwa anak-anak baru mencapai pemahaman tentang obyek permanen pada usia di atas 6 bulan. Ballilargeon dan De Vos, misalnya, mengamati 104 anak sampai mereka berusia 18 tahun, dan diuji dengan berbagai tugas operasional forman berdasarkan tugas-tugas yang dipakai Piaget, termasuk pengujian hipotesa. Mayoritas anak-anak iru memang belum mencapai tahap operasional formal. Hal ini sesuai dengan stidu-studi yang dilakukan McGarrigle dan Donaldson. McGarrigle dan Donaldson serta Baillargeon dan De Vos mengatakan bahwa Piaget terlalu meremehkan kemampuan anak0anak kecil dan terlalu menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih tua. D. DONALD A. NORMAN 1. RIWAYAT HIDUP Donald A. Norman lahir tahun 1935. Dia adalah profesor psikologi pada University of Californiam San Diego. Dia juga mendabat sebagai Direktur oada Institute fir Cognitive Science dan kepala disiplin program doctoral di Cognitive Science. Norman menerima gelar kesarnannya dari Massachusetts Institute of Technology dalam bidang Electrical Enginnering pada tahun 1957. Dia menerima gelar Masternya daru Universitas of Pennsylvania dalam bidang Electrical Enginnering pada tahun 1959 dan gelar doktornya diperoleh dari institusi yang sama dalam bidang psikologi matematika di tahun 1952. Norman menjadi dosen dan peneliti dari Harvard University dari tahun 1963 hingga dia bergabung pada sebuah fakultas di University of California, San Diego, di mana dia berada sejak saat itu. Dalam bukunya An Introduction to Theories of Learning, olson dan Hergenhahn memilih Donald A. Norman sebagai representasi dari psikologi proses informasi (onformation processing of psychology) karena ketertarikan secara khusus pada proses belajar dan secara komprehensif mendalami hal itu daripada kerja uang lainnya. Maka, teori belajar Norman bisa juga disebut teori pengolahan informasi.

2. HUKUK PEMBELAJARAN (LAW OF LEARNING) a. Hukum Hubungan Sebab Akibat (The Law of Causal Relationship) Untuk mengetahui kaitan antara suatu tindakan dan akibat (hasil)nya, maka seseorang harus mengetahui hubungan yang nyata di antara keduanya. Inilah yang disebut hukum hubungan sebab akibat. b. Hukum Belajar Sebab Akibat (The Law of Causal Learning) Hukum belajar sebab akibat yang dilansir Norman teridir dari dia bagian. Pertama, untuk hasil yang diinginkan, seseorang mencoba mengulangi tindakan-tindakan tertentu yang memiliki suatu hubungan sebab akibat yang jelas pada hasil yang diinginkan. Kedia, untuk hasil yang tidak diinginkan, seseoran mencoba menghindari tindakan-tindakan yang mempunyai siati hubungan sebab akibat yang jelas untuk hasil yang tidak diinginkan. c. Hukum Umpan Balik Informasi (The Law if Information Feedback) Dalam hukum umpan balik informasi ini, hasil dari siati penyajian peristiwa berfungsi sebagai informasi tentang kejadian tersebut. 3. INGATAN (MEMORY) Memori atau ingatan menunjuk pada proses penumpanan atai pemeliharaan informasi sepanjang waktu (maintaining information overtime). Seseorang dapat menuimpan kode nomor telepon tertentu dalam ingatannya untuk jangka waktu kurang dari satu detik, atau sepanjang hayatnya. Hampir semua aktibitas manusia selalu melibatkan aspek ingatan. Oleh karena itu, ingatan menjadi sesuati yang sangat penting dalam proses kognitif manusia. Menurut Norman, terdapat tiga hal yang harus dekilola untuk mengingat dengan sukses, yaitu perolehan (acquisition), penyimpanan (retention), dan mengingat kembali (retrieval). 4. NORMAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI MUTAKHIR Pendekatan proses informasi, khususnya yang ditampilkan oleh Norman mendorong sintesa sejumlah sifat manusia. Menurut Norman, tingkah laku manusia dipengarhui oleh berbagai faktor, antara lain interaksi kondisi arus stimulus, memori pengalaman masa lau, emosi, kepercayaan, sikap, pengatuh sosial dan budaya, dan kehadiran manusia laki-laki (kebudayaan patriarkis). Menurut Norman, untuk memahami kebenaran mengapa manusia bertindak sebagaimana yang dia lakukan, kita harus memahami bagaimana variable ini dan yang lain berinteraksi satu sama lain. Pendekatan ini berseberangan dengan studi tingkah laku manusia yang terisolasikan seperti intelegensi, memori, formasi konsep, atau problem solving. Dalam konsep Norman, kompleksitas dan kesempurnaan manusia diakui. Pendekatan proses informasi cocok dengan teknologi komputer setikanya dalam rentetan aplikasi yang lebih sederhana. Sebagaimana yang telah diketahui, banyak tokoh psikologi proses informasi, tidak seperti ahli psikologi yang lain, dalam suatu posisi memanfaatkan komputer untuk menguji asumsi-asumsinya tentang bagaimana manusia memproses informasi. Komputer sekaligus suatu alat kekuatan penelitian dan suatu model yang membangkitkan fungsi kognitif manusia. Banyak ahli psikologi informasi menggunakan komputer sebagai salah satu perangkat dan metodenya.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI KOGNITIVISME Sebagaimana teori behaviorisme, teori kognitivisme juga banyuak berpengatuh pada lembaga pendidikan dan praktif pembelajaran. Aliran ini membertikan kontribusi terhadap penggunaan unsur kognitif atau mental dalam proses belajar. Dalam belajar, teori kognitivisme mengakui pentingnya faktof individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Menurut aliran kognitivisme, belajar merupakan interaksi antara individu dan lingkungan, dan hal itu terjadi terus-menerus sepanjang hayat. Kognisi adalah suatu perabot dalam benak kita yang merupakan pusat penggerak berbagai aktivitas: mengenali lingkugan, melihat berbagai masalah, menganalisis beragam masalah, mencari informasi baru, menarik kesimpulan, dan sebagainya. Jika aliran behaviorisme mengutamakan perilaku manusia, aliran psikologi psikodinamika dan gumanistik mengutamakan emosi, maka aliran kognitivisme mengutakaman aspek berpikir (thinking) dan proses mental yang berkaitan dengannya, misalnya ingatan (memory). Berbeda dengan aliran behaviorisme yang memandang belajar sebagai aktivitas yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respons, aliran kognitivisme memandang aktivitas belajar bukanlah sekedar persoalan stimulus dan respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, aktivitas belajar dan pembelajaran juga melibatkan aktivitas mental yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Menurut aliran kognitivisme, belahar adalah suatu proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu, perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai