Anda di halaman 1dari 11

PEMBENTUKAN KABINET SJAHRIR I

DAN JALAN PERJUANGAN


DIPLOMASI RI
Oleh: Adi Nusferadi
Dosen Jurusan Sejarah FIS UNJ

Abstrak:
Tahun-tahun pertama perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI tidak saja
diliputi perseteruan antara bangsa Indonesia dengan Belanda yang berupaya
menjajah kembali Indonesia, namun memiliki dinamika internalnya sendiri.
Dinamika ini dapat dilihat sebagai arah menuju pendewasaan negara yang baru
lahir, yang juga memberikan pengalaman yang sangat berharga sehingga mampu
berdiri sebagai nation state yang mandiri. Kemandirian inilah yang mewarnai cita-
cita dinamika internal tersebut. Keinginan agar negara Indonesia tidak sekedar
berdiri secara de facto namun juga secara de jure, mengharuskan para pemimpin
nasional menghadapi jalur diplomasi. Pengakuan de jure tidak saja berkaitan dengan
sikap Belanda, tetapi juga sikap dunia internasional. Dalam konteks
memperjuangkan pengakuan internasional melalui jalur perundingan inilah maka
dilakukan perubahan susunan pemerintahan RI dari sistem presidentil ke
parlementer, dan ini salah satu dinamika internal paling awal dari republik yang
saat itu baru berdiri.

Urgensi dan Tuntutan Perubahan untuk mendukung upaya tersebut.


Susunan Pemerintahan RI Kekuatan di dalam negeri yang
Untuk menarik pihak ke tiga, dimaksud Presiden Soekarno adalah
terutama dalam hal ini pihak Sekutu, kemampuan pemerintah untuk
sebagai penengah dalam konflik dengan melaksanakan ketertiban dan
Belanda maka pihak RI berupaya mencegah kekacauan yang dapat
memberi kesan sebagai pemerintahan mengganggu upaya diplomasi oleh
yang efektif dan mampu menjalankan pemerintah2.
diplomasi1. Berkenaan dengan hal ini Perubahan politik penting yang
pada tanggal 2 September 1945 pada dialami RI pada bulan-bulan berikutnya
konferensi Pangreh Praja se Jawa dan memiliki korelasi dengan upaya
Madura, Presiden Soekarno membuka dialog dengan Belanda
menyampaikan seruan yang maupun Sekutu. Perubahan politik
menekankan pentingnya strategi tersebut dimulai dengan pengajuan
diplomasi bagi RI untuk memperoleh sebuah petisi tertanggal 7 Oktober 1945
dukungan internasional, serta
pentingnya kekuatan di dalam negeri 2
Ben Anderson, Revolusi Pemuda: Pendudukan Jepang
dan Perlawanan di Jawa 1944-1946 Terj. Jiman Rumbo
(Jakarta, 1988) hlm. 135-136, mengutip Asia Raya, 3
1
Merdeka, 27 Oktober 1945. September 1945.

Jurnal Sejarah Lontar 18 Vol. 6 No. 2 Juli - Desember 2009


dan ditandatangani oleh 50 orang ruang gerak KNIP yang memiliki jumlah
anggota KNIP, yang diserahkan pada anggota besar 9 . BP KNIP yang
Presiden Soekarno dan Wakil Presiden diusulkan akan merupakan badan yang
Hatta3. Petisi tersebut meminta agar mewakili KNIP dalam melaksanakan
diselenggarakan sidang pleno KNIP guna tugas sehari-hari, dan memiliki
memnbicarakan usul perubahan fungsi keanggotaan kecil sehingga dapat
KNIP, dari lembaga pembantu presiden bergerak lebih dinamis dan efektif10. BP
(eksekutif) menbagjadi lembaga KNIP direncanakan akan melakukan
perwakilan rakyat (legislatif)4. sidang sekurang-kurangnya setahun
Pada saat pembentukannya sekali11.
tanggal 29 Agustus 1945, KNIP Usul pembentukan BP KNIP
berfungsi sebagai lembaga pembantu disetujui pula oleh sidang pleno KNIP
presiden RI sesuai dengan isi pasal IV dan pemerintah, maka pada tanggal 16
Aturan Peralihan UUD 1945 yang Oktober dikeluarkan maklumat
berbunyi sebagai berikut: pemerintah oleh Wapres Moh. Hatta
“sebelum Majelis atas nama Presiden Soekarno, dikenal
Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, dan
Dewan Pertimbangan Agung 8
Sastrosatomo, Op. Cit., hlm. 62-63, Amir Sjarifuddin
dibentuk menurut UUD ini, segala adalah tokoh gerakan bawah tanah pada era pendudukan
kekuasaannya dijalankan oleh Jepang. Tahun 1943 Amir Sjarifuddin ditangkap tentara
presiden dengan bantuan sebuah Jepang dan dijatuhi hukuman mati, namun berkat
campur tangan Soekarno dan Hatta (yang saat itu adalah
komite nasional”5. ketua dan wakil ketua Putera atau Pusat Tenaga Rakyat)
sehingga hukumannya diubah menjadi hukuman seumur
Usulan oleh petisi ini disetujui hidup; lihat juga \Anderson, Op. Cit., hlm. 58-60,
setelah proklamasi kemerdekaan, Amir Sjarifuddin
presiden maupun wakil presiden RI, memiliki hubungan baik dengan Sutan Sjahrir yang juga
sehingga pada tanggal 16 dan 17 Oktober adalah tokoh gerakan bawah tanah anti Jepang kendati
1945 dilaksanakan sidang pleno KNIP berasal dari kelompok yang berbeda. Kesan ini antara
lain dikemukakan oleh Soebadio Sastrosatomo yang
untuk membahas petisi tentang pernah jadi anggota gerakan bawah tanah kelompok
perubahan fungsi KNIP tersebut 6 . Sjahrir, lihat Sastrosatomo, Op. Cit. di bab I; Anderson,
Sidang pleno KNIP tersebut menyetujui Op. Cit., hlm. 113, pada pelantikan anggota-anggota
KNIP tanggal 29 Agustus 1945, Amir Sjarifuddin turut
usul perubahan fungsi KNIP menjadi dilantik sebagai anggota KNIP. Pada awal bulan
lembaga legislatif7. Pada sidang tersebut Desember 1945 Amir Sjarifuddin dan Sjahrir
Amir Sjarifuddin mengajukan usulan menggabungkan dua partai politik yang masing-masing
dipimpinnya, yaitu Parsi (Partai Sosialis Indonesia, yg
pembentukan badan pekerja bagi berdiri November 1945) dan Paras (Partai Rakyat
KNIP 8 . Alasan diajukannya usul Sosialis, juga berdiri November 1945), menjadi Partai
pembentukan BP KNIP tersebut karena Sosialis; riwayat singkat Amir Sjarifuddin dapat dilihat
dalam Abu Hanifah, “Revolusi Memakan Anaknya
situasi perjuangan saat itu mempersulit Sendiri: Tragedi Amir Sjarifuddin”, Manusia dalam
Kemelut Sejarah, eds. Taufik Abdullah, et. Al., (Jakarta,
1985), hlm. 189-218.
3
Soebadio Sastrosatomo, Perjuangan Revolusi, 9
Sastrosatomo, Op. Cit., hlm. 63.
(Jakarta, 1987). 10
Kahin, Op. Cit., hlm. 158, 174, 189, anggota KNIP
4
George McTurnan Kahin, Nasionalisme dan Revolusi meliputi pula mantan anggota PPKI, berasal dari
di Indonesia, terj. (Kuala Lumpur, 1980), hlm. 189. berbagai daerah di Indonesia. Misalnya: Dr. G.S.S.J.
5 Ratu Langie dari Sulawesi, A.A. Hamidhan dari
Ibid.
Kalimantan, Mr. J. Latuharhary dari Maluku, dan juga
6
Ibid. ada dari Sumatera dan Nusa Tengara.
7 11
Ibid. Ibid., hlm 21.

Jurnal Sejarah Lontar 19 Vol. 6 No. 2 Juli - Desember 2009


sebagai Maklumat no. X, isinya di wakil ketua BP-KNIP (saat itu mereka
antaranya sebagai berikut: juga me njabat ketua dan wakil ketua
“Sesudah mendengar KNIP)13.
pembitjaraan oleh Komite Perubahan fungsi KNIP dapat
Nasional Pusat tentang usul dilihat sebagai gambarannya adanya
supaja sebelum Madjelis ketidakpuasan di dalam negeri.
Permusjawaratan Rakjat dan
Ketidakpuasan ini telah tampak sejak
Dewan Perwakilan Rakjat
minggu-minggu pertama sejak
dibentuk kekuasaannja jang
hingga sekarang didjalankan oleh proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Presiden dengan bantuan sebuah Sikap ini diperlihatkan para pemuda di
Komite Nasional Pusat menurut Jakarta yang menganggap pemerintah
pasal IV Aturan Peralihan dari kurang bertindak tegas dalam
Undang-Undang Dasar hendaknja melakukan pengambilalihan kekuasaan
dikerjakan oleh Komite Nasional dari tentara pendudukan Jepang 14.
Pusat dan supaja pekerjaan Komite Sehingga sering para pemuda
Nasional Pusat itu sehari-harinja mengambil inisiatif dalam bertindak, di
berhubungan dengan gentingnya antaranya dengan mendirikan Komite
keadaan, didjalankan oleh sebuah
Van Aksi pada bulan September 194515.
badan bernama Dewan Pekerdja
Sebagai wadah berbagai organisasi
jang bertanggung djawab kepada
perjuangan pemuda di Jakarta, Komite
Komite Nasional Pusat.
Menimbang: Bahwa didalam Van Aksi bertujuan untuk
keadaan jang genting ini perlu ada mengkoordinasikan tindakan dalam
Badan jang ikut bertanggug berhadapan dengan pihak tentara
djawab tentang nasib bangsa Jepang, hal ini tercermin dalam
Indonesia, disebelah pemerintah; manifesto mereka sebagai berikut:
menimbang selandjutnya bahwa
usul tadi berdasarkan paham
12
kedaulatan rakjat. Teks ini dikutip dari Koesnodiprodjo, Himpunan
Undang2, Peraturan2, Penetapan2 Pemerintah Republik
Memutuskan: “Bahwa Komite Indonesia Tahun 1945, (Jakarta, 1951) . hlm. 35;
Nasional Pusat sebelum terbentuk Anderson, Op. Cit., hlm. 201-202, mengutip Abdul
Madjelis Permusjawaratan Rakjat Gaffar Pringgodigdo, Perubahan Kabinet Presidensil
dan Dewan Perwakilan Rakjat, menjadi Parlementer, (Yogyakarta, 1955), hlm. 32,
menyebutkan bahwa nomor “X” pada maklumat
diserahi kekuasaan legislatif dan tersebut tidak dimaksudkan sebagai angka Romawi,
ikut menetapkan garis-garis besar menurut A.G. Pringgodigdo selaku sekretaris negara
dari pada haluan negara, serta pada saat itu, ketika maklumat tersebut akan
menyetudjui bahwa pekerdjaan ditandatangani oleh Wapres Hatta, ia lupa membawa
Komite Nasional Pusat sehari-hari arsip-arsipnya sehingga tidak dapat memberikan nomor
yang benar pada maklumat pemerintah tersebut. Maka
berhubung dengan gentingnja diputuskan untuk membuat tanda seadanya dengan
keadaan, didjalankan oleh sebuah huruf X bagi angka yang belum diketahui.
Badan Pekerdja jang dipilih 13
Kahin, Op.Cit., hlm. 190, Sjahrir dan Amir Sjarifuddin
diantara mereka dan jang bersedia menerima penunjukan tersebut bila diberi hak
bertanggung djawab kepada memilih siapa saja yang menjadi anggota KNIP,
Komite Nasional Pusat”12. 14
Anderson Op. Cit., hlm. 195-198, Anderson
mengemukakan bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi
Sidang pleno KNIP tanggal 17 di Jakarta setelah Jepang menyerah memang tidak
sedramatis sebagaimana terjadi di daerah-daerah lain,
Oktober 1945 menunjuk Sjahrir dan seperti Bandung dan Semarang, maupun Surabaya. Di
Amir Sjarifuddin sebagai ketua dan daerah-daerah tersebut pemindahan kekuasaan dari
tangan tentara Jepang ke pihak Indonesia berlangsung

Jurnal Sejarah Lontar 20 Vol. 6 No. 2 Juli - Desember 2009


1. Negara kesatuan Republik RI di Jakarta, dalam konteks
Indonesia telah berdiri pada menghadapi masa transisi kekuasaan
tanggal 17-8-1945 dan dari tentara Jepang. Sikap berbeda
rakyat telah merdeka, bebas pimpinan nasional di Jakarta ini
dari pemerintahan bangsa tercermin pada susunan kabinet
asing. pertama RI. Susunan kabinet ini
2. Semua kekuasaan harus di sebagian besar terdiri dari para mantan
tangan negara dan bangsa pejabat era pemerintah militer
Indonesia. Jepang 17 . Wakil Presiden Hatta
3. Jepang sudah kalah, dan mengemukakan alasan pemerintah
tidak ada hak untuk tentang susunan kabinet demikian,
menjalankan kekuasaan lagi adalah karena para mantan pejabat era
di atas bumi Indonesia. pemerintahan militer Jepang tersebut
4. Rakyat Indonesia harus telah memiliki pengalaman dalam
merebut senjata dari tangan administrasi, di samping itu kesetiaan
Jepang. mereka pa RI tidak perlu diragukan
5. Segala perusahaan (kantor- karena dalam pelantikan kabinet telah
kantor, pabrik, tambang dan diambil sumpah kesetiaan mereka pada
lain-lain), harus direbut dan republik18. Para pimpinan pemerintahan
dikuasai rakyat Indonesia RI di pusat memang mengupayakan
(terutama oleh kaum buruh) pengalihan administrasi pemerintahan
dari tangan tentara Jepang16. dari tentara pendudukan Jepang
sedapat mungkin dilakukan dengan
Sikap konfrontatif yang tidak melalui konflik berdarah19. Ini
diperlihatkan pemuda memang berbeda dilakukan agar supaya administrasi
dengan pendekatan moderat yang pemerintahan tersebut tidak
diperlihatkan para pimpinan pemerintah menimbulkan kemacetan dalam
pelaksanaan pemerintahan sehari-hari.
secara dramatis melalui berbagai peristiwa perebutan Karena kekacauan pelaksanaan
senjata, sarana umum, maupun pemerintahan oleh pemerintahan dikhawatirkan akan
rakyat dengan dipelopori para pemuda. Para pemuda
merasa kecewa terhadap pemerintah pusat di Jakarta mengundang masalah bagi RI dalam
yang dianggap tidak tanggap terhadap semangat rakyat upayanya menarik kerjasama dengan
maupun berbagai pergolakan yang terjadi di berbagai pihak Sekutu bila kelak mereka
daerah, serta kurang tegas dalam memperlihatkan sikap
anti Jepang. Pada sisi lain, Anderson juga mendarat di Indonesia20.
mengetengahkan fakta bahwa pendaratan tentara Sekutu
secara besar-besaran pertamakali dilakukan di Jakarta,
dan juga tingkat kesadaran politik para tokoh politik
dan pimpinan nasional di Jakarta lebih tinggi di 17
Anderson , Op. Cit. hlm. 134-135.
bandingkan mereka yang berada di daerah. Kenyataan
18
tersebut menyebabkan berbagai peristiwa di Jakarta Ibid
pasca proklamasi kemerdekaan lebih ditandai untuk 19
Malik, Op. Cit. hlm. 76, Presiden Soekarno pada
bersikap secara hati-hati, misalnya para pimpinan
pidato pelantikan KNIP tanggal 29 Agustus 1945
nasional tidak bersikap gegabah dalam menyikapi
mengemukkan adanya kesepakatan antara pihak RI
tentara Jepang karena selain masih kuat kedudukannya
dengan tentara Jepang melalui perstujuan yang disebut
mereka pun telah mendapat perintah Sekutu untuk
gentelement agreement, berisi kesediaan oleh dua pihak
menjaga ketertiban.
tersebut melaksanakan ketertiban serta pemindahan
15
Adam Malik, Riwayat Proklamasi Agustus 1945, administrasi pemerintahan secara damai dari tangan
(Jakarta: 1975), hlm. 88. tentara Jepang kepada pemerintah RI di Jakarta.
16 20
Ibid. hlm. 88-89. Anderson, Op. Cit. hlm. 135.

Jurnal Sejarah Lontar 21 Vol. 6 No. 2 Juli - Desember 2009


Selain susunan kabinet pertama Sakirman, serta Supeno, terdapat
RI yang sering dianggap sebagai warisan kekhawatiran bahwa kekuasaan tunggal
pemerintah militer Jepang, maka di tangan presiden (tanpa disertai
ketiadaan lembaga parlemen juga kekuasaan lembaga parlemen) akan
menjadi sasara ketidakpuasan di dalam menjerumuskan RI ke pemerintahan
negeri. Kedua hal tersebut selain diktator22.
dianggap sebagai gambaran Tampilnya Sjahrir dan Amir
ketidaktegasan sikap pemerintah pusat, Sjarifuddin oleh KNIP dianggap tepat,
juga dianggap sebagai faktor yang dapat karena mereka dipandang memiliki
memperlemah kedudukan RI di mata reputasi yang sesuai dengan situasi
dunia. Sehingga muncul tuntutan perjuangan saat itu. Hal ini dilatari oleh
perubahan susunan pemerintahan RI peranan mereka dalam gerakan bawah
terutama oleh kalangan pemuda. tanah anti pemerintah militer Jepang
Tuntutan ini dikemukakan secara pada era pendudukan Indonesia oleh
terbuka di antaranya oleh Soekarni, tentara Jepang23.
seorang anggota KNIP dari kalangan Perkembangan politik berupa
pemuda. Pada sidang pleno KNIP yang tututan perubahan susunan
membahas perubahan fungsi KNIP pemerintahan RI memang sesuai
tanggal 17 Oktober 1945, pernyataan dengan pandangan Sjahrir mengenai
Soekarni terwakili dalam kutipan perlunya tindakan untuk memperkuat
sebagai berikut: kepemimpinan naional Indonesia.
“dalam menjelaskan mosinya, Soebadio Sastrosatomo sebagai orang
Soekarni mengemoekakan bahwa yang pernah dekat dengan Sjahrir pada
beleid pimpinan tidak sesoeai era pendudukan tentara Jepang,
dengan toentoetan saat segenting mengemukakan bahwa kesediaan
sekarang dan tidak tjotjok dengan
Sjahrir memenuhi desakan beberapa
semangat perdjoangan rakjat jang
anggota KNIP untuk memperkuat
menggelora memoentjak,
sekarang jang ringkasnja kepemimpinan KNIP dilatari oleh
menoentoet “Rakjat tuntutan perubahan susunan
Revoloesioner”. Soeara oentoek pemerintahan dan reputasi Sjahrir di
membaharoei pimpinan ini masa lalu24. Menurut Soebadio, sebelum
mendapat samboetan dari terjadi perubahan penting dalam KNIP,
beberapa hadirin, dengan tegas2. Sjahrir pernah mengemukakan
Diantaranja banjak dikemoekakan pendapatnya mengenai perlu
bahwa jang perloe disaat jang diperkuatnya posisi kepemimpinan RI
penting ini jalah tindakan2 jang dalam menghadapi situasi internasional
real dan tepat jang melaksanakan
pasca perang khususnya menghadapi
respect lain orang terhadap
sikap Sekutu25. Sjahrir tidak meragukan
Repoeblik Indonesia”21.
reputasi kepemimpinan Soekarno dan
Hatta di dalam negeri yang memperoleh
Di kalangan anggota KNIP lain
yang juga mendukung tuntutan
perubahan fungsi KNIP, seperti Sarmidi 22
Kahin, Op. Cit. hlm. 188.
Mangunsarkoro beserta istrinya, 23
Anderson , Op. Cit. hlm. 216-217.
24
Sastrosatomo, Op. Cit. hlm. 58-59.
21 25
Merdeka, 19 Oktober 1945. Ibid.

Jurnal Sejarah Lontar 22 Vol. 6 No. 2 Juli - Desember 2009


dukungan luas, namun di mata Sekutu terhadap bangsa kulit putih, orang
posisi mereka kurang menguntungkan Cina, pangreh praja dan
karena dianggap pernah bekerjasama selanjutnya tidak dapat kita
dengan tentara pendudukan Jepang26. mungkiri bahwa propaganda dan
agitasi Jepang itu banyak
Susunan kabinet pertama RI terdiri dari
pengaruhnya dan berhasil juga
mereka yang pernah menduduki
baginya… Dibentuknya Angkatan
jabatan-jabatan penting pada masa Muda untuk memperhebat agitasi
pendudukan Jepang, mempersulit posisi kebangsaan, supaya dapat
Indonesia dalam mengawali langkah- menghindarkan bahaya sosial
langkah perjuangan diplomasi27. yang mengancamnya. Agitasi
Setelah pengangkatannya sebagai kebangsaan itu memang
ketua KNIP, Sjahrir secara terbuka memuaskan untuk pemuda-
menyampaikan gagasannya tentang pemuda serta kaum terpelajar kita
situasi perjuangan saat itu melalui yang berada di dalam kegelisahan
sebuah buku kecil berjudul dan kebimbangan…meskipun
kerapkali pada lahirnya umum
Perdjoangan Kita. Buku ini diterbitkan
pemuda kita membenci Jepang.
pertama kali oleh Kementerian
Dengan tidak sadar biasanya
Penerangan RI tanggal 10 November jiwanya terpengaruh juga oleh
194528. Hal utama yang digarisbawahi propaganda Jepang itu dan
dalam buku tersebut adalah perlunya tingkah lakunya, hingga cara ia
perjuangan rakyat Indonesia berpikir adalah kerapkali
dibersihkan dari pengaruh yang menyontoh nyontoh Jepang.
diakibatkan pendudukan tentara Kegiatan jiwanya terutama
Jepang, karena hal ini akan merugikan terlihat sebagai kebencian kepada
citra Indonesia di mata dunia. Pengaruh bangsa-bangsa asing, yaitu
pendudukan militer Jepang di Indonesia sebenarnya yang ditunjukkan oleh
Jepang untuk dimusuhi, bangsa
yang dikecamnya di antaranya adalah
Sekutu, bangsa Belanda, bangsa
indoktrinasi terhadap para pemuda
Indo (bangsa kita sendiri), Ambon,
melalui berbagai pendidikan dan latihan Manado, kedua-duanya bangsa
miiter oleh Jepang, yang menanamkan kita sendiri…Mereka terus di
rasa kebangsaan yang sempit dengan dalam kebimbangan, meskipun
menekankan sikap anti Barat termasuk semangatnya meluap-luap,
anti Amerika maupun Inggris, serta mereka belum mempunyai
mengutamakan kekerasan dalam pengertian tentang kemungkinan
bertindak: serta kedudukan perjuangann
“kebencian yang tambah lama yang diperjuangkannya sehingga
tambah besar terhadap Jepang pandangannya tidak dapat jauh.
diputarkan oleh Jepang dengan Obat untuk kebimbangan itu
agitasi dan propagandanya umumnya dicari dengan
perbuatan yang terus menerus,
sehingga perbuatan dijadikan
madat jiwa. Bagi bangsa kita,
26
Ibid.
27
Anderson , Op. Cit. hlm. 133-135, kabinet pertama RI mabuk perbuatan pemuda-
dibentuk tanggal 4 September 1945. Dari ke 14 menteri pemuda kita ini, sebenarnya suatu
di dalamnya, hanya Amir Sjarifuddin yang bukan bekas
keuntungan yang besar
pejabat pada masa pendudukan tentara Jepang di
Indonesia. benar….yang menjadi pendorong
28
keras bagi perjuangan kita pada
Ibid.

Jurnal Sejarah Lontar 23 Vol. 6 No. 2 Juli - Desember 2009


permulaannya, akan tetapi tentu dikehendaki atau dikuasai oleh
pula perbuatan yang sebenarnya orang yang membuat agitasi.
tidak berpengertian ini, banyak Pembunuhan bangsa asing serta
yang salah tubruk, sehingga perampokan yang jika kita tilik
merugikan perjuangan kita. keadaan rakyat dapat kita
Demikian umpamanya hasutan mengerti, tidak urung pula
dan perbuatan-perbuatan menyatakan kelemahan
terhadap bangsa-bangsa asing, pemerintah Republik Indonesia
yang melemahkan kedudukan yang belum dapat merasakan
perjuangan kita di dalam dirinya sebagai pemerintah yang
pandangan dunia dipandang dan dihormati oleh
ineternasional”29. rakyatnya31.

Pengaruh buruk lain dari Berkenaan dengan situasi


pendudukan militer Jepang yang perjuangan yang tengah dihadapi,
disoroti Sjahrir dalam Perdjoangan Kita Sjahrir menekankan perlunya susunan
adalah tentang kabinet pertama RI, pemerintahan yang lebih demokratis,
yang terdiri dari orang-orang yang dalam arti dengan memperluas atau
pernah bekerjasama dengan tentara memasukkan peranan rakyat lebih
pendudukan Jepang30. Hal ini dianggap besar dalam kehidupan bernegara,
Sjahrir sebagai penyebab sikap ragu- dalam kaitan ini perubahan dalam KNIP
ragu pemerintah dalam menghadapi dapat dianggap sebagai bagian dari arah
situasi perjuangan saat itu, terutama tujuan yang dimaksud 32 . Susunan
setelah kontrol tentara Jepang melemah pemerintah yang kuat dan demokratis
karena kalah perang: serta bersih dari pengaruh Jepang, akan
“…oleh karena itu maka sesudah memperkuat kedudukan negara RI di
kekuasaan Jepang menjadi lemah mata dunia sehingga memperbesar
dan runtuh serta belum kepercayaan dunia bahwa Indonesia
tergantikan oleh kekuasaan militer sanggup mengatur dirinya sendiri 33.
Sekutu, tidak pula negara Republik Khusus tentang kedudukan Indonesia di
Indonesia dapat mendirikan
mata dunia, Sjahrir mengemukakan
kekuasaan bangsa kita sendiri
bahwa kita perlu memperhitungkan
sehingga berupa negeri dan
bangsa yang tidak berpemerintah, situasi internasional pasca Perang Dunia
sedangkan rakyat yang gelisah II. Berakhirnya perang dengan
belum mendapat didikan dan kemenangan di tangan Sekutu,
belum mempunyai pengetahuan menempatkan Indonesia dalam keadan
tentang menyelesaikan soal yang digambarkan Sjahrir sebagai
kemasyarakatannya berhubung berikut:
dengan pemerintahan. Maka “letak Indonesia di dalam
timbullah kekacauan yang lingkungan daerah pengaruh
menjalar terus; da dalam keadaan kapitalisme imperialisme Inggris-
begini agitasi kebangsaan Amerika. Nasib Indonesia
berakibat rupa-rupa yang tiada tergantung dari pada nasib

31
29
Ibid.
Sutan Sjahrir, Perjuangan Kita., (Banda Neira, 1988),
32
hlm. 7-8. Ibid. hlm. 8.
30 33
Ibid. hlm. 10. Ibid

Jurnal Sejarah Lontar 24 Vol. 6 No. 2 Juli - Desember 2009


kapitalisme imperialisme Inggris- Sjahrir menganggap Manifesto Politik RI
Amerika…Sebenarnya Belanda sebagai pedoman politik bagi
berada di negara kita ini tidak lagi pemerintah RI, sedangkan buku
atas kekuatan sendiri, akan terapi Perdjoangan Kita dimaksudkan sebagai
atas karunia Inggris serta
pedoman perjuangan bagi rakyat.
tergantung semata-mata dari
Manifesto Politik RI dan Perdjoangan
politik Inggris. Perubahan yang
besar terhadap daerah kita terjadi Kita bermuara pada tujuan utuk
dengan pengusiran kekuasaan memperkuat posisi RI sebagai negara
Belanda oleh militer Jepang. Oleh yang merdeka, baik keluar maupun ke
karena Jepang kalah, ia untuk dalam, dan hal ini penting untuk
sementara akan hilang dari alam memulai langkah perjuangan diplomasi.
politik Asia Tenggara ini, akan
tetapi sebaliknya boleh dikatakan Konteks Perubahan Susunan
segala kedudukan Jepang itu akan Pemerintahan RI dan Upaya
jatuh ke tangan Amerika Serikat Perjuangan Diplomasi
yang sekarang telah menjadi
Sementara itu hingga bulan
kekuatan pasifik yang jauh
November 1945, upaya pelaksanaan
terbesar”34.
perundingan antara RI dengan Belanda
Seharusnya situasi internasional selalu menemui jalan buntu. Hal ini tidak
saat itu dapat dimanfaatkan oleh dapat dilepaskan dari sikap keras kepala
Indonesia, di antaranya dengan menarik Belanda maupun keengganan Inggris
pihak Sekutu agar menjadi penengah yang melihat kabinet pemerintah RI
dalam berhadapan dengan Belanda yang terdiri dari para kolaborator Jepang,
berambisi menjajah kembali Indonesia, namun demikian hal ini adalah cerminan
bila ini berhasil akan memperkuat dari kerawanan posisi pemerintah RI di
kepercayaan dunia pada kemampuan mata Sekutu sebagai warisan tentara
Indonesia untuk berdaulat35. pendudukan Jepang.
Manifesto Politik Republik Sikap Inggris mengenai posisi
Indonesia yang diumumkan kemudian pemerintah RI pada awal kehadirannya
oleh pemerintah pada tanggal 1 di Indonesia adalah tidak
November 1945, adalah produk KNIP menguntungkan karena dianggap
di bawah kepemimpinan Sjahrir. Sebagai memiliki keterkaitan dengan mikiter
haluan politik negara, Manifesto Politik Jepang. Opini ini dikemukakan oleh
Republik Indonesia adalah pernyataan Dening, penasehat politik Laksamana
sikap Indonesia terhadap situasi dunia, Mountbatten (Panglima SEAC), pada
ancaman Belanda, serta kedudukan RI Presiden Soekarno dalam pertemuan
sebagai perwujudan hak bangsa antara pihak Inggris dan sejumlah
Indonesia untuk menentukan nasibnya pemimpin RI tanggal 23 Oktober 1945
sendiri dan negara yang demokratis36. di Jakarta37. Dening menekankan sikap
Inggris yang menganggap keberadaan
RI terwujud karena Jepang tidak
34
menentangnya38. Dengan kata Inggris
Ibid. hlm. 16.
35
Sastrosatomo, Op. Cit. hlm. 59.
37
36
Oey Hong Lee, War and Diplomacy in Indonesia
Soebadio Sastrosatomo, “Sjahrir: Suatu Perspektif
1945-1950, (North Queensland, 1981), hlm. 39.
Manusia dan Sejarah”, Mengenang Sjahrir, ed. Rosihan
38
Anwar, (Jakarta, 1980), hlm. xi-xxxvi. Ibid.

Jurnal Sejarah Lontar 25 Vol. 6 No. 2 Juli - Desember 2009


menganggap negara RI tidak sah karena Permusyawaratan Rakyat, dan majelis
direncanakan pada masa pendudukan ini akan bersidang untuk membentuk
Jepang, terlebih RI dianggap memiliki UUD. Tangga; 3 November 1945
kekuatan militer yang dilatih oleh pemerintah RI menerbitkan maklumat
tentara Jepang. Pada bagian akhir pemerintah mengenai pendirian partai-
pernyataan pemerintahnya, Dening partai politik:
mengemukakan bahwa Inggris tetap “berhubung dengan usul Badan
mengakui Belanda sebagai otoritas yang Pekerdja Komite Nasional Pusat
berdaulat atas wilayah Indonesia, kepada Pemerintah, supaja
namun dikemukakan pula bahwa masa diberikan kesempatan kepada
Rakjat seluas-luasnya untuk
depan selanjutnya Indonesia adalah
mendirikan partij-partij politik,
tergantung pada rakyat Indonesia dan
dengan restriksi, bahwa partij-
Belanda, sedangkan Inggris enggan partij politik itu hendaknja
untuk terlibat39. Sikap Inggris tersebut memperkuat perdjuangan kita
adalah peluang bagi Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan
mempersulit posisi RI di hadapan dan mendjamin keamanan
Sekutu dan dunia, terutama dengan masjarakat, Pemerintah
menggunakan tuduhan bahwa RI adalah menegaskan pendiriannja jang
ciptaan Jepang dan layak dilenyapkan. telah diambil beberapa waktu jang
lalu bahwa:
Perubahan Susunan Pemerintah 1. Pemerintah menjukai
Tanggal 30 Oktober 1945, melalui timbulnja partij-partij politik
karena dengan adanja partij-
BP-KNIP Sjahrir mengusulkan agar
partij itulah dapat dipimpin
Indonesia memberlakukan sistem multi
kedjalan jang teratur segala
partai. Alasan pengusulan ini adalah aliran paham jang ada
agar berbagai aliran politik yang ada dalam masjarakat.
dalam masyarakat dapat diwakili untuk 2. Pemerintah berharap supaja
memperkuat perjuangan40. Usulan ini partij-partij politik itu telah
pun dapat dilihat sebagai kelanjutan tersusun, sebelumnja
upaya agar susunan negara RI dampak dilangsungkan pemilihan
lebih demokratis di mata dunia 41 . anggauta Badan-Badan
Berdasarkan usul dari BP-KNIP Perwakilan Rakjat pada
tersebut Presiden Soekarno bulan Djanuari 1946"43.
menyetujuinya dengan menganggap hal
tersebut sebagai langkah persiapan bagi Untuk mempertegas perubahan
rencana penyelenggaraan pemilu sesuai susunan pemerintah, pada tanggal 1
Pasal II Aturan Tambahan UUD 194542. November 1945 Sjahrir mengajukan
Aturan ini berkenaan dengan usul pada Presiden Soekarno mengenai
pembentukan Majelis peralihan tanggung jawab menteri ka
binet, dari bertanggung jawab pada
presiden menjadi pada lembaga
39
Ibid.
legislatif44. Usul ini pun disetujui oleh
40
Kahin, Op.Cit., hlm 192.
41
Sastrosatomo,Sjahrir, et. al. xxxi.
43
42
Usman Raliby, Documenta Historica, (Jakarta, 1953),
Kahin, Op.Cit., hlm 192, tetapi karena situasi
hlm. 529.
perjuangan pada saat itu maka pemilu belum dapat
44
dilaksanakan. Anderson , Op. Cit. hlm. 206.

Jurnal Sejarah Lontar 26 Vol. 6 No. 2 Juli - Desember 2009


Presiden Soekarno, dan persetujuan ini pemerintah pendudukan Jepang
diumumkan oleh BP-KNIP pada tanggal disingkirkan dari kabinet46.
11 November 1945. Pada pengumuman Pimpinan nasional di pusat
oleh BP-KNIP itu pun dikemukakan pemerintahan, baik Presiden Soekarno
persetujuan presiden RI untuk maupun Wapres Hatta, memandang
menunjuk Sjahrir sebagai formatur positif perubahan susunan pemerintaha
kabinet, dengan kata lain sebagai yang digagas oleh Sjahrir. Mereka
perdana menteri nyang mengepalai menganggap perubahan susunan
kabinet pemerintah45. pemerintahan tersebut sebagai cara
Pada tanggal 14 November 1945, untuk memperkuat posisi RI, terutama
Kabinet Sjahrir diumumkan. Kecuali dalam berhadapan dengan Sekutu
Amir Sjarifuddin yang tetap maupun upaya diplomasi oleh RI.
dipertahankan kedudukannya dalam Segera setelah pembentukannya,
kabinet, maka seluruh menteri pada pada tanggal 17 November 1945,
kabinet Presiden Soekarno sebelumnya Kabinet Perdana Menteri Sjahrir
mengalami pergantian. Hal yang mengeluarkan maklumat yang di
menonjol dari ke 15 menteri dalam antaranya mengetengahkan sikap
Kabinet Sjahrir I tersebut, sebagian pemerintah untuk tidak bergeser dari
besar pernah menjadi pegawai pada Manifesto Politik tanggal 1 November
pemerintah Hindia Belanda, sebaliknya 1945 47 . Khusus mengenai usaha
mereka yang pernah bekerja pada pelaksanaan strategi diplomasi, pada
maklumat Kabinet Sjahrir tersebut
dikemukakan bahwa jalan perundingan
45
Ibid. hlm. 206-207, perubahan pemerintahan tersebut sebagai alternatif perjuangan akan tetap
bukannya tidak mendapat kecaman di dalam negeri,
seperti yang dikemukakan oleh Menteri Penerangan Ali
dilakukan. Berikut ini adalah sebagian
Sastroamidjojo bahwa perubahan tersebut tidak sesuai dari isi maklumat tersebut:
dengan isi UUD 1945, lihat dalam: Ali Sastroamidjojo, “di dalam penyempurnaan
Tonggak-Tonggak di Perjalananku, (Jakarta, 1974), susunan negara Indonesia, maka
hlm. 186-187; kecaman terhadap peralihan tanggung
jawab kabinet menteri kepada parlemen dianggap tidak
akan diperhatikan sepenuh-
sesuaoi dengan pasal 17 UUD 1945 mengenai penuhnya kepentingan asing serta
kedudukan kabinet menteri yang seharusnya kedudukan penduduk asing di
bertanggung jawab pada presiden. Namun perubahan itu dalam negara Indonesia. Di dalam
dianggap mungkin karena lembaga pemerintahan yang
usaha demikian, maka tidak dapat
ada dianggap bersifat sementara hingga pelaksanaan
pemilu bulan Januari 1945, lihat Sastrosatomo, ditempuh satu macam jalan saja,
Perjuangan Revolusi, hlm. 61., para pendukung Sjahrir melainkan segala macam usaha
telah memperhitungkan perubahan sistem kabinet mesti dicoba. Juga dengan jalan
presidentil ke parlementer, yang dilakukan untuk melangsungkan perundingan-
memunculkan Sjahrir ke pimpinan pemerintahan dengan
tanpa menggeser Soekarno maupun Hatta. Tentang
perundingan, dan yang
perubahan susunan pemerintahan yang tidak sesuai berkepentingan akan turut
dengan UUD 1945, mereka menggunakan pasal 37 diperhatikan dengan sekali-kali
UUD 1945 yang berbunyi: bahwa untuk mengubah tidak mengurangi kedaulatan
UUD 1945 sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
MPR harus hadir (pasal 1); putusan diambil dengan
negara”48.
persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
yang hadir (pasal 2); Ibid., karena itu para pendukung
Sjahrir mengusahakan perubahan fungsi KNIP sebagai
46
lembaga legislatif dengan perhitungan bahwa mereka Ibid. hlm. 98.
akan mendapat dukungan dari KNIP untuk langkah- 47
Sastrosatomo, Perjuangan Revolusi, hlm. 177.
langkah selanjutnya, terutama dalam rangka membentuk
48
kabinet yang bertanggung jawab pada parlemen. Ibid.

Jurnal Sejarah Lontar 27 Vol. 6 No. 2 Juli - Desember 2009


Pada hari yang sama dengan Raliby, Usman. Documenta Historica.
pengumuman maklumat pertama Jakarta: Bulan Bintang, 1953.
Kabinet Sjahrir, selaku perdana menteri, Sastroamidjojo, Ali. Tonggak-
Sjahrir menghadiri pertemuan dengan Tonggak di Perjalananku.
perwakilan dari Inggris dan Belanda atas Jakarta: PT. Kinta, 1974.
prakarsa Let. Jend. Sir Philip Sastrosatomo, Soebadio. Perjuangan
Christison49. Sebelumnya Van Mook, Revolusi. Jakarta: Sinar
reperentasi Belanda dalam pertemuan Harapan, 1987.
tersebut, telah menyampaikan pada Sjahrir, Sutan. Perjuangan Kita. Banda
Logemann (menteri urusan jajahan Naira: Rumah Sjahrir, 1988.
Belanda) bahwa perundingan dg
Indonesia dapat dilakukan melalui
Sjahrir karena bukan kolaborator
Jepang. Pertemuan ini menjadi titik
awal proses perundingan berikutnya
yang mewarnai seluruh periode
perjuangan kemerdekaan RI.

Daftar Pustaka

Surat Kabar
Merdeka, Juli 1945 – November 1946.

Buku
Abdullah, Taufik., et. al., eds. Manusia
dalam Kemelut Sejarah. Jakarta:
LP3ES, 1988.
Agung, Ide Anak Agung Gde. Twenty
Years Indonesian Foreign Policy
1945-1965. Paris: Mouton and
Co., 1973.
Anderson, Ben. Revoloesi Pemoeda:
Pendudukan Jepang dan
Perlawanan di Jawa 1944-1946.
Jakartra: Sinar Harapan, 1988.
Anwar, Rosihan, et. al., eds.
Mengenang Sjahrir. Jakarta:
Gramedia, 1980.
Oey Hong Lee. War and Diplomacy in
Indo nesia 1945-1950. North
Queensland: James Cook
University Press, 1981.

49
Ide Anak Agung Gde Agung, Dari Negara Indonesia
Timur ke Negara Indonesia Serikat, (Yogyakarta,
1985), hlm. 14.

Jurnal Sejarah Lontar 28 Vol. 6 No. 2 Juli - Desember 2009

Anda mungkin juga menyukai