Anda di halaman 1dari 5

Agar Doa

Allah berfirman

َ ‫وم ِ ُيبَْعث ُو‬


‫ن‬ ٰ ‫طِنِه إَِل‬
ْ ‫ى َي‬ ْ ‫ث ِفي َب‬
َ ‫ني – َلَلِب‬
َ ‫ح‬ َ ُ ‫ن ِمَن اْمل‬
ِ ِّ‫سب‬ َ ‫وَال أ َنَُّه َكا‬
ْ ‫َفَل‬

Lebih Cepat “Maka kalau sekiranya dia (sebelumnya) tidak termasuk


orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia
akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit

Dikabulkan (kiamat).” (QS. Ash Shaaffaat: 144).

Hendaknya di waktu senang dan lapang kita sering salat


malam meminta dan mencari rida Allah. Banyak
Sudah selayaknya seorang muslim mengingat Allah di bersedekah walaupun sedikit. Sering membaca Alquran
saat susah maupun di saat lapang dan senang. dan menunaikan hak Allah pada zakat. Tidak lupa
Demikian juga ketika akan berdoa, hendaknya beristigfar dan zikir di mana saja dan kapan saja.
memperbanyak doa ketika keadaan lapang, agar Allah
lebih cepat mengabulkan doanya. Orang yang Berdoa Tidak Pernah Rugi
Saudaraku, mari kita saling mengingatkan agar
Ciri Khas Seorang Mukmin memperbanyak berdoa. Orang yang berdoa tidak pernah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, rugi karena doanya akan ada tiga kemungkinan doanya:
Pertama, Dikabulkan saat masih hidup
‫عاَء ِفي‬ َ ‫ب فَْلُيْكِثِر الُّد‬ َّ ‫ب اهللَُّ َلُه ِعنَْد ال‬
ِ ‫شَداِئِد َوالَكْر‬ ِ َ ‫ست‬
َ ‫جي‬ ْ َ ‫سَّرُه أ‬
ْ ‫ن َي‬ َ ‫مْن‬
َ Kedua, Disimpan sebagai kebaikan untuk akhirat
ِ‫خاء‬
َ ‫الَّر‬ Ketiga, Dijauhkan dari keburukan (misalnya, jika dia
berdoa menjadi kaya, maka Allah tahu ia akan sombong
“Barangsiapa yang suka Allah mengabulkan doanya dan binasa)
ketika susah dan menderita, maka hendaknya ia
memperbanyak doa ketika lapang.” (HR. Tirmidzi, ٍ‫سلِم‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ َقاَل » ما ِمْن‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ى‬ َّ ‫ن النَِّب‬ َّ َ ‫سِعيٍد أ‬ َ ‫عْن أ َِبى‬ َ
Shahihul Jami’ no. 6290) ‫حَدى‬ ِ
ْ ‫هلل ِبَها إ‬ َ
َُّ ‫عطاُه ا‬ َ َّ ِ ِ ُ ِ َ
ْ ‫س فيَها إثٌم َوال قطيَعة َرحم ٍ إال أ‬َ ْ ِ ِ َ
َ ‫وة لْي‬ ٍ َ ‫ع‬ ْ ‫عو ِبَد‬ ُ ‫َيْد‬
ُ ْ َ ‫ما أ‬
‫ن‬ َّ ِ‫خَرِة َو إ‬ ِ ‫ها َلُه ِفى اآل‬ َ ‫خَر‬ ِ ‫ن َيَّد‬ْ َ ‫ما أ‬ َّ ِ‫وتُُه َو إ‬ َ ‫ع‬ ْ ‫جَل َلُه َد‬ َّ ‫ن تَُع‬ ْ َ ‫ما أ‬ ٍ ‫ال‬
َّ ِ‫ث إ‬ َ َ‫ث‬
Syaikh Ali Al-Qari menjelaskan bahwa hadis ini ‫هلل أ َْكث َُر‬َُّ ‫ َقاَل »ا‬.‫ َقاُلوا إِذا ً نُْكِثُر‬.« ‫سوِء ِمث َْلَها‬ ُّ ‫عنُْه ِمَن ال‬ َ ‫ف‬َ ‫صِر‬ ْ ‫»َي‬
menujukkan “ciri khas” seorang mukmin, beliau berkata,
“Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah
،‫ﻲ‬ِ ‫ﻣ‬ْ ‫ﻞ ﺍﻟَّﺮ‬
َ ‫ﻬِﻢ َﻗْﺒ‬
ْ ‫ﺴ‬
َّ ‫ﺶ ِﻟﻠ‬ َ ‫ﻥ َﻳِﺮﻳ‬ ْ ‫ﺤﺎِﺯِﻡ َﺃ‬
َ ‫ﺸﺎِﻛِﺮ ﺍْﻟ‬َّ ‫ﻦ ﺍﻟ‬
ِ ‫ﻣ‬
ِ ‫ﺆ‬
ْ ‫ﻤ‬
ُ ‫ﻤِﺔ ﺍْﻟ‬
َ ‫ﺷﻴ‬
ِ ‫ﻦ‬
ْ ‫ﻣ‬
ِ
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‫ﻄَﺮﺍِﺭ‬ِ ‫ﺿ‬ ْ ‫ﺲ ﺍِﻟﺎ‬ ِّ ‫ﻣ‬َ ‫ﻞ‬ َ ‫ﻌﺎَﻟﻰ َﻗْﺒ‬
َ ‫ﺊ ِﺇَﻟﻰ ﺍﻟَّﻠِﻪ َﺗ‬َ ‫ﺠ‬ِ ‫ﻭَﻳْﻠَﺘ‬
َ
“Tidak ada seorangpun yang berdoa dengan sebuah doa
“Di antara ciri khas serorang mukimin yaitu sering yang tidak ada dosa di dalamnya dan memutuskan
bersyukur dan ‘memperhatikan panah sebelum silaturrahim, melainkan Allah akan mengabulkan salah
melepaskannya’, kembali kepada (mengingat) Allah satu dari tiga perkara: (1) baik dengan disegerakan
sebelum padanya tertimpa kesulitan.” (Mirqatul Mafatih baginya (pengabulan doanya) di dunia atau, (2) dengan
4/1531) disimpan baginya (pengabulan doanya) di akhirat atau,
(3) dengan dijauhkan dari keburukan semisalnya.”
Hendaknya seorang mukmin tidak menjadikan Allah
sebagai pilihan terakhir ketika gembira, namun menjadi Para shahabat berkata, “Wahai Rasulullah, kalau begitu
pilihan utama ketika bersedih dan susah. Apabila kita kami akan memperbanyak doa?”
membuat permisalan, tentu kita tidak suka apabila
keluarga atau saudara kita hanya datang ke kita pada Beliau menjawab, “Allah lebih banyak (pengabulan
saat susah saja atau pada saat butuh bantuan saja, doanya).” ( HR. Ahmad, Shahih At Targhib wa At Tarhib,
selama ini dia tidak tahu ke mana rimbanya dan tidak no. 1633)
pernah mau menyambung silaturahmi.

Ingatlah Allah Saat Senang dan Lapang, Allah


Akan Mengingatmu di Saat Susah
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ﺸَّﺪِﺓ‬
ِّ ‫ﻌِﺮُﻓﻚ ِﻓﻲ ﺍﻟ‬
ْ ‫ﺧﺎِﺀ َﻳ‬
َ ‫ﻑ ﺇَﻟﻰ ﺍﻟَّﻠِﻪ ِﻓﻲ ﺍﻟَّﺮ‬
ْ ‫ﻌَّﺮ‬
َ ‫َﺗ‬

“Kenalilah (ingatlah) Allah di waktu senang pasti Allah


akan mengingatmu di waktu sempit.” (HR. Tirmidzi)

Perhatikan bagaimana Allah menolong Nabi Yunus


alaihissalam dalam berbagai kesusahan di dalam perut
ikan, dalam kegelapan dan Di tengah ganasnya lautan.
Allah menolong nabi Yunus alaihissalam karena beliau
sering mengingat Allah di waktu lapang

muslim.or.id
Mengapa “Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidaklah menerima
kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah Ta’ala
memerintahkan orang-orang mukmin sebagaimana

Doaku Belum
perintah kepada para Rasul, Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rizki yang baik-baik yang kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika

Dikabulkan? benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-


Baqarah [2]: 172)

Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Wahai para


Allah Ta’ala berfirman, rasul, makanlah yang baik-baik dan beramal shalih-lah
kalian.” (QS. Al-Mu’minuun [23]: 51)
‫عْن ِعبَاَدِتي‬ َ ‫ن‬َ ‫ستَْكِبُرو‬ْ ‫ن اَّلِذيَن َي‬
َّ ِ‫ب َلُكْم إ‬ ْ َ ‫عوِني أ‬
ِ َ ‫ست‬
ْ ‫ج‬ ُ ‫َوَقاَل َرُّبُكُم اْد‬
ِ ‫جَهنََّم َدا‬
‫خِريَن‬ َ ‫ن‬ َ ‫خُلو‬ ُ ‫سَيْد‬َ menyebut nama Allah “Ar-Rabb”, yaitu dengan
memanggil “Ya Rabb, Ya Rabb”.
“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya Tawassul kepada Allah Ta’ala dengan (menyebut) nama
orang-orang yang menyombongkan diri dari Allah Ta’ala tersebut merupakan sebab pengkabulan
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam doa. Karena Rabb merupakan pencipta, raja, yang
keadaan hina dina.” (QS. Ghafir [40]: 60) mengatur seluruh urusan, dan pengaturan langit dan
bumi berada di tangan-Nya.
Orang yang berdoa kepada Allah Ta’ala, namun tidak
dikabulkan, dia pun merasa rancu (bertanya-tanya) “Ya Rabb Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji,”
melihat realita yang dia dapatkan ketika dikaitkan
dengan janji dalam ayat tersebut. Allah Ta’ala telah Perkara penting lainnya adalah hendaknya seseorang
berjanji dalam ayat tersebut bahwa siapa saja yang tidak merasa bahwa doanya tidak segera (lama atau
berdoa kepada-Nya, niscaya akan Allah Ta’ala lambat) terkabul. Karena hal semacam ini adalah sebab
kabulkan. Dan Allah Ta’ala tidak pernah menyelisihi tidak dikabulkannya doa. Hal ini sebagaimana terdapat
janji-Nya. dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Jawaban atas kerancuan ini adalah bahwa ‫جْل‬


َ ‫ما َلْم َيْع‬ َ َ ‫ب ِأل‬
َ ‫حِدُكْم‬ َ َ ‫ست‬
ُ ‫جا‬ ْ ‫ُي‬
pengkabulan doa itu memiliki syarat-syarat yang harus
dipenuhi. “Doa salah seorang di antara kalian akan dikabulkan
selama tidak tergesa-gesa.”
Syarat pertama
Ikhlas kepada Allah Ta’ala, yaitu seseorang Para sahabat bertanya, “Apa maksud tergesa-gesa itu,
memurnikan niatnya dalam berdoa untuk menghadap wahai Rasulullah?”
Allah Ta’ala, dengan hati yang khusyuk, jujur dalam
bersandar kepada-Nya. Dia mengilmui bahwa Allah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ta’ala berkuasa untuk mengabulkan doanya dan dia
benar-benar berharap agar doanya dikabulkan oleh ‫ب لِي‬
ْ ‫ج‬ ْ ‫ت َفَلْم ُي‬
َ َ ‫ست‬ ُ ‫و‬
ْ ‫ع‬ ُ ‫و‬
َ ‫ت و َد‬ ْ ‫ع‬ ُ ‫و‬
َ ‫ت و َد‬ ْ ‫ع‬
َ ‫َد‬
Allah Ta’ala.
“Yaitu ketika seseorang berkata, “Aku berdoa, aku
Syarat ke dua berdoa, aku berdoa, namun belum juga
Seseorang merasa ketika berdoa bahwa dia berada dikabulkan.” (HR. Bukhari no. 6340 dan Muslim no.
dalam keadaan mendesak untuk dikabulkannya doa 2735)
tersebut, bahkan dalam kondisi paling darurat. Dan
Allah Ta’ala saja satu-satunya yang mampu Maka tidak sepatutnya seseorang merasa bahwa
mengabulkan doa orang-orang yang dalam keadaan doanya lama atau tidak segera Allah Ta’ala kabulkan,
terdesak (kesulitan) ketika berdoa kepada-Nya dan lalu mundur tidak berdoa dan meninggalkan doa.
yang menghilangkan kesusahan. Bahkan seharusnya dia merengek-rengek dalam
doanya. Karena setiap doa yang kita tujukan kepada
Adapun orang-orang yang berdoa kepada Allah Ta’ala, Allah Ta’ala adalah ibadah yang mendekatkan diri kita
namun dia merasa tidak membutuhkan Allah Ta’ala kepada Allah Ta’ala dan menambah pahala.
dan tidak merasa dalam kondisi mendesak, (misalnya)
dia berdoa hanyalah karena kebiasaan (adat) semata Oleh karena itu, wahai saudaraku, hendaklah kalian
atau untuk coba-coba (siapa tahu dikabulkan), maka berdoa kepada Allah Ta’ala, dalam setiap urusanmu,
doa semacam ini tidaklah layak untuk dikabulkan. baik yang umum atau yang khusus, yang sulit atau
yang mudah. Jika tidak ada dalam doamu kecuali itu
Syarat ketiga adalah bentuk ibadah kepada Allah Ta’ala, maka itu
Dia menjauhi makanan haram. Karena sesungguhnya sudah layak bagi seseorang untuk bersemangat di
makanan haram adalah penghalang antara doa dalamnya. Wallahul muwaffiq.
seorang hamba dengan pengkabulan doa. Hal ini
sebagaimana terdapat dalam hadits yang valid dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dimana beliau
bersabda,
muslim.or.id
Berdoa Memiliki Waktu-Waktu Mustajab
Doa Mustajab Perlu diketahui bahwa doa memiliki waktu-waktu yang
mustajab. Artinya ketika berdoa di waktu tersebut akan

Setelah atau lebih mudah dan lebih cepat terkabulkan. Salah satunya
adalah berdoa ketika berbuka puasa. Nabi
Shallallahu’alaihi Wa sallam bersabda,
sebelum Berbuka ‫ﺛﻼﺙ ﻻ ﺗﺮﺩ ﺩﻋﻮﺗﻬﻢ ﺍﻟﺼﺎﺋﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﻔﻄﺮ ﻭﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﻌﺎﺩﻝ ﻭ ﺍﻟﻤﻈﻠﻮﻡ‬

Puasa? ‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang
berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil,
Berdoalah, Allah Akan Mengabulkannya dan doanya orang yang terzhalimi.”[3]
Secara umum Allah memerintahkan hamba-Nya untuk
berdoa, memohon dan memelas kepada-Nya. Allah Ini juga salah satu kebahagiaan ketika berbuka puasa.
juga telah menjanjikan akan mengabulkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
permohonan hamba tersebut. Allah berfirman,
‫ فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه‬: ‫للصائم فرحتان‬
َ‫ﺧُﻠﻮﻥ‬ ُ ‫ﺳَﻴْﺪ‬
َ ‫ﻋَﺒﺎَﺩِﺗﻲ‬
ِ ‫ﻦ‬
ْ ‫ﻋ‬
َ ‫ﻥ‬
َ ‫ﺴَﺘْﻜِﺒُﺮﻭ‬
ْ ‫ﻦ َﻳ‬
َ ‫ﻥ ﺍَّﻟِﺬﻳ‬
َّ ‫ﺐ َﻟُﻜْﻢ ِﺇ‬
ْ ‫ﺠ‬
ِ ‫ﺳَﺘ‬
ْ ‫ﻋﻮِﻧﻲ َﺃ‬
ُ ‫ﺍْﺩ‬
َ ‫ﺧِﺮﻳ‬
‫ﻦ‬ ِ ‫ﻬَّﻨَﻢ َﺩﺍ‬
َ ‫ﺟ‬
َ “Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan:
kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan
“Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak.”[4]
Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri
karena enggan beribadah kepada-Ku, akan Waktu mustajab Sebelum atau Sesudah Berbuka
dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam Puasa?
keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60). Terkadang menjadi pertanyaan adalah apakah waktu
mustajab berbuka puasa itu sebelum berbuka puasa
Merasa Doa Tidak Dikabulkan? (menjelang berbuka) atau setelah berbuka puasa. Syaikh
Jika tidak terkabulkan di dunia, maka pasti akan Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan bahwa
dikabulkan di akhirat dan disimpan sebagai satu asalnya waktu mustajab adalah sebelum berbuka puasa
kebaikan, (menjelang berbuka) karena inilah keadaan seorang
hamba masih berpuasa, badan mungkin ada sedikit
‫ َقاَل » ما ِمْن‬-‫صلى اهلل عليه وسلم‬- ‫ى‬ َّ ‫ن النَِّب‬ َّ َ ‫سِعيٍد أ‬ َ ‫عْن أ َِبى‬ َ lemah dan butuh makanan serta butuh dengan Rabb-
ِ ‫ال َق‬ nya. Akan tetapi, ada hadits membaca doa buka puasa
‫هلل ِبَها‬ َ ‫ع‬
َُّ ‫طاُه ا‬ ْ َ ‫ال أ‬ ِ ‫طيَعُة َر‬
َّ ِ‫حم ٍ إ‬ َ ‫س ِفيَها إِث ٌْم َو‬ َ ‫وٍة َلْي‬ َ ‫ع‬ْ ‫عو ِبَد‬ ُ ‫سلِم ٍ َيْد‬ ْ ‫م‬ ُ
ِ‫خَرة‬ ِ ‫ها َلُه ِفى اآل‬ ِ َ ِ َ َ َ ِ ٍ ِ setelah berbuka, sehingga bisa saja doa tersebut adalah
ْ
َ ‫ما أن َيَّدخَر‬ َّ ‫وتُُه َو إ‬َ ‫ع‬ ْ ‫جل لُه َد‬ َّ ‫ما أن تَُع‬ْ َ
َّ ‫حَدى ثالث إ‬ َ ْ ‫إ‬
setelah berbuka. Beliau berkata,
َُّ ‫ َقاَل »ا‬.‫ َقاُلوا إِذا ً نُْكِثُر‬.« ‫سوِء ِمث َْلَها‬
‫هلل‬ ُّ ‫عنُْه ِمَن ال‬ َ ‫ف‬ َ ‫صِر‬ ْ ‫ن َي‬ ُ ْ َ ‫ما أ‬َّ ِ‫َو إ‬
‫»أ َْكث َُر‬ ‫ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻳﻜﻮﻥ ﻗﺒﻞ ﺍﻹﻓﻄﺎﺭ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻐﺮﻭﺏ ؛ ﻷﻧﻪ ﻳﺠﺘﻤﻊ ﻓﻴﻪ ﺍﻧﻜﺴﺎﺭ‬
‫ ﻭﻛﻞ ﻫﺬﻩ ﺃﺳﺒﺎﺏ ﻟﻺﺟﺎﺑﺔ ﻭﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻔﻄﺮ‬، ‫ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻭﺍﻟﺬﻝ ﻭﺃﻧﻪ ﺻﺎﺋﻢ‬
“Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah
‫ ﻟﻜﻦ ﻭﺭﺩ ﺩﻋﺎﺀ‬، ‫ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻗﺪ ﺍﺳﺘﺮﺍﺣﺖ ﻭﻓﺮﺣﺖ ﻭﺭﺑﻤﺎ ﺣﺼﻠﺖ ﻏﻔﻠﺔ‬
shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tidak ada
seorangpun yang berdoa dengan sebuah dosa yang ‫ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻮ ﺻﺢ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻌﺪ ﺍﻹﻓﻄﺎﺭ‬
tidak ada dosa di dalamnya dan memutuskan { ” ‫ ” ﺫﻫﺐ ﺍﻟﻈﻤﺄ ﻭﺍﺑﺘﻠﺖ ﺍﻟﻌﺮﻭﻕ ﻭﺛﺒﺖ ﺍﻷﺟﺮ ﺇﻥ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ‬: ‫ﻭﻫﻮ‬
silaturrahim, melainkan Allah akan mengabulkan ( 2066 ) ‫ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﺣﺴﻨﻪ ﺍﻷﻟﺒﺎﻧﻲ ﻓﻲ ﺻﺤﻴﺢ ﺳﻨﻦ ﺃﺑﻲ ﺩﺍﻭﺩ‬
salah satu dari tiga perkara, [1] baik dengan ‫ } ﻓﻬﺬﺍ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺇﻻ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻔﻄﺮ‬،
disegerakan baginya (pengabulan doanya) di dunia
atau [2]dengan disimpan baginya (pengabulan
“Doa (yang mustajab) adalah sebelum/menjelang
doanya) di akhirat atau [3] dengan dijauhkan dari
berbuka yaitu ketika akan terbenam matahari. Karena
keburukan semisalnya”, para shahabat berkata:
saat itu terkumpul (sebab-sebab mustajabnya doa)
“Wahai Rasulullah, kalau begitu kami akan
berupa hati yang tunduk dan perasaan rendah (di
memperbanyak doa?” Beliau menjawab: “Allah lebih
hadapan Rabb) karena ia berpuasa. Semua sebab ini
banyak (pengabulan doanya).”[1]
adalah penyebab doa dikabulkan. Adapun setelah
berbuka puasa, badan sudah segar lagi dan nyaman.
Oleh karena itu Allah malu jika hambanya berdoa
Bisa jadi ia lalai (akan sebab-sebab mustajab). Akan
kemudian kembali dengan tangan hampa. Dari Nabi
tetapi terdapat hadits yang seandainya shahih maka doa
shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,
mustajab itu setelah buka puasa yaitu doa: Dzahabaz
‫إن ربكم تبارك وتعالى حيي كريم يستحي من عبده إذا رفع يديه‬ dzama’ wabtallail ‘uruq wa tsabatal ajru insyaallah. Maka
doa mustajab itu setelah berbuka.”[5]
‫إليه أن يردهما صفرا‬
Secara umum doa orang berbuka puasa mustajab akan
“Sesunguhnya Rabb kalian tabaraka wa ta’ala Maha tetapi waktu berbuka ada keutamaannya lagi. Doa orang
Pemalu lagi Maha Mulia. Dia malu terhadap hamba- selama berpuasa adalah mustajab sebagaimana hadits,
Nya, jika hamba tersebut menengadahkan tangan
kepada-Nya, lalu kedua tangan tersebut kembali ُ‫ﻮﺓ‬
َ ‫ﻋ‬
ْ ‫ﻭَﺩ‬َ ‫ﻄَﺮ‬ِ ‫ﺣَّﺘﻰ ُﻳْﻔ‬
َ ‫ﺼﺎِﺋُﻢ‬
َّ ‫ﻭﺍﻟ‬
َ ‫ﻝ‬
ُ ‫ﻌﺎِﺩ‬
َ ‫ﻬُﻢ ﺍﻹِﻣَﺎﻡُ ﺍْﻟ‬
ُ ‫ﻮُﺗ‬
َ ‫ﻋ‬
ْ ‫ﻻ ُﺗَﺮُّﺩ َﺩ‬
َ ‫ﻼَﺛٌﺔ‬
َ ‫َﺛ‬
dalam keadaan hampa.”[2]
‫ﻈُﻠﻮِﻡ‬ ْ ‫ﻤ‬
َ ‫ﺍْﻟ‬
muslim.or.id
“Ada tiga do’a yang tidak tertolak: (1) doa pemimpin Imam Ibnul Qayyim berkata: “Tawakkal kepada Allah
yang adil, (2) doa orang yang berpuasa sampai ia adalah termasuk sebab yang paling kuat untuk melindungi
berbuka, (3) doa orang yang terzhalimi.”[6] diri seorang hamba dari gangguan, kezhaliman dan
permusuhan orang lain yang tidak mampu dihadapinya
An-Nawawi menjelaskan, sendiri. Allah akan memberikan kecukupan kepada orang
yang bertawakkal kepada-Nya. Barangsiapa yang telah
‫ﺧَﺮِﺓ‬
ِ ‫ﺕ ﺍْﻟﺂ‬ِ ‫ﻤﺎ‬ َّ ‫ﻬ‬
ِ ‫ﻤ‬ُ ‫ﻣِﻪ ِﺑ‬
ِ ‫ﻮ‬ْ ‫ﺻ‬ َ ‫ﻝ‬ ِ ‫ﺣﺎ‬ َ ‫ﺐ ﻟﻠﺼﺎﺋﻢ ﺃﻥ ﻳﺪﻋﻮ ﻓﻲ‬
ّ ‫ﻳﺴﺘﺤ‬ diberi kecukupan dan dijaga oleh Allah Ta’ala maka tidak
َ‫ﻤﻴﻦ‬ ِ ‫ﺴِﻠ‬
ْ ‫ﻤ‬
ُ ‫ﻭِﻟْﻠ‬
َ ‫ﺐ‬ ُّ ‫ﺤ‬ِ ‫ﻦ ُﻳ‬ْ ‫ﻤ‬ َ ‫ﻭِﻟ‬
َ ‫ﻭﺍﻟُّﺪْﻧَﻴﺎ َﻟُﻪ‬
َ ada harapan bagi musuh-musuhnya untuk bisa
mencelakakannya. Bahkan dia tidak akan ditimpa
kesusahan kecuali sesuatu yang mesti (dirasakan oleh
“Dianjurkan bagi orang yang berpuasa untuk berdoa
semua makhluk), seperti panas, dingin, lapar dan dahaga.
sepanjang waktu puasanya (selama ia berpuasa)
Adapun gangguan yang diinginkan musuhnya maka
dengan doa-doa yang sangat penting bagi urusan
selamanya tidak akan menimpanya. Maka (jelas sekali)
akhirat dan dunianya, bagi dirinya, bagi orang yang
perbedaan antara gangguan yang secara kasat mata
dicintai dan untuk kaum muslimin.”[7]
menyakitinya, meskipun pada hakikatnya merupakan
kebaikan baginya (untuk menghapuskan dosa-dosanya)

Tawakkal
dan untuk menundukkan nafsunya, dan gangguan (dari
musuh-musuhnya) yang dihilangkan darinya”5.

Tidak terkecuali dalam hal ini, usaha untuk mencari rezki


tawakal adalah bagian dari usaha, bahkan usaha yang yang halal dan berkah. Seorang hamba yang beriman
paling utama untuk meraih keberhasilan. kepada Allah Ta’ala, dalam usahanya mencari rezki, tentu
dia tidak hanya mentargetkan jumlah keuntungan yang
Salah seorang ulama salaf berkata: “Cukuplah bagimu besar dan berlipat ganda, tapi lebih dari itu, keberkahan
untuk melakukan tawassul (sebab yang disyariatkan dari rezki tersebut untuk memudahkannya memanfaatkan
untuk mendekatkan diri) kepada Allah adalah dengan rezki tersebut di jalan yang benar. Dan semua ini hanya
Dia mengetahui (adanya) tawakal yang benar kepada- bisa dicapai dengan taufik dan kemudahan dari Allah
Nya dalam hatimu, berapa banyak hamba-Nya yang Ta’ala. Maka tentu ini semua tidak mungkin terwujud
memasrahkan urusannya kepada-Nya, maka Diapun tanpa adanya tawakal yang benar dalam hati seorang
mencukupi (semua) keperluan hamba tersebut”1. hamba.

{‫مْن‬ َ ‫ َو‬،‫ب‬ُ ‫س‬ِ َ ‫حت‬ ْ ‫ث َال َي‬ ُ ‫حْي‬ َ ‫ َوَيْرزُْقُه ِمْن‬.‫جا‬ ْ ‫م‬
ً ‫خَر‬ َ ‫جَعْل َلُه‬
ْ ‫هلل َي‬ ِ َّ‫مْن َيت‬
ََّ ‫ق ا‬ َ ‫َو‬ Berdasarkan ini semua, maka merealisasikan tawakal yang
‫سبُُه‬
ْ ‫ح‬ َ ‫و‬ َ
َ ‫هلل فُه‬َِّ ‫على ا‬ َ َ ‫وكل‬ْ َّ َ َ‫}َيت‬ hakiki sama sekali tidak bertentangan dengan usaha
mencari rezki yang halal, bahkan ketidakmauan
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia melakukan usaha yang halal merupakan pelanggaran
akan memberikan baginya jalan ke luar (bagi semua terhadap syariat Allah Ta’ala, yang ini justru menyebabkan
urusannya). Dan memberinya rezki dari arah yang tidada rusaknya tawakal seseorang kepada Allah.
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
keperluan)nya” (QS ath-Thalaaq:2-3).
“Seandainya kalian bertawakal pada Allah dengan
Artinya, barangsiapa yang percaya kepada Allah dalam tawakal yang sebenarnya, maka sungguh Dia akan
menyerahkan (semua) urusan kepada-Nya maka Dia melimpahkan rezki kepada kalian, sebagaimana Dia
akan mencukupi (segala) keperluannya2. melimpahkan rezki kepada burung yang pergi (mencari
makan) di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali
Maka tawakal yang benar, merupakan sebab utama sore harinya dalam keadaan kenyang”.
berhasilnya usaha seorang hamba, baik dalam urusan
dunia maupun agama, bahkan sebab kemudahan dari Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
Allah Ta’ala bagi hamba tersebut untuk meraih segala mengisyaratkan bahwa tawakal (yang sebenarnya)
kebaikan dan perlindungan dari segala keburukan. bukanlah berarti bermalas-malasan dan enggan
melakukan usaha (untuk mendapatkan rezki), bahkan
Coba renungkan kemuliaan besar ini yang terungkap (tawakal yang benar) harus dengan melakukan (berbagai)
dalam makna sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi macam sebab (yang dihalalkan untuk mendapatkan rezki).
Wasallam: “Barangsiapa yang ketika keluar rumah
membaca (zikir): Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi, walaa Oleh karena itu, Imam Ahmad (ketika mengomentari
haula wala quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku hadits ini) berkata: “Hadits ini tidak menunjukkan larangan
berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada daya dan melakukan usaha (sebab), bahkan (sebaliknya)
kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya), maka menunjukkan (kewajiban) mencari rezki (yang halal),
malaikat akan berkata kepadanya: “(sungguh) kamu karena makna hadits ini adalah: kalau manusia
telah diberi petunjuk (oleh Allah Ta’ala), dicukupkan bertawakal kepada Allah ketika mereka pergi (untuk
(dalam segala keperluanmu) dan dijaga (dari semua mencari rezki), ketika kembali, dan ketika mereka
keburukan)”, sehingga setanpun tidak bisa mengerjakan semua aktifitas mereka, dengan mereka
mendekatinya, dan setan yang lain berkata kepada meyakini bahwa semua kebaikan ada di tangan-Nya,
temannya: Bagaimana (mungkin) kamu bisa maka pasti mereka akan kembali dalam keadaan selamat
(mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dan mendapatkan limpahan rezki (dari-Nya),
dicukupkan dan dijaga (oleh Allah Ta’ala)?”3. sebagaimana keadaan burung”7.
muslim.or.id
Makna inilah yang diisyaratkan dalam ucapan Sahl bin
Abdullah at-Tustari8: “Barangsiapa yang mencela tawakal
maka berarti dia telah mencela (konsekwensi) iman, dan
barangsiapa yang mencela usaha untuk mencari rezki
maka berarti dia telah mencela sunnah Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam”9.

Maka berusahalah dengan sungguh-sungguh dalam


mencari rezki yang halal dan kebaikan-kebaikan lainnya,
tapi jangan lupa untuk menyandarkan hati kita kepada
Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu, bukan
kepada usaha yang kita lakukan.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa memudahkan rezki yang


halal dan berkah bagi kita semua, serta menolong kita
untuk selalu istiqamah di atas petunjuk-Nya sampai di
akhir hayat kita, Amin.

Ayat Kursi
‫ما ِفي‬
َ ‫وٌم َلُه‬ ِ ‫خذُُه‬
ْ َ‫سنٌَة َوَال ن‬ ُ ْ ‫ي اْلَقُّيوُم َال تَأ‬ َ ‫و اْل‬
ُّ ‫ح‬ ُ ‫اهللَُّ َال إَِلَه إَِّال‬
َ ‫ه‬

‫ع ِعنَْدُه إَِّال ِبِإْذِنِه َيْعَلُم‬ ْ ‫مْن َذا اَّلِذي َي‬


ُ ‫شَف‬ ِ ‫ما ِفي اْأل َْر‬
َ ‫ض‬ ِ ‫سَماَوا‬
َ ‫ت َو‬ َّ ‫ال‬
‫يٍء ِمْن ِعْلِمِه إَِّال ِبَما‬ َ ‫ن ِب‬
ْ ‫ش‬ ِ ‫خْلَفُهْم َوَال ُي‬
ُ ‫حي‬
َ ‫طو‬ َ ‫ني أ َْيِديِهْم َو‬
َ ‫ما‬ َ ْ ‫ما َب‬
َ
َ ‫ه‬
‫و‬ ُ ‫ظُهَما َو‬ ِ ‫ض َوَال َيئ ُوُدُه‬
ُ ‫حْف‬ ِ ‫سَماَوا‬
َ ‫ت َواْأل َْر‬ ِ ‫ع ُكْر‬
َّ ‫سُّيُه ال‬ ِ ‫شاَء َو‬
َ ‫س‬ َ
ِ ‫اْلَعلِيُّ اْلَع‬
‫ظيُم‬

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)


melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.
Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa
izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan
mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi
lagi Maha Besar“

hydroxylamine_park muslim.or.id

Anda mungkin juga menyukai