Istilah hukum tata negara adalah terjemahan dari bahasa Belanda staatrecht
yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah “ hukum negara”. Staats berarti
“negara”, sedangkan recht berarti ”hukum”. Hukum negara dalam
kepustakaan Indonesia hukum tata negara (Usep, 1960:50).
a. Hukum tata negara dalam arti luas : terdiri atas hukum tata negara dalam
arti sempit ditambah hukum tata usaha negara atau hukum administrasi
(negara).
b. Hukum tata negara dalm arti sempit : yaitu hukum tata negara suatu
negara tertentu yang berlaku pada waktu tertentu pula atau hukum tata
negara positif dari suatu negara tertentu.
c. Hukum tata usaha negara atau hukum administrasi negara, yaitu hukum
tata negara dalam arti luas dikurangi hukum tata negara dalam arti sempit.
· Dr. J.R. Stellinga : Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur
wewenang dan kewajiban alat-alat perlengkapan negara, mengatur hak dan
kewajiban warga negara, sedangkan hukum tata usaha negara / hukum
administrasi negara adalah hukum yang mengatur cara bagaimana wewenang ,
hak, kewajiban tersebut dalam hukum tata negara dilaksanakan.
· Prof. Mr. Usep Ranawidjaya : Hukum tata negara ialah hukum mengenai
organisasi negara pada umumnya ( hubungan penduduk dengan negara,
pemilihan umum, kepartaian, cara menyalurkan pendapat dari rakyat, wilayah
negara, dasar negara, hak asasi manusia, lagu, bahasa, lambang, pembagian
negara atas kesatuan-kesatuan kenegaraan, dan sebagainya), mengenai sistem
pemerintahan negara, mengenai kehidupan politik rakyat dalam hubungan
dengan susunan organisasi negara, mengenai susunan, tugas, wewenang, dan
hubungan kekuasaan satu sama lain, serta hubungannya dengan rakyat, dari
alat-alat perlengkapan negara/ketatanegaraan sebagai jabatan-jabatan
tertinggi yang menetapkan prinsip umum bagi pelaksanaan berbagai usaha
negara. Sedangkan hukum tata usaha negara ialah hukum mengenai susunan,
tugas, wewenang, dan hubungan kekuasaan satu sama lain, hubungannya
dengan pribadi-pribadi hukum lainnya, dari alat-alat perlengkapan tata usaha
sebagai (negara) pelaksana segala usaha negara menurut prinsip-prinsip yang
telah ditetapkan oleh alat-alat perlengkapan negara tertinggi.
Objek penyelidikan suatu ilmu seperti ilmu hukum tata negara pada khususnya
adalah berbicara tentang sasaran / apa saja yang menjadi pokok pembicaraan /
pembahasan ilmu pengetahuan tersebut. Yang menjadi topik pokok
pembicaraan dari penjelasan diatas adalah “negara”. Istilah negara secara
etimologis terjemahan dari berbagai bahasa yaitu, bahasa Inggris state, bahasa
Belanda staat, bahasa Prancis etat. Arti negara biasa diidentifikasikan dengan
pemerintah, umpamanya apabila kata negara itu dipergunakan dalam
pengertian kekuasaan negara, kemauan negara, dan sebagainya. Dapat pula
dijelaskan arti negara dengan 2 penjelasan yaitu, negara dalam arti formal
adalah negara ditinjau dari segi kekuasaan dengan suatu pemerintahan pusat.
Sedangkan yang kedua dalam arti material adalah negara sebagai masyarakat,
negara sebagai persekutuan hidup. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa
negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tadi. Adapun
unsur negara seperti : unsur masyarakat dan unsur wilayah atau teritori.
Menurut Prof. Mr. Usep R tentang apa saja yang termasuk ke dalam hukum
tata negara itu / persoalan-persoalan apa saja yang meliputi hukum tata
negara? Ulasannya sebagai berikut:
a). Hubungan hukum tata negara dengan ilmu negara : Ilmu negara sendiri
adalah salah satu ilmu cabang ilmu kenegaraan yang menurut R. Kranenburg
ialah tak lain “ ilmu tentang negara”. Sasaran penyelidikan ilmu negara adalah
yang sifatnya hakiki, struktur dan bentuknya, asal mulanya, dan semua
persoalan yang ada di sekitar negara dalam pengertian umum serta membahas
dan meneliti sifat-sifat umum dan tabiatnya. Jadi dalam hal ini tugas ilmu
negara tidak mementingkan bagaimana caranya hukum itu seharusnya
dijalankan karena ilmu negara mementingkan nilai teoritisnya, sedangkan
sebaliknya bagi hukum tata negara yang lebih dipentingkan adalah nilai-nilai
praktisnya.
b). Hubungan hukkm tat negara dengan ilmu politik : Ilmu politik sendiri
menurut Samuael H Beer adalah ilmu yang mengenai kelakuan politik, dan
bahwa kelakuan politik sebaiknya dipelajari sebagai suatu sistem politik yang
memiliki empat variable : Budaya politik, kekuasaan, kepentingan, dan
kebijakan. Seperti apa yang diungkapkan oleh Kusnardi dan Harmaily Ibrahim
yang mengutip pendapat Barent mengatakan bahwa hubungan ilmu politik dan
hukum tata negara dengan perumpamaaan hukum tata negara sebagai
kerangka manusia, maka ilmu politik merupakan daging yang ada di sekitar
kerangka manusia tersebut, jadi ilmu politik merupakan pelengkap/ unsur
dalam menjalankan tata kelola negara.
d). Hubungan hukum tata negara dengan perbandingan hukum tata negara :
Pandangan Prof. Kranenbrug merupakan ilmu perbandingan hukum tata
negara adalah ilmu pengetahuan yag mencari sebab musabab sesuatu atau
verklarendwetenschap (Sri Soemantri,1981:13 dan 23). Perbandingan hukum
tata negara tidak akan ada tanpa hukum tata negara (positif). Jadi, berarti
hukum tata negara (positif) merupakan ilmu bantu bagi perbandingan hukum
tata negara.
BAB III SISTEMATIKA HUKUM TATA NEGARA
2. Sistematika hukum tata negara dalam arti ekstern : Yang dimaksud dalam
hal ini adalah letak atau tempat hukum tata negara sebagai salah satu cabang
ilmu pengetahuan yang objek penyelidikannya negara, disamping ilmu-ilmu
pengetahuan sosial lainnya yang objeknya juga sama-sama negara dan ilmu
hukum kenegaraan lainnya.
BAB IV SUMBER SUMBER HUKUM TATA NEGARA
2. Hukum adat, yaitu hukum yang tubuh dan berkembang dalam kehidupan
rakyat sehari-hari yang diakui berlakunya oleh penguasa, baik yang berasal dari
zaman dahulu maupun yang timbul danberkembang dalam masa
kemerdekaan.
a) Istilah konstitusi :
- Moh. Kusnardi, S.H. dan Hermaily Ibrahim S.H. : Istilah konsitusi sudah
ada sejak zaman yunani purba dari Aristoteles, yaitu politea. Hal tersebut
menyitir pendapat Hermann Heller yang membedakan konstitusi dengan
undang-undang dasar.
- K.C. Where F.B.A ( dikutip oleh Juniarto S.H. ) : Istilah constitution pada
umumnya digunakan di dalam dua pengertian dalam pembicaraan-
pembicaraan tentang ketatanegaraan. Pertama, istilah tersebut dipergunakan
untuk menunjuk kepada seluruh peraturan mengenai ketatanegaraan suatu
negara yang secara keseluruhan akan menggambarkan sistem
ketatanegaraannya. Seluruh peraturan tersebut di golongkan menjadi dua
golongan, yaitu peraturan yang berderajat legal yang disebut law dan non legal
atau ekstralegal.
a). Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang nyata yang mencakup semua
bangunan hukum dan semua organisasi yang ada didalam negara.
c). Konstitusi sebagai faktor integrasi yang sifatnya bisa abstrak dan bisa
fungsional.
d). Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma-norma hukum yang tertinggi
dalam suatu negara yang juga merupakan norma dasar yang merupakan
sumber bagi norma-norma lainnya yang berlaku dalam negara.
2. Konstitusi dalam arti relatif : Yaitu konstitusi yang dihubungkan dengan
kepentingan suatu golongan tertentu yang di dalam masyarakat, (relativer
Verfassungs begriff). Golongan disini adalah golongan borjuis liberal yang
menginginkan adanya jaminan dari pihak penguasa afar hak-haknya tidak
dilanggar.
3. Konstitusi dalam arti positif ( Carl Schmitt) : Konsitusi sebagai putusan politik
yang tertinggi berhubungan dengan pembuatan undang-undang dasar Weimar
pada tahun 1919 yang menentukan nasib rakyat seluruh Jerman karena
undang-undang dasar ini telah mengubah struktur pemerintahan yang lama
dari sistem monarki. Yang dapat dikatakan sebagai konstitusi dalm arti positif
bagi nbangsa Indonesia adalah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
karena ini merupakan putusan tertinggi untuk menetukan nasibnya dari
bangsa terjajah menjadi merdeka.
4. Konstitusi dalam arti ideal : Konstitusi yang merupakan idaman atau cita-cita
dari kaum borjuis liberal sebagai jaminan bagi rakyat agar hak-haknya yang
asasi dilindungi.
3. Perubahan Konstitusi :
3. By a majority of all units of a federal state : Cara ini hanya berlaku dalam
negara federal saja. Oleh karena itu pembentukan negara federal itu dilakukan
oleh negara-negara yang membentuknya dan konstitusinya merupakan
semacam perjanjian antara negara-negara tadi, maka pengubahan konstitusi
memerlukan adanya persetujuan negara-negara anggota. Keputusan tentang
perubahan itu dapat dilakukan oleh rakyat masing-masing negara bagian atau
dapat juga dilakukan oleh lembaga perwakilan rakyat masing-masing negara.
Selanjutnya dalam cara pengubahan juga ada pendapat dari K.C Where dalam
bukunya ( Modern constitution.
1. Some primary forces : Cara pengubahan melalui jalan some priority forces
adalah bila pengubahan konstitusi itu dilaksanakan atau terjadi oleh sebagian
besar rakyat suatu negara yangmerupakan kekuatan-kekuatan yang
berpengaruh atau dominan dalam kehidupan negara yang bersangkutan, atau
golongan-golongan yang kuat di dalam masyarakat atau kekuatan-kekuatan
yang menentukan di masyarakat.
2. Sistem pemerintahan
1. Kabinet yang dupimpin oleh perdana menteri dibentuk oleh atau atas
dasar kekuatan dan atau kekuatan-kekuatan yang menguasai parlemen.
2. Presiden tidak dipilih oleh badan legislatif, tetapi dipilih oleh sejumlah
pemilih. Oleh karena itu, ia bukan bagian dari badan legislatif seperti dalam
sistem pemerintahan parlementer.
3. Presiden tidak bertanggung jawab kepada badan legislatif, dan dalam
hubungna ini ia tidak dapat dijatuhka oleh badan legislatif.
Inti kelima hal tersebut adalah bahwa Presiden sebagai badan eksekutif
mendapat pengawasan langsung dari badan legislatif. Presiden Indonesia
mempunyai kekuasaan pemerintahan (real) dan mempunyai kekuasaan
nominal (nominal head of state ) sebagai kepala negara.