Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Analisis Perubahan Lahan Terbangun melalui Citra Landsat di Kabupaten


Purbalingga
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Geografis
(TKP153P)
DosenPembimbing:
1. Widjonarko, ST, MT
2. Sri Rahayu, SSi, Msi
3. Pangi, ST, MT

Disusun oleh:

Rolanda Mugitasari 21040115060062

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


DEPARTEMEN SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan penggunaan lahan merupakan suatu hal umum yang terjadi. Adapun
perubahan lahan yang ada di dominasi oleh perubahan lahan non terbangun menjadi
lahan terbangun. Peralihan penggunaan lahan merupakan suatu isu yang penting bagi
perencana maupun pemangku kebijakan dalam mempertimbangkan kebijakan.
Perubahan lahan dari non terbangun menjadi terbangun yang tidak dikendalikan dapat
membawa dampak yang buruk bagi lingkungan karena semakin berkurangnya area hijau
akibat meningkatnnya lahan terbangun.
Pengendalian terhadap perubahan lahan dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan, pemantauan serta pengawasan terhadap setiap perubahan penggunaan
lahan yang ada. Pemantauan terhadap perubahan lahan yang ada dapat ditempuh
dengan cara memantau langsung ke lapangan. Namun apabila melakukan pemantauan
langsung ke lapangan dengan wilayah amatan yang cukup besar maka akan
menghabiskan banyak waktu, tidak efisien dan menghabiskan cukup banyak biaya.
Di jaman dengan teknologi yang tinggi saat ini semakin memudahkan kegiatan
manusia dalam beraktivitas. Setiap teknologi yang ada sebisa mungkin diciptakan untuk
mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia. Bekerja dengan cepat serta efisien
merupakan suatu hal yang sangat penting di masa sekarang. Dalam pengendalian dan
pemantauan perubahan lahan saat ini dapat memanfaatkan teknologi yang ada. Adapun
teknologi yang digunakan yaitu berupa pemanfaatan SIG atau System Informasi
Geografis. Dengan memanfaatkan SIG maka pengendalian perubahan lahan dapat
dilakukan secara tidak langsung tanpa perlu turun ke lapangan. Pemantauan ini dapat
dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi SIG serta citra Landsat temporal. Oleh karena
itu keberadaan SIG serta pemahaman pengaplikasiannya sangat penting agar dapat
memudahkan dalam menganalisa perubahan lahan terbangun.

1.2 Rumusan Masalah


Pengukuran perkembangan kawasan terbangun di wilayah Purbalingga yang dilakukan
secara langsung di lapangan memerlukan waktu yang lama oleh karena itu dibutuhkan cara
lain yang lebih praktis dalam penentuan perubahan kawasan terbangun.
1.3 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran yang ada adalah seperti di dawah ini :
1.3.1 Tujuan
Untuk mengetahui perubahan lahan terbangun di Kabupaten Purbalingga menggunakan citra
Landsat Temporal

1.3.2 Sasaran
1. Mengidentifikasi kawasan terbangun wilayah Kabupaten Purbalingga di tahun 1990,2000 dan
2015 menggunakan citra Landsat
2. Mengidentifikasi perubahan lahan terbangun yang terjadi di setiap jarak waktu
1.4 Kerangka Kerja

Penggabungan band

Landsat tahun 1991 Landsat tahun 2002 Landsat tahun 2015

Rektifikasi citra

Komposit band

Penajaman citra dan


Pemfilteran

Cropping citra sesuai batas


administrasi wilayah studi

Iso Cluster Reclassify Raster To Polygon Polygon to


Unsupervised Class KML

Menjumlah Lahan KML to Koreksi


Terbangun Polygon google Earth
BAB II
ANALISIS
Setelah mengidentifikasi lahan terbangun melalui citra maka tahap selanjutnya adalah
mengkoreksinya menggunakan google earth sesuai dengan tahun citra. Selama melakukan koreksi
didapati bahwa terdapat beberapa kesalahan di mana pada google earth/keadaan sebenarnya lahan
tersebut merupakan lahan kosong namun pada analisis dari GIS teridentifikasi sebagai kawasan terbangun
sehingga polygon yang ada perlu dikoreksi atau di hapus. Kasus ini terjadi pada citra Landsat tahun 1991,
dimana kondisi sebenarnya merupakan lahan kosong dengan sedikit lahan terbangun namun aplikasi GIS
mengidentifikasinya menjadi kawasan terbangun sehingga di dapat hasil dimana kawasan tebangun pada
tahun 1991 jauh lebih besar dari pada tahun 2015, dan pada tahun 2015 mengalami penyusutan. Adapun
perubahan lahan dari tahun 1991, 2002 dan 2015 adalah sebagai berikut :

II.1 Lahan terbangun tahun 1991 di Kabupaten Purbalingga

Lahan terbangun yang ada di Kabupaten Purbalingga pada tahun 1991 tersebar di semua
kecamatan yang ada di Kabupaten Purbalingga. Pada Kabupaten Purbalingga terdapat 16 kecamatan
dimana Kecamatan Kemangkon memiliki lahan terbangun yang paling luas yaitu sebesar 425hektar. Selain
kecamatan Kemangkon terdapat pula Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Karangrejo, serta Karanganyar
yang memiliki luas area terbangun yang cukup tinggi yaitu 215 Ha, 208 Ha, 357 Ha serta 273 Ha secara
berturut turut.

Luas Lahan Terbangun Kabupaten Purbalingga per Kecamatan tahun 1991

Kecamatan Luas(Ha)
Bobotsari 34
Bojongsari 35
Bukateja 215
Kaligondang 178
Kalimanah 140
Karang Moncol 55
Karanganyar 273
Karangrejo 357
Kejobong 23
Kemangkon 425
Kutasari 19
Mrebet 82
Padamara 34
Pengadegan 23
Purbalingga 208
Rembang 95
Sementara kecamatan yang memiliki luas lahan terbangun yang kecil ada pada Kecamatan
Bobotsari (34Ha), Bojongsari (35Ha), Kejobong (23Ha), Kutasari, (19Ha) Padamara (34Ha), Pengadegan
(23Ha) serta Rembang (95Ha). Kondisi lahan yang ada pada tahun 1991 masih di dominasi oleh kebun,
pegunungan serta lahan kosong. Adapun perbedaan luas lahan terbangun dapat dilihat dari diagram
batang di bawah ini.
Lahan Terbangun Kabupaten
Purbalingga Tahun 1991
425
450
400 357
350 273
300
250 215 208
178
200 140
150 82 95
100 34 35 55 34
23 19 23
50
0

Diagram Lahan Terbangun Kabupaten Purbalingga Tahun 1991

Sementara sebaran area terbangun yang ada di Kabupaten Purbalingga di tahun 1991 dapat dilihat dari
peta di bawah ini.

Dari peta diatas dapat diketahui bahwa lahan terbangun lebih banyak terdapat pada pusat kabupaten
dan wilayah kabupaten bagian selatan.
II.1 Lahan terbangun tahun 2002 di Kabupaten Purbalingga

Setelah 11 tahun mendatang, luas area terbangun di Kabupaten Purbalingga mengalami


peningkatan. Beberapa kecamatan mengalami peningkatan yang drastis diantaranya Kecamatan
Bobotsari, Bojongsari, Kutasari, Mrebet dengan luas berturut turut sebesar 231 Ha, 291 Ha, 266 Ha serta
274Ha. Sementarakecamatan yang memiliki luas lahan terbangun yang paling tinggi ada pada
kecamatan Karangrejo (709Ha) dan Bukateja (677Ha). Adapun masing-masing luasan lahan terbangun
tiap kecamatan dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Luas Lahan Terbangun Kabupaten Purbalingga per Kecamatan tahun 1991


Kecamatan Luas(Ha)
Bobotsari 231
Bojongsari 291
Bukateja 677
Kaligondang 416
Kalimanah 513
Karang Moncol 210
Karanganyar 393
Karangrejo 709
Kejobong 214
Kemangkon 736
Kutasari 266
Mrebet 274
Padamara 379
Pengadegan 155
Purbalingga 597
Rembang 280

Sementara perbandingan perubahan lahan terbangun yang terjadi di Kabupaten Purbalingga


pada tahun 1991 dan 2002 dapat dijelaskan dengan diagram dibawah ini :

Perubahan Lahan Terbangun Kabupaten Purbalingga Tahun


1991 dan 2002
800 709 736
677
700 597
600 513
500 416 393357 425
379
400 291 273 266 274 280
300 231 215 178 210 214 208
140 155
200 82 95
34 35 55 23 19 34 23
100
0

1991 2002
Pada peta di bawah ini dapat dilihat bahwa luas lahan terbangun mengalami peningkatan ke
segala arah namun untuk kecamatan Rembang dan Karangmocol perkembangan lahan terbangunnya
masih cenderung sedikit dibandingkan yang lainnya. Lahan yang di dominasi oleh kebun dan hutan sudah
mulai digantikan dengan lahan terbangun.
II.3 Lahan terbangun tahun 2015 di Kabupaten Purbalingga

Setelah 13 tahun berikutnya lahan terbangun di Kabupaten Purbalingga terus meningkat pesat.
Ada 3 Kecamatan yang memiliki lahan terbangun paling tinggi yaitu Kecamatan Bukateja, Karanganyar,
Kemangkon. Sementara Kecamatan yang memiliki lahan terbangun yang sedikit terdapat pada
Kecamatan Bobotsari dan Kejobong. Adapun masing masing luas lahan terbangun perkecamatan dapat
dilihat dari atbel di bawah ini.

Kecamatan Luas(Ha)
Bobotsari 499
Bojongsari 735
Bukateja 1234
Kaligondang 774
Kalimanah 707
Karang Moncol 619
Karanganyar 720
Karangrejo 1256
Kejobong 533
Kemangkon 1111
Kutasari 835
Mrebet 807
Padamara 716
Pengadegan 481
Purbalingga 794
Rembang 631
Perbandingan luas lahan terbangun per kecamatan dapat di lihat dari grafik di bawah ini

Lahan Terbangun Kabupaten Purbalingga Tahun


2015
1400 1234 1256
1200 1111
1000 835 807
735 774 794
800 707 720 716
619 631
499 533 481
600
400
200
0
Sementara dari peta dapat diketahui bahwa perkembangan lahan terbangun yang ada di
Kabupaten Purbalingga paling banyak terdapat pada wilayah bagian Barat Daya Kabupaten Purbalingga
yaitu Kecamatan Purbalingga, Padamara, Bobotsari dan Kalimanah. Sementara yang terdapat sedikit
lahan terbangunnya adalah Kecamatan Rembang Kjobong dan Karang mocol.
BAB III

KESIMPULAN

Dari setiap perubahan penggunaan lahan yang ada dari tahun 1991, 2002, 2015 dapat diketahui
bahwa penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Purbalingga untuk lahan terbangun tert=us mengalami
peningkatan. Dari peta yang ada dapat dilihat bahwa pada tahun 1991 ditunjukan oleh warna hijau,
sebarannya masih sedikit. Selanjutnya sampai di tahun 2002 lahan terbangun bertambah, menyebar ke
sekeliling area yang berwarna hijau, sebarannya ditunjukan oleh warna kuning. Dan pada tahu 2015, lahan
terbangun semakin bertambah banyak dan menyebar di segala arah dimana kecamatan yang paling
banyak terdapat lahan terbangun adalah kecamatan Purbalingga dan yang paling sedikit adalah
Kecamatan Bobotsari, Pangadegan dan Rembang
Tabel Luas Lahan Terbangun Kabupaten Purbalingga

Luas
Kecamatan 1991 2002 2015
Bobotsari 34 231 499
Bojongsari 35 291 735
Bukateja 215 677 1234
Kaligondang 178 416 774
Kalimanah 140 513 707
Karang
Moncol 55 210 619
Karanganyar 273 393 720
Karangrejo 357 709 1256
Kejobong 23 214 533
Kemangkon 425 736 1111
Kutasari 19 266 835
Mrebet 82 274 807
Padamara 34 379 716
Pengadegan 23 155 481
Purbalingga 208 597 794
Rembang 95 280 631

Perubahan Lahan Terbangun Kabupaten Purbalingga

Perubahan Lahan Terbangun Kabupaten


Purbalingga
1400
1200
1000
800
600
400
200
0

1991 2002 2015


Sumber :

Wijaya.N. 2015. Deteksi Perubahan Penggunaan Lahan Dengan Citra Landsat dan Sistem Informasi
Geografis :STudi Kasus di Wilayah Metropolitan Bandung. Jurnal Of Geomotics and Planning

Anda mungkin juga menyukai