Anda di halaman 1dari 7

ANGGARAN RUMAH TANGGA 2.

Organisasi Cabang merupakan organisasi yang


SYARIKAT DAGANG ISLAM INDONESIA berkedudukan di Kabupaten atau di Kotyamadya
merupakan wadah koordinasi organisasi Ranting
ranting se Kabupaten atau se Kotamadya.
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) 3. Organisasi Wilayah yang berkedudukan di
SYARIKAT DAGANG ISLAM INDONESIA (SDII) Propinsi/Daerah Istimewa merupakan wadah
Nomor : [•] koordinasi Organisasi Cabang se-Propinsi/Daerah
Pada hari ini, [•], tanggal [•] Istimewa, agar dapat tercipta komunikasi dan
Menghadap kepada : interaksi yang baik.
Doktor Haji [•], Sarjana Hukum, Spesialis Notariat, 4. Organisasi Pusat yang berkedudukan di Ibukota
dalam menjalankan tugas Negara sebagai Notaris selaku Negara Republik Indonesia merupakan wadah
Pejabat Umum di Jakarta, untuk memberikan koordinasi dari seluruh organisasi Wilayah, guna
pengesahan akta ini, dengan dihadiri para saksi yang mengkonsoiidasikan dan mengkoordinasikan
akan disebut pada bahagian akhir akta ini : kegiatan sesuai dengan tujuan organisasi.
-TUAN [•] 5. Organisasi Lar Negeri disebut SDII Perwakilan,
-dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Ketua berkedudukan di Negara-negara yang memiliki
Umum Syarikat Dagang Islam Indonesia, berkedudukan Atas Perdagangan Indonesia untuk Luar Negeri,
di [•] melalui Kedutaan Besar Indonesia di Negara
Penghadap bertindak sebagaimana tersebut diatas sahabat merupakan wadah anggota SDII yang
menerangkan dengan ini menuangkan ANGGARAN berada di Negara-negara sahabat dimaksud.
RUMAH TANGGA (ART) secara otentik dari organisasi BAB IV
SYARIKAT DAGANG ISLAM INDONESIA, disingkat KEANGGOTAAN
dengan : " SDII", sebagai berikut : Pasal 4.
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) SYARIKAT Jenis Anggota
DAGANG ISLAM INDONESIA 1. Anggota biasa adalah pengusaha muslim, terutama
BAB I pedagang dan atau perorangan yang memiliki
PENGERTIAN UMUM kepedulian terhadap pengembangan ekonomi
Pasal 1. umat, warga negara Republik Indonesia yang
Pengertian Umum mendaftarkan diri dan memenuhi persyaratan
1. Syarikat adalah 1 (satu) bentuk organisasi organisasi.
kemasyarakatan yang digunakan oleh Syarikat 2. Anggota luar biasa adalah anggota yang
Dagang Islam Indonesia sebagai wadah berhimpun ditetapkanoleh Pengurus Organisasi Pusat karena
orang perorangan dan atau kelompok yang jasa dan sumbangannya bagi kemajuan
bergerak di bidang pengembangan ekonomi umat, organisasi, melakukan kegiatan yang berkaitan
terutama bidang pengembangan jaringan usaha, dengan pengembangan dunia usaha serta
bidang usaha produksi, bidang usaha distribusi memenuhi persyaratan organisasi dan mengajukan
dan perdagangan serta bidang usaha jasa. permintaan menjadi anggota SDII.
2. Pengusaha adalah seorang atau sekelompok orang Pasal 5.
yang mempunyai profesi sebagai pedagang dan Persyaratan Anggota
atau berbagai kegiatan bisnis lain. Yang dapat diterima menjadi anggota biasa adalah :
3. Umat adalah 1 (satu) konsep kehidupan dalam a. Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan
bermasyarakat dan bernegara, berdasarkan berprofesi pengusaha dan atau perorangan yang
keyakinan kepada Allah SWT dan mempunyai memiliki kepedulian terhadap pengembangan
komitmen serta istiqamah kuat terhadap ekonomi umat dengan cara mengajukan
perjuangan di bidang perekonomian berdasarkan permohonan secara tertulis.
atas asas Islam. b. Menyetujui dan mentaati Anggaran Dasar (AD),
BAB II Anggaran Rumah Tangga (ART) dan ketetapan
LANDASAN ETIKA organisasi.
Pasal 2. (Prosedur keanggotaan luar biasa, diatur sendiri
Landasan Etika dalam ketetapan organisasi).
Dalam melaksanakan aktifitasnya, SDII berpegang pada Pasal 6.
nilai-nilai sosial budaya seperti kesetiakawanan, Hak Keaggotaan
kekeluargaan, keadilan, kerakyatan, kebersamaan, 1. Anggota biasa mempunyai hak :
keterbukaan, keterpaduan dan kegotongroyongan serta a. Memilih dan dipilih dalam permusyawaratan
melaksanakan prinsip Syariah seperti menjunjung pada semua jenjang organisasi.
tinggi Pancasila dan UUD 1945, nilai ukhuwah yang b. Mengajukan calon-calon anggota Pengurus
siddiq, amanah, tabligh dan fathanah serta SDII.
melaksanakan prinsip dasar syariah; At-Tauhid c. Meminta pertanggungjawaban Pengurus SDII
(Pengakuan Kebesaran Allah SWT); Al-Adl (Penegakan atas pelaksanaan tugas dak kewajiban dan
Keadilan); At-Ta'awwun (jaringan kerja sama atas asas tanggung jawabnya.
kekeluargaan); Ar-Riayah (pertanggungjawaban segala d. Secara transparan memiliki hak bertransaksi
kinerja kepada Allah SWT); Ta'awwun (mu'amalah, sesuai dengan kemampuan secara profesional,
mudharabah wal musyawarah), dan Al-Ihsan baik sesama keanggotaan SDII maupun atas
(melakukan segala amal baik demi mencari keridhaan nama SDII.
Allah SWT semata). e. Menyampaikan usul atau pendapat dan saran-
BAB III saran kepada Pengurus SDII baik di dalam
KEORGANISASIAN maupun di luar rapat serta menilai hasil
Pasal 3. keputusan.
Fungsi Organisasi Struktural 2. Anggota luar biasa mempunyai hak :
1. Organisasi Ranting merupakan organisasi yang Memberikan usul dan saran kepada pengurus SDII,
dibentuk oleh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) baik di dalam maupun di luar rapat.
orang pengusaha dan atau pedagang muslim yang Pasal 7.
berada di daerah Kecamatan. Kewajiban Anggota
1. Anggota biasa mempunyai kewajiban :
a. Menjaga dan menjunjung nama baik c. Pengurus yang dikenakan pemberhentian
Organisasi, dengan cara mentaati ketentuan diberikan kesempatan untuk membela diri
Angaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dalam Musyawarah Ranting atau forum yang
Keputusan Rapat dan peraturan peraturan ditunjuk untuk itu.
yang berlaku di SDII. d. Prosedur pemilihan, pengangkatan,
b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan Organisasi pemberhentian dan pembelaan diatur dalam
untuk mencapai tujuan SDII. ketetapan organisasi.
c. Membayar uang pangkal dan iuran anggota, 4. Tugas dan kewajiban Majelis Pengurus Ranting.
yang jumlahnya ditentukan melalui ketetapan a. Menyelenggarakan Musyawarah Ranting.
organisasi. b. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan
2. Anggota luar biasa mempunyai kewajiban : Musyawarah Ranting, Kebijakan dan Program
a. Menjaga dan menjunjung nama baik organisasi. Kerja Organisasi serta ketetapan organisasi
b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi. lainnya.
Pasal 8. c. Menyampaikan laporan 6 (enam) bulan sekali
Berakhirnya Keanggotaan dan Tata Cara kepada Pengurus Organisasi Cabang.
Pemberhentian d. Majelis Pengurus Ranting dapat menjalankan
1. Keanggotaan biasa dan keanggotaan luar biasa tugasnya setelah memperoleh pengesahan
berakhir karena : Majelis Pengurus Cabang.
a. Meninggal dunia. e. Utusan Organisasi Ranting dengan mendapat
b. Mengundurkan diri. mandat khusus, berwenang ikut serta dalam
c. Cacat hukum. pemilihan Majelis Pengurus Cabang dalam
d. Pindah domisili. Musyawarah Cabang, termasuk memilih utusan
e. Diberhentikan oleh Organisasi. Cabang yang akan mengikuti Muktamar.
2. Tata cara pemberhentian anggota, pembelaan dan f. Setelah Pengurus baru terbentuk, maka
rehabilitasi : selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari,
a. Pemberhentian terhadap anggota SDII Mejelis Pengurus Ranting demisioner harus
dilakukan oleh Majelis Pengurus Cabang atas mengadakan serah terima.
usulan Majelis Pengurus Ranting. Pasal 10
b. Pemberhentian terhadap anggota harus Majelis Pengurus Cabang
dilakukan dengan memberi peringatan terlebih 1. Status Kepengurusan Organisasi Cabang :
dahulu, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali oleh a. Majelis Pengurus Cabang adalah
Majelis Pengurus Ranting. badan/instansi kepemimpinan organisasi di
c. Sebelum dilakukan pemberhentian terhadap daerah Kabupaten/Kotamadya.
anggota yang mempunyai jabatan dalam b. Majelis Pengurus Cabang dipilih untuk masa
Majelis Kepengurusan SDII, terlebih dahulu jabatan 5 (lima) tahun dan maksimum dapat
dilakukan pemberhentian dari jabatan oleh dipilih kembali 1 (satu) periode berikutnya.
Majelis Pengurus Ranting. 2. Personalia Pengurus Organisasi Cabang :
d. Anggota yang dikenakan pemberhentian a. Majelis Pengurus Cabang sekurang-kurangnya
diberikan kesempatan membela diri dalam terdiri dari seorang Ketua, seorang Wakil
Musyawarah Ranting dan Majelis Pengurus Ketua, seorang Sekretaris, dan seorang
Cabang diberikan wewenang untuk meninjau Bendahara.
kembali keputusan tersebut. b. Dalam hal Pengurus Cabang tidak dapat
e. Apabila yang bersangkutan tidak menerima melaksanakan kewajiban dalam masa
keputusan ayat 2 butir d. pasal ini, dapat jabatannya, maka dapat dipilih melalui sidang
mengajukan/meminta banding dalam pleno Majelis Pengurus Cabang.
Musyawarah Cabang. 3. Tata cara pemilihan, pemberhentian.
f. Prosedur lebih rinci pemberhentian, Pengurus Cabang dan pembelaan :
pembelaan dan rehabilitasi akan diatur a. Majelis Pengurus Cabang dipilih oleh utusan
tersendiri dalam ketetapan organisasi. organisasi Ranting dalam Musyawarah Cabang
BAB V dengan memperhatikan pasal 9 ayat 4 c.
KEPENGURUSAN b. Pemberhentian terhadap Pengurus Organisasi
1. Status kepengurusan organisasi Ranting : Cabang dilakukan dengan 1 (satu) peringatan
a. Majelis Pengurus Ranting adalah badan terlebih dahulu, kecuali dalam hal-hal luar
instansi kepemimpinan organisasi di daerah biasa.
Kecamatan. c. Pengurus yang dikenakan pemberhentian
b. Majelis Pengurus Ranting dipilih oleh anggota diberikan kesempatan untuk membela diri
anggota untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dalam Musyawarah Cabang atau forum yang
maksimum dapat dipilih kembali 1 (satu) ditunjuk untuk itu.
periode berikutnya. d. Prosedur pemilihan, pengangkatan,
2. Personalia Pengurus Organisasi Ranting. pemberhentian dan pembelaan diatur dalam
a. Majelis Pengurus Ranting sekurang-kurangnya ketetapan organisasi.
terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua, 4. Tugas dan kewajiban Majelis Pengurus Cabang :
seorang Sekretaris dan seorang Bandahara. a. Menyelenggarakan Musyawarah Cabang.
b. Dalam hal Penguurs Organisasi Ranting tidal b. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan
dapat melaksanakan kewajiban dalam masa Musyawarah Cabang, Kebijakan dan Program
jabatannya, maka dapat dipilih melalui siding Kerja Organisasi serta ketentuan atau
pleno Majelis Pengurus ranting. ketetapan-ketetapan organisasi lainnya.
3. Tata Cara pemilihan, pemberhentian Pengurus c. Menyampaikan laporan 6 (enam) bulan sekali
Organisasi Ranting dalam pembelaan. kepada Pengurus Organisasi Wilayah.
a. Majelis Pengurus Ranting dipilih oleh anggota d. Mengevaluasi hasil kerja Organisasi Ranting
anggota dalam Musyawarah Ranting. yang disampaikan melalui laporan periodik
b. Pemberhentian terhadap Pengurus Organisasi kepada Pengurus Organisasi Cabang.
Ranting dengan 1 (satu) peringatan terlebih
dahulu, kecuali hal-hal luar biasa.
e. Majelis Pengurus Cabang, dapat menjalankan b. Majelis Pengurus Pusat dipilih untuk masa 5
tugasnya setelah memperoleh pengesahan (lima) tahunan dapat dipilih kembali
Majelis Pengurus Wilayah. maksimum untuk 1 (satu) periode berikutnya.
f. Utusan Organisasi Cabang dengan mendapat 2. Personalia Pengurus Organisasi Pusat :
mandate khusus, berwenang ikut serta dalam a. Majelis Pengurus Pusat sekurang-kurangnya
pemilihan Majelis Pengurus Wilayah dalam terdiri dari seorang Ketua, seorag Wakil Ketua,
Musyawarah Wilayah dan Muktamar. seorang Sekretaris dan seorang Bendahara.
g. Mendorong, merintis dan mengkoordinasikan b. Dalam hal pengurus Organisasi Pusat tidak
pembentukan ranting-ranting baru. dapat melaksanakan kewajiban dalam masa
h. Setelah Pengurus baru terbentuk, maka jabatannya, maka dapat dipilih melalui sidang
selambat lambatnya 15 (lima belas) hari pleno Majelis Pengurus Pusat.
Majelis Pengurus demisioner harus 3. Tata cara pemilihan pemberhentian Pengurus
mengadakan serah terima jabatan. Organisasi Pusat dan pembelaan :
Pasal 11. a. Majelis Pengurus Pusat dipilih oleh utusan
Majelis Pengurus Wilayah Putusan Cabang dan utusan-utusan Wilayah
1. Status Pengurus Organisasi Wilayah : dalam Muktamar dengn memperhatikan pasal
a. Majelis Pengurus Wilayah adalah 9 ayat 4 e, pasal 10 ayat 4 f dan pasal 11 ayat 4
badan/instansi kepemimpinan organisasi di f.
daerah Propinsi/Daerah Khusus. b. Pemberhentian terhadap Pengurus Organsisasi
b. Majelis Pengurus Wilayah dipilih untuk masa Pusat dilakukan dengan suatu peringatan
jabatan selama 5 (lima) tahun dan maksimum terlebih dahulu kecuali dalam hal-hal luar
dapat dipilih kembali 1 (satu) periode biasa.
berikutnya. c. Pengurus yang dikenakan pemberhentian
2. Personalia Pengurus Organisasi Wilayah : diberikan kesempatan untuk membela diri
a. Majelis Pengurus Wilayah sekurang-kurangnya dalam Musyawarah Pusat dan atau Muktamar
terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua, dan atau forum yang ditunjuk untuk itu.
seorang Sekretaris, dan seorang Bendahara. d. Prosedur pemilihan, pengangkatan dan
b. Dalam hal Pengurus Organisasi Wilayah tidak pemberhentian dan pembelaan diatur
dapat melaksanakan kewajiban dalam masa tersendiri dalam ketetapan organisasi.
jabatannya, maka dapat dipilih melalui sidang 4. Kewajiban Majelis Pengurus Pusat :
pleno Majelis Pengurus Wilayah. a. Menyelenggarakan Musyawarah Pusat dan
3. Tata cara pemilihan pemberhentian Pengurus Muktamar.
Organisasi Wilayah dan pembelaan : b. Melaksanakan hasil-hasil Muktamar, hasil-hasil
a. Majelis Pengurus Wilayah dipilih oleh utusan musyawarah serta ketetapan-ketetapan
organisasi Cabang dalam Musyawarah Wilayah organisasi lainnya.
dengan memperhatikan pasal 10 ayat 4 f. c. Segera mengumumkan/menyampaikan kepada
b. Perberhentian terhadap pengurus Organisasi seluruh tingkat organisasi SDII sebagaimana
Wilayah dilakukan dengan suatu peringatan disebutkan pada pasal 3 tentang segala
terlebih dahulu dalam hal-hal luar biasa. ketetepan dan perubahan penting yang
c. Pengurus yang dikenakan pemberhentian berhubungan dengan SDII.
diberikan kesempatan untuk membela diri d. Majelis Pengurus Pusat bertanggungjawab
dalam Musyawarah Wilayah atau forum yang keluar dan kedalam organisasi SDII.
ditunjuk untuk itu. e. Pengurus Organisasi Pusat, menjalankan
d. Prosedur pemberhentian dan pembelaan tugasnya setelah mendapat pengesahan dari
diatur tersendiri dalam ketetapan organisasi. Dewan Ekonomi Syariah.
4. Tugas dan kewajiban Majelis Pengurus Organisasi f. Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah
Wilayah : pengurus baru terbentuk, Majelis Pengurus
a. Menyelenggarakan hasil-hasil ketetapan Pusat demisioner harus mengadakan serah
Musyawarah Wilayah, Kebijakan dan Program terima jabatan.
Kerja Organisasi serta ketentuan atau 5. Tugas Majelis Pengurus Pusat :
ketetapan organisasi lainnya. a. Mengupayakan akses permodalan dan
b. Menyampaikan laporan 6 (enam) bulan sekali alternatif solusi permodalan bagi para
kepada Pengurus Organisasi Pusat. alternatif solusi permodalan bagi para anggota
d. Mengevaluasi hasil kerja Organisasi wilayah. khususnya dan pengusaha muslim umumnya.
e. Majelis Pengurus Wilayah, dapat menjalankan b. Mengupayakan kekuatan lingkar jaringan
tugas setelah memperoleh pengesahan Majelis lembaga pemilik dana dengan pengguna dana
Pengurus Pusat. dalam lingkungan SDII.
f. Utusan Organisasi Wilayah dengan mendapat c. Menggiirng kepada semua kemungkinan bagi
mandat khusus berwenang ikut serta dalam pengusaha muslim menguasai sumber bahan
pemilihan Majelis Pengurus Pusat dalam baku dalam menghasilkan suatu produk dan
Muktamar. penguasaan jaringan pemasaran, khususnya
g. Mendorong, merintis dan mengkoordinasikan yang berorientasi ekspor.
pembentukan Cabang-cabang baru. d. Memiliki dan mengelola Pusat Data Ekonomi
h. Setelah Pengurus baru terbentuk, maka Perdagangan Nasional dan Internasional serta
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan, Majelis Pusat Data para pengusaha muslim
Pengurus Organisasi Wilayah demisioner harus persegmen/sektor perdagangan, termasuk
mengadakan serah terima jabatan. perangkat ketentuan-ketentuan Pemerintah
Pasal 12. Republik Indonesia dan Negara-negara
Majelis Pengurus Pusat Business Partner Indonesia.
1. status Pengurus Organisasi Pusat : e. Menyelenggarakan berbagai kegiatan di bidang
a. Majelis Pengurus Pusat adalah badan/instansi sosial dalam rangka meningkatkan taraf hidup
kepemimpinan tertinggi organisasi. dan martabat rakyat kecil dan kaum dhuafa.
f. Mendata, menghimpun pengusaha muslim
terutama anggota DII dan melaksanakan
kemitraan usaha yang setara dan saling 2. Pergantian pengurus antar waktu dilakukan oleh
menguntungkan di bidang produksi, distribusi Ketua Umum pada tingkat Organisasi Pusat dan
dan perdagangan di dalam dan di luar negeri. oleh Ketua pada tingkat Organisasi Wilayah,
g. Membina dan meningkatkan kemampuan Organisasi Cabang dan Organisasi Ranting, setelah
ekonomi dan perdagangan pengusaha muslim melalui rapat Pengurus Organisasi untuk
melalui penguasaan jalur dan jaringan keperluan itu.
produksi dan distribusi, dengan meningkatkan Pasal 15.
kualitas entrepreneurship, salesmanship Bidang Pekerjaan
dengan mengetengahkan kaidah prinsip etika Bidang Pekerjaan sebagai prioritas tugas SDII serta
dan moral perdagangan Islami, pengusahaan cakupannya sebagai berikut :
informasi dan tehnologi mutakhir serta 1. Bidang Pengembangan Jaringan Usaha.
penguasaan mekanisme pasar baik secara 2. Bidang Usaha Produksi.
Nasional maupun Internasional. 3. Bidang Usaha Distribusi dan Perdagangan.
h. Mengupayakan penguasaan jalur dan jaringan 4. Bidang Usaha Jasa.
produksi dan distribusi di dalam dan di luar Masing-masing bidang tersebut membina kelompok
negeri melalui kerjasama kelompok pengusaha bidang usaha sejenis dan pengaturan lebih lanjut
muslim dengan upaya mendapat akses mengenai hal ini, khususnya mengenai cakupannya,
Pemerintah. diatur dalam ketetapan organisasi.
Pasal 13. BAB VI
Kepemimpinan SDII MAJELIS EKONOMI SYARIAH
1. Kepemimpinan SDII dilakukan secara kolektif yang Pasal 16.
terdiri dari : Majelis Ekonomi Syariah
a. Pimpinan Paripurna terdiri dari Majelis 1. Majelis Ekonomi Syariah dipusat sipilih dan
Ekonomi Syariah dan Majelis Pengurus Pusat. ditetapkan dalam Mukhtamar SDII untuk masa 5
b. Pimpinan Harian yang berasal dari pimpinan (lima) tahun.
Paripurna. 2. Majelis Ekonomi Syariah memiliki kewenangan
2. Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dari Majelis berupa :
Ekonomi Syariah dan Majelis Pengurus Pusat a. Membina organisasi agar dapat berkembang
dipilih secara langsung pada saat Muktamar. dengan baik dan mampu mewujudkan tujuan
3. Pimpinana Paripurna dan Pimpinan Harian SDII berdirinya SDII.
dipilih secara tidak langsung, dimana Ketua Umum b. Menyusun dan menetapkan Garis-Garis Besar
terpilih sekaligus menjadi Ketua Formatur. Haluan Perjuangan SDII yang disusun oleh
4. Komposisi dan tata cara pemilihan Pimpinana SDII Majelis Pengurus Pusat berdasarkan program
diatur lebih lanjut dalam ketetapan organisasi. kerja SDII, pedoman-pedoman pokok dan
5. Pimpinan harian SDII maksimal menjabat 2 (dua) kebijaksanaan organisasi yang ditetapkan
kali masa jabatan. dalam Muktamar.
6. Apabila anggota Pimpinan Harian berhenti c. Memutus hal-hal strategis yang tidak dapat
sebelum berakhir masa jabatannya, maka rapat diselesaikan oleh Mejlis Pengurus disetiap
Pimpinan Paripurna dapat menggantikannya tingkat SDII.
dengan anggota Pimpinan Paripurna yang lain, dan d. Mengesahkan Rencana Strategis serta
selanjutnya dipertanggungjawabkan pada Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan.
muktamar berikutnya. e. Menangani penyelesaian tertinggi atas
Pimpinan SDII berkewajiban : masalah-masalah yang ada dalam
1. Mempersiapkan, mengundang, menyelenggarakan kelembagaan SDII untuk kemudian
dan menjelaskan hal-hal yang diperlukan dalam dipertanggungjawabkan dalam Muktamar.
rapat koordinasi dan rapat kerja. f. Memberikan nasehat, pertimbangan, saran,
2. Mempersiapkan rencana kerja 5 (lima) tahun bantuan kemudahan bagi seluruh tingkat
untuk disahkan oleh Majelis Ekonomi Syariah. organisasi SDII, serta menjaga nama baik dan
3. Mempersiapkan Program Kerja Tahunan serta kelangsungan hidup organisasi.
anggaran Pendapatan dan Belanja SDII, untuk 3. Majelis Ekonomi Syariah memiliki kewenangan
disahkan oleh Majelis Ekonomi Syariah. berupa :
4. Menyampaikan laporan tahunan dan a. Mengadakan negosiasi, konsultasi, advokasi
dipertanggungjawabkan dalam rapat koordinasi kepada Lembaga Pemerintah, Lembaga Non
dan rapat kerja. Pemerintah, Lembaga Dalam Negeri dan Luar
5. Menyusun pokok-pokok pikiran tentang Negeri lainnya serta kepada masyarakat,
pembangunan usaha untuk disajikan kepada untuk memungkinkan pengusaha Muslim
Muktamar SDII. mendapat akses dan peluang yang lebih
Pimpinan SDII berwenang : besar dalam Perekonomian Nasional dan
1. Mewakili kepentingan SDII baik di dalam maupun Perekonomian Global.
diluar pengadilan. b. Menyelenggarakan berbagai pemikiran,
2. Memberi kuasa kepada orang/badan lain untuk penelitian dan pengkajian ekonomi local,
dan atas namanya melakukan tindakan hukum. Nasional, regional dan Internasional
3. Menetapkan peraturan dan kebijakan operasional khususnya yang terkait dengan ekonomi
dalam rangka pelaksanaan ketentuan yang ada. Syariah.
4. Pimpinan SDII berhak memperoleh imbalan, biaya c. Mendorong ekonoimi dan perdagangan umat
dan fasilitas dalam rangka melakukan tugasnya. ke dalam paradigma baru dengan
(Pengaturan lebih lanjut mengenai hal ini diatur menggunakan informasi dan tehnologi secara
dalam ketetapan organisasi). tepat.
Pasal 14. d. Meningkatkan dan memperluas wawasan
Pergantian Pengurus Antar Waktu dan jaringan para anggota khususnya dan
1. Pergantian pengurus antar waktu terjadi karena pengusaha muslim pada umumnya, termasuk
Pengurus Organisasi mengundurkan diri pindah pelatihan, penelitian dan pengemabangan
domisili atau meninggal dunia sebelum masa sosial, ekonomi dan keagamaan.
kepengurusan berakhir.
e. Membina dan meningkatkan kemampuan b. Musyawarah Cabang merupakan musyawarah
pengusaha muslim Indonesai melalui utusan Ranting-ranting, Majelis Pengurus,
peningkatan kualitas entrepreneurship, Peninjau dan Undangan lainnya.
salesmanship, jaringan usaha dengan c. Musyawarah Cabang diadakan 1 (satu) kali
mengetengahkan kaidah etika dan moral dalam 5 (lima) tahun sebelum
perdagangan Islam. penyelenggaraan Musyawarah Wilayah.
4. Majelis Ekonomi Syariah dapat mendelegasikan 2. Wewenang Musyawarah Cabang.
kewenangannya secara tertulis kepada Majelis a. Musyawarah Cabang menilai
Pengurus disetiap tingkat organisasi SDII untuk pertanggungjawaban Majelis Pengurus Cabang.
tugas-tugas tertentu. b. Menetapkan Program Kerja Organisasi Cabang
5. Anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan yang merupakan rangkuman program unsur-
kegiatan Majelis Ekonomi Syariah dibebankan unsur Cabang serta penjabaran dari Garis-garis
pada Anggaran SDII, disetiap tingkat organisasi. Besar Program Kerja SDII.
6. Majelis Ekonomi Syariah di Cabang dan Wilayah c. Memilih Majelis Pengurus Cabang dengan jalan
dapat dibentuk bilamana diperlukan dan dipilih memilih dan menetapkan Ketua Cabang
serta ditetapkan oleh Musyawarah Cabang dan merangkap Ketua tim Formatur dan memilih
Wilayah untuk masa 5 (lima) tahun. anggota Formatur untuk menyusun personal
BAB VIII Majelis Kepengurusan Cabang serta apabila
PERMUSYAWARATAN diperlukan, memilih Majelis Ekonomi Syariah.
Pasal 17. 3. Tata tertib Musyawarah Cabang.
Silatuhrahmi, Rapat Koordinasi Rapat Kerja a. Majelis Pengurus Cabang adalah
1. Silatuhrahmi adalah pertemuan atau forum penanggungjawab penyelenggaraan
komunikasi kekeluargaan yang membahas Musyawarah Cabang.
permasalahan yang menyangkut kepentingan b. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan
bersama atau kebijakan. dengan Musyawarah Cabang diatur dalam
2. Rapat Koordinasi adalah pertemuan atau forum ketetapan organisasi.
komunikasi kekeluargaan untuk melakukan c. Dalam keadaan mendesak atau jika dipandang
koordinasi pelaksanaan kegiatan organisasi. perlu, dapat diadakan Musyawarah Luar Biasa
3. Rapat Kerja adalah pertemuan atau forum Organisasi Cabang.
komunikasi kekeluargaan yang membahas Pasal 20.
masalah Program Kerja dan Evaluasi. Musyawarah Wilayah
4. Silatuhrahmi, Rapat Koordinasi, Rapat Kerja dapat 1. Status Musyawarah Wilayah.
diadakan pada tingkat organisasi Ranting, Cabang a. Musyawarah Wilayah merupakan Forum
Wilayah maupun organisasi Pusat. Tertinggi Organisasi Wilayah.
Pasal 18. b. Musyawarah Wilayah merupakan musyawarah
Musyawarah Ranting utusan Cabang-cabang, Majelis Pengurus
1. Status Musyawarah Ranting : Wilayah, Peninjau dan Undangan lainnya.
a. Musyawarah Ranting merupakan forum c. Musyawarah Wilayah diselenggarakan 5 (lima)
tertinggi Organisasi Ranting. tahun sekali, sebelum penyelenggaraan
b. Musyawarah Ranting merupakan Musyawarah Pusat dan Muktamar.
musyawarah anggota-anggota, Majelis 2. Wewenang Musyawarah Wilayah.
Pengurus Ranting, Peninjau dan Undangan a. Menilai laporan pertanggungjawaban Majelis
lainnya. Pengurus Wilayah.
c. Musyawarah Ranting diadakan 1 (satu) kali b. Menetapkan Program Kerja Organisasi Wilayah
dalam 5 (lima) tahun sebelum yang merupakan rangkuman Program Kerja
penyelenggaraan Musyawarah Cabang. Organisasi Cabang serta penjabaran dari Garis-
2. Wewenang Musyawarah Ranting. garis Besar Program Kerja SDII.
a. Musyawarah Ranting memulai c. Memilih Pengurus Wilayah dengan jalan
pertanggungjawaban Majelis Pengurus memilih Ketua Wilayah merangkap Ketua Tim
Ranting. Formatur dan memilih anggota Formatur
b. Menetapkan Program Kerja Organisasi untuk menyusun personil Majelis Pengurus
Ranting yang merupakan penjabaran dari Wilayah serta Apabila diperlukan, memilih
Garis-garis Besar Program Kerja SDII. Majelis Ekonomi Syariah.
c. Memilih Majelis Pengurus Ranting dengan Pasal 21.
jalan memilih dan menetapkan Ketua Ranting Musyawarah Pusat
merangkap Ketua Tim Formatur dan memilih 1. Status Musyawarah Pusat :
anggota Formatur untuk menyusun personal a. Musyawarah Pusat merupakan Forum
Majelis Pengurus Ranting. Tertinggi Organisasi tingkat Pusat dibawah
3. Tata Tertib Musyawarah Ranting. Muktamar.
a. Majelis Pengurus Ranting adalah b. Musyawarah Pusat merupakan musyawarah
penanggungjawab penyelenggaraan utusan Wilayah, Majelis Pengurus Pusat,
Musyawarah Ranting. Majelis Ekonomi Syariah, Peninjau dan
b. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan Undangan lainnya.
dengan Musyawarah Ranting diatur dalam c. Musyawarah Pusat diselenggarakan sekurang-
ketetapan organisasi. kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun antara 2
c. Dalam keadaan mendesak atau jika (dua) Muktamar.
dipandang perlu, dapat diadakan 2. Wewenang Musyawarah Pusat.
Musyawarah Luar Biasa Organisasi Ranting. a. Mempersiapkan bahan-bahan dan segala
Pasal 19. sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Musyawarah Cabang Muktamar.
1. Status Musyawarah Cabang : b. Menampung dan merumuskan usulan-usulan
a. Musyawarah Cabang merupakan Forum baru bagi penyempurnaan organisasi SDII.
Tertinggi Organisasi Cabang. 3. Tata cara Musyawarah Pusat :
a. Majelis Pengurus Pusat adalah Pengurus Organisasi Pusat dan utusan Organisasi
penanggungjawabpenyelenggaraan Wilayah.
Musyawarah Pusat. 5. Muktamar dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
b. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan lebih dari 1/2 (setengah) jumlah peserta Pengurus
dengan Musyawarah Pusat diatur dalam Organisasi Pusat, utusan organisasi Wilayah dan
ketetapan organisasi. organisasi Cabang.
Pasal 22. 6. Muktamar Luar Biasa dinyatakan sah Apabila
Muktamar dihadiri oleh 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta
1. Status Muktamar. Pengurus Organisasi Pusat, utusan organisasi
a. Muktamar merupakan musyawarah utusan Wilayah dan utusan organisasi cabang.
organisasi Cabang yang juga mewakili 7. Apabila ketentuan dalam ayat 1, 2, 3, 4 dan 5 pasal
organisasi Ranting, utusan organisasi ini tidak dapat terpenuhi, maka penyelenggaraan
Wilayah, Majelis Pengurus Pusat, Dewan Musyawarah atau Muktamar tersebut
Ekonomi Syariah, Peninjau dan Undangan ditangguhkan selama 2 (dua) jam dan jika dalam
lainnya. tenggang waktu tersebut korum tetap tidak
b. Muktamar diselenggarakan 5 (lima) tahun terpenuhi, maka atas persetujuan seluruh peserta
sekali. yang hadir, Musyawarah atau Muktamar tersebut
2. Wewenang Muktamar. dinyatakan sah.
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Majelis Pasal 26.
Pengurus Pusat. Pengambilan Keputusan
b. Menambah, mengubah dan menetapkan 1. Setiap keputusan-keputusan diambil secara
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, musyawarah untuk mencapai mufakat
menetapkan Garis-garis Program Kerja SDII, berdasarkan Ukhuwah Islamiyah.
Pedoman-pedoman pokok dan Kebijaksanaan 2. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak dapat
organisasi. dicapai, maka keputusan diambil dengan suara
c. Majelis Pengurus Pusat adalah terbanyak.
penanggungjawab penyelenggaraan BAB X
Muktamar. KEUANGAN
d. Banyaknya utusan organisasi cabang, Pasal 27.
organisasi Wilayah dan ketentuan-ketentuan Pengaturan Keuangan Majelis
lainnya yang berkaitan dengan Muktamar 1. Besarnya uang pangkal keanggotaan ditetapkan
ditetapkan oleh Majelis Pengurus Pusat oleh Majelis Pengurus Pusat.
sebagai penyelenggara Muktamar. 2. Besarnya uang iuran anggota ditetapkan oleh
e. Memilih dan menetapkan Majelis Pengurus Majelis Pengurus di masing-masing Ranting,
Pusat dan Majelis Ekonomi Syariah. Cabang, Wilayah dengan persetujuan Majelis
f. Dalam keadaan mendesak atau jika Pengurus Pusat.
dipandang perlu, dapat diadakan Muktamar 3. Uang pangkal disetorkan kepada Majelis Pengurus
Luar Biasa. Pusat.
Pasal 23. 4. Pelaksanaan pengumpulan serta pembagian uang
Muktamar Luar Biasa pangkal, iuran anggota dan hasil usaha akan
1. Muktamar Luar Biasa mempunyai wewenang yang ditentukan dalam ketetapan organisasi.
sama dengan Muktamar. 5. Tahun buku berjalan mulai tanggal 01 Januari
2. Muktamar Luar Biasa diadakan jika menghadapi sampai dengan 31 Desember.
keadaan yang luar biasa dan atas permintaan 6. Mengenai teknis pelaksanaan, besar dan tujuan
sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah penggunaan diatur dalam ketetapan organisasi.
organisasi Cabang dan organisasi Wilayah serta BAB XI
mendengar pendapat dari Dewan Ekonomi ATRIBUT ORGANISASI
Syariah. Pasal 28.
BAB IX Atribut Organisasi
PENGAMBILAN KEPUTUSAN Atribut organisasi terdiri dari panji, lambang, bendera,
Pasal 24. lagu dan kartu tanda anggota, penggunaannya diatur
Hak Suara dan Hak Berbicara melalui ketetapan organisasi.
Para anggota sebagai peserta Musyawarah Ranting, BAB XII
peserta utusan pada Musyawarah Cabang Musyawarah ATURAN TAMBAHAN
Wilayah, Musyawarah Pusat dan dalam Muktamar atau Pasal 29.
Muktamar Luar Biasa mempunyai 1 (satu) hak suara Aturan Tambahan/Peralihan
sebagai 1 (satu) kesatuan dari setiap peserta/utusan 1. Setiap anggota dianggap telah mengetahui isi
dan hak bicara, sedangkan peserta Peninjau dan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SDII.
Undangan lainnya tidak mempunyai hak suara. 2. Setiap anggota-anggota dan Pengurus Organisasi
Pasal 25. harus mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran
Korum dan Persyaratan Rumah Tangga SDII.
1. Musyawarah Ranting dinyatakan sah apabila 3. Untuk pertama kalinya, diselenggarakan
diadakan oleh dari 1/2 (setengah) jumlah anggota. Musyawarah Pusat yang diikuti oleh utusan-utusan
2. Musyawarah Cabang dinyatakan sah apabila Wilayah yang dipilih oleh calon anggota yaitu
dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah) jumlah Pengusaha pengusaha muslim yang berdomisili di
peserta Pengurus Organisasi Cabang dan utusan daerah Wilayah itu, dengan memperhatikan pasal
organisasi Ranting. 3 dan pasal 4.
3. Musyawarah Wilayah dinyatakan sah apabila 4. Utusan-utusan Wilayah seperti tersebut pada ayat
dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah) jumlah 3 ini, selanjutnya mengusahakan terbentuknya
peserta Pengurus Organisasi Wilayah dan utusan kepengurusan SDII disetiap tingkat organisasi
organisasi cabang di wilayahnya. sebagaimana tersebut pada pasal 9, pasal 10 dan
4. Musyawarah Pusat dinyatakan sah apabila dihadiri pasal 11.
oleh lebih dari 1/2 (setengah) jumlah peserta
5. Majelis Pengurus Pusat yang pada saat ini telah
bersifat sementara, sebelum Muktamar SDII
pertama diselenggarakan.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 30.
Hal lain dan Pemberlakuan
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga SDII akan diatur
dalam ketetapan-ketetapan organisasi.
2. Anggaran Rumah Tangga ini disahkan dan
ditetapkan oleh Badan Pendiri, di Jakarta, pada
tanggal 18 Juli 2001
3. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak
tanggal ditetapkan.
DEMIKIAN AKTA INI
Dibuat sebagai minuta dan diselesaikan di Jakarta, pada
hari dan tanggal tersebut pada bahagian awal akta ini,
dengan dihadiri oleh tuan [•], Sarjana Hukum, dan tuan
[•], Sarjana Hukum, kedua-duanya pegawai Kantor
Notaris dan bertempat tinggal di Jakarta, sebagai para
saksi.
Setelah Notaris, membacakan dan menjelaskan akta ini
kepada (para-) penghadap dan para saksi yang telah
dikenal oleh Notaris berdasarkan indentitas yang
diperlihatkan, maka segera (para) penghadap yang telah
menyetujui isi akta ini, para saksi, dan Notaris menanda-
tangani akta ini.
Dibuat dengan tanpa perubahan.
Minuta akta ini bermeterai cukup dan telah
ditandatangani dengan sempurna.
Diberikan sebagai turunan,
Notaris selaku Pejabat Umum di Jakarta,
[•]

Anda mungkin juga menyukai